Anda di halaman 1dari 10

BUPATI FLORES TIMUR

RANCANGAN
PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR
NOMOR TAHUN 2014

TENTANG

ASPEK DAN INDIKATOR PENILAIAN, MEKANISME PENGUSULAN


SERTA PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN FLORES TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI FLORES TIMUR,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kepastian proses penegakan


Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009
tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan,
maka perlu merumuskan aspek dan indikator
penilaian, mekanisme pengusulan serta pemberian
penghargaan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Flores Timur;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Aspek dan Indikator Penilaian,
Mekanisme Pengusulan serta Pemberian Penghargaan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang menerima Tanda
Kehormatan Satyalancana Karya Satya di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Flores Timur;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar,
Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 94, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5023);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009
tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5115);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
10.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor Tahun 2012 Nomor 649);
11.Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 4
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Yang Menjadi
Kewenangan Kabupaten Flores Timur (Lembaran Daerah
Kabupaten Flores Timur Tahun 2008 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur
Nomor 0024);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ASPEK DAN INDIKATOR


PENILAIAN, MEKANISME PENGUSULAN SERTA
PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PEGAWAI NEGERI
SIPIL PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA
KARYA SATYA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
FLORES TIMUR

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Flores Timur.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Flores Timur.
3. Bupati adalah Bupati Flores Timur.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Organisasi Perangkat Daerah lingkup Pemerintah kabupaten Flores
Timur.
5. Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya yang selanjutnya
disingkat SLKS adalah penghargaan negara yang diberikan oleh
Presiden kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja dengan penuh
kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, negara dan pemerintah serta dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kecakapan dan disiplin secara terus-menerus
paling singkat 10 (sepuluh) tahun, 20 (dua puluh) tahun, atau 30 (tiga
puluh) tahun.
6. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Perundang-
Undangan di bidang Kepegawaian, yang bekerja pada Pemerintah
Daerah.
7. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Flores Timur.
8. Dewan Pertimbangan Kepegawaian yang selajutnya disingkat DPK
adalah Dewan Pertimbangan Kepegawaian Kabupaten Flores Timur.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud Peratuan Bupati ini adalah sebagai pedoman dalam melakukan
penilaian, pengusulan dan pemberian penghargaan kepada PNS yang
menerima SLKS.
Pasal 3
Tujuan Peraturan Bupati ini adalah:
1. Untuk memperjelas aspek dan indikator penilaian terhadap PNS yang
diusulkan untuk menerima SLKS.
2. Untuk memperjelas mekanisme pengusulan PNS yang akan menerima
SLKS yang dimulai dari tingkat SKPD/Kecamatan sampai pada
penyampaian usulan oleh Bupati kepada Gubernur Nusa Tenggara
Timur.
3. Untuk mengoptimalkan bentuk penghargaan riil dari Pemerintah Daerah
kepada PNS yang menerima SLKS.

BAB III
ASPEK DAN INDIKATOR PENILAIAN, MEKANISME PENGUSULAN
SERTA PEMBERIAN PENGHARGAAN
Pasal 4
1) Penilaian kepada PNS yang diusulkan untuk menerima SLKS dilakukan
terhadap :
a. Aspek kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Aspek pengabdian.
c. Aspek kejujuran.
d. Aspek kecakapan.
e. Aspek disiplin.
2) Aspek penilaian kepada PNS yang diusulkan untuk menerima SLKS
didasarkan pada indikator-indikator dengan persyaratan administrasi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 5
1) Mekanisme pengusulan PNS yang akan menerima SLKS terdiri dari :
a) Pengusulan oleh Pimpinan SKPD/Kecamatan.
b) Verifikasi berkas dan pengujian obyektifitas pengusulan oleh BKD.
c) Pembahasan usulan oleh DPK.
d) Penetapan usulan oleh Bupati.
e) Penyampaian penetapan usulan oleh Bupati kepada Gubernur
Nusa Tenggara Timur.
2) Mekanisme pengusulan PNS yang akan menerima SLKS dilakukan
menurut standar operasional prosedur sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
Pasal 6
1) Setiap PNS yang menerima SLKS dapat diberikan tambahan
penghargaan dalam bentuk sejumlah uang dengan besaran yang layak
oleh Pemerintah Daerah yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan
Daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Sejumlah uang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan diberikan sekaligus
kepada PNS pada saat menerima SLKS.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Flores
Timur.

Ditetapkan di Larantuka
pada tanggal 2014

BUPATI FLORES TIMUR,

YOSEPH LAGADONI HERIN

Diundangkan di Larantuka
pada tanggal 2014
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN FLORES TIMUR,

ANTON TONCE MATUTINA


BERITA DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2014 NOMOR .......

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR


NOMOR TAHUN 2013
TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENANGANAN ATAS PELANGGARAN DISIPLIN
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KABUPATEN
FLORES TIMUR

SOP PENANGANAN ATAS PELANGGARAN DISIPLIN PNSD


OLEH BUPATI SELAKU PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN DAERAH
Penjatuhan hukuman disiplin tingkat ringan, tingkat sedang maupun
tingkat berat wajib didahului dengan pemeriksaan terhadap PNSD yang
diduga melakukan pelanggaran disiplin meliputi:
1. Pemeriksaan awal pada SKPD terhadap PNSD yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin melalui tahapan:
a. Persiapan Pemeriksaan Awal.
1) Kepala SKPD mengeluarkan Surat Perintah untuk melakukan
pemeriksaan terhadap PNSD yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin dengan menugaskan Atasan langsung dari PNSD sebagai
Pemeriksa;
2) Kepala SKPD mengeluarkan Surat Panggilan Pemeriksaan kepada
PNSD yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, paling lambat
7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan;
3) Apabila pada tanggal yang telah ditentukan yang bersangkutan
tidak hadir, maka dilakukan Panggilan Pemeriksaan kedua paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya PNSD yang
bersangkutan diperiksa pada panggilan pertama; dan
4) Surat Perintah Untuk Melakukan Pemeriksaan dan Surat
Panggilan Pemeriksaan dibuat sesuai dengan format yang
tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
b. Pelaksanaan Pemeriksaan Awal.
1) Pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan
dalam Surat Panggilan Pemeriksaan dan dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan;
2) Apabila menurut hasil pemeriksaan, terdapat indikasi kuat bahwa
pelanggaran disiplin yang dilakukan mengarah pada penjatuhan
hukuman disiplin tingkat sedang dan tingkat berat yang menjadi
kewenangan Bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah,
maka pimpinan SKPD wajib melaporkannya kepada Bupati disertai
Berita Acara Pemeriksaan agar dapat diproses lebih lanjut;
3) Apabila pada tanggal pemeriksaan, PNSD yang bersangkutan tidak
menghadiri pemeriksaan tanpa alasan yang sah dan terdapat
indikasi kuat bahwa yang bersangkutan melakukan pelanggaran
disiplin yang mengarah pada penjatuhan hukuman disiplin tingkat
sedang dan tingkat berat yang menjadi kewenangan Bupati selaku
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah, maka Pimpinan SKPD
wajib melaporkannya kepada Bupati dengan menyertakan data-
data atau informasi pendukung agar dapat diproses lebih lanjut.

2. Pemeriksaan Lanjutan pada Inspektorat Kabupaten Flores Timur.


a. Inspektorat Kabupaten Flores Timur melakukan Pemeriksaan
Lanjutan berdasarkan disposisi Bupati selaku Pejabat Pembina
Kepegawaian Daerah dengan memperhatikan laporan hasil
pemeriksaan dari Kepala SKPD terhadap PNSD yang melakukan
pelanggaran disiplin, yang mengarah pada penjatuhan hukuman
disiplin tingkat sedang dan tingkat berat, yang menjadi kewenangan
Bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.
b. Inspektorat Kabupaten Flores Timur juga melakukan Pemeriksaan
Lanjutan berdasarkan disposisi Bupati selaku Pejabat Pembina
Kepegawaian Daerah dengan memperhatikan laporan tertulis dari
Kepala SKPD terhadap PNSD yang melakukan pelanggaran disiplin,
yang belum dapat dilakukan pemeriksaan awal pada SKPD yang
bersangkutan, yang terindikasi kuat mengarah pada penjatuhan
hukuman disiplin tingkat sedang dan tingkat berat, yang menjadi
kewenangan Bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.
c. Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Flores Timur dilaporkan
kepada Bupati yang berisi Rekomendasi Penjatuhan Hukuman
Disiplin berdasarkan ketentuan pertaturan.
3. Eksekusi disposisi atau Keputusan Bupati oleh Badan Kepegawaian
Daerah.
a. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Flores Timur menindaklanjuti
disposisi atau keputusan Bupati terhadap Rekomendasi Inspektorat
Kabupaten Flores Timur terkait penjatuhan hukuman disiplin bagi
PNSD yang melakukan pelanggaran disiplin sebagaimana tercantum
dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Flores
Timur.
b. Penjatuhan Hukuman Disiplin ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
c. Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin disampaikan secara tertutup
oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk kepada PNSD yang
bersangkutan, serta tembusannya disampaikan kepada Pimpinan
SKPD yang bersangkutan.
d. Penyampaian Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak Keputusan ditetapkan.
e. Dalam hal PNSD yang dijatuhi hukuman disiplin, tidak hadir pada saat
penyampaian Keputusan Penjatuhan Hukuman Disilin, maka
Keputusan tersebut dikirim kepada PNSD yang bersangkutan.
4. Upaya Administratif.
a. PNSD yang dijatuhi hukuman disiplin oleh Bupati berupa
Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri Sebagai
PNSD dan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai PNSD dapat
mengajukan upaya administratif berupa Banding Administratif kepada
Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) di Jakarta.
b. PNSD yang tidak mengajukan Banding Administratif maka
pembayaran gajinya dihentikan mulai bulan berikutnya sejak hari ke -
15 (Lima Belas) Keputusan Penjatuhan Hukuman disiplin diterima
oleh PNSD yang bersangkutan.

c. PNSD yang dijatuhi hukuman disiplin selain Pemberhentian Dengan


Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri Sebagai PNSD dan
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai PNSD, tidak dapat
mengajukan upaya administratif.
PELAKSANA
NO. AKTIVITAS Pers
1 2 3
Perle
1 2 3 4 5
1 Melapor adanya dugaan pelanggaran disiplin ke Atasan Atasan Staf Buk
pim. Langsung Atasan Pela
Langsung

2 Bedah kasus. Atasan Atasan Kepala Ps la


Langsung atasan SKPD kew
langsung buk
pela
3 Panggilan pelaku dengan surat panggilan. PSKPD Atasan Ps T
langsung peny
pela
da
N
4 Siapkan daftar materi pemerik saan & dokumen Atasan Pe
terkait. langsung Pem
/pmeriks
a

5 Pemeriksaan, pengenaan sanksi ringan, laporkan Atasan D


&/atau teruskan. langsung/ PP
pemeriksa Tah

1 2 3 4 5
6 Penyerahan kasus ke Inspektorat. Kepala Inspektur
SKPD

7 Pemeriksaan khusus dan post audit Inspektorat. Tim


pemeriksa
/P2UPD

8 Penyerahan LHP khusus atau post audit. Inspektu Bupati BKD


r

9 Perintah tindak lanjut rekomendasi pengenaan Bupati BKD PSKPD


sanksi.
10 Exekusi rekomendasi LHP dengan surat atau SK BKD Kepala
Bupati. SKPD
FLOWCHART
SOP PENANGANAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN PNSD

Exekusi BUPATI LHP


Rekomendasi

BKD Pimpinan
Inspektorat
SKPD

Atasan dr Atasan
Langsung
Sanksi Ringan
Atasan
Langsung

Dugaan

BUPATI FLORES TIMUR,

YOSEPH LAGADONI HERIN

Anda mungkin juga menyukai