Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SUGALI

NPM : 116160022

RESUME PERBANDINGAN HUKUM PIDANA


Dosen : Dr. Teddy Asmara, S.H., M.Hum.

A. Istilah dan Pengertian Perbandingan Hukum


Beberapa istilah perbandingan hukum yang lazim digunakan dalam kepustakaan ilmu
hukum antara lain adalah ;
- Comparative law
- Comparative jurisprudence
- Foreign law
- Droit compare
- Rechtgelijking atau reghtsleichung dan
- Vergleichende rechtslehre.
Black’s Law Dictionary mengartikan perbandingan hukum sebagai kajian persamaan
dan perbedaan antara sistem hukum yang berbeda yurisdiksinya, misalkan antara civil
law dan common law.
Perbandingan hukum sebagai metode penelitian dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan hukum tertentu;
Perbandingan hukum adalah teknik untuk menggarap unsur-unsur hukum asing yang
aktual dalam suatu masalah hukum.
Demikian juga Alan Watson yang menekankan perbandingan sebagai perangkat
metode serta tidak ada kaitannya dengan pembentukan suatu cabang hukum, bahwa
perbandingan hukum bebas dari implikasi peraturan hukum.
Jadi istilah yang tepat untuk mengartikan comparative law adalah perbandingan hukum,
yakni sebagai metode untuk meneliti; dua atau lebih sistem hukum atau peraturan
hukum yang menjadi objek kajiannya.

B. Perbandingan Hukum: Disiplin Ilmu atau Metode ?


Hingga dewasa ini tidak ada satu definisi tunggal mengenai perbandingan hukum dan
belum ada kesepakatan mengenai status akademiknya, terutama menyangkut
persoalan apakah perbandingan hukum itu sebagai bidang penelitian, disiplin ilmu,
atau hanya sebagai metode.

1
Pendapat-pendapat yang mengartikan perbandingan hukum sebagai suatu metode, dan
bukan merupakan cabang ilmu hukum antara lain adalah sebagai berikut;
- G. Guiten-Bourgois
- Peter de Cruz
- Sunaryati Hartono
- H.C. Gutteridge
- George Winterton
- Rene David dan John E. C. Brierley
Sedangkan mereka yang memahami perbandingan hukum sebagai suatu disiplin
keilmuan atau bukan hanya sekedar sebuah metode, yaitu sebagai berikut;
- J. Michael Rainner
- Essin Orucu
- Hessel E. Yntema
- Rodolfo Sacco
Pendapat-pendapat diatas, menunjukan bahwa ;
1. Perbandingan hukum bukan cabang hukum atau bukan sebagai perangkat
peraturan, sehingga penggunaan istilah hukum perbandingan untuk comparative
law, jelas tidak tepat.
2. Perbandingan hukum merupakan cabang ilmu hukum dalam arti sebagai disiplin
hukum yang khusus berfokus kepada beberapa sistem hukum yang menjadi objek
kajiannya; dan
3. Perbandingan sebagai suatu piranti metode penelitian, yang dalam konteks ini,
bisa digunakan oleh kajian-kajian disiplin hukum lainnya.
Perkembangan Perbandingan Hukum Sebagai Disiplin Ilmu
- Perkembangan Perbandingan Hukum sebagai ilmu relatif baru dimana istilah
comparative law atau droit compare baru dikenal dan diakui penggunaannya
yang dimulai di Eropa Daratan.
- Perkembangan pesat perbandingan hukum menjadi cabang khusus dalam studi
ilmu hukum yaitu pertengahan abad ke-18 yang dikenal sebagai era kodifikasi.
- Perkembangan pengakuan perbandingan hukum sebagai cabang ilmu hukum
mengalami kendala, antara lain disebabkan karena sejak lama ilmu hukum
ditujukan untuk menemukan asas-asas hukum yang adil,

2
- hukum yang sesuai dengan perintah Tuhan dan bersumber dari hukum alam
serta mencapai cita kelayakan dan sangat kurang memperhatikan hukum dalam
kenyataan atau penerapan hukum.
- Perkembangan pesat perbandingan hukum terjadi pada abad ke-20.
Perbandingan Hukum dalam Konteks Ilmu Hukum
- Dalam konteks ilmu hukum, maka kedudukan perbandingan hukum sebagai disiplin
hukum merupakan salah satu ilmu kenyataan hukum dismping sejarah hukum,
sosiologi hukum, antropologi hukum, dan psikologi hukum.
- Pendapat lain, yaitu Prof. Soenaryati Hartono dan Prof. Romli Atmasasmita,
memandang perbandingan hukum sebagai metode, dan menjadi tidak benar jika
perbandingan hukum dipandang sebagai cabang ilmu hukum.

C. Sejarah Perkembangan Perbandingan Hukum


Perkembangan studi Perbandingan sistem hukum (comparative legal studies)
merupakan ilmu yang sama tuanya dengan disiplin ilmu hukum itu sendiri.
perbandingan sistem hukum pada abad ke-19 baru nampak sebagai cabang khusus dari
disiplin ilmu hukum.
Pendalaman secara intense terhadap disiplin ilmu hukum berawal dari Eropa yang
dipelopori oleh:
1. Montesquieu (Prancis)
2. Mansfield (Inggris)
3. Von Feuerbach (Jerman)
Secara kelembagaan muncul beberapa institusi yang concern dalam pengembangan
komperative legal study:
1. Institute Perbandingan Hukum di College de France (1831)
2. Institute Perbandingan Hukum di University of Paris (1846)
Perbandingan hukum, dalam pengertian yang paling sederhana, merupakan suatu
metode studi dan penelitian di mana hukum-hukum dan lembaga-lembaga hukum dari
dua negara atau lebih diperbandingkan. Metode ini menaruh perhatian pada analisa
kandungan dari sistem hukum yang berbeda dalam rangka menemukan solusi guna
menjawab berbagai masalah hukum. Hal ini juga merupakan teknik dan kemahiran
khusus di mana beberapa hal tertentu dapat diperoleh dengan mengamati hukum-
hukum dari berbagai bangsa dengan cara memperbandingkan satu dengan lainnya.

3
Kemajuan peradaban pada abad ke-19 dan ke-20 memberi kontribusi yang signifikan
terhadap perkembangan kajian perbandingan hukum.
Dalam lintas negara di Eropa telah mendorong penyelenggaraan konferensi-konferensi
hukum internasional di Den haag, yang antara lain menghasilkan traktat-traktat dalam
pengaturan jasa transportasi kereta api, layanan pos, hak milik industri, dan sebagainya.
Capaian perkembangan studi perbandingan hukum terindikasi oleh pengakuan terhadap
eksistensi pusat kajian perbandingan hukum Universitas Tulane, dan reputasi jurnal
Tulane Law Review yang banyak mempublikasikan karya ilmiah perbandingan hukum.

D. Keluarga Hukum
David dan Brierley mengkategorikan keluarga hukum sbb ;
1. Romano Germanic
2. Common Law
3. Socialistic
4. Konsepsi-konsepsi hukum dan tatanan sosial lainnya (keluarga hukum agama dan hukum
tradisional)
Zweigert dan Kotz;
1. The system is historical background and development
2. Its predominant and characteristic mode of thought
3. Its particularly distinctive institutions
4. Its source of law and the way it handles these; and
5. Its ideology
Marc Ancel;
1. Sistem Eropa Kontinental dan Amerika Latin
2. Sistem Anglo – American
3. Sistem Timur Tengah
4. Sistem Timur Jauh
5. Sistem Negara-Negara Sosialis

4
E. Tujuan dan Manfaat Perbandingan Hukum
Pendapat tentang tujuan atau kegunaan perbandingan hukum menurut beberapa
ilmuwan hukum terkemuka ;
Sudarto :
1. Memberi kepuasan bagi orang yang berhasrat ingin tahu yang bersifat ilmiah;
2. Memperdalam pengertian tentang pranata masyarakat dan kebudayaan itu sendiri;
3. Membawa sikap kritis terhadap sistem hukum sendiri
David dan Brierly:
1. Bermanfaat dalam melakukan penelitian hukum yang bersifat historis dan filosofis
2. Sangat penting untuk lebih memahami dan mengembangkan hukum nasional
3. Membantu menghayati budaya bangsa lain dan lebih jauh pada kaitannya dengan
pembentukan atau pengembangan hubungan antar-bangsa.
Bahwa menurut Marc Ancel perbandingan hukum pidana bermanfaat dalam kerangka
kebijakan kriminal dan dikatakan juga oleh Hiram E. Chodosh di ranah hubungan
internasional atau globalisasi, eksistensi perbandingan hukum dapat dikatakan semakin
signifikan.

F. Ragam Pendekatan
1. Ruang Lingkup Kajian
Fokus/ materi umum buku perbandingan hukum
Penulis Metode Keluarga dan Perbandingan
Perbandingan Tradisi Hukum Bidang Hukum
Gutteride M M-L L
David L H L
Zweigert M-L H H-M
De Cruz M-L M-L H
Orucu & Nelken H L M
Bussani & Mattei M M M
Bogdan M M L
Keterangan : H (high), L (low), dan M (medium)

5
Jenis kajian, lingkup, dan tujuan perbandingan hukum
Jenis Kajian Lingkup dan Tujuan
Comparative Kajian deskriptif dengan tujuan untuk memahami
nomoscopy/descriptif hukum asing dan bukan mencari solusi atas
comparative of law masalah
Comparative nomothetic Kajian hukum asing dengan tujuan mengevaluasi
kemanfaatan dan kemudharatannnya
Comparative Kajian perkembangan berbagai sistem hukum dan
nomogenetic/comparative relasinya satu sama lain
history of law
Applied comparative of Kajian hukum asing dengan tujuan untuk
law/comparative keperluan pembaharuan hukum atau untuk
legislation mencari solusi atas masalah aktual
Abstract/speculative/comp Metode komparatif dirancang untuk keperluan
arative jurisprudence kajian filosofis atau sosiologis
(Sumber : diolah dari Gutteridge, 2015:4)
Bahwa studi perbandingan hukum juga tidak hanya terbatas pada deskkripsi
peraturan hukum formal, melainkan mencakup pula norma-norma hukum non-
formal beserta basis sosialnya sehingga memerlukan pendekatan interdisipliner.

2. Pendekatan Fungsional
Studi perbandinga hukum didasarkan pada persoalan yang konkret; ajuan masalah
secara fungsional, pemilihan hukum sebagai objek perbandingan; dan melakukan
analisis kritis.
Pendekatan fungsional pada umumnya lebih berkonsentrasi pada kegunaan praktis
dalam kerangka menyelesaikan masalah, dan ia merupakan pendekatan yang
dominan di kalangan ahli dan peminat studi perbandingan hukum.
Zweigert dan Kozt, perbandingan hukum adalah perbandingan dari jiwa dan gaya
dari sistem hukum yang berbeda-beda atau lembaga-lembaga hukum yang berbeda-
beda atau penyelesaian masalah hukum yang dapat diperbandingkan dalam sistem
hukum yang berbbeda-beda.

6
Zweigert dan Kozt mengajukan pendekatan yang lain terhadap perbandingan
hukum dan muncul dengan gaya functional legal comparison dengan menggunakan
metoe yang bersifat:
a) Kritis, karena para ahli perbandingan hukum tidak lagi mementingkan
persamaan dan perbedaan dari berbagai sistem hukum semata-mata sebagai
suatu fakta melainkan yang dipentingkan adalah “keajegan, dapat
dipraktikkan, keadilan dan jalan keluar bagi suatu masalah hukum tertentu.
b) Tidak bersifat dogmatis, karena perbandingan hukum tidak hendak terkekang
dalam kekuasaan dogma-dogma.
c) RealistIk, karena perbandingan hukum bukan saja meneliti perundang-
undangan, putusan hakim atau doktrin semata- mata melainkan semua
motivasi yang sesungguhnya menentukan atau memengaruhi dunia seperti
etika, psikologi, ekonomi dan kebijakan perundang-undangan.

3. Kritik Terhadap Pendekatan Fungsional


Pendapat Sacco yang membedakan secara tegas antara metode perbandingan dan
metode dogmatis, sering dijadikan referensi oleh pendekatan fungsional dalam
rangka mengkritisi pendekatan dogmatis. Tetapi, makna dogmatis yang semula di
tujukan sebagai kritik terhadap cara berpikir pendekatan doktrinal dalam kajian
hukum, ternyata berlaku pula terhadap indoktrinasi pendekatan fungsional.
Kajian dengan pendekatan fungsional acapkali kurang sensitif terhadap
kemungkinan sikap ethnosentris pada saat menelaah sistem hukum asing.
Dampak dari kritik terhadap pendekatan fungsional antara lain memunculkan
varian pendekatan dalam studi perbandingan hukum, dalam arti tidak ada model
metodologis yang tunggal dan baku, karena pada dasarnya bersifat heuristik sesuai
dengan tujuan studi yang di pilih oleh peneliti. Keragaman tersebut juga berkaitan
dengan konsekuensi epistemologik dari perbedaan pendefinisian hukum itu sendiri,
apakah mereka melihat hukum sebagai realistis normatif;
1. Sebagaimana diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan
2. Sebagaimana yang tersimpan dalam gagasan-gagasan yang diyakini dan
dipraktikan oleh dan dalam aktivitas kehidupan masyarakat atau merupakan
sebagai peraturan non-formal; atau
3. Dalam bentuk kombinasi keduannya.

Anda mungkin juga menyukai