MK Biokimia Gizi
Oleh :
Kelompok 9
PROGRAM PASCASARJANA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
EVALUASI NILAI GIZI PROTEIN SECARA BIOLOGI
(Biological Value Evaluation of Protein)
Abstract
Keyword :
Abstrak
Kata kunci :
2
sangat penting untuk mengetahui total dalam contoh/sampel. Kandungan
kandungan protein pada bahan pangan protein dapat dihitung dengan
Untuk mennetukan kualitas protein mengasumsikan rasio tertentu antara protein
suatu pangan dapat dilihat dari seberapa terhadap nitrogen untuk contoh yang
banyak protein tersebut dapat dicerna dan dianalisis. Metdoe analisis selanjutnya
diserap oleh tubuh. adalah Metode biuret yang bertujuan untuk
Teknik evaluasi nilai gizi protein membuktikan ada tidaknya ikatan peptide
terdapat beberapa cara, tetapi pada garis pada suatu protein.
Dengan demikian praktikum ini perlu
besarnya dapat digolongkan menjadi dua
dilakukan mengingat protein merupakan
macam, yaitu metode in vitro (secara
suatu zat gizi yang memiliki peranan penting
kimia, enzimatis atau mikrobiologis) dan
didalam tubuh. Ketersediaan protein di
in vivo (secara biologis menggunakan
dalam tubuh perlu diketahui untuk
hewan percobaan, termasuk manusia).
mengetahui pangan yang dikonsumsi
Beberapa metode in vitro mengevaluasi dimanfaatkan dengan baik atau tidak.
komposisi asam amino essensial suatu Sehingga perlu adanya suatu evaluasi
protein (metode skor kimia), ketersediaan perhitungan nilai gizi protein yang dilakukan
(bio-avaibilitas) asam amino (metode lisin secara langsung yaitu dengan metode in
tersedia), daya cerna suatu protein (daya vivo.
cerna protein in vitro, metode enzimatis),
serta nilai PER yang dihitung bedasarkan METODE
nilai cerna dan komposisi asam amino
Alat dan Bahan
suatu protein (PER hitung, C-PER,
Bahan utama yang digunakan adalah
computed protein efficiency ratio). Nilai
tikus putih galur Sprague dawley (sebagai
gizi protein akan menentukan jumlah yang
hewan percobaan) dan ransum tikus
harus dikonsumsi. Untuk memenuhi
percobaan. Komposisi penyusun ransum
kebutuhan tubuh akan protein, protein tikus terdiri dari pati jagung, campuran
dengan nilai gizi rendah harus dikonsumsi mineral, campuran vitamin, minyak jagung,
dalam jumlah lebih banyak dibandingkan margarin dan non protein serta kasein
dengan protein yang bernilai gizi tinggi. (sebagai protein standar) dan beberapa
Berdasarkan metodetersebut penetapan sampel protein uji (tepung lele, tepung
metode secara in vivo lebih baik digunakan kedelai), dan berbagai pereaksi yang
karena dapat menganalisa secara langsung digunakan untuk analisis Kjeldahl serta
ketersediaannya. Hanya butuh usaha lebih analisis proksimat lainnya.
untuk dapat mengontrol lingkungan Alat utama yang digunakan pada
(Winarno FG. 2002). praktikum kali ini adalah kandang
Kadar protein pada bahan dan produk metabolic, wadah minum, botol kaca,
pangan dapat ditentukan dengan berbagai timbangan tikus, timbangan bahan, tissue,
jenis metode analisis. Metode analisis alumunium foil, refrigerator, sendok,
protein yang sering digunakan Metode baskom, erlenmeyer, penangas, seperangkat
Kjeldahl yang merupakan metode penetapan peralatan untuk analisis kjeldahl dan
kadar prtein kasar (crude protein). Untuk proksimat.
menentukan kandungan protein dalam bahan
pangan (analisis proksimat). Metode ini
didasarkan pada pengukuran kadar nitrogen
1
Prosedur percobaan Ditimbang 0,5 gram feses dimasukkan
kedalam labu destilasi
Praktikum ini mengamati variabel ↓
kualitas protein berdasarkan metode Ditambahkan setengah sudip selenium mix.
pertumbuhan (kurva pertumbuhan dan ↓
protein efficiency ratio) dan kualitas Ditambahkan H2SO4 7 ml.
↓
protein berdasarkan metode keseimbangan
Destruksi hingga warna dari feses menjadi
nitrogen (true protein digestibility). jernih dengan menggunakan api yang kecil
Kurva pertumbuhan dibuat dengan ↓
Hasil desktruksi diencerkan dengan aquades
menempatkan rataan pertambahan bobot 100 ml
badan (pada sumbu y) terhadap hari ↓
percobaan (sumbu x). Protein efficiency diambil 10 ml dan dimasukkan ke labu
ratio ditentukan berdasarkan AOAC destilasi
(1995). PER ditentukan dengan rumus : ↓
ditambahkan 3 tetes MM
↓
ditambahkan NaOH sampai setengah labu
Untuk di bawah alat :
- Masukan HBO3 20 ML
Kualitas protein diukur berdasarkan - Tambahkan 3 tetes MM
keseimbangan nitrogen yaitu diukur Gambar 1. Proses Destruksi
dengan melakukan pengumpulan feses dan
Destilasi
urin secara terpisah selama masa
pemeliharaan serta sampel hati diambil Sampel dipindahkan ke labu Kjeldhal, bilas
labu destruksi hingga bersih dengan aquades
setelah masa pemeliharaan. Akan tetapi ↓
pada praktikum ini hanya dilakukan Ditambahkan aquades hingga ¼ labu
perhitungan nilai TPD (true protein Kjedhal.
digestibility saja. Untuk menetapkan nilai ↓
TPD ini diperlukan analisis kandungan Ditambahkan MMB 3 tetes
↓
nitrogen dari feses tikus percobaan dengan Ditambahkan NaOH
menggunakan metode Kjeldahl (AOAC ↓
1995). Rumus perhitungan: Dibilas dengan aquades
↓
Didestilat ± 75 ml
↓
Erlenmeyer diisi 20 ml asam borat
↓
Diteteskan 2-3 MM
Adapun tahap metode Kjeldahl ↓
Di titrasi dengan HCL
dilakukan degan tahapan sebagai berikut:
Gambar 2. Proses Destilasi
Destruksi
Titrasi
Sampel uji (feces) dikeringkan dengan
dioven dan di tumbuk hingga halus. Urin Erlenmeyer diletakkan dibawah buret untuk
dicampur. dilakukan titrasi
↓ ↓
2
diteteskan sedikit demi sedikit larutan titran protein dalam suatu bahan pangan dalam
↓ memenuhi kebutuhan tubuh, seperti untuk
titrasi dikatakan selesai jika telah terbentuk pertumbuhan dan fungsi tubuh lain
warna ungu untuk pertama kali dan warna (Milward et al. 2008).
telah permanen Daya cerna protein adalah jumlah
Gambar 3. Prosedur titrasi analisis protein fraksi nitrogen dari bahan pangan yang
120 dapat diserap oleh tubuh. Tidak semua
protein dapat dihidrolisis oleh enzim
HASIL DAN PEMBAHASAN pencernaan menjadi asam-asam amino.
100
Daya cerna protein menentukan
Hasil ketersediaan asam amino secara biologis.
80 Pertambahan bobot badan tikus Daya cerna ini berarti kemampuan suatu
Berat Badan (gram)