Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK


PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIDEMPET

Disusun Oleh:
dr. Esandy Felicia

Pembimbing:
dr.Taufik Hadiyat

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS CIDEMPET
INDRAMAYU
2017
A. LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk Indonesia menurut hasil sementara sensus 1980 adalah 147
jiwa, tahun 2000 diperkirakan 200 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan penduduk
2,34%. Oleh karena itu, untuk mengatasi kependudukan di Indonesia pada saat ini
pemerintah Indonesia mengambil kebijaksanaan dalam bidang 2 kependudukan yang
berbeda pada tahun-tahun sebelumnya “Antinalis”.
Sebagai realisasi dari kebijaksanaan yang di anut, pemerintah telah mulai dengan
turutnya presiden Soeharto menandatangani Deklarasi PBB tentang kependudukan
(United Deklaration on Population). Kemudian di ikuti dengan berdirinya Lembaga
Keluarga Berencana Nasional (LKBN) pada tahun 1996. LKBN menjadi satu
program dari tujuan ini adalah angka kelahiran kasar (sebanyak 50% pada tahun 1990
di bandingkan keadaan tahun 1971.
Ketersediaan dan akses informasi dan pelayanan KB, dapat mencegah kehamilan
yang tidak di inginkan. Jika semua perempuan mempunyai akses terhadap kontrasepsi
yang aman dan efektif, diperkirakan kematian ibu menurun hingga 50% termasuk
menurunnya resiko kesehatan reproduksi yang terkait dengan kehamilan , persalinan
dan aborsi tidak aman.
Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah
penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui
kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia
karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk, keluarga berencana, dan dengan cara pengembangan kualitas
penduduk, melalui perwujudan keluarga kecil.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dapat dilakukan Puskesmas dalam upaya menurunkan angka kelahiran anak
terhadap program keluarga berencana pada pemakaian KB?

C. TINJAUAN TEORI
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen. Kontrasepsi yaitu
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding Rahim
2. Memilih Metode Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi
yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
- Aman atau tidak berbahaya
- Dapat diandalkan
- Sederhana
- Murah
- Dapat diterima oleh orang banyak
- Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).
Menurut Hartanto (2002), faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi
yaitu:
a. Faktor pasangan
- Umur
- Gaya hidup
- Frekuensi senggama
- Jumlah keluarga yang diinginkan
- Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
- Sikap kewanitaan
- Sikap kepriaan.
b. Faktor kesehatan
- Status kesehatan
- Riwayat haid
- Riwayat keluarga
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan panggul
3. Macam-macam Kontrasepsi
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus,
Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan
metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup
serviks dan spermisida.
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang
hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada
pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormone yang berisi
progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
 KB Pil
- Pengertian
Pil kb adalah pil atau tablet yang berisi zat yang berguna untuk
mencegah terlepasnya sel telur wanita dari indung telur, dengan cara pil
harus di minum oleh wanita setiap hari satu tablet, tidak boleh lupa,
keuntungannya apabila diminum secara teratur dapat mencegah
kehamilan, dan kelemahannya apabila lupa diminum maka kehamilan
dapat terjadi, dapat terjadi bercak perdarahan di luar haid, bertambah
gemuk, pusing-pusing, muntah-muntah dan lain-lain.
- Jenis KB Pil
 Pil KB/Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil Kb/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi
derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk penggunaan satu
siklus. Pil Kb/kontrasepsi oral pertama mulai pada hari pertama
perdarahan haid, selantnyasetiap hari diminum 1 pil selama 21-22
hari.
 Pil KB/Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil Kb/kontrasepsi oral yang berisi derivate
estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin.
Cara penggunaannyasama dengan tipe kombinasi. Efektivitsnys
sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
 Pil KB/Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini
Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis
kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe
kombinasi.
 Pil KB/Kontrasepsi ral Tipe Pil Pasca senggama (morning after pil)
Berisi dietilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang
dari 72 jam pasca senggama, selama 5 hari berturut-turut.
 Pil Kontrasepsi Darurat
Berbeda dengan pil kombinasi dan pil mini, pil kontrasepsi darurat
tidak diminum secara teratur. Pil ini hanya diminum setelah
melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan. Pil ini sama sekali
bukan untuk menggugurkan tetapi hanya mencegah pertemuan sel
telur dan sperma sehingga tidak terjadi pembuahan.
- Efek Samping
Dapat terjadi bercak perdarahan di luar haid, bertambah gemuk,
pusing, muntah.
 KB Suntik
- Pengertian
Kontrasepsi suntikan adalah cara kontrasepsi bagi wanita yang di
berikan melalui suntikan berupa hormon progesteron. Kontrasepsi
suntikan mengandung hormon sintetik.
- Jenis KB Suntik
Kontrasepsi satu bulan yaitu Cyclofem medrokdi progesteron asetat,
mengandung 50 mg dan komponen estrogen; kontrasepsi tiga bulan
hanya mengandung progestin yaitu Depo Medrokdiprogeteron Asetat
(DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskular (di daera bokong), Depo Noretisteron
Enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg noretindron enantat
diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
- Efek Samping
perdarahan yang tidak menentu, terjadinya amenorho (tidak datang
bulan) atau berkepanjangan, klien sangat bergantung pada tempat sarana
pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan), tidak dapat
dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut, tidak menjamin
perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus atau infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV),
terlambatnya kembali kesuburan bukan karenan terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan),
terjadinya perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas), pada penggunaan
jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nevorsitas,
jerawat, terlambatnya kembali kesuburan setela penghentian pemakaian.
 KB Implan
- Pengertian
Imlpant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik silicon
(polydimetbylsioxane) dan di susupkan di bawah kulit. Implan
merupakan kontrasepsi wanita yang disusupkan di bawah kulit melalui
oprasi kecil, terdiri dari 6 kapsul kecil (panjang masing-masing 3 cm)
berisi zat mencegah kehamilan. Impalant adalah kontrasepsi yang
menggunakan lenovorgestrel (LNG) sebagai bahan aktifnya. Implant
terdiri atas enam kapsul , masing-masing berdiameter 2,4 mm dan
panjang 34 mm. Tiap kapsul mengandung 36 mg LNG. Keenam kapsul
melepaskan 80 mcg LNG setiap hari selama 6-18 bulan pertama yang
selanjutnya menurun sampai 30 mcg dan akan terus berlangsung sampai
paling sedikit lima tahun.
Alat kontrasepsi implant (AKBK) atau implant adalah alat kontrasepsi
yang disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah
implant dengan dangang “ NORPLANT”. Implan terdiri dari 6 batang, 4
batang bahkan 1 batang kapsul silastik, dimana setiap kabsulnya berisi
lenovorgesrel sebanyak 36 mg.
- Jenis KB Implant
Menurut saifuddin (2006), jenis kontrasepsi implant antara lain :
Norplan, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg
lenovorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun; Implanon, terdiri dari satu
batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2
mm, yang di isi dengan 8 mg 3 ketodesogestrel dan lama kerjanya 3
tahun; Jedena, dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75
mg lenovorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun; Uniplant, juga
merupakan system 1 batang yang di pasarkan di beberapa Negara
amerika dan menggunakan nomogestrel asetat sebagai progestogennya.
Implant ini efektif selama 1 tahun.
- Efek Samping
Gangguan pola haid seperti terjadinya spotting, pendarahan, haid
memanjang atau lebih sering berdarah (metrohagia), amenoria, mual-
mual, pening, sakit kepala.
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
- Pengertian
AKDR merupakan suatu alat yang dimasukan kedalam rahim yang
bentuknya macam-macam, terdiri dari plantic (polyethylene). Ada yang
terlilit tembaga (Cu) adapula yang tidak, adapula yang terlilit tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu adapula yang dibatangkannya berisi
hormon progesteron. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah cara
pencegahan kehamilan yang sangat efektif, aman dan reversibel bagi wanita
tertentu, terutama yang tida terjangkit PMS dan sudah pernah melahirkan.
AKDR adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang di masukan ke uterus
melalui kanalis servikalis.
- Jenis AKDR
IUD generasi pertama disebut Lippes Iiop, berbentuk spiral atau huruf
S ganda, tersebut dari plantic (poye-thline); IUD generasi kedua yaitu Cu T
200 B, berbentuk T yang batangnya terlilit tembaga (Cu), dengan
kandungan tembaga Cu 7 berbentuk angka 7 yang batangnya terlilit
tembaga, ML Cu 250 berbentuk 3/3 lingkaran elips yang bergerigi yang
batangnya diilit tembaga; IUD generasi ketiga yaitu Cu T 308 A, berbentuk
huruf T dengan lilitan tembaga yang lebih banyak dan perak, ML Cu 375
batangnya dililit tembaga berlapis perak, Nova Tcu 200 A, batang dan
lengannya dililit tembaga; IUD generasi keempat yaitu Ginefix, merupakan
AKDR tanpa rangka, terdiri dari benang polipropilen monofilament dengan
enam butir tembaga.
- Efek Samping
Pendarahan, keputihan, ekspulsi, nyeri pada waktu pemasangan,
infeksi, translokasi (pindahnya AKDR dari tempat seharusnya).
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP).
 Vasektomi (MOP)
- Pengertian
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga
alur transportasi sperma terhadap dan proses fertilisasi (penyatuan
dengan ovum) tidak terjadi. Vasektomi dilakukan dengan cara
pemotongan Vas Deferens sehingga saluran transportasi sperma
terhambat dan proses penyatuan dengan ovum tidak bekerja.
- Jenis Vasektomi
 Vasektomi Metode Standar (Insisi Skrotum)
Vasektomi ini dimulai dengan melakukan anestesi/bius local ke
daerah pertengahan skrotum. Kemudian dilakukan sayatan 1-2cm
diatasnya. Bila saluran sudah tampak maka saluran akan dipotong,
lalu kedua ujungnya akan diikat. Hal sama akan dilakukan pada
saluran sperma satunya. Kemudian luka ditutup dengan penjahitan.
 Vasektomi Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel Vasectomy)
Vasektomi Tanpa Pisau merupakan penyederhanaan dan
penyempurnaan teknik vasektomi yang diharapkan dapat
memperkecil komplikasi dan mempermudah permasyarakatannya
terutama untuk orang yang takut pisau operasi. Waktu yang
diperlukan untuk tindakan VTP paling cepat adalah 4 menit dan
paling lambat 16 menit. Pada kelompok akseptor VTP tidak
ditemukan komplikasi pasca tindakan, sedangkan pada kelompok
akseptor Vasektomi Metode standar ditemukan 1 kejadian infeksi
luka operasi. Metode VTP dalam hal kemudahan lebih baik,
sedangkan dalam hal keamanan dan efektivitasnya tidak berbeda
dengan metode vasektomi standar.
 Vasektomi Semi Permanen
Vasektomi Semi Permanen yakni vas deferen yang diikat dan bisa
dibuka kembali untuk berfungsi secara normal kembali dan
tergantung dengan lama tidaknya pengikatan vas deferen, karena
semakin lama vasektomi diikat, maka keberhasilan semakin kecil,
sebab vas deferen yang sudah lama tidak dilewati sperma akan
menganggap sperma adalah benda asing dan akan menghancurkan
benda asing.
- Efek Samping
Komplikasi minor; Echymosis, terjadi pada 2-65% Penyebabnya:
pecahnya pembuluh darah kecil subkutan sehingga terjadi pembesaran
darah dibawah kulit. Tidak memerlukan terapi dan akan hilang sendiri
dalam 1-2 minggu post-operatif, pembengkakan (0,8-67 %), rasa sakit/
rasa tidak enak.
Komplikasi mayor; Hematoma, Insidens: < 1%, terjadi pembentukan
massa bekuan darah dalam kantung scrotum yang berasal dari pembuluh
darah yang pecah, penceghan : hemostasis yang baik selama operasi,
pengobatan hematoma kecil : kompres es, istirahat beberapa hari,
hematoma besar : membuka kembali scrotum, ikat pembuluh darah dan
lakukan drainase.
 Tubektomi (MOW)
- Pengertian
Kata tubektomi berasal dari tuba dan ektomi yaitu tuba adalah saluran
telur wanita sedangkan ektomi adalah membuang atau mengangkat.
Tubektomi adalah prosedur bedah untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seorang perempuan secara permanen.
- Jenis Tubektomi
Minilaporotomi adalah sayatan kecil sekitar 3 cm di daerah perut
bawah (suprapblik) atau subumbilikal (pada lingkar pusat bawah).
Laparoskopi (sayatan besar)
- Efek Samping
Efek samping dari alat kontrasepsi tersebut antara lain alergi anastesi,
infeksi atau abses pada luka, perforasi rahim, perlukaan kandung kemih,
perlukaan usus, perdarahan mesosalping.

D. METODE DAN PELAKSANAAN


Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara intervensi langsung dengan melakukan
kunjungan ke rumah pasien di Ds. Parean Girang Blok Temenggung RT 01/01
Kandanghaur, Indramayu untuk melakukan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan
objektif kepada pasien pada hari Rabu, 14 Juni 2017 pukul 11.30 WIB. Intervensi ini
dilakukan oleh dr. Ignatia Karina Hallis dibantu oleh Ibu Aan selaku bidan desa.

1. Pemeriksaan Subjektif
a. Identitas Pasien
o Nama : Ny. Tri Lusianingsih
o Jenis Kelamin : Perempuan
o Usia : 34 tahun
o Alamat : Desa Parean Girang Blok Temenggung
o Pendidikan : SMA
o Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
o Agama : Islam
o Suku : Sunda
o Status : Sudah menikah

Nama Suami
o Nama :Tn. Hasanudin
o Usia : 40 tahun
o Pekerjaan : Wiraswasta
o Pendidikan : SMA

b. Anamnesis
Didapatkan secara autoanamnesis
 Riwayat Keadaan Sekarang
Pasien P5A1 post partum 7 hari yang lalu dengan section caesaria atas
indikasi ketuban pecah dini dan ingin disteril, bekas jahitan belum
dibuka, tidak bernanah, tidak bau dan tidak nyeri, luka sudah kering.
Sudah dapat berjalan dengan lancar. ASI keluar banyak, bayi sering
menyusu dan aktif. Perdarahan dari jalan lahir tidak ada. Keputihan
tidak ada. Bengkak pada badan dan daerah payudara tidak ada. Demam
dan batuk lama disangkal. Nyeri punggung sedikit karena merasa lelah.
BAB dan BAK lancar. Makan dan minum banyak. Ibu merasa
perhatian dari suami dan keluarga optimal. Kakak-kakak dari bayi juga
sangat senang dengan kehadiran adiknya.

 Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keputihan disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat imunisasi TT tidak lengkap (tidak pernah)

 Riwayat Sosial Ekonomi


Ibu tinggal bersama suami dan 5 orang anak laki-laki di rumahnya di
Blok Temenggung Ds Parean Girang dengan 2 kamar dan 1 kamar
mandi. 1 keluarga memiliki kartu BPJS premi kelas III.

 Riwayat Kehamilan dan Persalinan


- HPHT: 4-9-2017
- HPL: 11-6-2017
- LILA: 25 cm
- TB: 152,5 cm
- Penggunaan kontrasepsi sebelum kehamilan: implant
- Hamil ke: 6
- Jumlah Persalinan: 4
- Jumlah Keguguran: 1
- Jarak kehamilan ini dengan persalinan terakhir: 3 tahun
- Penolong persalinan terakhir: bidan
- Cara persalinan terakhir: spontan
- Status Imunisasi TT: (-)

o Trimester I : ANC 1 kali (20-12-2016)


 Keluhan : tidak ada keluhan
 Tekanan darah: 120/80 mmHg
 Berat badan : 73 kg
 Umur kehamilan: 12-13 minggu
 Tinggi Fundus : ballottement (+)
 Kaki bengkak : tidak ada
 Hasil Pemeriksaan: VCT NR
 Anjuran : istirahat cukup, makan bergizi
 Terapi : pemberian tablet kalk dan Bkomp

o Trimester II : ANC 1 kali (3-4-2017)


 Keluhan : tidak ada
 Tekanan darah: 110/70 mmHg
 Berat badan : 74 kg
 Umur kehamilan: 27-28 minggu
 Tinggi Fundus : 25 cm
 DJJ : 141x/m
 Kaki bengkak : tidak ada
 Hasil Pemeriksaan: proteinuria (-), Hb: 7.0 gr%
 Anjuran : baca halaman 1-3 buku KIA
 Terapi : pemberian tablet Fe, vitamin C, kalk,
konsul USG

o Trimester III : ANC 2 kali


26-04-2017
 Keluhan : tidak ada
 Tekanan darah: 150/90 mmHg
 Berat badan : 75 kg
 Umur kehamilan: 32 minggu
 Tinggi Fundus : 29 cm
 DJJ : 135x/m
 Letak Janin : kepala
 Kaki bengkak : tidak ada
 Anjuran : istirahat cukup, sering miring kiri
miring kanan
 Terapi : pemberian tablet Fe, vitamin C, kalk

29-05-2017
 Keluhan : mules-mules
 Tekanan darah: 140/100 mmHg
 Berat badan : 76 kg
 Umur kehamilan: 36-37 minggu
 Tinggi Fundus : 32 cm
 DJJ : 140x/m
 Letak Janin : kepala
 Kaki bengkak : tidak ada
 Hasil Pemeriksaan: proteinuria (-)
 Anjuran : baca halaman 4-7 buku KIA dan
anjuran untuk stop kehamilan selanjutnya (saran:
sterilisasi)
 Terapi : pemberian tablet Fe, vitamin C, kalk

Dilakukan USG tanggal 29-05-2017 oleh dr.H.Rudi Nardoyo di


Puskesmas Kandanghaur dengan hasil:
UK: 37 minggu
TP: 17-6-2017
BPD: 92
AC: 327
TBJ: 3200 gram
Presentasi Kepala
JK: Laki-laki

 Riwayat Persalinan
o Waktu persalinan : 07-06-2017 pukul 18.35 WIB
o BBL : 3400 gram
o PBL : 49 cm
o Apgar score : 9/10
o Jenis persalinan : SC atas indikasi kala 1 fase laten memanjang
dan ketuban pecah dini
o Tempat : RSUD Pantura Sentot
o Lama persalinan : 16 jam 35 menit
o Keadaan air ketuban: bersih
o Mobilisasi : sesudah melahirkan ibu diajarkan untuk
mencoba miring ke kiri dan ke kanan

2. Pemeriksaan Objektif
Dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 14 Juni 2017

 Status Praesens/Umum
 Keadaan Umum: baik
 Kesadaran: compos mentis
 Tanda Vital:
o Suhu: 36,80C
o Nadi: 87 kali/menit, regular, simetris, isi dan tegangan cukup
o Pernapasan: 20 kali/menit, simetris, kedalaman cukup
• Kepala : bentuk bulat, tidak terdapat benjolan dan bekas luka, rambut hitam
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
• Mata : bentuk normal, simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
palpebra superior et inferior tidak edema, pupil bulat, isokor, Ø 3 mm, refleks
cahaya +/+
• Telinga : bentuk normal, simetris, sekret -/-.
• Hidung : bentuk normal, tidak terdapat deviasi, sekret -/-
• Mulut : bentuk normal, bibir kering (-), oral thrush (-), stomatitis (-), mukosa
dinding faring posterior tidak hiperemis, nyeri menelan (-)
• Leher: trakea di tengah, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
• Kelenjar getah bening : retroaurikuler, submandibula, cervical, supraclavicula
tidak teraba membesar
• Kulit : ikterus (-), sianosis (-), keringat dingin (-)
• Thorax:
 Pulmo
• Inspeksi : simetris dalam statis dan dinamis, retraksi dinding
dada -/-
• Palpasi : stem fremitus kanan kiri, depan belakang sama kuat.
• Perkusi : sonor pada kedua lapang paru.
• Auskultasi : pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
 Jantung
– Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak.
– Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V
– Perkusi : Redup (Dull)
– Batas kanan atas : ICS II linea sternal Line dextra
– Batas kanan bawah : ICS V linea sternal Line dextra
– Batas kiri atas : ICS II linea Parasternal Line sinistra
– Batas kiri bawah : ICS V linea Midclavicularis sinistra
– Auskultasi : bunyi jantung I-II normal, reguler, murmur (-),
gallop (-).
 Abdomen:
o Inspeksi : tampak datar, luka jahitan (+), bersih, tidak bernanah, striae
(+)
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar.
o Perkusi : timpani.
o Auskultasi : bising usus normal, 12x/ menit.
 Tulang Belakang: Kifosis (-), scoliosis (-), lordosis (-)
 Ekstremitas: Akral hangat, ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat edema
 Assesment:
o P5A1 post partum dengan SC atas indikasi ketuban pecah dini
 Terapi medikamentosa:
o Ciprofloxacin 2x1
o Asam mefenamat 3x500 mg
o Vit Bkomp 2x1
 Terapi non medikamentosa:
o Buka jahitan SC
o Edukasi untuk jaga hygiene
o Motivasi ASI eksklusif
o Motivasi agar tidak stress dan jangan terlalu lelah
o Motivasi suami agar turut berperan dalam perawatan ibu dan bayi

E. MONITORING DAN EVALUASI


1. Monitoring
- Saat melakukan kunjungan nifas tidak terdapat kendala
- Pasien terlihat senang dengan kunjungan yang dilakukan
- Bayi dan ibu sehat
- Keadaan hygiene rumah pasien dan lingkungan sekitarnya kurang
terjaga
- Bekas jahitan SC dibuka di rumah pasien sudah cukup steril
2. Evaluasi
- Lebih baik jika saat melakukan kunjungan nifas bekerjasama
dengan tim kesling, sehingga dalam kunjungan dapat dilakukan
secara holistik.

Indramayu, 13 Juli 2017


Peserta Pendamping

dr. Ignatia Karina Hallis dr. H. Rudi Nardoyo


DAFTAR PUSTAKA

1. Arif, M, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, jilid III. FKUI, Jakarta


2. Anonimous. 2008. Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Fakultas Keshatan
Universitas Indonesia
3. Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan bina Pustaka,
Jakarta
4. BKKBN. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta.
5. Budiarto, E. 2002. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesrhatan Masyarakat, EGC,
Jakarta.
6. Bidan mustika Sofyan, dkk. 2006. 50 Tahun Ibi Bidan Menyongsong Masa Depan,
Jakarta.
7. Bararah, VF, (2011), Macam-Macam Alat Kontrasepsi. http://www. Detikhealth. com
8. Depkes RI. 2005. Angka Data Statistik Indonesia . www. Data WHO.com Kematian
Ibu,http://www.google.com (diakses 10 februari 2013)
9. Glasier, Anna. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
10. Hanafi. 2004. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBN
LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai