Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SWAMEDIKASI

DIARE
OLEH :

Kelompok-3

NAMA NIM
Adelina Siregar 20170115068

Andini Dita Utami 20170115066

Cindy Caroline 20170115042

Hoko Wilopo 20170115044

Jaen Ernist 20170115056

Nofria Rizki A. Harahap 20170115084

Rezza Fikrih Utama 20170115106

PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
DIARE

1. Definisi
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali dalam
sehari, biasanya disertai sakit dan kejang perut.
Jenis-jenis diare antara lain:
a. Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obatan tertentu
atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan
lemas kadang demam dan muntah, berlangsung beberapa jam sampai beberapa
hari.
b. Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu yang
lama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
c. Disentri adalah diare disertai dengan darah dan lendir.

Diare yang hanya sekali-kali tidak berbahaya dan biasanya sembuh


sendiri. Tetapi diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa
membahayakan jiwa. Dehidrasi adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan
cairan tubuh yang dapat berakibat kematian, terutama pada anak/bayi jika tidak
segera diatasi. Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka
hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak dibawah
umur lima tahun. Pada kasus yang jarang, diare yang terus menerus mungkin
merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, cholera atau kanker usus.

2. Gejala-gejala
- Frekuensi buang air besar melebihi normal
- Kotoran encer/cair
- Sakit/kejang perut pada beberapa kasus
- Demam dan muntah pada beberapa kasus
Gejala pada anak:
- Dehidrasi ringan/sedang, gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat
haus, kulit kering
- Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering,
malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering

3. Penyebab
- Ansietas/cemas (misal: saat ujian, bepergian)
- Keracunan makanan (makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun
kimiawi)
- Infeksi virus dari usus
- Alergi terhadap makanan tertentu, tidak tahan susu (pada orang-orang
yang defisiensi enzim laktase yang berfungsi untuk mencernakan susu)
- Peradangan usus, misalnya kolera, disentri, bakteri lain, virus dsb
- Kekurangan gizi misalnya kelaparan, kekurangan zat putih telur

4. Hal yang dapat dilakukan


- Minum banyak cairan (air, sari buah, sup bening. Hindari alkohol,
kopi/teh, susu. Teruskan pemberian air susu ibu pada bayi, tetapi pada
pemberian susu pengganti ASI encerkan sampai dua kali
- Hindari makanan padat atau makanlah makanan yang tidak berasa (bubur,
roti, pisang) selama 1-2 hari
- Minum cairan rehidrasi oral-oralit/larutan gula garam
- Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum
menyiapkan makanan (diare karena infeksi bakteri/virus bisa menular)
- Tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoa dan tikus
- Simpanlah secara terpisah makanan mentah dan yang matang, simpanlah
sisa makanan di dalam kulkas
- Gunakan air bersih untuk memasak
- Air minum harus direbus terlebih dahulu
- Buang air besar pada jamban
- Jaga kebersihan lingkungan
- Bila diare berlanjut lebih dari dua hari, bila terjadi dehidrasi, kotoran
berdarah, atau terus menerus kejang perut periksakan ke dokter (diare pada
anak-anak/ bayi sebaiknya segera dibawa ke dokter).
5. Penatalaksanaan diare
Prinsip penatalaksanaan pada penderita diare adalah :
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan melalui dari rumah dengan
memberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang
dianjurkan, seperti air tajin, kuah sayur dan air putih.
b. Mengatasi dehidrasi
Bila terjadi dehidrasi (terutama pada balita), penderita harus segera dibawa
ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan yang tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat
(penderita harus segera diberikan cairan intravena dengan ringer laktat
sebelum dilanjutkan terapi oral).
c. Memberikan makanan
Berikan makanan selama serangan diare bertujuan untuk memberikan gizi
pada penderita.
d. Mengatasi masalah lain
Apabila ditemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka
diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan
rehidrasi

6. Pengobatan
1. Rehidrasi

 Pengobatan A yaitu terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan


malnutrisi, yang tanpa tanda gejala dehidrasi membutuhkan ekstra cairan
dan garam untuk menggantikan cairan air dan elektrolit yang hilang
selama diare. Cairan yang biasa diberikan dalam pengobatan ini adalah:
Cairan rehidrasi oral (CRO), minuman yang mengandung garam (cairan
beras-garam, yoghurt), cairan gula-garam, sayuran dan sup ayam yang
mengandung garam.
 Pengobatan B yaitu, terapi rehidrasi oral dengan dehidrasi sedang adalah
dengan pemberian CRO ditambah dengan suplemen zinc.
 Pengobatan C yaitu, pengobatan untuk pasien dengan dehidrasi berat
dengan pemberian cairan rehidrasi intravena secara cepat.

Aturan pemakaian oralit adalah


2. Pengobatan Simtomp
a. Kemoterapeutika
Walaupun pada umumnya obat tidak digunakan pada diare, ada
beberapa pengecualian dimana obat antimikroba diperlukan pada diare
yag disebabkan oleh infeksi beberapa bakteri dan protozoa. Pemberian
antimikroba dapat mengurangi parah dan lamanya diare dan mungkin
mempercepat pengeluaran toksin. Kemoterapi digunakan untuk terapi
kausal (memberantas bakteri penyebab diare) seperti antibiotik,
sulfonamide, kinolon dan furazolidon.

b. Obstipansia
Digunakan untuk terapi simtomatik yang dapat menghentikan diare
dengan beberapa cara yaitu :
1. Zat-zat penekan peristaltik
Akan memperlambat gerakan perilstatik pada usus sehingga
memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air & elektrolit
pada mukosa usus. Contoh: candu dan alkaloidnya, derivate petidin
(difenoksilat dan loperamid) dan antikolinergik (atropine, extract
belladon).

2. Adstringens :
Akan akan menciutkan selaput lendir usus, contoh: tanin,
tanalbumin, garam-garam bismut, dan aluminium.
3. Adsorbensia :
Akan akan menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan bakteri
ataupun dari makanan (contoh: karbo adsorben) , dan menutupi
selaput lendir usus dan luka-luka dengan suatu lapisan pelindung
(contoh: kaolin, pektin, garam bismut, aluminium. Mucilagines
dapat menutupi luka dengan lapisan pelindung.

4. Spasmolitik
Adalah zat yang dapat melepaskan kejang otot yang sering
menyebabkan nyeri perut pada penderita diare,contohnya:
papaverin dan oksifenomium.
7. Ramuan Tradisional
Beberapa ramuan alami untuk mengatasi diare ( Manan, 2014):
1. Ramuan I
Bahan : 30 gram daun jambu biji dan air secukupnya
Cara membuat dan menggunakan:
 Siapkan 30 gram daun jambu biji, kemudiaan dicuci bersih.
 Rebus bahan dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc.
 Minum air rebusan selagi hangat secara teratur dua kali sehari.

2. Ramuan II
Bahan : 5 lembar daun jambu biji beserta 1 potong akar, kulit dan
batangnya, air secukupnya.
Cara membuat dan menggunakan :
 Cuci bersih daun, akar, kulit, dan batang jambu biji.
 Rebus semua bahan dengan 1,5 liter air sampai mendidih.
 Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

Waktu yang tepat pasien ke dokter banyak kasus diare tidak lebih dari
gangguan sesaat yang tidak signifikan. Tetapi terkadang diare merupakan
peringatan dari kondisi yang serius. Segera konsultasi ke dokter jika terjadi
diare pada bayi, pada anak terjadi lebih dari 1 hari, pada dewasa lebih dari 3
hari. Serta jika muncul gejala-gejala:
 Bertambah parahnya nyeri perut atau nyeri rektum
 Adanya darah di fases
 Fases kehitaman
 Demam
 Adanya tanda-tanda dehidrasi
Gejala-gejala diare tersebut dapat merupakan peringatan dari penyakit
infeksi, IBD, pankreatitis atau bahkan kanker usus.

Anda mungkin juga menyukai