Antibiotik Aminoglycosida Kelompok 4
Antibiotik Aminoglycosida Kelompok 4
1. Miftakhul Aurossi
3. Rapika Apriliani
5. Tiara Apriliani
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini,
Aminoglycosida.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh
pembaca.
a. Latar Belakang
Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun unutk
seorang dokter ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat
untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain agar
mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit.
Antiboitika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik juga
dapar dibuat secara sintesis. Antimikroba diartikan sebagai obat pembasmi
mikroba khususnya yang merugikan manusia.
Aminoglikosida merupakan first-line terapi untuk penyakit-penyakit tertentu
yang spesifik, biasanya infeksi-infeksi yang dulunya terkenal, misalnya penyakit
pes, tularemia, dan tuberkulosis; obat-obat ini juga sering digunakan untuk
mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri aerobik gram-negatif. Tidak
seperti kebanyakan obat-obat yang menghambat sintesis protein mikroba, yang
merupakan bakteriostatik, aminoglikosida merupakan bakterisid (Brunton, et.al.,
2008).
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antibiotik aminoglycosida?
2. Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotic aminoglycosida?
3. Bagaimana farmakokinetik pada antibiotic aminoglycosida?
4. Apa efek samping antibiotik aminoglycosida?
5. Apa indikasi dan kontraindikasi antibiotik aminoglycosida?
6. Bagaimana interaksi antibiotik aminoglycosida?
7. Bagaimana dosis dan aturan pakai antibiotik aminoglycosida ?
8. Bagaimana penyimpanan antibiotik aminoglycosida?
9. Apa saja contoh obat dan nama pasaran antibiotik aminoglycosida ?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui Antibiotik Aminoglycosida
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari obat antibiotik aminoglycosida
3. Untuk mengetahui farmakokinetik pada antibiotik aminoglycosida
4. Untuk mengetahui efek samping antibiotik aminoglycosida
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi antibiotik aminoglycosida
6. Untuk mengetahui interaksi antibiotik aminoglycosida
7. Untuk mengetahui dosis dan aturan pakai antibiotik aminoglycosida
8. Untuk mengetahui penyimpanan antibiotik aminoglycosida
9. Untuk mengetahui contoh obat dan nama pasaran antibiotic aminoglycosida
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Antibiotik Aminoglycosida
Aminoglikosida adalah suatu jenis antibiotik yang digunakan untuk pengobatan
penyakit infeksi oleh bakteri-bakteri aerob gram negatif dan beberapa bakteri
anaerob yang belum resisten terhadap antibiotik golongan ini. Antibiotik ini
bekerja dengan cara mengikat ribosom 30s pada bakteri yang menyebabkan
kegagalan pembacaan mRNA sehingga bakteri tidak mampu mensintesa protein
untuk pertumbuhannya. Aminoglikosida secara umum termasuk golongan
antibiotik yang digunakan untuk infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri
dengan mekanisme pengobatan yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan
bakteri atau membunuh bakteri tersebut. Terdapat beberapa jenis pada golongan
antibiotik ini, seperti gentamisin sulfat, amikasin sulfat, streptomisin sulfat,
tobramisin sulfat, dan neomisin sulfat.
Aminoglikosida adalah sekelompok antibiotik bersifat bakterisid yang berasal
dari berbagai spesies Streptomyces dan mempunyai sifat kimiawi, antimikroba,
farmakologi dan efek toksik yang sama (Jawetz et al., 2008). Aminoglikosida
merupakan senyawa yang terdiri dari dua atau lebih gugus gula amino yang terikat
lewat ikatan glikosidik pada inti heksosa (Ganiswarna, 1999).
Aminoglikosida merupakan first-line terapi untuk penyakit-penyakit tertentu
yang spesifik, biasanya infeksi-infeksi yang dulunya terkenal, misalnya penyakit
pes, tularemia, dan tuberkulosis; obat-obat ini juga sering digunakan untuk
mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri aerobik gram-negatif. Tidak
seperti kebanyakan obat-obat yang menghambat sintesis protein mikroba, yang
merupakan bakteriostatik, aminoglikosida merupakan bakterisid (Brunton, et.al.,
2008).
Secara kimiawi, golongan antibiotik aminoglikosida dibentuk oleh sekelompok
aminocyclitol yang "ditempeli" oleh gula amino pada ring aminoclitol di
"glycosidic linkage". Dikarenakan terdapat beberapa perbedaan kecil subsitusi
pada susunan molekul, maka terdapat beberapa bentuk yang berbebeda pada
setiap satu "amino-glycoside". Contohnya gentamisin adalah suatu senyawa
kompleks yang dibentuk oleh gentamisin C1 dan C2. Kelompok amino berkontribusi
pada sifat dasar kelas ini antibiotik, dan gugus hidroksil pada gugus gula kelarutan
air yang tinggi dan kelarutan lemak yang kurang. Perbedaan dalam substitusi pada
struktur cincin dasar dalam berbagai aminoglikosida terdapat perbedaan yang
relatif kecil dalam spektrum antimikroba, pola resistensi, dan toksisitas. Ketika
kelarutan air dari aminoglikosida marjinal, biasanya bentuk garam sulfat yang
sering digunakan untuk PO (Per Oral) atau pemberian parenteral.
Aminoglikosida lebih efektif terhadap organisme yang pertumbuhannya sangat
cepat, dan mempengaruhi pertumbuhan dan akhirnya membunuh bakteri melalui
beberapa mekanisme. Kontak yang diperlukan dengan bakteri hanya sebentar
untuk membunuh bakteri tersebut.Tempat kerja utama adalah di ribosom bakteri
membran terkait di mana antibiotik ini mengganggu sintesis protein. Untuk
mencapai ribosom, terlebih dulu haru melewati lipopolisakarida (LPS) yang
meliputi (organisme gram-negatif), dinding sel bakteri, dan akhirnya membran
sel.
GENTAMISIN
Indikasi:
septikemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya, infeksi
bilier, pielonefritis dan prostatitis akut, endokarditis karena Streptococcus
viridans atau Streptococcus faecalis (bersama penisilin), pneumonia nosokomial,
terapi tambahan pada meningitis karena listeria.
Peringatan:
gangguan fungsi ginjal, bayi dan lansia (sesuaikan dosis, awasi fungsi ginjal,
pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma); hindari penggunaan jangka
panjang. Lihat juga keterangan di atas.
Interaksi:
lampiran 1 (aminoglikosida).
Kontraindikasi:
kehamilan, miastenia gravis.
Efek Samping:
gangguan vestibuler dan pendengaran, nefrotoksisitas, hipomagnesemia pada
pemberian jangka panjang, kolitis karena antibiotik.
Dosis:
injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infus, 2-5 mg/kg bb/hari (dalam dosis
terbagi tiap 8 jam). Lihat juga keterangan di atas. Sesuaikan dosis pada gangguan
fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma. ANAK di bawah 2 minggu, 3 mg/kg
bb tiap 12 jam; 2 minggu sampai 2 tahun, 2 mg/kg bb tiap 8 jam. Injeksi
intratekal: 1 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 5 mg/hari disertai
pemberian intramuskuler 2-4 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam.
Profilaksis endokarditis pada DEWASA 120 mg. Untuk ANAK di bawah 5 tahun
2 mg/kg bb.
Keterangan:
Kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/liter dan kadar lembah (trough)
tidak boleh lebih dari 2 mg/liter.
KANAMISIN
Indikasi:
(lihat catatan di atas).
Peringatan:
lihat gentamisin.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:
lihat gentamisin.
Dosis:
injeksi intramuskuler, 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam. Lihat juga
keterangan di atas.
Injeksi intravena: 15-30 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi tiap 8-12 jam.
Keterangan:
kadar puncak tidak boleh lebih dari 30 mg/liter dan kadar lembah tidak boleh
lebih dari 10 mg/liter.
NEOMISIN
Indikasi:
sterilisasi usus sebelum operasi. Lihat juga keterangan di atas.
Peringatan:
lihat gentamisin. Terlalu toksik untuk penggunaan sistemik.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:
lihat gentamisin. Lihat juga keterangan di atas. Hindari penggunaan pada
obstruksi usus dan gangguan fungsi ginjal.
Dosis:
oral, 1 gram tiap 4 jam.
NETILMISIN
Indikasi:
infeksi berat kuman gram negatif yang resisten terhadap gentamisin.
Peringatan:
lihat gentamisin.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:
lihat gentamisin.
Dosis:
injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infus: 4-6 mg/kg bb/hari sebagai
dosis tunggal atau dosis terbagi tiap 8 -12 jam. Pada infeksi berat dosis dapat naik
sampai 7,5 mg/kg bb/hari dalam tiga kali pemberian (dosis segera diturunkan bila
terdapat perbaikan klinis, biasanya setelah 48 jam). NEONATUS kurang dari 1
minggu: 3 mg/kg bb tiap 12 jam; di atas 1 minggu, 2,5-3 mg/kg bb tiap 12 jam;
ANAK 2-2,5 mg/kg bb tiap 8 jam. Infeksi saluran kemih, 150 mg/hari (dosis
tunggal) selama 5 hari. Gonore: 300 mg dosis tunggal.
Keterangan: kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 12 mg/liter dan kadar
lembah tidak boleh lebih dari 2 mg/liter
TOBRAMISIN
Indikasi:
lihat gentamisin dan catatan di atas.
Peringatan:
lihat gentamisin.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:
lihat gentamisin.
Dosis:
injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infus 3 mg/kg bb/hari dalam dosis
terbagi tiap 8 jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan sampai 5 mg/kg bb/hari
dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam (turunkan menjadi 3 mg/kg bb/hari setelah terjadi
perbaikan klinis). NEONATUS: 2 mg/kg bb tiap 12 jam. BAYI/ANAK di atas 1
minggu 2-2,5 mg/kg bb tiap 8 jam.
Infeksi saluran kemih, 2-3 mg/kg bb/hari, intramuskular, dosis tunggal.
Keterangan:
kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/liter dan kadar lembah tidak
boleh lebih dari 2 mg/liter.
a. Kesimpulan
Aminoglikosida secara umum termasuk golongan antibiotik yang digunakan
untuk infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri dengan mekanisme pengobatan
yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri
tersebut. Terdapat beberapa jenis pada golongan antibiotik ini, seperti gentamisin
sulfat, amikasin sulfat, streptomisin sulfat, tobramisin sulfat, dan neomisin sulfat.
Secara kimiawi, golongan antibiotik aminoglikosida dibentuk oleh
sekelompok aminocyclitol yang "ditempeli" oleh gula amino pada ring
aminoclitol di "glycosidic linkage". Dikarenakan terdapat beberapa perbedaan
kecil subsitusi pada susunan molekul, maka terdapat beberapa bentuk yang
berbebeda pada setiap satu "amino-glycoside". Contohnya gentamisin adalah
suatu senyawa kompleks yang dibentuk oleh gentamisin C1 dan C2. Kelompok
amino berkontribusi pada sifat dasar kelas ini antibiotik, dan gugus hidroksil pada
gugus gula kelarutan air yang tinggi dan kelarutan lemak yang kurang.
b. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis
mohon kritk dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuantibiotik.blogspot.co.id/2013/04/golongan-amino-glikosida.html
http://www.farmasiana.com/farmasi/aminoglikosida/
Dalimnthe, A. (2009). Interaksi pada Obat Antimikroba. Medan : Departemen
Farmakologi Fakultas
Harkness, R. (1989). Interaksi Obat. Bandung : Penerbit ITB
ISFI.(2008). ISO. (Informasi Spesialite Obat) Indonesia. Bandung : PT. Errita
Pharma.
Sukandar, E.Y. (2008). Iso Farmakoterapi. Jakarta : PT.ISFI
Tanu, I. (2007). Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta : UI Press.