(HAKK 601)
Obyek Khusus :
OLEH :
Dosen Pembimbing :
PAKHRI ANHAR, MT
Segala Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik
laporan Praktek Kerja Lapangan ini dengan judul “ Pelaksanaan Pengerjaan Plat Lantai
lantai satu dalam bangunan dan Balok lantai lantai satu Pada Proyek Pembangunan
Gedung MSC (MAIN STATION CONTROL) PT.H3I Banjarmasin, Provinsi
Kalimantan Selatan”. Serta tidak lupa shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang
telah menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk tugas mata kuliah Praktek
Kerja Lapangan (HAKK 601) dan bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan praktek kerja
lapangan selama 60 hari kalender kerja dengan objek khusus Pengerjaan Plat Lantai lantai
satu dalam bangunan dan pengerjaan Balok Lantai lantai satu yang terhitung dari tanggal
9 Maret – 2017 (2 bulan) dihitung sesuai dengan daftar hadir di proyek.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
2. Bapak DR. Bani Noor Muchammad selaku dosen koordinator mata kuliah Praktek
Kerja Lapangan.
3. Bapak Pakhri Anhar, MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
4. PT. MANDIRI KARYA UTAMA RIZKY (Persero) selaku kontraktor yang telah
ii
6. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek Pembangunan gedung
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga Allah SWT
selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Amin.
Penulis
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENYUSUN :
Nurfansyah, MT
NIP. 197312222005011002
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................................ ix
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB II............................................................................................................................... 5
v
3.5 Manajemen Proyek ..................................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV ........................................................................................................................... 30
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 30
4.4 Peralatan.................................................................................................................. 42
BAB V ............................................................................................................................ 61
PENUTUP ...................................................................................................................... 61
LAMPIRAN.................................................................................................................... 65
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 34 galam sebagai balok bagian bawah bekisting ................................................ 50
Gambar 35 balok kayu kasau 5/7 ...................................................................................... 50
Gambar 36 skafolding pada bangunan msc ...................................................................... 51
Gambar 37 pemasangan bondek pada lantai dua msc ....................................................... 52
Gambar 38 bendrat ........................................................................................................... 53
Gambar 39 pemasangan spacer ......................................................................................... 53
Gambar 40 proses pemasangan tahu beton pada bagian bawah tulangan. ........................ 54
Gambar 41 pembersihan lokasi pengecoran ..................................................................... 54
Gambar 42 vibrator ........................................................................................................... 55
Gambar 43 campuran untuk mempercepat pengeringan ................................................... 55
Gambar 44 penutup plastic pada cor beton ....................................................................... 56
Gambar 45 pelepasan bekisting dengan cara mencongkel ................................................ 57
Gambar 46 perakitan bekisting dengan memakai material bekas ..................................... 57
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tinggi (h) balok non praktekan atau pelat satu arah bila tidak dihitung .............. 22
Tabel 3 Kurva Pekerjaan Pondasi .....................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 5 Perbandingan Pelaksanaan di Lapangan dan Teori.............................................. 58
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam proses pembangunan suatu bangunan ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan
serta melibatkan berbagai pihak dengan kewajiban yang menjadi tanggung jawab mereka masing-
masing, hingga bangunan tersebut siap untuk digunakan. Mahasiswa juga dipersiapkan untuk dapat
berpikir secara kritis dan memiliki daya tanggap yang lebih baik dalam mengikuti segala
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memahami dan dapat menyelesaikan segala
permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi sangat menarik
untuk diamati karena sedikit banyaknya mencerminkan penampakan visual nilai arsitektural dari suatu
bangunan terutama dari penyelesaian detail, baik itu detail struktural maupun detail arsitektural.
Kualitas bangunan juga dipengaruhi oleh kecermatan dan ketepatan dalam memilih material yang
sesuai, ekonomis, dan efisien. Tingkat kerumitan dari pekerjaan konstruksi menurut waktupun relatif
lebih lama dibandingkan dengan pelaksanaan pekerjaan jasajasa lainnya.
Untuk mencapai hasil yang sesuai dengan perencanaan, dituntut pelaksanaan pekerjaan yang
benar-benar teliti dari segi struktur, konstruksi, estetika serta kualitas yang tercipta. Dengan
meminimalkan kesalahan yang terjadi dan memperbaikinya apabila terjadi, untuk mencapai pekerjaan
yang efisien dalam waktu, tenaga, maupun biaya, Selain itu, efisiensi ini dimaksudkan untuk
mencegah kerugian yang terjadi. Agar semua pekerjaan konstruksi tersebut tepat dan sesuai
perencanaan maka penulis selaku praktikan dan mahasiswa teknik arsitektur merasa perlu untuk
melaksanakan kerja praktik di lapangan, karena sebagai calon arsitek juga harus mengerti proses
pekerjaan pembangunan di lapangan. Dari kerja praktik di lapangan inilah dapat diketahui apakah
semua yang telah dipelajari di kampus serta dari literatur-literatur yang ada sesuai dengan yang terjadi
selama proses pembangunan di lapangan.
1 Sebagai syarat pengajuan untuk mengikuti mata kuliah wajib Kerja Praktik dan menempuh
ujian akhir Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
1
3 Mahasiswa mampu memahami, mengerti dan membandingkan ilmu dalam bentuk teori dan
ilmu dilapangan.
5 Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi, pemerintah dan
perusahaan.
1.2.2 Sasaran
Melalui mata kuliah Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Membuat laporan Praktik Kerja Lapangan yang baik dan benar sesuai dengan obyek
pengamatan.
2. Memahami dalam mengamati pelaksanaan proses kerja pelaksanaan pada suatu proyek
pembangunan dan menambah pengetahuan di luar teori-teori yang diajarkan dalam perkuliahan.
3. Administrasi yang semuanya akan dilaporkan dalam bentuk laporan praktik kerja lapangan
Waktu pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan pada Proyek Pembangunan Gedung MSC
(Main Station Control) PT.H3I Banjarmasin adalah dua bulan terhitung sejak tanggal 2 Maret – Mei
2017. Pada rentang waktu tersebut merupakan waktu dilaksanakannya pengerjaan dengan sub bidang
pengamatan.
Batasan-batasan yang dibahas pada penulisan laporan kerja praktik kali ini mencakup
pembahasan mengenai lokasi dan perusahaan tempat proyek pembangunan, materi-materi
pengamatan, serta waktu pengamatan.
2
1.4.1 Lingkup Materi Pembahasan
Kerja praktik kali ini dilaksanakan pada proyek pembangunan gedung MSC (Main Station
Control) PT.H3I Banjarmasin yang terletak di jalan A Yani km 5,5 Banjarmasin. Adapun hasil dari
pengamatan di lapangan tersebut meliputi beberapa proses pekerjaan seperti pengerjaan plat lantai dan
balok lantai.
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang kegiatannya
dilaksanakan maksimal 2 (dua) orang mahasiswa dalam satu kelompok dengan satu pokok
bahasan/judul, dan telah memnuhi syarat yang telah ditentukan dalam Pedoman Pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 60 (enam
puluh) hari kerja, dinyatakan dalam daftar hadir yang disetujui oleh site manager dan diketahui oleh
Piminan Perusahaan yang bersangkutan. Tempat pelaksanaan Kerja Praktik ini ialah pada Proyek
Pembangunan Gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I Banjarmasin di jalan A.Yani Km. 5,5
Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan PT. MANDIRI KARYA UTAMA RIZKY selaku Civil
Work dari Pembangunan Gedung MSC Banjarmasin ini.adapun batasan obyek pengamatan ialah
pada Pengerjaan Plat Dan Balok Lantai pada Bangunan.
Sistematika penulisan pada Laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang pemilihan objek Praktek Kerja Lapangan,
lingkup dan batasan Praktek Kerja Lapangan, tujuan dan sasaran Praktek
Kerja Lapangan, serta sistematika penulisan Laporan Praktek Kerja
Lapangan.
3
BAB 3
TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi kajian pustaka berupa teori - teori dan metode - metode
dari literatur - literatur tentang supervisi lapangan, adminsitrasi
lapangan, dan metode pelaksanaan pengamatan pelaksanan Pengerjaan
Plat Lantai dan Balok Lantai dalam bangunan.
BAB 4 PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang metode dan teknik pelaksanaan, proses pelaksanaan
(administrasi dan teknis) serta hasil pengamatan mengenai pelaksanaan
Pengerjaan Plat Lantai dan Balok Lantai dalam bangunan.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan setelah melakukan pembandingan dan saran yang dapat
diajukan bagi pihak - pihak yang terkait
4
BAB II
TINJAUAN PROYEK
5
No. Kontrak : 1091204084_2
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan kepada pihak penyedia
jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pemberi tugas dalamsurat perjanjian pemborongan
adalah sebagai pihak pertama dan dapat mengambil keputusan sepihak untuk mengambil keputusan
sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang dilakukan, dengan cara menulis surat kepada kontraktor
apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan dalam undang-undang didalam surat perjanjian
kerja (SPK). Pemberi tugas juga berwwenang untuk memberitahukan hasil lelang secara tertulis
kepada kontraktor.
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah di lakukan oleh
penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik secara sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia
6
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang
menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.
7. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika
9. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan secara tertulis
kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan.
Kontraktor Pelaksana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner ) untuk
melaksanakan pekerjaan proyek. kontraktor pelaksana dapat berupa badan usaha atau perorangan.
perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur,
mekanikal elektrikal, listrik dan lainlain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik
dalam waktu cepat dan efisien.
Pada Proyek Pembangunan gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I Banjarmasin, Kalimantan
Selatan ini yang bertindak sebagai Kontraktor pelaksana adalah PT. MANDIRI KARYA UTAMA
RIZKY
Nilai Proyek merupakan besarnya dana yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu bangunan
proyek dari awal hingga selesai, termasuk segala pengeluaran kontraktor beserta pajak – pajak dan
biaya lainnya. Nilai Proyek Pembangunan Gedung MSC Banjarmasin, Kalimantan Selatan
berdasarkan nilai kontrak adalah sebesar Rp. 5.257.685.526
Pada proyek pembangunan Gedung MSC Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Akan dibangun
MSC (Main Station Control) PT.H3I Banjarmasin dengan 3 bangunan pendukung dan bangunan
utamanya memiliki 2 lantai, dengan rincian seperti berikut :
7
Lantai 1 : Direncanakan untuk tempat MCS Room (Lantai 1
& Power Room
Untuk jangka pelaksanaan konstruksi Proyek Pembangunan Gedung MSC (Main Station
Control) di jalan Ahmad Yani km 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan berdasarkan kontrak kerja
adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender dan waktu pemeliharaan adalah 360 (Tiga
Ratus Enam Puluh) hari kalender.
Dalam sebuah proyek perlu dijalin hubungan kerja yang baik. Hubungan kerja adalah
hubungan antara pihak-pihak yang mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan dan
wewenang untuk menjamin kelancaran jalannya proyek, sehingga proyek dapat selesai tepat
pada waktunya. Pengerjaan suatu pembangunan diharuskan untuk berpedoman pada suatu
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang telah dibuat berasarkan peraturan
pemerintah. Secara garis besar pola hubungan kerja, diatur sebagai berikut :
a. Hubungan kerja pemberi tugas dengan konsultan perencana,
1. Ikatan : kontrak
2. Perencana menyerahkan jasa/karya perencanaan kepada pemberi tugas
3. Pemberi tugas memberikan biaya perencanaan kepada perencana
8
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
GEDUNG MSC (MAIN STATION CONTROL) BANJARMASIN
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai Struktur Organisasi Pelaksanaan untuk Pembangunan
Gedung MSC (Main Station Control) Banjarmasin, Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut:
9
BAB III
TINJAUAN TEORI
Konstruksi suatu bangunan adalah suatu kesatuan dan rangkaian dari beberapa elemen yang
direncanakan agar mampu menerima beban dari luar maupun berat sendiri tanpa mengalami perubahan
bentuk yang melampaui batas persyaratan. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan gedung
diperlukan beberapa landasan teori berupa analisa struktur, ilmu tentang kekuatan bahan serta hal lain
yang berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Ilmu teoritis di atas tidaklah
cukup karena analisa secara teoritis tersebut hanya berlaku pada kondisi struktur ideal sedangkan gaya-
gaya yang dihitung hanya merupakan pendekatan dari keadaan yang sebenarnya atau yang diharapkan
terjadi. Perencanaan dari konstruksi bangunan juga harus memenuhi berbagai syarat konstruksi yang
telah ditentukan yaitu kuat, kaku, bentuk yang serasi dan dapat dilaksanakan dengan biaya yang
ekonomis tapi tidak mengurangi mutu bangunan tersebut, sehingga dapat digunakan sesuai dengan
fungsi utama yang diinginkan oleh perencana.
Pekerjaan balok dan plat lantai dilakukan pengukuran di lapangan bersamaan dengan
persiapan bekisting dan persiapan tulangan dan dilakukan pabrikasi, kemudian hasil pengukuran
dilapangan di cek dengan gambar apakah sudah sesuai apabila tidak sesuai dilakukan kembali
pengukuran dan apabila telah sesuai dilakukan pemasang bekisting dan kembali di cek apakah
bekisiting tersebut telah sesuai atau belum, apabila belum sesuai dilakukan perbaikan pada
bekisting dan apabila telah sesuai dengan rencana dilanjutkan dengan pemasangan besi tulangan
dan di setelah di pasang pembesian di lakukan pengecekan pada tulangan apakah sudah sesuai
dengan rencana atau tidak, apabila tidak sesuai besi dilakukan perbaikan dan apabila sudah sesuai
dengan rencana dilanjutkan dengan pekerjaan pembersihan, dan setelah bersih dilakukan
pengecoran, dan dilanjutkan dengan pekerjaan curing, setelah umur mencukupi bekisting di
bongkar. Rangkaian pekerjaan balok dan plat lantai dapat dilihat pada diagram alur pada Gambar
3.
10
gambar 3 Flowchart Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Pekerjaan plat merupakan pekerjaan beton bertulang dengan bidang arah horizontal dengan
beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di
atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lain.
Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan
plat lantai ditentukan oleh:
Beban yang bekerja diperhitungkan terhadap beban mati maupun beban hidup yang mengakibatkan
terjadinya momen lentur. Ketebalan pada pekerjaan plat lantai gedung akademik 1 sebesar 150 mm.
Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang direncanakan untuk menahan
tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok merupakan bagian
11
struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju
elemen-elemen kolom penopang. Dimensi ukuran balok pada pembangunan gedung akademik 1
sangat beragam, disesuaikan dengan keperluan. Pekerjaan balok dan plat pada pembangunan gedung
akademik 1 dilaksanakan secara bersamaan.
Pekerjaan plat lantai dan balok meliputi bekisting, pekerjaan pemasangan tulangan, pekerjaan
pengecoran dan pekerjaan pembongkaran bekisting.
Pekerjaan bekisting dilaksanakan setelah pekerjaan marking selesai. Tahapan pada pekerjaan
marking ini telah dilaksanakan sebelum praktek kerja lapangan. Pekerjaan bekisting merupakan
tahapan pekerjaan sebelum pekerjaan pengecoran. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau
cetakan untuk beton. Pekerjaan bekisting pada plat dan balok menggunakan sistem semi modern.
Sistem semi modern ini terlihat dengan adanya pemakaian plywood dan scaffolding. Pekerjaan
bekisting dibagi kedalam dua kategori, diantaranya:
Acuan
Acuan pada pembangunan gedung akademik 1 menggunakan plywood dengan ukuran dan
ketebalan yaitu 12 mm. Plywood yang digunakan memiliki penggunaan berkisar 8-9 kali
Perancah
Perancah atau pendukung acuan pada bekisting plat dan balok menggunakan scaffolding.
Scaffolding merupakan rangkaian dari besi yang kokoh menahan beban sendiri, beban
bekisting, beban tulangan, beban beton dan beban hidup lain diatasnya.
a. Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama untuk tetap menjaga
mainframe berdiri dengan kokoh menahan beban yang dipikul. Penggunaan jack base
direncanakan.
c. Memasang cross brace sebagai pengaku dan pengikat antar mainframe untuk
12
d. Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri-suri. Selain itu u-head juga
Tahapan pekerjaan beksiting ini sangat perlu diperhatikan karena berdampak lansung pada
pekerjaan-pekerjaan lainnya. Persyaratan pekerjaan beksiting menurut Dinas Pekerjaan Umum
yang harus dipenuhi ialah:
Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika
Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-
Selain itu, perencanaan dan desain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga
pertimbangan-pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi:
Ekonomis,
Tidak bocor.
13
Tabel 1 Jenis-jenis Tulangan pada Plat dan Balok
Berikut alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan balok dan plat:
Tabel 2 alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan balok dan plat
14
Tang besi Sebagai pengikat
untuk pemasangan
kawat bendrat
15
Tulangan cakar ayam Terbuat dari baja
tulangan ulir yang
berfungsi menjada
ketinggian dan elevasi
plat
Pada pelat lantai dengan tulangan wire mash dipasang 2 lapis, tulangan cakar ayam dipasang untuk
menjaga ketinggian atau elevasi plat lantai. Pada bagian bawah plat dipasang beton decking untuk
patokan selimut beton pada plat lantai, seperti terlihat pada Gambar 4.
16
gambar 4 Tahu beton/Decking
Sedangkan pada balok menggunakan sistem penulangan tumpuan dan lapangan. Panjang tulangan
pada tumpuan yaitu sebesar ¼ panjang bentang. Tahapan pekerjaan pemasangan tulangan balok
meliputi:
a. Persiapan bahan dan pemotongan tulangan sesuai gambar kerja yang diperoleh di los besi
b. Pembengkokan tulangan berdasarkan data bbs dan panjang yang telah ditentukan
b. Penempatan tulangan dan pemotongan tulangan berdasarkan dimensi plat lantai dilapangan
d. Pemasangan beton decking untuk menentukan selimut beton pada plat lantai.
17
3.2.3 Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton segar kearea yang telah bekisting
yang telah diberi tulangan. Pengecoran pada plat lantai dan balok menggunakan beton ready mix
dengan perusahaan adhimix dan pionir. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan
pengecoran pada plat lantai dan balok:
Tabel 3adalah alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran pada plat lantai dan balok
18
Mesin vibrator Untuk memadatkan
beton beton segar
Sebelum melakukan pekerjaan beton, langkah teknis yang harus dipersiapkan yaitu:
a. Pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Hal ini dilakukan oleh seorang
QC (Quality Control)
b. Jika sudah dilakukan pengecekan maka langkah selanjutnya ialah mengisi surat ijin cor.
c. Setelah pengecekan selesai dilakukan, selanjutnya menyerahkan surat ijin cor kepada
pengawas MK.
e. Jika hasil lapangan telah memenuhi menurut pengawas MK, selanjutnya penandatanganan
19
Selanjutnya untuk tahapan pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok meliputi:
b. Menentukan volume area siap cor. Untuk pekerjaan plat dan balok, penentuan batas stop cor
atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting dilapangan. Jika bekisting sudah siap pada jarak
bentang tertentu, maka volume cor yang diambil adalah ¼ atau ¾ jarak bentang area bekisting
yang telah mampu menahan berat beton segar (diambil pada perhitungan mekanika rekayasa,
jarak yang diambil merupakan jarak dimana besarnya momen sama dengan nol).
d. Pengujian test slump. Pengujian test slump bertujuan untuk mengetahui nilai kelecakan suatu
beton segar. Pada pekerjaan pengecoran plat dan balok tahap ini tidak dilaksanakan.
h. Pada saat pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan dipadatkan dilakukan pekerjaan
perataan permukaan beton sesuai dengan ketebalan yang telah direncanakan. Perataan ini masih
menggunakan sistem manual memakai ruskam kayu. Perataan ini bertujuan agar permukaan
plat rata dan memastikan tidak ada udara yang terjebak didalam campuran beton .
j. Untuk perawatannya, basahi permukaan plat dan dengan air setiap 2 kali sehari selama satu
minggu.
Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan apabila beton telah cukup umur
yakni selama 7 - 14 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat menahan berat sendiri dan
beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan
disimpan pada tempat yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan dengan tidak mengurangi keamanan
dan kemampuan struktur.
20
Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting:
b. Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yang beton yang telah cukup
umur
e. Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya pengecekan hasil cor yang
dilakukan oleh QC. Jika ditemui hasil cor yang kurang bagus, maka selanjutnya dilakukan
Perhitungan struktur bangunan Gedung ini berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku
di Indonesia, diantaranya :
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-
03).
2. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SKBI 1,3,53. 1987).
Bangunan Gedung.
3.4.1 Pelat
Pelat beton bertulang dalam suatu struktur bangunan dipakai pada lantai dan atap. Pada pelat yang
ditumpu balok pada keempat sisinya, terbagi dua berdasarkan geometrinya, yaitu :
Tebal minimal (h) (Pasal 11.5.SNI 03-2847-2002) Untuk pelat satu arah (Pasal 11.5.2.3 SNI
03-2847-2002), tebal minimal pelat dapat dilihat pada tabel berikut :
21
Tabel 4 Tinggi (h) balok non praktekan atau pelat satu arah bila tidak dihitung
Tinggi minimal, h
Komponen
Kedua
Dua Satu ujung Kantilever
struktur ujung
tumpuan menerus
menerus
Komponen yang tidak menahan atau tidak
disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang
akan rusak karena lendutan yang besar
Pelat solid satu L/20 L/24 L/28 L/10
arah
Balok atau pelat L/16 L/18,5 L/21 L/8
jalur satu arah
CATATAN :
Panjang bentang dalam mm.
Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan
beton normal (Wc = 2400 kg/m3) dan tulangan BJTD 40. Untuk kondisi lain, nilai diatas
harus dimodifikasi sebagai berikut :
(a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis di antara 1500 kg/m3 sampai
2.000kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65-(0.0003)wc)tetapi tidak
kurang dari 1,09, dimana wc adalah berat jenis dalam kg/m3.
(b) Untuk fy selain 400 MPA, nilainya harus dikalikan dengan (0,4+fy/700).
Pelat satu arah yaitu suatu lantai beton yang sistem pendukungnya (berupa balok) berada di
sisi kiri dan kanan pelat.
Ciri-cirinya adalah :
- Pelat persegi yang mempunyai balok pendukung pada keempat sisinya dengan
(ly) dan sisi lebar pelat atau bentang pendek (lx) > 2,0.
22
Desain pelat satu arah sama seperti perencanaan penulangan untuk balok, hanya saja pada
Penulangan melintang (tegak lurus terhadap tulangan utama) harus diberikan untuk menahan
3.4.2 Tangga
Tangga adalah suatu konstruksi yang menghubungkan antara tempat satu ketempat yang lainnya
yang mempunyai ketinggian yang berbeda. Tangga terdiri dari anak tangga dan pelat tangga.
1. Antrede
Antrede yaitu bagian anak tangga bidang horizontal yang merupakan bidang pijak telapak kaki.
2. Optrede
Optrede yaitu bagian anak tangga vertikal yang merupakan selisih tinggi antara dua anak tangga
yang berurut.
- Mudah dilewati
23
Untuk perkantoran dan lain-lain
c. Syarat langkah
d. Sudut kemiringan
Maximum = 45º
Minimum = 25º
3.4.3 Portal
Portal adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling berhubungan
dan fungsinya menahan beban sebagai satu kesatuan yang lengkap.
24
3.4.3.1 Portal Akibat Beban Mati
Portal ini ditinjau pada arah melintang dan memanjang. Pembebanan pada portal akibat
beban mati, yaitu :
- Berat adukan
Portal yang ditinjau pada arah melintang dan memanjang. Perhitungan portal
menggunakan cara yang sama dengan perhitungan portal akibat beban mati.
3.4.4 Balok
Balok merupakan merupakan batang horizontal dari rangka struktur yang meyang memikul
beban tegak lurus lurus sepanjang batang tersebut biasanya terdiri dari dari dinding, pelat atau atap,
dadan menyalurkan pada tumpuan atau struktur bawahnya.ur bawahnya.
Perencanaan Perencanaan balok ini dilakukan untuk menentukan balok balok anak dan balok
induk yang yang akan digunakan dalam suatu struktur gedung. gedung. Sitem struktur yang
menggunakang me nggunakan balok anak dan balok induk ini bertujuan bertujuan untuk memperoleh
bentangan bentangan sepanjang mungkin dengan beban mati mati sekecil mungkin untuk pelat pelat
atap maupun lantai, dimana pelat akan bertumpu bertumpu pada balok induk serta induk serta kolom
sebagai penopang struktur keseluruhan.
25
3.4.5 Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial
tekan vertical dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Sedangkan komponen struktur yang menahan beban aksial vertical dengan rasio bagian tinggi dengan
dimensi lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestal.
3.4.6 Sloof
Sloof merupakan salah satu struktur bawah suatu bangunan yang menghubungkan pondasi dan
berfungsi sebagai penerima beban dinding diatasnya. Sloof merupakan salah satu struktur bawah suatu
bangunan yang menghubungkan pondasi dan berfungsi sebagai penerima beban dinding diatasnya.
3.4.7 Pondasi
Pondasi pada umumnya berlaku sebagai komponen pendukung bangunan yang terbawah dan
berfungsi sebagai elemen terakhir yang meneruskan beban ketanah.
Bila letak lapisan tanah keras dekat dengan permukaan tanah, maka dasar pondasi dapat langsung
diletakkan diatas lapisan tanah keras tersebut, pondasi seperti ini disebut dengan pondasi dangkal.
Digunakan untuk memikul beban bangunan yang bersifat beban terpusat atau beban titik, misal beban
tower kolom pada bangunan gdung bertingkat, beban pada menara (), beban pilar pada jembatan.
26
- Pondasi Tapak Menerus
Digunakan untuk memikul beban bangunan yang memanjang, seperti bangunan dinding (tembok),
konstruksi dinding penahan tanah.
Digunakan untuk memikul beban bangunan yang relatif berat namun kondisi tanah dasarnya terdiri
dari tanah lunak.
Bila letak lapisan tanah keras jauh dari permukaan tanah, maka diperlukan pondasi yang dapat
menyalurkan beban bangunan kelapisan tanah keras tersebut, pondasi seperti ini disebut dengan
pondasi dalam, contohnya pondasi tiang dan pondasi sumuran.
- Melakukan test “boring” untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi
27
Gambar 6 pondasi tiang pancang beton
sebagai berikut :
a) Tegangan kontak pada tanah tak melebihi daya dukung tanah yang diizinkan.
b) Settlement (penurunan) dari struktur masih termasuk dalam batas yang diijinkan, jika ada
kemungkinan yang melebihi dari perhitungan awal, maka ukuran pondasi dapat dibuat berbada dan
dihitung secara sendirisendiri sehingga penurunan yang terjadi menjadi persamaan.
28
Pemilihan bentuk pondasi yang didasarkan pada daya dukung tanah, perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah,
maka pondasi yang dipilih sebaiknya jenis pondasi dangkal (pondasi jalur atau pondasi tapak)
2. Bila tanah keras terletak pada kedalaman hingga 10 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasi yang biasanya dipakai adalah pondasi tiang minipile dan pondasi
3. Bila tanah keras terletak pada kedalaman hingga 20 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasi yang biasanya dipakai adalah pondasi tiang pancang atau pondasi
borpile.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Umum
Pembahasan pada bab 4 mengenai tentang objek pelaksanaan pada pembangunan gedung MSC
(Main Station Control) PT.H3I di Banjarmasin yang meliputi kualitas dan kuantitas pada pekerjaan
lantai dan balok lantai. Pengamatan aspek kuantitas berkaitan dengan waktu dan biaya, sedangkan
aspek kualitas berkaitan dengan material dan proses pelaksanaan/pengerjaan.
Metode pelaksanaan konstruksi pada proyek adalah bagian yang sangat penting dalam
mencapai sasaran pelaksanaan kostruksi proyek. Sasaran proyek dalam pencapaiannya meliputi biaya,
kualitas, dan waktu yang efektif dan efisien. Diperlukan metode untuk setiap item pekerjaan sehingga
dapat terlaksananya pekerjaan yang sesuai prosedur, pada setiap kendala yang terdapat dalam proyek
diselesaikan dengan cara berbeda.
Pekerjaan Struktur Atas (upper structure) merupakan bagian struktur yang berfungsi sebagai
penerima beban mati, beban hidup, beban sendiri. Menjadikan bagian yang mampu menjamin dari
segi pengamanan dan kenyamanan. Oleh karena itu, material yang digunakan meiliki kriteria sebagai
berikut:
a. Kuat
b. Tahan api
e. Ekonomis
Pekerjaan struktur atas meliputi pekerjaan balok dan pelat lantai pada Pekerjaan pembangunan
gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I di Banjarmasin dengan menggunakan struktur beton
bertulang.
30
Pengerjaan perancah bagian bawah pada lantai satu menggunakan galam sebagai tiang penyokong
bekisting.
Perakitan besi balok lantai 1 dan pemasangan bekisting, pekerjaan ini dilakukan secara bersusulan.
31
Gambar 10 perakitan besi dan bekisting
Perakitan besi plat pada lantai satu dengan menggunakanmaterial besi diameter 12.
Proses pengecekan dan pembersihan lokasi yang ingin di cor menggunakan readymix.
32
Gambar 12 pengecekan dan pembersihan
Gambar 13 pengecoran
33
Proses teslamp pada lantai satu dengan mutu k-250.
Proses pemasangan skafolding sebagai tiang penyokong pada plat lantai dua.
Perakitan balok bekisting, penyetelan besi balok lantai dan pemasangan plat bondek pada lantai dua.
34
Gambar 16 perakitan balok bekisting, besi balok lantai dua dan perakitan plat bondek
Proses pengecoran pada lantai dua menggunakan cor beton readymix dengan mutu 250.
Perawatan beton pada lantai dua pascapengecoran dengan ditutupi plastic cor beton.
35
4.2 Pelaksanaan Persiapan
Pekerjaan persiapan pelaksanaan balok dan pelat lantai pada gedung MSC (Main Station
Control) PT.H3I di Banjarmasin, yang pertama di lakukan adalah pengukuran luasan yang dirancang
pada lokasi site. Luasan yang sudah didapat akan diberikan patok agar presisi dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Material bangunan yang diinginkan dalam pekerjaan ini mempunyai kualitas tinggi agar
memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, kekakuan, dan kestabilan. Material yang disuplai dalam site
akan sangat berpengaruh kelancarannya,hal yang mempengaruhi adalah:
Volume pekerjaan
Prosedur pengadaan material merupakan salah satu bagian dari sistem logistik yang ditujukan
untuk pelaksanaan proyek pengadaan material sesuai rencana kebutuhan. Prosedur pengadaan material
pada proyek Pembangunan Gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I di Banjarmasin memiliki
langkah sebagai berikut:
36
d. pemilihan dan penentuan kualitas produk
g. administrasi material
i. pengangkutan material
Menurut pengamatan kami prosedur yang ada sudah sesuai, penanganan tentang pengadaan
material sudah efektif sehingga material sampai di lokasi dengan tepat waktu dan tidak menyebabkan
pekerjaan menjadi terganggu.
Dalam prosedur pengadaan material di proyek Pembangunan Gedung MSC (Main Station
Control) PT.H3I di Banjarmasin pada proses pengadaan material ini tidak selalu berjalan lancar, ada
kalanya pada proses pengadaan barang yang ada disuplier itu kehabisan stok, dan dari yang kami
amati, staff logitik mencari lagi suplier lain sehingga material tetap bisa diadakan dan tidak
menghambat proses pengerjaan item tertentu.
Jenis material yang diadakan dalam topik pengendalian material berupa semen, pasir, besi ulir
dan polos, kawat pengikat (bendrat), paku, galam kecil, kayu balok (kasau), multiplek, plastic cor
beton dan cor beton readymix dalam jumlah volume besar.
2. Penanganan Material
Penanganan material yaitu sebuah proses yang mempengaruhi tempat penyimpanan material,
perlindungan, penerimaan, dan penyaluran material, sehingga material dapat ditangani dengan baik
dan tidak mengganggu pengerjaan item yang memerlukan material tersebut.
a. Material
Pada proyek Pembangunan Gedung MSC di Banjarmasin, jenis material yang di gunakan pada
balok dan plat lantai berupa ;
37
- Semen tipe 1 jenis pc (Portland Cement) merek tonasa untuk penambahan volume jika
- Pasir kasar
- Split 2-3 cm
- Multiplek 6 milimeter
- Galam diameter 4 cm
- Bondek
Pada proyek Pembangunan Gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I di Banjarmasin ini
material disimpan di dalam gudang yang dapat melindungi material dari hujan dan panas. Material
penutup lantai disimpan rapi di dalam ruangan dan baru dikeluarkan ketika hendak dipasang terkecuali
besi,pasir dan koral, sehingga kualitas material tetap terjaga, begitu pula dengan material semen,kawat
pengikat dan alat kerja, masih tersimpan rapi di tempatnya sampai sebelum proses pengerjaan
dilakukan. Namun untuk material pasir dan koral tidak disimpan di gudang melainkan di tempatkan
dekat bangunan bertujuan untuk efisiensi kerja. Banyak Pekerjaan pengecoran menggunakan readymix
dengan mutu yang sudah di tetapkan.
Pada proyek pembangunan Gedung MSC material dapat perlakuan tepat, material disimpan
ditempat yang terhindar dari cuaca hujan dan panas untuk material yang bersifat memberikan reaksi
terhadap air atau panas.
Penyimpanan sangat terbatas dilahan yang terhimpit, sehingga material yang disimpan sangat
terbatas. Berkaitan dengan stok semen hanya beberapa yang bisa disimpan selebihnya untuk
pengecoran dengan volume besar menggunakan readymix dilain sisi juga menghemat waktu
pengerjaan.
38
c. Penyaluran Material
Penyaluran material meliputi memindahkan material dari tempat penyimpanan ke lokasi kerja
material yang dibutuhkan. Adapun pada proyek ini penyaluran material sudah sesuai dengan prosedur
yang seharusnya yaitu sebagai berikut:
Pengambilan material
Proses pengeluaran
Proses pengangkutan
- Menggunakan alat sederhana
- perakitan ditempat
- pelaksanaan aplikasi
- kordinasi pelaksana
Proses material siap pakai juga kami amati berupa cor beton untuk di aplikasikan di lapangan, proses
ini menliputi:
Proses administrasi
Proses mobilisasi
39
Cor berton siap pakai mempunyai komposisi yaitu pasir,semen dan split (batu kecil 2/3),
material disuplai dengan cara dimasukan kedalam mobil molen (readymix) kemudian ditujukan
keproyek. muatan satu readymix berkapasitas 6m3, sebelum datang di Lokasi pihak proyek harus
menyediakan tempat untuk akses material.
Proses persiapan mesin injection pada site, mesin ini berfungsi sebagai penyalur ke dalam cetakan
bekisting dengan metode dorongan mesin.
Proses memasukan adonan cor beton kedalam mesin injection, proses ini memerlukan operator agar
adonan tidak terbuang. Oprator ini terbagi dua lokasi, yaitu pada readymix dan pada lokasi bekisting.
40
Gambar 20 proses pemasukan adonan cor beton kedalam mesin injection
Proses pengarahan pipa dari mesin injection kedalam cetakan beton dan pelat lantai satu.
41
Gambar 22 tes slamp
4.4 Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam proses pengerjaan pelapis lantai dalam bangunan antara lain :
Gergaji adalah perkakas berupa besi tipis bergigi tajam yang digunakan untuk memotong atau
pembelah kayu atau benda lainnya. Ada banyak jenis gergaji. Beberapa merupakan peralatan tangan
yang bekerja dengan kekuatan otot, namun ada juga gergaji mesin yang digerakkan dengan motor
seperti yang biasa digunakan menggergaji pohon.
42
Gambar 24 Gergaji Kayu
sumber : (www.bhineka.com)
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi
antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu
teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical.
sumber : (www.bhineka.com)
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan kepada benda. Palu umum
digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan menghancurkan suatu
objek. Palu dirancang untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam bentuk dan struktur. Bentuk umum
palu terdiri dari gagang palu dan kepala palu, dengan sebagian besar berat berada di kepala palu.
43
Gambar 26 palu
sumber : (www.bhineka.com)
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari
dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada
keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Jangka sorong ini digunakan sebagai mengukur
diameter besi pada lokasi site.
sumber : (www.bhineka.com)
44
meteran ini tersedia dalam inci dan centimeter, penggunaan meteran ini pada umumnya meliputi
perencanaan, pengawasan, kontraktor sampai dengan tukang. Digunakan dalam medan yang saedikit,
rata-rata dibawah 10 meter.
Gambar 28 Meteran
sumber : (www.bhineka.com)
alat potong besi duduk banyak ditemui pada proyek-proyek karena penggunaannya yang mudah dan
tidak memelurkan daya untuk memotong besi, keunggulan menggunakanan alat ini pengerjaan bisa
lebih cepat namun besi yang di potong tidak bisa terlalu besar sehingga memerlukan mesin potong
elektrik.
45
sumber : (www.bhineka.com)
pemotong manual ini juga sama fungsinya seperti yang diatas hanya saja dapat memotong besi
berukuran maksimal diameter 10cm. namun alat potong besi portable ini sangat mudah dibawa kemana
saja.
sumber : (www.bhineka.com)
pengikat bendrat ini sangat umum digunakan untuk mengencangkan ikatan pada besi yang direkatkan
agar menjadi presisi tanpa harus dilas. Cara menggunakannya sangat mudah dan ringan, hanya perlu
menjepit didua sisi kawat dan diputar hingga keras dan putus.
sumber : (www.bhineka.com)
46
Proyek yang memperhatikan kualitas tak jarang menggunakan alat vibrator sebagai pemadat cor beton
ketika pengecoran. Hal ini bertujuan agar beton tidak mudah rapuh, menyisakan rongga dan terjadi
retakan.
Gambar 32 Vibrator
alat sederhana yang sering dipakai oleh tukang batu untuk meratakan hasil plester, cord an acian.
Dengan cara menggosokan perlahan pada permukaan objek yang dihaluskan.
Gambar 33 Kasutan
sumber : (www.bhineka.com)
47
1.5 Pengamatan Proses Pelaksanaan/ Pengerjaan
1. Objek Pengamatan
Pada Proyek Pembangunan Gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I di Banjarmasin
Pengamatan pelaksanaan dilaksanakan selama enam puluh hari kerja, terhitung dari 4 April 2017
sampai dengan 23 juni 2017, sesuai dengan absensi. Objek yang diamati adalah pekerjaan balok lantai
dan plat lantai pada bangunan.
Pelaksanaan pekerjaan balok lantai dan plat lantai pada Proyek Pembangunan Gedung MSC
(Main Station Control) PT.H3I di Banjarmasin pada tanggal 4 April 2017 adalah perakitan besi dan
pembuatan bekisting balok lantai, pemasangan perancah bekisting balok lantai dan plat lantai di mulai
dari bagian belakang bangunan MSC dan di lanjutkan ke arah depan, kemudian dilanjutkan perakitan
besi balok lantai berdiameter variatif pada tanggal 14 April 2017, tanggal 18 April 2017 mulai
perakitan besi pada plat lantai dengan metode dimulai dari bagian belakang bangunan, tanggal 22
April pembersihan dan pengecoran plat lantai 1, dilanjtkan tanggal 9 Mei 2017 perakitan bekisting
lantai 2, 14 Mei 2017 perakitan besi balok lantai dan plat lantai 2, 21 Mei 2017 pekerjaan pengecoran
lantai 2 dan berakhir pada tanggal 22 Juni 2017. Pengerjaan sangat di menejemen oleh kontraktor dan
pihak terkait bertujuan mengejar waktu yang tertinggal.
2.Proses Pengamatan
Proses pengamatan yang dilakukan pada pengerjaan balok lantai dan pelat lantai pada proyek
pembangunan gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I Banjarmasin terbagi dalam dua proses,
yaitu :
48
Peralatan yang dipakai
Pekerjaan yang dilaksanakan setiap harinya
Kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Semua hal tersebut dimasukkan ke dalam laporan harian dan dikumpulkan menjadi laporan mingguan.
Laporan mingguan ini dikumpulkan lagi menjadi laporan bulanan yang dilengkapi dengan laporan
kemajuan fisik.
Sedangkan proses pengamatan secara teknis dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara
seksama terhadap setiap pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksaan pembangunan fisik pada
proyek Pembangunan gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I Banjarmasin, seperti :
Mengamati peralatan serta bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan dalam RKS.
Kegiatan di atas dimasukkan ke dalam laporan harian, sehingga apabila terjadi kekeliruan pengerjaan
konstruksi dapat ditindak lanjuti.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan tiang penyangga dan pengunci lainnya yang berkaitan
dengan pekerjaan pengaplikasian bekisting pada lahan antara lain:
a. Lantai Satu
Pemasangan material galam berdiameter 5 centimeter pada lokasi yang sudah diukur
luasannya, galam pertama sebagai balok bawah, galam kedua sebagai tiang penyangga,
49
Gambar 34 galam sebagai balok bagian bawah bekisting
Pemasangan material balok kayu kasau sebagai bagian dari balokan bekisting, Pada
Cara pemasangan: menggunakan paku 1½” sebagai perekat, dan dari pinggir papan di
Material multiplek sebagai penutup atau media lantai bekisting, pada proyek ini
Cara pemasangan: menggunakan paku 1” sebagai perekat antara bekisting lantai dan
balok bekisting.
50
b. Lantai Dua
Pemasangan skafoding sebagai tiang penyangga untuk lantai dua dengan langkah
sebagai berikut:
- bagian penyambungan atas menggunakan shok sebagai pengikat dengan bagian bawah.
- penyambungan atas berupa ulir untuk penyokong balok yang bisa diatur tinggi
rendahnya.
Pemasangan balok bekisting lantai 5/7 diletakan diatas tiang skafolding dengan cara
51
Gambar 37 pemasangan bondek pada lantai dua msc
Pekerjaan balok pada pembangunan gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I di
Banjarmasin terbagi dua jenis pembebanan yaitu tumpuan dan lapangan.
material besi yang digunakan berkualitas baik dengan merek ks (Krakatau steel), pada
balok menggunakan besi berdiameter D13 mm
Besi pelat lantai ini menggunakan besi D12 dengan jarak 20cm, metode perakitan
sebagai berikut:
- Besi di potong sesuai dengan ukuran yang digunakan dengan alat potong manual.
52
Gambar 38 bendrat
- Diberikan pengganjal pada bagian bawah besi bertujuan agar memiliki jarak dari lantai
bekisting.
53
Gambar 40 proses pemasangan tahu beton pada bagian bawah tulangan.
Proses pengecoran merupakan hal utama yang dilakukan pada malam atau siang hari dicuaca cerah,
pengecoran ini memiliki langkah sebelum beton dituang dalam cetakan:
- Pada bekisting harus bersih dari kotoran sisa-sisa potongan kawat, tanah, dan debu agar
54
- Sebelum pengecoran meminta sampel untuk dites.
- Saat pengecoran alat yang digunakan adalah vibrator untuk memadatkan cor beton
kesela terkecil
Gambar 42 vibrator
Pengecoran menggunakan mutu K-250 pada balok dan pelat lantai satu dan dua. Sebelum cor beton
dituang dalam bekisting diberikan campuran untuk mempercepat pengeringan pada beton, sehingga
beton dapat lebih cepat kering dan kuat dalam waktu yang lebih cepat dari perkiraan semula, dalam
satu readymix dapat bermuatan enam kubik dan memerlukan satu kaleng pengering beton, pengering
ini berwarna hitam pekat dan kental seperti oli bekas dengan ukuran kaleng satu liter.
55
4. Pekerjaan Pasca Pengecoran Balok Dan Pelat Lantai
Pekerjaan pasca pengecoran dimana beton berada dalam kondisi basah atau kering yang masih
dalam tahap perawatan agar beton tidak cepat haus dan retak. Metode perawatan beton diantaranya
menggunakan plastic, karung basah, disiram air bersih dan pada bagian bawah sebelum pengecoran
diberi plastic agar air tidak rembes.
Pada pembongkaran bekisting ada berapa hal yang dapat di perhatikan, pembongkaran pada
balok dan plat lantai dengan langkah sebagai berikut:
- Memastikan umur beton mencapai kekuatan batas maksimal atau dalam 21 hari setelah
pengecoran.
- Melepas skafolding dengan melonggarkan pengencang pada bagian atas, setelah itu
melepas bracing pada bagian antar tiang skafolding, pada langkah selanjutnya
pelepasan tumpangan tiang dan disimpan dilokasi yang dianggap tidak mengganggu
pekerjaan lain.
56
Gambar 45 pelepasan bekisting dengan cara mencongkel
- Mempersiapkan alat berupa linggis untuk melepas pengikat papan bekisting dengan
- Melepas bekisting papan pada cor balok, ini sangat berhati-hati agar papan tidak rusak
- Papan dirakit kembali setelah pelepasan dari cor beton yang sudah kering.
57
A. Perbandingan Pelaksanaan di Lapangan dan Teori
keselamatan dilapangan,semua
pekerja menggunakan
sebenarnya hal yang
APD (Alat Pengaman
harus dilakukan guna
Diri) guna mencapai
keselamatan si pekerja,
kerja profesional dan
tetapi tergantung alat
keselamatan diri stiap
yang disediakan. Alat individu.
keselamatan biasanya
berupa Helm,
Webbing,
Sepatu boot, dan
sepatu
lapangan.
Pekerjaan dimulai dari Persiapan tersebut
awal seperti persiapan sesuai, seperti salah
58
barang, bahan dan satu contoh penyediaan
telah material besi tulangan
59
ditentukan. Misalnya rupa,terdapat tukang
hari senin proses yang yang bekerja pada dua
60
BAB V
PENUTUP
Praktik kerja yang dilakukan mahasiswa selama ± 60 hari kerja memberikan manfaat yang
banyak bagi mahasiswa baik itu ilmu, pengalaman serta pengetahuan tentang Manajemen Konstruksi.
Selama praktik kerja mahasiswa mampu memahami dan mengerti bagaimana cara membandingkan
ilmu dari teori pelajaran maupun ilmu di lapangan dan juga mahasiswa mampu mengetahui lebih
banyak tentang Manajemen Konstruksi dalam sebuah proyek. Serta mahasiswa juga mampu
memahami dan mengerti permasalahan dan kondisi yang ada di lapangan.
Berdasarkan dari uraian pada bab-bab sebelumnya, mulai dari pengamatan dan Analisa yang dilakukan
terhadap pelaksanaan pembangunan Gedung MSC (Main Station Control) PT.H3I di Banjarmasin,
maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam suatu proyek pembangunan harus ada tanggung jawab, system kerja yang baik dan
disiplin kerja , karena kriteria tersebut mendukung kelancaran dan keteraturan operasional
pembangunan.
2. Ketepatan waktu pekerjaan yang sesuai Time Schedule dapat mempercepat proses
pembangunan.
3. Keseriusan, ketelitian dan kecepatan dalam melaksanakan setiap pekerjaan merupakan hal
yang sangat penting untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang optimal
4. Dengan kualitas finishing yang optimal dan pekerjaan yang benar dan rapih memberikan
kepuasan tersendiri bagi para pekerja yang bersangkutan dengan proyek tersebut, terutama
klien.
5. Pemilihan bahan bangunan dipengaruhi oleh fungsi bangunan dan berkaitan dengan kualitas
61
6. Kesalahan para pekerja yang terjadi di lapangan dapat mengganggu kelancaran suatu
Kesimpulan khusus adalah kesimpulan dari setiap pelaksanaan tiap-tiap bagian struktur bangunan,
yaitu :
1. Plat Lantai
Melakukan slump test terhadap beton yang akan digunakan untuk pengecoran.
Sebelum proses pengecoran, keadaan permukaan yang akan dilakukan pengecoran haruslah
Pengecoran harus dilakukan saat keadaan cuaca yang cerah untuk memastikan mutu beton
terjaga.
2. Balok Lantai
Pembuatan balok lantai harus teliti agar bangunan yang dipakai tidak cepat rusak, karena balok
lantai ini akan menahan beban-beban dari material – material yang digunakan, perabot
Bekisting balok lantai harus benar – benar bersih, tidak bocor, dan kuat sebelum dilakukan
pengecoran.
Setelah dicor, bekisting kolom baru dapat dilepas setelah beton benar-benar kering.
5.3 Saran
62
Perlu ditingkatkan kualitas kerja dari para pekerja mulai dari kepala proyek hingga kuli
bangunan.
Perbaiki dahulu kesalahan dalam suatu pekerjaan sebelum kesalahan tersebut terlanjur banyak
dan sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya agar tidak terlalu parah dan dapat
Perbanyak komunikasi kepada pengawas dari pemilik proyek agar tidak terjadi
Kerjasama antara pemilik proyek dan tim konsultan sudah dibina dengan baik. Walaupun
proyek pembangunan Gedung MSC (main station control) PT.H3I Banjarmasin pada tahap
ini masih ada yang menyimpang dari time schedule, tetapi etos kerja yang dihasilkan tetap
dijaga dengan baik dan citra kontraktor tetap terjaga sebagaimana baiknya.
63
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN
65