Makalah
INTERAKSI OBAT
“FARMAKODINAMIKA”
OLEH :
KELOMPOK II
1. Amalia Putri B. (821415091)
2. Nur Syamsiah Laisa (821415045)
3. Sinta A. Gani (821414105)
4. Sintia Frilianti Gumalangit (821414088)
5. Sri Pratiwi Panai (821414104)
6. Titi Fitria Hamka (821414077)
7. Bayu Reyvaldo Rahim (821414098)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya serta kesehatan yang diberikan, kami dapat menyelesaikan makalah
Analisis Fisikokimia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan
baik lisan maupun tulisan, serta beberapa referensi yang kami baca sehingga dapat
memperlancar penyusunan makalah ini. Makalah yang kami susun adalah tentang
“Interaksi farmakodinamika obat”. Terlepas dari itu semua, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan
saran yang membangun, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bisa
menjadi referensi dan bermanfaat terhadap pembaca.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Kelompok II
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
I.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 2
I.3 Maksud dan Tujuan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
I1.1 Definisi interaksi obat ............................................................................... 3
II.2 Obat yang terlibat dalam interaksi ............................................................ 3
II.3 Macam-macam interaksi ........................................................................... 5
II.4 Definisi interaksi farmakodinamik ............................................................ 5
II.5 Mekanisme interaksi farmakodinamik ...................................................... 7
II.6 strategi pelaksanaan interaksi obat ............................................................ 9
II.7 Review jurnal ............................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan................................................................................................ 12
III.2 Saran .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam arti luas, obat ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya.
Namun untuk tenaga medis, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat
menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan
penyakit. Selain itu agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat
mengakibatkan berbagai gejala penyakit. Farmakologi mencakup pengetahuan
tentang sejarah, sumber, sifat kimia dan fisik, komposisi, efek fisiologi dan
biokimia, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi, ekskresi dan
penggunaan obat. Seiring berkembangnya pengetahuan, beberapa bidang ilmu
tersebut telah berkembang menjadi ilmu tersendiri .
Cabang farmakologi klinik ialah Interaksi obat dapat didefinisikan
sebagai modifikasi efek satu obat akibat obat lain yang diberikan pada
awalnya atau diberikan bersamaan, atau bila dua atau lebih obat berinteraksi
sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas satu atau lebih akan
berubah. Interaksi obat mengakibatkan berkurang atau hilangnya khasiat
terapi dan meningkatnya aktivitas obat, dan dapat terjadi reaksi toksik obat
(Fradgley, 2003).
Interaksi obat, merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat
(drug-related problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan
terapi obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi
obat terjadi ketika farmakokinetika atau farmakodinamika obat dalam tubuh
diubah oleh kehadiran satu atau lebih zat yang berinteraksi (Piscitelli, 2005).
Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama dapat berubah
efeknya secara tidak langsung atau dapat berinteraksi. Interaksi bisa bersifat
potensiasi atau antagonis efek satu obat oleh obat lainnya, atau adakalanya
beberapa efek lainnya (BNF 58, 2009).
Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat
lain, obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam
5
lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat
bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir
bersama satu dengan yang lainnya (Stockley, 2008).
Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan
toksisitas dan atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi terutama bila
menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang
rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan, dan obat-obat sitostatik
Pada penulisan makalah ini akan di bahas tentang aspek farmakologi yaitu
farmakodinamik, dimana Interaksi farmakodinamik terjadi di mana efek dari
satu obat yang diubah oleh kehadiran obat lain di tempat kerjanya. Kadang-
kadang obat secara langsung bersaing untuk reseptor tertentu (misalnya agonis
beta2, seperti salbutamol, dan beta blockers, seperti propranolol) tetapi sering
reaksi yang lebih langsung dan melibatkan gangguan fisiologis mekanisme
(Stockley, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi interaksi obat?
2. Bagaimana mekanisme interaksi obat secara farmakodinamik?
3. Bagaimana hasil review jurnal pada interaksi farmakodinamik?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami mekanisme interaksi obat secara farmakodinamik dan mengetahui
hasi review pada jurnal interaksi farmakodinamik
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Interaksi obat
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai modifikasi efek satu obat
akibat obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan, atau
bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan
atau toksisitas satu atau lebih akan berubah. Interaksi obat
mengakibatkan berkurang atau hilangnya khasiat terapi dan meningkatnya
aktivitas obat, dan dapat terjadi reaksi toksik obat (Fradgley, 2003).
Interaksi obat berarti saling pengaruh antar obat sehingga terjadi
perubahan efek. Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses
hingga akhirnya obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut
meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi.
Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan
dapat menimbulkan suatu interaksi. Interaksi obat juga suatu faktor yang
dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan. Obat dapat
berinteraksi dengan makanan atau minuman, zat kimia atau dengan obat lain.
Dikatakan terjadi interaksi apabila makanan, minuman, zat kimia, dan obat
lain tersebut mengubah efek dari suatu obat yang diberikan bersamaan atau
hamper bersamaan (Ganiswara,2000).
Beberapa obat sering diberikan secara bersamaan pada penulisan resep,
maka mungkin terdapat obat yang kerjanya berlawanan. Obat pertama dapat
memperkuat atau memperlemah, memperpanjang atau memperpendek kerja
obat kedua. Interaksi obat harus lebih diperhatikan, karena interaksi obat
terapi obat dapat menyebabkan kasus yang parah dan tingkat kerusakan-
kerusakan pada pasien, dengan demikian jumlah dan tingkat keparahan kasus
terjadinya interaksi obat dapat dikurangi (Mutschler, 1991).
2.2 Obat yang Terlibat dalam Peristiwa Interaksi
Interaksi obat paling tidak melibatkan 2 jenis obat diantaranya :
a. Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau
diubah oleh obat lain.
7
a. Obat-obat dengan ikatan protein yang kuat, oleh karena dengan demikian
akan menggusur ikatan-ikatan yang protein obat lain yang lebih lemah.
Obat-obat yang tergusur ini (displaced) kemudian kadar bebasnya dalam
darah akan meningkat dengan segala konsekuensinya, terutama
meningkatnya efek toksik. Obat-obat yang masuk di sini misalnya aspirin,
fenilbutazon, sulfa dan lain lain.
b. Obat-obat dengan kemampuan menghambat (inhibitor) atau merangsang
(inducer)enzim-enzim yang memetabolisir obat dalam hati. Obat-obat
yang punya sifat sebagai perangsang enzim (enzyme inducer) misalnya
rifampisin, karbamasepin, fenitoin, fenobarbital dan lain-lain akan
mempercepat eliminasi (metabolisme) obat-obat yang lain sehingga kadar
dalam darah lebih cepat hilang. Sedangkan obat-obat yang dapat
menghambat metabolisme (enzyme inhibator) termasuk kloramfenikol,
fenilbutason, alopurinol, simetidin dan lain-lain,akan meningkatkan kadar
obat obyek sehingga terjadi efek toksik.
c. Obat-obat yang dapat mempengaruhi /merubah fungsi ginjal sehingga
eliminasi obat-obat lain dapat dimodifikasi. Misalnya probenesid, obat-
obat golongan diuretika dan lain-lain.
Ciri-ciri obat presipitan tersebut adalah pada proses distribusi (ikatan
protein), metabolisme dan ekskresi renal. Masih banyak obat-obat lain diluar
ketiga ciri ini tadi yang dapat bertindak sebagai obat presipitan dengan
mekanisme yang berbeda-beda.
2.3 Macam-macam interaksi
Menurut jenis mekanisme kerjanya, interaksi obat dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu :
1. Interaksi farmasetik
2. Interaksi farmakokinetik
3. Interaksi farmakodinamik
2.4 Definisi Interaksi farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik terjadi di mana efek dari satu obat yang
diubah oleh kehadiran obat lain di tempat kerjanya. Kadang-kadang obat
9
B AB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
1. Menurut jenis mekanisme kerjanya, interaksi obat dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu nteraksi farmasetik, Interaksi farmakokinetik dan
Interaksi farmakodinamik
2. Interaksi farmakodinamik terjadi di mana efek dari satu obat yang diubah
oleh kehadiran obat lain di tempat kerjanya. Kadang-kadang obat secara
langsung bersaing untuk reseptor tertentu (misalnya agonis beta2, seperti
salbutamol, dan beta blockers, seperti propranolol) tetapi sering reaksi
yang lebih langsung dan melibatkan gangguan fisiologis mekanisme.
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada
sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga
menimbulkan efek-efek obat yang aditif, sinergis (potensiasi), atau
antagonis tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun profil
farmakokinetik lainnya. Jika dua obat yang mempunyai kerja yang serupa
atau tidak serupa diberikan, maka efek kombinasi dari kedua obat itu
dapat menjadi aditif (efek dua kali lipat), sinergis (lebih besar dari dua
kali lipat), atau antagonis (efek dari salah satu atau kedua obat itu
menurun) (Kee dan Hayes, 1996).
3. Hasil yang diperoleh ialah pemberian aceklofenac dan rosiglitazone
sendiri menghasilkan penurunan kadar glukosa darah anterior
(antidiabetik) secara anterior dan oksidatif, namun kombinasi keduanya
menghasilkan penurunan efisiensi rosiglitazone untuk aktivitas
antidiabetik dan peningkatan aktivitas anti gastrik aceclofenac saat
diberikan bersama rosiglitazone. Aceclofenac menurunkan aktifitas
antidiabetik dari rosiglitazone karena aceclofenac secara bertahap
menurunkan efisiensi rosiglitazone selama 8 jam dalam kemampuannya
mengontrol gula darah, kombinasi ini masih kurang baik dibandingkan
pengobatan rosiglitazone saja.
16
3.2 Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu
kesehatan maupun ilmu alam lainnya, penting sekali memahami tentang hal-
hal yang berkaitan dengan instrumen spektrofotometer infra merah yang pada
dasarnya sangat berguna dalam dunia kesehatan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fradgley, S., 2003, Interaksi Obat dalam Aslam, M., Tan., C., K., dan Prayitno,
A., Farmasi Klinis, 119-130, Penerbit PT. Elex Media Komputindo
Kee, j,L., and Hayes E.R., 1996, Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan,
140-151,AlihBahas aPeter Anugerah, EGC, Jakarta.
Mutchler, E., 1991, Dinamika obat, Edisi V, diterjemahkan Widianto, M.B., dan
Ranti, A.N., 88-92, Penerbit ITB, Bandung.
Gitawati, R. 2008. Interaksi obat dan beberapa implikasinya. Artikel. Media litbang
kesehatan volume xviii nomor 4 tahun 2008. Puslitbang Biomedis dan farmasi,
badan litbangkes