PENDAHULUAN
kekerasan, dan aneka perilaku kurang terpuji lainnya. Di lain pihak, tak sedikit
rasa, rendah hati, suka menolong, solidaritas sosial dan sebagainya yang
terhadap pendidikan budi pekerti ini masih kurang. Bahkan dapat dikatakan
secara positif.1
Telah kita ketahui bahwa pada masa remaja, akan mudah terpengaruh
oleh lingkungan dimana ia tinggal, berada dan bergaul. Maka masalah moral
1
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. v
1
2
ini menjadi pembicaraan orang dimana saja baik itu dinegara maju ataupun
sesuai dengan kemampuan dan umurnya, sebab anak lahir belum tahu batas-
moral, sikap dan perilaku serta keagamaannya agar nantinya anak nantinya
anak tidak terseret arus yang menyesatkan. Pandangan moral anak yang benar
dapat terjadi seorang anak yang memiliki pandangan moral yang tinggi,
kehidupan. Adanya panutan nilai, moral, dan norma dalam diri manusia dan
kehidupan akan sangat menentukan toyalitas diri individu atau jati diri
moral merupakan salah satu aspek yang harus dibenahi karena merupakan
2
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta :Bulan Bintang,
t.th), hlm. 66.
3
Maka dari itu atas inisiatif dari Guru PAI, diadakanlah semacam program
kegiatan yang diadakan setiap hari Ahad pagi yang kemudian dinamakan
Kegiatan kuliah ahad pagi sendiri biasanya dimulai pada jam delapan
pagi sampai selesai dan dipimpin langsung oleh guru PAI, kegiatan yang
dilakukan biasanya berupa pembacaan Yasin dan Tahlil yang kemudian diisi
dengan ceramah bagi siswa kelas VII dan VIII. Bagi kelas IX diisi dengan
menempuh Ujian Nasional. Dalam Kuliah Ahad Pagi tidak semua siswa
mendapatkan jatah satu kali lebih banyak dari pada Siswa kelas VII maupun
maka lambat laun nilai-nilai keagamaan tersebut akan menjadi bagian dari
hidupnya, yang akhirnya akan menjadi suatu pegangan hidup yang kokoh dan
kuat di dalam jiwa.3 Sehingga akan menjadi generasi penerus yang baik,
3
Ahmad Syafi’i, Membangun Moralitas Bangsa, Lembaga Pengkajian dan Pengalaman
Islam Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, (LIPPI UMY), t.th, hlm. 4.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur'an danTerjemahnya, Surat Al-Ahzabayat 21, Jakarta,
1971, hlm. 670.
4
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”.
Pekalongan.
B. Rumusan Masalah
dikaji meliputi:
Pekalongan.?
Penegasan Istilah
dimaksud adalah :
a. Pembinaan
yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.5
b. Moral keagamaan
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin. Mores
dan kelakuan.7 Sedangkan agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata
keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.8 Jadi yang
dimaksud dengan moral keagamaan adalah sikap dan perilaku yang sesuai
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat,(Jakarta : PT Gramedia
Pustaka, 2008), hlm. 193
6
Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlaq, (Jakarta : Rajawali Press, 1992), Cet. I, hlm. 8.
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa : Edisi Keempat, (Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008), hlm. 929.
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa : Edisi Keempat, (Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008), hlm. 15.
9
Mawardi Lubis, Op. Cit., hlm.31
6
c. Siswa
Pekalongan.
Minggu sekali yakni pada hari minggu/ahad pagi dan kegiatan tersebut
juga wajib diikuti oleh seluruh siswa termasuk siswa kelas IX.
Pagi adalah suatu cara atau usaha untuk membina atau mengarahkandalam
hal ini membina moral keagamaan siswa, yang nantinya dapat membentuk
C. Tujuan Penelitian
5 Pekalongan.
10
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka, 1976),
hlm. 955.
7
Pekalongan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
2. Secara Praktis
keagamaan di lingkungannya.
E. Tinjauan Pustaka
1. Analisis teori
suasana belajar adanya proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
8
mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin tinggi. Disiplin adalah suatu
terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan, karena itu melalui
teman sebaya) anak bealajar memahami tentan perilaku mana yang baik,
yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh
dikerjakan.
11
Tim UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT.
Kloang Klede, 2004), hlm 3
9
oleh Piaget. Makin tinggi tingkat penalaran orang tersebut, makin tinggi
maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep
diajarkan agama oleh orang tua mereka, namun karena pada masa remaja
12
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
hlm.263
13
http://mudztova.blogspot.com/2011/04/makalah-perkembangan-moral-dan.html. Diakses,
27 Juli 2013
10
anak-anak dan remaja. Oser & Gmunder menemukan bawah remaja usia
sampai akhirnya niai itu benar-benar tertanam saat dia dewasa kelak.
Adapun peran utama orang tua dalam hal ini adalah core value (pusat nilai)
(1) Energi rohaniah atau physic energy yang berfungsi sebagai penagtur
(2) Naluri yang berfungsi sebagi pengatur kebutuhan primer seperti makan,
minum, dan seks. (3) Ego yang berfungsi untuk meredakan ketegangan
14
Desmita, Op. Cit, hlm 282
15
Ridwan Munawar, Metode Pendidkan Akhlaq, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UIN
Sunan Kalijaga, 2009). Hlm. 59
11
dorongan yang ada dalam kenyataan objektif (realitas), dan (4) Super ego
(rasa puas, senang dan berhasil) maupun berupa hukuman (rasa bersalah,
16
Jalaludin, Psikologi Agama, (Bandung : CV, Sinar Baru Algesindo, 2001), hlm. 166
17
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara), hlm. 166
12
meliputi kegiatan PHBI seperti maulid, isro mi’roj dan lain sebagainya. 2)
beji, dan membentuk akhlaq mulia pada diri remaja di Desa Beji.18
“Pembinaan Moral dan Agama Pada Anak menurut Prof. Dr. Zakiah
18
Syamsiyah, “Peranan Kegiatan Keagamaan Dalam Membentengi Moralitas Remaja
Muslim di Desa Beji Tulis Batang”, Skripsi Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, (Pekalongan:
STAIN Pekalongan, 2012), hlm.vii
19
Istitho’ah, “Pembinaan Moral dan Agama Pada Anak Menurut Prof. Dr. Zakiah
Daradjat”, skripsi Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, (Pekalongan : STAIN Pekalongan,
2010), hlm vii
13
yang memiliki jiwa yang suci, kepribadian yang luhur melalui proses
Tuhan. Dalam hal ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
nilai-nilai moral dalam diri seorang anak, yaitu empat kebaikan utama :
20
Rinawan, “Konsep Pendidikan Moral Dalam MembangunKarakter Anak ( Studi Atas
Pemikiran Muhammad Ibn Ahmad Al-Ghazali Al-tusi Dalam Kitab Ihya Ulumuddin”, Skripsi
Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2012), hlm vii
14
Negeri 5 Pekalongan” karena belum ada skripsi yang sama. Disini peneliti
ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pembinaan moral bagi siswa SMP
adalah pendidikan dari pendidik/orang tua tentang perbuatan baik dan buruk
2. Kerangka Berpikir
moral yang diambilnya, dapat mengidentifikasi alasan yang baik yang harus
diterima dan alasan yang tidak baik yang harus ditolak atau diubah.21
yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. Dari tujuan
nilai. Karena itu, pendidikan agama lebih dititik beratkan pada bagaimana
membentuk sikap dan tingkah laku atau moral keagamaan yang selaras
akan membentuk seorang anak yang baik. Oleh karena itu, pendidikan
moral perlu menjadi prioritas utama dalam kehidupan. Karena seorang anak
21
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali Pendidikan yang
Manusiawi, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), hlm.6
22
Mawardi Lubis, Op. Cit, hlm. 3
16
akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter serta berakhlak mulia yang
nantinya akan membawa kesuksesan tidak hanya di dunia, akan tetapi juga
dunia tanpa kesuksesan akhirat maka akan dirasa hampa. Maka dengan
makna-makna islami yang tumbuh dalam hati, seorang anak kelak akan
F. Metodologi Penelitian
dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau
23
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), hlm. 19
24
Nana Sudjana dan Ibrahim, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Offset, 1989), hlm. 16
17
metode analitik, yaitu suatu bentuk metode dengan cara mengumpulkan dan
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh
alat pengambil data langsung pada subyek atau tangan pertama atau
sumber asli.26 Data ini meliputi data mengenai siswa kelas IX SMP
b. Data Sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh
tersebut.
25
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik, (Bandung:
Tarsito, 1990), hlm. 143.
26
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91.
27
Winarno Surachmad,Op.cit, hlm. 92.
18
untuk menghindari data yang tidak terpakai karena jauhnya informasi yang
a. Metode observasi
jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu
rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan
b. Metode Interview
28
JokoSubagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta :Rineka Cipta, 1997),
hlm. 38
29
Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Aksara, 1999), hlm. 63
30
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta :Rineka Cipta, 2000), hlm. 165
19
c. Metode Dokumentasi
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
pekalongan.
ini adalah secara induktif, tidak dimulai dari deduksi teori tetapi dimulai
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta :Rineka
Cipta, 2002)., hlm. 206
32
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 95
33
Margono, Op.Cit.,hlm. 38
20
sistematis dan ilmiah. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi yang akan
penulis susun :
Bab IIMoral Keagamaan PAI. Dalam bab ini akan membahas tentang:
pembinaan moral.