Anda di halaman 1dari 22

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Profil Desa Cipakat

3.1.1 Sejarah Desa Cipakat

Desa cipakat merupakan salah satu Desa dari 10 Desa yang ada di
Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki sumber daya
alam yang cukup strategis dalam mengembangan agrobisnis.

Desa Cipakat pada awalnya beertempat di Kp. Kudang RT. 01/ RW. 04
dikarenakan adanya kesepakatan kepemilikan tanah tersebut antara pihak
pemerintah dengan pihak lain (PT. FIRMAN SAREN) pada waktu itu, maka isi
dari kesepakatan tersebut yaitu tanah milik pemerintah yang digunakan sebagai
wilayah kerja Kantor Pemerintah Desa Cipakat untuk digulingkan dengan
sebidang tanah yang berada di Kp. Dozer RT. 03/ RW. 06, yang sekarang diberi
nama Jl. KH. Ruhiat Dozer.

Pada tahun 1980 an di pelopori oleh pihak Pemerintah dan para tokoh
masyarakat yang ada di wilayah Desa Cipakat diantaranya tokoh ulama, tokoh
pemuda dan tokoh-tokoh lainnya mengadakan suatu perundingan agar Desa
Cipakat diadakan pemekaran, mengingat:

1. Luas wilayah Desa Cipakat yang begitu luasnya;


2. Jumlah penduduk yang sudah memenuhi persyaratan pemekaran.

Setelah adanya perundingan semua tokoh yang hadir menyepakati Desa


Cipakat dibagi menjadi tiga wilayah, maka sejauh tahun 1980 tersebut status
Desa Cipakat mengalami pemekaran menjadi 3 desa, yaitu Desa Cipakat sebagai
desa awal dengan pemekarannya bernama Desa Sukamulya dan Desa Sukaasih.

3.1.2. Visi dan Misi

Visi Desa Cipakat : “Cipakat religius Islami yang kompetitif dan adaptif
dalam bidang sumber daya manusia menuju Desa Metropolis Tahun 2017”

Misi Desa Cipakat Kecamatan Singaparna yaitu:

3. Mewujudkan sumberdaya manusia yang beriman dan bertaqwa.

1
4. Mewujudkan sumber daya manusia yang kompetitif dan adaptif
melalui pembangunan pendidikan.
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang bertanggungjawab.
6. Mewujudkan pembangunan Desa melalui partisifasi dan
pemberdayaan masyarakat.
7. Mewujudkan Pertumbuhan ekonomi Desa melalui usaha kecil,
menengah dan koperasi Desa.
8. Mewujudkan hubungan kemitraan yang berkelanjutan.
9. Mewujudkan tata lingkungan Desa yang teratur, indah dan
harmoni sebagai Desa penyangga ibu kota Kabupaten.

3.1.3. Struktur Organisasi Desa Cipakat

Berdasarkan Pasal 200 UU Nomor 23 tahun 2004 dan Pasal II Peraturan


Pemerintah Nomor 72 tahun 2005, yang dimaksud dengan penyelenggara
pemerintah desa yaitu pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa (BPD).

Berdasarkan Pasal 12 PP No. 72/2005, pemerintah desa terdiri dari Kepala


Desa dan Perangkat Desa, jumlah aparatur Pemerintah Desa Cipakat sampai
dengan tahun 2012 yaitu 13 orang, Susunan Organisasi Pemerintah Desa Cipakat:

2
3
Gambar 3.1. SUSUNAN ORGANISASI DESA CIPAKAT

SUSUNAN ORGANISASI DESA CIPAKAT

Kepala Desa
Ade Gani

Sekretaris Desa
Apipudin, BBA

Kasi Pelayanan Kasi Kesejahteraan Kasi Pemerintahan Kaur TU dan Umum Kaur Perencanaan
An’an Yuliati Rizki Romdoni, SE Rifa Fahrijal Budi Firmansyah Banyu Suci Nur Akbar, SE

Kepala Dusun I Kepala Dusun II Kepala Dusun III Kepala Dusun IV


Anton Sujana Andri Wijaya Dadang Mauludin Asep Iwan Herniwan
3.1.4. Gambaran Demografis

Wilayah Administratif Pemerintah Desa Cipakat masuk di dalam wilayah


Kerja Pemerintah Desa Cipakat Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya,
berada dibagian Timur Ibu Kota Kecamatan dengan pekerjaan jarak tempuh
kurang lebih 1 Km.

Secara Adminsitrasi Desa Cipakat terdiri dari 4 Kepunduhan, yang


meliputi 13 RW 40 RT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Cilampunghilir Kecamatan Padakembang

Sebelah Timur : Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna

Sebelah Selatan : Desa Sukarame Kecamatan Sukarame

Sebelah Barat : Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna

a. Pembagian Wilayah Administratif

Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa Cipakat Kecamatan


Singaparna, terbagi menjadi 4 Wilayah Kepunduhan, 13 RW dan 40 RT.Dengan
wilayah Kerja Kepunduhan adalah sbb. :
 Kepunduhan I Badakpaeh , meliputi : 3 RW dan 8 RT.

 Kepunduhan II Borolong, meliputi : 4 RW dan 11 RT.

 Kepunduhan III Cipasung, meliputi : 3 RW dan 10 RT.

 Kepunduhan IV Cisaro, Meliputi : 3 RW dan 11 RT

b. Pembagian Lahan
Secara Umum penggunaan Lahan di Desa Cipakat didominasi oleh lahan
± 387,42 Ha Secara umum, Penggunaan Lahan di Desa Cipakat Kecamatan
Singaparna, sebagaimana di bawah ini :

 Perumahan : 90,26 Ha

 Sawah : 52,72 Ha

 Perkantoran : 1 Ha

 Tanah Pemerintah : 2 Ha

4
 Lainnya : 13,913 Ha

JUMLAH : 387,42 Ha

c. Jarak Tempuh

 Jarak Tempuh ke Ibukota Kecamatan : 1,5 KM

 Jarak Tempuh ke Ibukota Kabupaten : 1 KM

 Jarak Tempuh ke Ibukota Provinsi : 104 KM

 Jarak Tempuh ke Desa Terjauh : 8 KM

 Jarak Tempuh ke Desa Terdekat : 1 KM

d. Keadaan Penduduk

Keadaan Penduduk Desa Cipakat sampai dengan Desember 2016


sebanyak 7.213 jiwa terdiri dari Laki-laki sebanyak 3.571 orang dan perempuan
sebanyak 3.642 orang dengan jumlah Kepala Keluarga ( KK ) mencapai 2.150
KK.

Yang telah memiliki KTP sebanyak 5.515 Orang dari Wajib KTP
sebanyak 6.196 Orang. Rata-rata kepadatan penduduk Desa Cipkat sebesar 53
Jiwa / ha.

e. Sarana Prasarana
1. Pemerinatahan
Desa Sukaasih telah menempati Gedung Kantor Desa sendiri,
namun kondisinya Layak. Memiliki Ruang kerja sbb. :
 Ruang Kepala Desa : 1 Unit
 Ruang Sekretariat : 1 Unit
 Ruang Rapat : 1 Unit

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Cipakat


telah berpedoman terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
84 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja. Data
Perangkat Desa Cipakat Terlampir.

5
2. Kelembagaan dan Jumlah Personil

a. BPD : 11 Orang
b. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat : 11 Orang
c. TP. PKK Desa : 8 Orang
d. Karang Taruna : 7 Orang
e. MUI Desa : 5 Orang
f. RT : 40 Orang
g. RW : 13 Orang
3. Pendidikan

Jumlah murid, Guru dan fasilitas pendidikan yang ada di Desa


Cipakat Kecamatan Singaparna sampai dengan Tahun 2016 adalah
sbb. :

Tabel 3.1
Sarana dan Prasarana Tingkat Pendidikan

TINGKAT JUMLAH
KET.
PENDIDIKAN MURID GURU SEKOLAH
TK/TPA 101 11 2
SD / MI 1.516 80 5
SMP-IT 507 49 3
SMU/SMK 1.189 109 6
Pergiruan 3.500 104 2
Tinggi

4. Kesehatan

Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan di Desa Cipakat


Kecamatan Singaparna adalah sbb. :
Tabel 3.2
Sarana dan Prasarana Kesehatan

NO. SARANA KESEHATAN JUMLAH


1 RSUD - Buah
2 PUSKESMAS PEMBANTU 1 Buah
3 POSYANDU 11 Buah

6
4 DOKTER UMUM 2 Orang
5 DOKTER GIGI - Orang
6 BIDAN 2 Orang
7 SUB POS KB DESA 11 Buah
8 POLINDES 1 Buah
9 DUKUN BAYI ( DT ) 1 Orang
10 KADER KESEHATAN Orang

5. Peribadatan
Tabel 3.3.
Sarana dan Prasarana Tempat Peribadatan

NO. SARANA JUMLAH

1 PONTREN 9 Buah
2 MESJID JAMI 12 Buah
3 MUSHOLA 32 Buah

3.1.5. Prioritas Desa

Yang menjadi Prioritas Pemerintahan Desa Cipakat Kecamatan Singaparna untuk


mewujudkan Visi dan Misi Desa Cipakat Kecamatan Singaparna Tahun Anggaran 2016,
difokuskan terhadap kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Peningkatan sistem pelayanan prima Perangkat Desa terhadap masyarakat di


bidang Pemerintahan, Pembangunan, Pemberdayaan dan Pelayanan
masyarakat,
2. Mewujudkan masyarakat kompetitif dan adaptif dalam bidang sumber daya
manusia menuju Desa Metropolis sebagai perwujudan dari Tata
Pemerintahan yang baik dan berwubawa (Good Governance).

3.2. Alur Penyusunan APBDes

Penyusunan RAPBDesa harus mengacu pada dokumen Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKPDesa). Proses penyusunan RAPBDesa dapat
digambarkan sebagai berikut :

7
Gambar 3.2
Alur Penyusunan APBDesa

Penjelasan tentang RPJMDesa dan RKPDesa sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa)


dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa);
RPJMDesa untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan
penjabaran dari visi dan misi dari Kepala Desa. Setelah berakhir jangka
waktu RPJMDesa, Kepala Desa terpilih menyusun kembali RPJMDesa
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. RPJMDesa ditetapkan paling lambat
3 (tiga) bulan setelah Kepala Desa dilantik.
Selanjutnya Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) menyusun RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa
berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan Desa.Penyusunan
RKPDesa diselesaikan paling lambat akhir bulan Januari tahun anggaran
sebelumnya.
8
2. Penetapan Rancangan APBDesa
Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa berdasarkan pada RKPDesa. Sekretaris Desa menyampaikan
rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa untuk
memperoleh persetujuan. Selanjutnya Kepala Desa menyampaikan
rancangan Peraturan Desa kepada BPD untuk dibahas bersama dalam
rangka memperoleh persetujuan bersama.
Penyampaian rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
diajukan paling lambat minggu pertama bulan November tahun anggaran
sebelumnya. Pembahasannya menitikberatkan pada kesesuaian dengan
RKPDesa. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah
disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh KepalaDesa paling lambat
dalam 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Bupati/Walikota untuk
dievaluasi. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa ditetapkan
paling lambat 1 (satu) bulan setelah APBD Kabupaten/ Kota ditetapkan.
3. Evaluasi Rancangan APBDesa
Bupati/Walikota setelah menerima Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa menetapkan Evaluasi Rancangan APBDesa paling lama
20 (dua puluh) hari kerja. Apabila hasil evaluasi melampaui batas waktu
tersebut, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa.
Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Raperdes
tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa bersama BPD
melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya hasil evaluasi.
Apabila hasil evaluasi tidak ditindak lanjuti oleh Kepala Desa dan
BPD, dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa, maka Bupati/Walikota
membatalkan Peraturan Desa dimaksud dan sekaligus menyatakan
berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya. Pembatalan
Peraturan Desa dan pernyataan berlakunya pagu tahun anggaran
sebelumnya tersebut harus ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.
Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan Kepala Desa
harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa dan selanjutnya
9
Kepala Desa bersama BPD mencabut peraturan desa dimaksud.
Pencabutan peraturan Desa dilakukan dengan Peraturan Desa tentang
Pencabutan Peraturan Desa tentang APBDesa. Pelaksanaan pengeluaran
atas pagu APBDesa tahun sebelumnya ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.

3.3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penyusunan APBDesa

Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan APBDesa diantaranya;

1. Pemerintah Desa ( Kepala Desa dan Perangkat Desa ) sebagai pasilitaror


atau pihak yang memfasilitasi kegiatan Musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, tokoh dan masyarakat Desa
2. BPD (Badan Permusyawaratan Desa) adalah pihak penyelenggara atau
pemain saat Musyawarah Desa tentang APBDesa.
3. Perwakilan Warga (Tokoh Masyarakat, Tokoh pemuda, Tokoh Agama
dan para tokoh yang ada di Desa Tempat tinggal Unsur Perempuan, Unsur
warga Miskin, Organisasi Kemasyarakatan)
4. Bupati/Camat atau pihak Pendamping Lokal Desa (PLD) atau
Pendamping Desa (PD) atau pihak yang telah di sahkan oleh Kementerian
Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.

Masing masing pihak yang terlibat dalam penyusunan APBDesa


mempunyai peran sendiri-sendiri sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing.

1. Peran Kepala Desa


 Menyiapkan SK Tim Penyusun
 Membahas Ranperdes APB Desa dan Ranperdes APB Desa Perubahan
bersama BPD
 Menetapkan Perdes APB Desa dan Perdes APB Desa Perubahan
 Menyosialisasikan Perdes APB Desa, APB Desa Perubahan dan
Perdes Pertanggung-jawaban APB Desa
 Menetapkan kebijakan pelaksanaan APB Desa
 Menetapkan kebijakan pengelolaan barang desa
 Menerbitkan Keputusan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan
Desa (PTPKD)

10
 Menetapkan bendahara desa
 Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa
 Menetapkan pengelolaan aset desa
2. Peran Sekertaris Desa
 Memimpin penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
 Menyiapkan Ranperdes APB Desa, Ranperdes APB Desa Perubahan
dan Ranperdes Pertanggungjawaban APB Desa.
 Memeriksa dan merekomendasi RAB yang diusulkan oleh pelaksana.
 Menyusun Rancangan Keputusan Kepala Desa terkait Pelaksanaan
Perdes APB Desa dan APB Desa Perubahan.
 Mendokumentasikan proses penyusunan APB Desa, APB Desa
Perubahan, dan Pertanggungjawaban APB Desa.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Desa dibantu oleh


Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD).

3. Peran BPD
 Membahas Ranperdes APB Desa dan APB Desa Perubahan bersama
Kades dalam rangka memperoleh persetujuan bersama (Pembahasan
menitikberatkan pada kesesuaian RAPBDesa dengan RKP Desa).
 Menyetujui dan menetapkan APB Desa dan APB Desa Perubahan
bersama Kepala Desa.
 Mengawasi Proses Penyusunan dan Implementasi APB Desa.
4. Peran Masyarakat
 Konsolidasi partisipan yang terlibat dalam proses.
 Agregasi kepentingan (mengumpulkan kepentingan yang berbeda
beda).
 Memilih preferensi (prioritas) program dan kegiatan.
 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Perdes APB Desa.
 Terlibat dalam penyusunan RKA (sesuai tema kegiatan).
5. Peran Bupati
 Melakukan Evaluasi
 Melakukan Pembinaan
 Melakukan Pengawasan

11
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bupati melimpahkan tugas
kepada Camat dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang mengampu
Pemberdayaan Masyaraka Desa.

3.4. Analisis Pendapatan Desa.

Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan pembangunan dengan intensitas dan


kuantitas yang paling banyak dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan
pembangunan itu meliputi pembangunan sarana fisik dan pembangunan mental spiritual
masyarakat Desa Cipakat yang direncanakan.

Untuk pembiayaan berbagai kegiatan, maka diperlukan anggaran yang berasal


dari keuangan desa. Adapun sumber penerimaan keuangan di Desa Cipakat, khususnya
penerimaan pada tahun 2016 dan 2017 yaitu meliputi Pendapatan Asli Desa, Alokasi
Dana Desa, Dana Perimbangan Desa, Dana Perimbangan Provinsi dan Dana
Perimbangan Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat melihat
perbedaan pendapatan dari tahun ke tahun. Apakah mengalami peningkatan atau
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

3.4.1. Pengelolaan Pendapatan Desa Tahun 2016

Telah ditetapkan dalam Peraturan Desa Cipakat Nomor 5 Tahun 2015


tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2016, maka
pendapatan Desa;

Tabel 3.4
Perincian Pendapatan Desa Tahun Anggaran 2016
NO PERINCIAN ANGGARAN Rp REALISASI Rp
1. Pendapatan Desa;
a. PADes 33.200.000,- 223.257,-
b. ADD 319.222.100,- 319.221.700,-
c. Dana Perimbangan Desa 670.665.885,- 673.881.885,-
d. Dana Perimbangan Provinsi 65.000.000,- 65.000.000,-
e. Dana Perimbangan Kabupaten 1.385.000.000,- 285.000.000,-

TOTAL PENDAPATAN 2.473.087.985,- 1.343.326.742,-

2. Belanja 2.468.083.985,- 1.292.958.892,-


TOTAL BELANJA 2.468.083.985,- 1.292.958.892,-

12
3. Surplus/ (Defisit) 5.004.000,- 50.370.850,-
4. Pembiayaan
a. Penerimaan Pembiayaan 87.600.000,- 87.600.000,-
b. Pengeluaran Pembiayaan 92.604.000,- 87.600.000,-
JUMLAH PEMBIAYAAN (5.004.000,-) -
Sumber: Arsip Desa Cipakat Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sumber penerimaan atau


pendapatan bagi Desa Cipakat, adalah Dana Perimbangan dari Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya yakni sebesar Rp. 1.385.000.000,- dan diikuti oleh
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp. 65.000.000,-.
Sedangkan sumber penerimaan desa yang diperoleh dari Pendapatan Asli Desa,
hanya sebesar Rp. 33.200.000,-. Rincian APBDes Desa Cipakat, tahun 2016
(Rincian APBDesa Terlampir).

3.4.2. Pengelolaan Pendapatan Desa Tahun 2017

Telah ditetapkan dalam Peraturan Desa Cipakat Nomor 5 Tahun 2015


tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2017, maka
pendapatan Desa:

Tabel 3.5
Perincian Pendapatan Desa Tahun Anggaran 2017
NO PERINCIAN ANGGARAN Rp REALISASI Rp
1. Pendapatan Desa;
a. PADes 9.100.000,- 2.491.331,-
b. ADD 424.455.287,- 424.455.287,-
c. Dana Perimbangan Desa 823.741.700,- 818.123.450,-
d. Dana Perimbangan Provinsi 165.000.000,- 165.000.000
e. Dana Perimbangan Kabupaten 310.000.000,- 305.000.000,-

TOTAL PENDAPATAN 1.732.296.987,- 1.715.070.068,-

2. Belanja 1.682.296.987,- 1.664.903.576,-


TOTAL BELANJA 2.468.083.985,- 1.682.296.987,-
3. Surplus/ (Defisit) 50.000.000,- 50.164.492,-
4. Pembiayaan

13
a. Penerimaan Pembiayaan 50.000.000,- 50.000.000,-
b. Pengeluaran Pembiayaan 100.000.000,- 100.000.000,-
JUMLAH PEMBIAYAAN (50.000.000,-) 50.000.000,-
Sumber: Arsip Desa Cipakat Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sumber penerimaan atau


pendapatan bagi Desa Cipakat, adalah Dana Perimbangan dari Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya yakni sebesar Rp. 310.000.000,- dan diikuti oleh
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp. 165.000.000,-.
Sedangkan sumber penerimaan desa yang diperoleh dari Pendapatan Asli Desa,
hanya sebesar Rp. 9.100.000,-. Rincian APBDes Desa Cipakat, tahun 2017
(Rincian APBDesa Terlampir).

Setelah melihat perbedaan pendapatan pada tahun anggaran 2016 dan


2017, kita dapat menganalisa perbedaan tersebut mengalami peningkatan atau
penurunan.

Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2016 besarnya jumlah dana yang
dianggarkan dan dana yang direalisasikan terdapat perbedaan, yakni terjadi
pertambahan pada realisasi dana sebesar Rp. 5.004.000,- . Anggaran tersebut
diartikan sebagai target dari besarnya pendapatan. Sedangkan dana realisasi
merupakan keadaan yang terjadi sebenarnya. Dana realisasi terdapat kelebihan
sebesar 45,68% dari besar dana yang dianggarkan. Hal ini menunjukkan bahwa
pendapatan yang diterima desa lebih besar dari pendapatan yang ditargetkan.

Sedangkan pada tahun 2017, besarnya jumlah dan yang dianggarkan dan
direalisasikan juga terdapat perbedaan. Besar pertambahan pada realisasi tahun
anggaran 2017 yakni sebesar Rp. 50.000.000,-. Terdapat pertambahan dana
sebesar 1% pada realisasi dana yang dibandingkan dengan besarnya target
pendapatan. Selisih anggaran dana dengan dengan realisasi tersebut jauh lebih
besar dibandingkan dengan selisih dana yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Jumlah dana anggaran dan dana realisasi pada tahun anggaran 2016 dan
2017 juga mengalami perubahan. Terjadi pertambahan sebesar Rp. 740.790.998,-
pada jumlah pendapatan yang ditargetkan atau dana yang dianggarkan pada tahun
2017 atau sebesar 29,95% dibanding tahun sebelumnya dan dana realisasi tahun
2017 yakni Rp. 371.743.326 atau sekitar 21,45% dari tahun sebelumnya.

14
Berdasarkan analisa diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
peningkatan dalam hal pendapatan desa dari tahun anggaran 2016 dan tahun
anggaran 2017. Hal tersebut merupakan peningkatan yang baik.

3.5. Analisis Belanja Desa

Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang


merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan
diperoleh kembali pembayarannya dari Desa.

Belanja desa terdiri dari:

a. Belanja langsung, terdiri dari :


1) Belanja Pegawai;
2) Belanja Barang dan Jasa;
3) Belanja Modal;
b. Belanja tidak langsung terdiri dari :
1) Belanja Pegawai/Penghasilan Tetap;
2) Belanja Subsidi;
3) Belanja Hibah (Pembatasan Hibah);
4) Belanja Bantuan Sosial;
5) Belanja Bantuan Keuangan;
6) Belanja Tak Terduga;

Analisis belanja desa bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana


kondisi keuangan desa khususnya pada tahun 2016 dan 2017. Hal ini agar dapat
melihat melihat besarnya jumlah belanja yang dilakukan oleh desa. Juga apakah
ada perbedaan belanja dari tahun ke tahun.

Berdasarkan Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 diatas dapat dilihat kondisi belanja
desa dalam 2 periode yakni tahun anggaran 2016 dan 2017. Pada tahun 2016 pada
tabel 3.5 besarnya jumlah dana yang dinggarkan dan direalisasikan terdapat
perbedaan, yaitu terdapat penurunan pada realisasi dana sebesar Rp.
1.175.128.093,- atau terdapat penurunan sebesar 47,61% dari besar dana yang
dianggarkan.

Sedangkan pada tahun anggaran 2017 pada tabel 3.5 besarnya jumlah dana
yang dianggarkan dan direalisasikan dana juga terdapat perbedaan. Besar
pertambahan pada realisasi dana tahun anggaran 2017 sebesar Rp. 17.393.411,-
15
atau terdapat pertambahan dana sebesar 1,03%. Perbedaan tersebut jauh lebih
kecil dibandingkan dengan selisih dana yang terjadi pada tahun anggaran
sebelumnya.

Disamping itu, jumlah anggaran dan realisasi pada tahun anggaran 2016
dan tahun anggaran 2017 mengalami perubahan. Terdapat pertamabahan dana
anggaran sebesar Rp. 785.786.998,- pada tahun anggaran 2017 atau sebesar
31,83% dibandingkan tahun sebelumnya dan dana realisasi pada tahun anggaran
2017 yakni sebesar Rp. 371.944.684,- atau sekitar 28,8% dibanding tahun
sebelumnya.

Berdasarkan analisa diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat


peningkatan dalam hal belanja desa dari tahun 2016 dan tahun 2017.

3.6. Analisis Pembiayaan Desa

Pembiayaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali


dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Paling tidak
terdapat dua sistem penganggaran desa yaitu sistem anggaran berimbang dan
defisit.

Keduanya diterapkan sesuai dengan kemampuan desa bersangkutan. Jika


target anggaran tidak berhasil dicapai sesuai kebutuhan rencana pembangunan,
maka perlu dilakukan perubahan yang bersifat taktis dan strategis agar sasaran
anggaran berjalan dapat tercapai. Di sisi lain, kelebihan target penerimaan tidak
harus selalu dibelanjakan, sehingga antara penerimaan dan belanja terjadi surplus
atau defisit. Apabila terjadi surplus, desa dapat membentuk cadangan, sedangkan
terjadi defisit anggaran, maka harus ditutup sumber lain yang dapat
dipertanggungjawabkan, misalnya melalui pinjaman desa atau sumber lain di
mana pemerintah desa mampu mengembalikannya.

Berdasarkan dari analisis pada tabel 3.4 dan 3.5 dapat dilihat kondisi
pembiayaan desa dalam 2 periode yakni tahun anggaran 2016 dan tahun anggaran
2017, pada tahun anggaran 2016 pada tabel 3.4 besarnya jumlah dana yang
dianggarkan pada penerimaan pembiayaan yaitu Rp. 87.600.000,- dan jumlah
dana yang direalisasikan juga sama yaitu Rp 87.600.000,-. Namun pada
pengeluaran pembiayaan terdapat perubahan pembiayaan yang dianggarkan

16
menjadi Rp. 92.604.000 sedangkan realisasi pengeluaran pembiayaannya Rp.
87.600.000,-. Dengan demikian terdapat selisih biaya yang kurang (minus) pada
perhitungan anggaran sejumlah Rp. -5.004.000,-. Jumlah tersebut merupakan
jumlah Penyertaan Modal Desa yang dianggarkan yang tidak terdapat pada saat
realisasinya.

Sedangkan pada tahun anggaran 2017, jumlah penerimaan pembiayaan


baik pada anggaran maupun realisasinya menunjukkan nominal yang sama, yakni
Rp 50.000.000,-. Sedangkan pada pengeluaran pembiayaannya dana yang
dianggarkan sebesar Rp. 100.000.000,- dan realisasinya Rp. 100.000.000,-. Akan
tetapi pada jumlah pembiayaannya mengalami minus Rp. -50.000.000 pada dana
yang dianggarkan.

3.7. Analisis dampak Dana Desa yang diberikan melalui program


Kementerian Desa terhadap pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat Desa Cipakat Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya

Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan pembangunan dengan


intensitas dan kuantitas yang paling banyak dibandingkan pada tahun-tahun
sebelumnya. Kegiatan pembangunan itu meliputi pembangunan sarana fisik dan
pembangunan mental spiritual masyarakat Desa Cipakat yang direncanakan.

Dalam menjalankan Program dan Kegiatannya Pemerintah Desa Cipakat


melakukan beberapa hal dalam bidang diantaranya:

a. Bidang Pemerintahan

 Menjalin kerja sama dengan BPD, LPM dan lembaga Desa lainnya,
 Menggali, membahas dan menetapkan Peraturan Desa, Peraturan
Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat
 Peningkatan Disiplin dan kemampuan Aparatur Desa,
 Pemberian Rekomendasi Pembuatan KTP, KK, Surat Pindah, Akta
Kelahiran,
 Tertib Administrasi Pertanahan,
 Inventarisasi Data Tanah Kas Desa

17
b. Bidang Pembangunan
 Mendata, mengolah, merumuskan dan menentukan Perencanaan
Pembangunan untuk bahan kajian Tahun Anggaran mendatang,
 Menyusun, menentukan, menetapkan dan mengusulkan RPJMDes
yang menjadi prioritas pada Tahun Anggaran 2016,,
 Menginventarisir dan mengusulkan tuntutan masyarakat dibidang
Infrastruktur Pedesaan,
 Peningkatan Pendidikan,
 Memfasilitasi Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan.
c. Bidang Kemasyarakatan
 Menginventaris, menerima, mengalokasikan dan menyetorkan Uang
Beras Miskin ( Raskin )setiap bulannya,
 Memberikan rekomendasi NTCR,
 Menumbuhkan rasa solidaritas yang berhubungan dengan Sosial
keagamaan,
 Mengarahkan, menumbuhkan dan memfasilitasi terlaksananya
Keluarga Berencana dan membentuk Keluarga sejahtera,
Dari bidang-bidang tersebut, di Desa Cipakat belum cukup mencapai
dengan harapan dari Visi dan Misinya. Hanya beberapa bidang yang telah
terealisasi yaitu dalam bidang pemerintahan yang mencapai kira-kira
sampai 90%, sedangkan dalam bidang lainnya belum ditemukan adanya
bentuk upaya yang terealisasi.
Peneliti menemukan beberapa permasalahan yang menghambat
berjalannya program dan kegiatan tersebut yakni
 Masalah ketidaktahuan peraturan dan kebijakan yang berlaku pada
Tahun Anggaran 2016.
Dalam penyelesaian masalah diatas tersebut tentunya harus ada masukan-
masukan dan penjelasan yang terkait dengan kebijakan dan peraturan
Pemerintah yang berlaku.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan beberapa


hal sebagai berikut;

a. Pengelolaan keuangan Desa Cipakat secara administratif telah tersusun dan


berjalan dengan baik. Proses pengelolaan keuangan itu dimulai dari proses
perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan keuangan,
pertanggungjawaban keuangan dan pengawasan keuangan. Semua proses
itu dilalui oleh Pemerintah Desa Cipakat dalam mengelola keuangan desa
yang bersumber dari pendapatan asli desa, dana perimbangan, pajak dan
retribusi dan sumber lainnya yang tidak mengikat dan syah menurut hukum.
b. Pengelolaan keuangan Desa Cipakat baik secara administratif akan tetapi
tidak baik dari sisi empirik. Hal itu dikarenakan banyaknya hambatan-
hambatan teknik dalam pengelolaan keuangan desa. Adapun hambatan-
hambatan itu adalah hambatan pendidikan aparatur, alokasi anggaran yang
tidak seimbang, fasilitas pendukung, minimnya partisipasi, minimnya
pengawasan dan faktor kapasitas desa.

4.2. Saran

Para pemangku kepentingan desa (lurah, BPD, lembaga desa, tokoh masyarakat
dan warga masyarakat). Mereka juga harus mengambil prakarsa dan bergerak sendiri
untuk mengembangkan kapasitas pada lingkup desa. Sekarang bukan zamannya Pak
Kades selalu memberi petunjuk dan pengarahan, melainkan harus mengembangkan
proses belajar bersama dengan unsur-unsur lain. Forum warga atau rembug desa
merupakan wadah yang bisa digunakan untuk belajar bersama, sekaligus
mengkonsolidasikan berbagai unsur desa. Membuat Perdes atau APBDES secara
bersama-sama.

19
DAFTAR PUSTAKA

www.academia.edu/pengelolaan-keuangan-desa

http://repository.uin-suska.ac.id

https://media.neliti.com

http://petadesa.klikdesa.com/desa/profil.php

20
LAMPIRAN-LAMPIRAN

21
PETA DESA CIPAKAT KECAMATAN SINGAPARNA

KABUPATEN TASIKMALAYA JAWA BARAT

22

Anda mungkin juga menyukai