Apa Coba
Apa Coba
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
I. GEOMETRI KISI KRISTAL
Pengertian
Geometri kristal adalah konfigurasi ruang, pola atau hubungan antar
komponen kristal, yang meliputi:
1. Sel Unit
2. Sumbu Kristal
3. Indeks Miller
4. Indeks Miller Bravais
5. Bentuk dan Geometri Kristal
6. Keluarga Bidang dan Spasi Interplanar
7. Kisi Resiprok
Sel Unit
Satu sel unit adalah susunan spatial atom-atom yang mengekor secara tiga
dimensi untuk menggambar kristalnya. Sel unit ada 2:
1. Sel unit konvensional yang biasanya dipilih agar kisi yang dihasilkan
sesimetris mungkin
2. Sel unit primitif merupakan sel unit terkecil yang mungkin dapat
dibangun, sehingga ketika disusun akan mengisi spasi/ruang secara
sempurna. Jika simetrisnya sama dengan kisinya maka disebut Sel
Wigner-Seitz.
Sumbu Kristal
Sumbu ini diadopsi dari sumbu x, y, z yang paralel dengan kristal
Indeks Miller
Indeks miller menunjukan perbandingan bidang parameter dengan bidang LMN.
Semua nilai dari indeks miller diambil dalam bentuk yang paling sederhana.
Sistem Koordinat
Tiga sumbu diperlukan untuk menggambarkan suatu kristal (Gambar 1.1).
Kita harus melihat kemudian bahwa arah tersebut (tepi kristal) dihubungkan
secara erat pada simetri kristal, dalam beberapa kasus, suatu pilihan sumbu segi
empat kemudian muncul secara natural. Bentuk kristal dinyatakan dengan
perpotongan penampang kristal pada sumbu kristalografi dan sudut antar sumbu.
Gambar 11. Kristal ortorombik ideal dengan sumbu kristalografi
Geomteri kristal dinyatakan dengan seperangkat tiga sumbu yang disebut
sumbu kristalografi dan sudut-sudut antara sumbu (Gambar 1.2). Sumbu-sumbu
dapat berimpit atau sejajar dengan rusuk penampang kristal.
indeks untuk bidang parameter selalu 111 karena perpotongannya selalu dipilih a,
b, dan c.
𝑎𝑏𝑐 1 1 1
Dalam gambar 1.5, bidang Q memiliki indeks Miller ℎ 𝑘 𝑙 atau 1/2 3/4 ∞, yang
dapat diulang menjadi 2, 4/3, 0 dan dengan jalan menghilangkan pecahan indeks
tersebut berubah menjadi (640). Disinilah kita dapat melihat mengapa potongan
(hkl) disebut sebagai perpotongan kebalikan (reciprocal intercepts). Bidang R
𝑎𝑏𝑐 1 1 1
memiliki indeks Miller ℎ 𝑘 𝑙 atau 1/2 3/4 1/3, yang dapat diulang menjadi 2, 4/3, 3
dan dengan jalan menghilangkan pecahan akan menjadi (649). Dalam praktek,
tidak biasa mendapatkan indeks sampai sebesar 6.
Dari persamaan (1.2) tentang persamaan bidang, persamaan perpotongan
bidang (hkl) dapat ditulis sebagai :
(hX/a) + (kY/b) + (lZ/c) = 1
Persamaan dari bidang sejajar melewati the origin yaitu
(hX/a) + (kY/b) + (lZ/c) = 0
6.3 Indeks Miller-Bravais
Dalam kristal yang mempertunjukkan simetri kelipatan enam (sixfold symetry),
empat sumbu koordinat harus digunakan. Sumbu-sumbu tersebut dinyatakan
sebagai X, Y, U, dan Z. Sumbu-sumbu X, Y, dan U terletak pada satu bidang,
pada .., dan sumbu Z tegak lurus terhadap bidang XYU (gambar 17). Dengan
demikian, bidang-bidang dalam kristal ini digambarkan oleh empat bilangan, yang
disebut indeks Miller-Bravais h, k, i, dan l.
Gambar 18. Indeks Miller-Bravais (hkil). Sumbu-sumbu kristalografik
dinyatakan X,Y,U,Z dan penggambaran bidang (235̅4), bidang parameter
yaitu (112̅1)
Indeks i bergantung dari h dan k. Apabila bidang ABC dalam gambar 1.9
memotong sumbu X dan Y pada a/2 dan b/3, kemudian misalnya memotong
sumbu U pada –u/5, dan memotong sumbu Z pada c/4, maka bidang dinyatakan
sebagai (235̅4). Secara umum, i = -(h+k) dan bidang parameter yaitu (11 2 1).
Kita dapat membuktikan bahwa i = -(h+k) dengan menggunakan gambar
19. Dari definisi indeks Miller,
OA = a/h, OB = b/k, < AOD = 60°
OD = DE = OE = p
Segitiga EBD dan OBA merupakan segitiga yang setipi/mirip, maka:
𝐸𝐵 𝑂𝐵 𝑏/𝑘
= =
𝐸𝐷 𝑂𝐴 𝑎/ℎ
tetapi
EB = b/k – p
maka,
𝑏
− 𝑝 𝑏/𝑘
𝑘 =
𝑝 𝑎/ℎ
atau
𝑎𝑏
𝑝=
𝑏ℎ + 𝑎𝑘
karena a=b=u dalam kristal dengan sixfold symetry (heksagonal), maka : p =
u/(h+k), penulisan sebagai –u/i, maka diperoleh :i = -(h+k). Alternatif lain,
pendekatan dilakukan melalui penggambaran traces bidang (hkil) dari +u, akan
dapat dibuktikan juga bahwa i = -(h+k).
Gambar 19. Indeks Miller-Bravais (hkil)
j adalah kedudukan atom dalam sel satuan, faj adalah faktor hamburan atom.
Contoh soal perhitungan sudut Bragg pada suatu sistem kristal pada suatu
percobaan.
Hitunglah sudut bragg pada kristal kubik dengan unit cell a = 6 A, untuk bidang (2
2 1) dengan panjang gelombang 1,54 A.
Jawab:
1 ℎ2 + 𝑘 2 + 𝑙 2
=
𝑑2 𝑎2
(6)2
𝑑2 =
22 + 22 + 12
𝑑ℎ𝑘𝑙 = 2 𝐴
2𝑑 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑛
𝑛
𝑠𝑖𝑛𝜃 =
2𝑑
Untuk n=1
1 × 1,54𝐴
𝑠𝑖𝑛𝜃 = = 0,385
2 × 2𝐴
𝜃 = 22,64°
Untuk n=2
2 × 1,54𝐴
𝑠𝑖𝑛𝜃 = = 0,77
2 × 2𝐴
𝜃 = 50,35°
Jadi sudut Bragg untuk Kristal ini adalah 𝜃1 = 22,64° dan 𝜃2 = 50,35°
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://eprints.uny.ac.id
[2] Rusdiana, Dadi. Struktur Kristal. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika
FPMIPA UPI
[3] Manizeh, Razeghi. 2002. Fundamental of Solid State Engineering. USA:
KLUWER ACADEMIC PUBLISHERS
[4] Kittel, Charles. 2005. Introduction To Solid State Physiscs.John Wiley &
Sons,Inc.