Fenomena Bahasa Alay Di Sosial Media
Fenomena Bahasa Alay Di Sosial Media
Oleh :
NISA NUR RAHMANI
B 100160333
A. Latar Belakang
Selain itu, remaja tidak ingin selalu terpaku dalam bahasa baku,
yang harus digunakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang
dianjurkan. Seperti yang diketahui bahwa remaja tidak begitu suka dengan
adanya aturan-aturan. Itulah sebabnya mengapa mereka lebih banyak memilih
menggunakan bahasa alay daripada bahasa Indonesia. Apalagi beberapa dari
mereka beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul, sehingga
seseorang yang tidak menggunakannya akan dianggap kuno, ketinggalan
jaman, bahkan ‘ndeso’ yang berarti kampungan. Dengan adanya pernyataan
tersebut, maka remaja akan semakin tertantang dan berlomba-lomba untuk
mencari tahu bahkan menciptakan sendiri bahasa-bahasa yang menurut
mereka pantas untuk disebut sebagai bahasa alay dan dapat digunakan oleh
remaja-remaja lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Bahasa yang dipergunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat
dalam berkomunikasi memiliki dua arti, yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan
oleh alat-alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam bunyi bahasa.
Bunyi bahasa yang disebut dengan arus ujaran tersebut merupakan
getaran yang merangsang alat pendengaran manusia, sedangkan arti atau
makna adalah isi yang terkandung di dalam bunyi bahasa yang diucapkan
oleh manusia tersebut.
Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan
kebenaran dalam hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek
komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak harus merupakan bahasa
standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak berarti bahasa tersebut
baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar
(Alwi dkk, 1998: 21)
1. Menurut Mc. Carthy, bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk
mengembangkan kemampuan berpikir.
2. Menurut William A. Haviland, Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang
jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat
ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
3. Menurut Wibowo (2001), Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
4. Menurut Keraf Smarapradhipa (2005), ia memberikan dua pengertian
mengani bahasa, yakni 1) menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia; 2) Bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
5. Menurut Mackey (1986), bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu
keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem
lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak
sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam
sistem-sistem.
B. Fungsi Bahasa
"Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren,
cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat
Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa
melalui media TV (sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu."
“Bahasa alay merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas
mereka. Penggunaan bahasa sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan
dalam komunikasi massa atau dipakai dalam komunikasi secara tertulis.
Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa ‘diakronik’ yaitu
bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia
akan berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa
diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga
ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah
fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomena sosial tertentu.”
Contoh-contoh tersebut masih sangat sedikit, itu artinya masih banyak lagi
variasi-variasi atau karasteristik penggunaan bahasa alay di kalangan remaja
saat ini. Karasteristik tersebut juga tidak dapat diketahui dan dijelaskan
secara pasti karena kata-kata dalam bahasa alay itu sendiri tidak mempunyai
standar yang pasti, hanya disesuaikan oleh mood atau teknik penulisan si
pembuat kalimat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita sebagai warga Indonesia harus menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Maksud dari bahasa yang benar atau betul
ialah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang
dianggap baku. Sedangkan bahasa yang baik atau tepat ialah pemanfaatan
ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian
bahasa. Maka anjuran agar kita “berbahasa Indonesia dengan baik dan benar”
dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan
yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa
yang baik dan benar”, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligs
memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Alwi. dkk. 199. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
SiMbah. 2015. Apa Itu Bahasa dan Pengertian Bahasa Menurut Ahli
www.si-pedia.com (diakses tanggal 15 Desember 2017 pukul 20.00)