PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1|Undang-Undang Kesehatan
penyalahgunaan obat-obat medis dan dampak dari penyalahgunaan bagi
pasien dan peran penting apoteker sebagai Tenaga Kesehatan.
B. Tujuan
Makalah ini dibuat sebagai pedoman, agar siswa mengetahui tentang
obat medis apa saja yang terkadang disalahgunakan serta melindungi
konsumen akan hal-hal yang tidak diinginkan dari penyalahgunaan obat-
obatan tersebut.
C. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud penyalahgunaan zat / obat?
2. Obat medis apa saja yang sering disalahgunakan?
3. Bagaimanakah mencegahan penyalahgunaan obat-obat medis?
4. Mengapa seseorang menyalahgunaan obat-obatan?
5. Siapa saja yang bertaggungjawab terhadap penyalahgunaan obat-obatan?
6. Darimana saja orang mendapatkan obat-obat yang disalahgunakan?
7. Apa saja peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam menangani
penyalahgunaan Obat-obatan?
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari makalah ini, yaitu :
1. Bagi penyusun
a. Khususnya sebagai objek studi.
b. Untuk menambah wawasan tentang penyalahgunaan obat-obat
medis.
2. Bagi sekolah
a. Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi siswa.
b. Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan siswa membuat sebuah
makalah.
2|Undang-Undang Kesehatan
3. Bagi masyarakat
a. Memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat
medis.
b. Melindungi konsumen dalam penggunakan obat-obatan.
E. Metode Penulisan
Adapun metode yang kami gunakan dalam karya tulis ini adalah
metode studi pustaka, yaitu cara pengumpulan data dengan membaca buku-
buku dan berbagai literatur lain yang berkaitan dengan permasalahan.
F. Sumber Data
Dalam karya tulis ini, kami memperoleh data dengan cara membaca
buku – buku dan dan mencari bahan dari sumber lain yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas.
3|Undang-Undang Kesehatan
BAB II
KAJIAN TEORI
4|Undang-Undang Kesehatan
psikologis yang semakin parah karena penggunaan obat, dan mengalami
masalah dalam pekerjaan atau dengan teman-teman.
Penyalahgunaan obat merupakan suatu keadaan dimana suatu obat
digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan
untuk mencari atau mencapai tujuan tertentu seperti ingin mendapatkan
kenikmatan dari pemakaian obat tersebut.
5|Undang-Undang Kesehatan
istirahat yang banyak, banyak minum air, dan bantuan suplemen dan
vitamin.
Paracetamol pada saat ini sering disalahgunakan oleh kalangan
remaja menjadi obat yang memberikan rasa tenang (seperti narkotik).
Karena penjualan obat yang sekarang sangat bebas serta beredar pula di
apotik dimana – mana dan tanpa pengawasan yang ketat, bermacam obat
pereda demam seperti paracetamol ini juga sering disalahgunakan oleh
kalangan remaja maupun dewasa. Apabila obat ini disalahgunakan,
tentunya akan menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
2. Obat penghilang rasa nyeri
Obat pereda atau penghilang rasa nyeri sering menjadi sahabat orang
dewasa untuk menghilangkan rasa sakit di tubuh. Sayangnya seringkali
orang menjadi ketergantungan terhadap obat penghilang rasa nyeri dan
mengalami overdosis hingga menyebabkan kematian.
Menurut sebuah laporan baru yang dikeluarkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention (CDC), resep obat penghilang rasa sakit
(painkiller) yang tidak tepat telah mnyebabkan kematian 15.000 orang di
Amerika Serikat setiap tahun
Kematian akibat overdosis obat penghilang rasa sakit sekarang
melebihi jumlah kematian overdosis gabungan heroin dan kokain.
Menurut data yang telah dipublikasikan pada 1 November 2011, resep
obat penghilang rasa sakit yang sering disalahgunakan adalah oxycodone
(Oxycotin), metadon atau xanax (Vicodin).
Tetapi ada banyak merek obat lain yang juga disalahgunakan, antara
lain:
a) Formulasi Oxycodone: termasuk merek Oxyfast, Percolone, dan
Roxicodone
b) Oxycodone dikombinasikan dengan obat lain: termasuk merek
Endocet, Percocet, Percodan, dan Xolox.
c) Hydrocodone: termasuk merek Lortab, Tussionex, dan Vanacet
6|Undang-Undang Kesehatan
Obat nyeri yang juga sering disalahgunakan adalah Obat somadril
yang fungsinya untuk mengatasi penyakit nyeri otot, nyeri sendi, serta
rematik, dan telah lama beredar di sejumlah warung obat, diduga sering
disalahgunakan untuk kepentingan teler atau mabuk para pembelinya.
Bila obat ini digunakan dalam dosis yang tinggi maka akan menyebabkan
gangguan koordinasi motorik, gangguan konsentrasi, hipotensi, dan
bahkan dapat menyebabkan koma jika terus-menerus digunakan dalam
jumlah yang banyak.
3. Misoprostol / Cytotec
Misoprostol yang efektif digunakan untuk mencegah penyakit maag
dan radang lambung, belakangan ini semakin banyak disalahgunakan
untuk menggugurkan kandungan. Cytotec sebetulnya untuk mengobati
maag dan dilarang keras digunakan untuk perempuan hamil dan ibu
menyusui. Cytotec sebetulnya mempunyai indikasi untuk mengobati
maag kronis. Cara kerjanya dalam mengobati lambung adalah
menetralisir asam lambung yang tinggi (yang menjadi penyebab mual
dan muntah pasien maag). Selain itu cytotec mampu melapisi dinding
usus yang terluka, yang menjadi penyebab meningkatnya asam lambung.
Tetapi efek samping dari obat ini yaitu memacu kontraksi sel otot polos
di mulut rahim wanita yang dapat menyebabkan keguguran (pada wanita
hamil). Oleh sebab itu, obat ini tidak disarankan bagi wanita hamil.
Jika obat ini disalahgunakan oleh wanita hamil untuk melakukan
aborsi, maka Pelaku aborsi bisa mengalami pendarahan terus menerus.
Kalau pendarahan terjadi tanpa bisa dicegah, bisa saja pelaku aborsi
meninggal dunia.
4. Flunitrazepam
Obat flunitrazepam digunakan untuk pengobatan seperti gangguan
kecemasan dan insomnia. Tapi efek kuat dari obat ini yang membuat
orang tertidur panjang hingga 2-8 jam kadang digunakan untuk kejahatan
agar si korban tertidur.
7|Undang-Undang Kesehatan
Di banyak negara, obat flunitrazepam umumnya dikenal dengan
sebutan date rape drug karena bisa melumpuhkan perempuan selama
penyerangan seksual seperti pemerkosaan.
Flunitrazepam memiliki efek fisiologis yang mirip dengan valium
(diazepam), tapi 10 kali lipat lebih kuat. Ketika seseorang mengalami
intoksifikasi umumnya dikaitkan dengan gangguan penilaian dan
keterampilan motorik.
Obat ini tidak memiliki rasa dan bau serta larut dalam air yang
membuatnya sulit dideteksi sehingga banyak orang tidak menyadarinya
ketika ia dicampurkan ke dalam makanan atau minuman.
Sekitar 10 menit setelah obat tersebut dikonsumsi, seseorang
mungkin akan merasa pusing dan bingung, merasa udara di sekitarnya
terlalu panas atau terlalu dingin serta mual.
Secara perlahan ia juga akan mengalami kesulitan berbicara dan
bergerak hingga akhirnya pingsan. Puncak dari efek ini terjadi dalam
waktu 2 jam dan bisa bertahan hingga 8 jam. Umumnya orang yang
konsumsi obat ini tidak bisa mengingat apa yang terjadi selama ia berada
dalam pengaruh obat.
Jika obat ini dikombinasikan dengan alkohol, maka efeknya terhadap
memori dan kemampuan menilai sesuatu akan lebih besar. Dilaporkan
kombinasi ini bisa menyebabkan seseorang tidak sadar selama 8-12 jam
setelah dikonsumsi.
Efek samping dari penggunaan obat ini termasuk penurunan tekanan
darah, gangguan memori, mengantuk, gangguan penglihatan, pusing,
merasa bingung, gangguan pencernaan dan gangguan pada retensi urine.
5. Kodein yang disalahgunakan sebagai morfin
Kodein adalah salah satu turunan morfin, bisa juga diubah menjadi
narkotik yang lebih kuat seperti heroin. Kodein sebenarnya adalah obat
yang sering diresepkan dokter, bisa digunakan sebagai analgetika
(penghilang rasa sakit), anti diare dan antitusive (penekan batuk).
Apoteker/pharmacist harus berhati-hati, karena kodein dapat juga
8|Undang-Undang Kesehatan
disalahgunakan, jika diminum langsung ternyata ada sekian persen yang
diubah menjadi morfin di saluran pencernaan. Lebih parah lagi bila
ternyata pembeli memang sengaja membeli kodein untuk di ubah menjadi
morfin atau heroin. Jika kodein disalahgunakan menjadi morfin, maka
akan menyebabkan hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang dan
adanya rasa nyaman diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa mengantuk.
Jika terus menerus disalahgunakan, tentunya akan menyebabkan
ketergantungan dan meninggal karena overdosis.
6. Obat anti-cemas
Sisa-sisa kecemasan bisa diobati dengan obat anti-cemas yang sesuai,
terapi perilaku atau psikoterapi. Obat anti-cemas disebut juga ansiolitik
atau obat penenang, diberikan untuk mengatasi gejala-gejala kecemasan.
Obat anti-cemas memiliki efek mengendurkan otot-otot, mengurangi
ketegangan, membantu tidur dan mengurangi kecemasan. Yang paling
sering digunakan adalah benzodiazepin. Obat ini mempercepat relaksasi
mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak.
Tetapi benzodiazepin bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan
pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati. Contoh benzodiazepin
adalah:
Alprazolam Lorazepam
Klordiazepoksid Oksazepam
Diazepam Temazepam
Flurazepam Triazolam
Secara klinis, semua senyawa benzodiazepin menyebabkan depresi
susunan saraf pusat yang bervarisai tergantung pada dosis yang diberikan.
Sebelum ditemukannya benzodiazepin, barbiturat merupakan obat
pilihan untuk mengatasi kecemasan. Tetapi obat ini berpotensi untuk
disalahgunakan, sering terjadi gejala putus obat dan overdosis serta sering
menyebabkan kematian; sehingga jarang digunakan lagi.
9|Undang-Undang Kesehatan
Obat-obat anti-depresi kadang juga diberikan untuk penyakit
kecemasan.
Obat anti-depresi yang sering digunakan adalah:
- Selective serotonin reuptake inhibitors (fluoksetin, fluvoksamin,
paroksetin, sertralin)
- Monoamine oxidase inhibitors (fenelzin, tranilsipromin)
- Anti-depresi trisiklik (amitriptilin, amoksapin, klomipramin,
imipramin, nortriptilin, rotriptilin).
Alprazolam adalah salah satu obat anticemas yang sering
disalahgunakan dan paling banyak menimbulkan ketergantungan.
Alprazolam adalah obat yang cara kerjanya memperlambat pergerakan
bahan kimia di dalam otak yang membuat ketidakseimbangan. Dengan
cara kerja ini, ketegangan saraf (kecemasan) seseorang pun berkurang,
sehingga si pemakai relatif tenang.
Obat ini dapat menyebabkan ketergantungan jika digunakan dalam
pemakaian jangka panjang. Jika obat ini disalahgunakan, maka akan
menyebabkan kesulitan berkonsentrasi dan dapat terjadi halusinasi.
7. Dextromethorpan
Dextromethorpan (atau biasa disebut pil dekstro) adalah suatu obat
penekan batuk (anti tusif) yang dapat diperoleh secara bebas, dan banyak
dijumpai pada sediaan obat batuk maupun flu. Dosis dewasa adalah 15-30
mg, diminum 3-4 kali sehari. Efek anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam
setelah penggunaan per-oral. Jika digunakan sesuai aturan, jarang
menimbulkan efek samping yang berarti.
Sebelum FDA (Food and Drug Administration) mengganti narcotic
codeine dengan dextromethorpan sebagai obat penekan batuk yang dijual
bebas sekitar tahun 1970-an, remaja dengan mudah mendapatkannya untuk
disalahgunakan. Bertahun-tahun, remaja membuat penemuan bahwa
mereka dapat merasa ‘high/mabuk’ dengan mengkonsumsi obat-obatan
bebas yang mengandung dextromethorpan (juga disebut DXM).
Ditemukan pada tablet, kapsul, dan gel. seperti juga sirup,
10 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
dextromethorpan ini terkandung di obat-obatan yang diberi label DM,
batuk, penekan batuk atau Tuss (mengandung ‘tuss’ pada nama obatnya).
Obat-obatan yang mengandung dextromethorpan sangat mudah
ditemukan, dapat dibeli sesuai kantong remaja, dan legal. Mendapatkannya
sangat mudah, yaitu dengan membeli di toko obat atau mencarinya di
kotak kotak obat dirumahnya. Dan karena ditemukan pada obat-obatan
bebas, maka remaja mengasumsikan bahwa DXM tidaklah berbahaya.
Meskipun pada media sekarang, menurut US Department of Health
and Human Services Substance Abuse and Mental Health Services
Administration (SAMHSA) yang memonitor hubungan antara obat-obatan
dengan kunjungan pada Gawat Darurat dan kematian secara luas, tidak ada
perubahan secara signifikan pada kunjungan di Gawat Darurat RS akibat
penyalahgunaan DXM sejak 1994.
Perbedaan antara penyalahgunaan obat-obatan batuk dari tahun-tahun
dulu dengan sekarang adalah yaitu remaja sekarang menggunakan internet
tidak hanya untuk membeli DXM dalam bentuk bubuk murni, tapi juga
belajar untuk disalahgunakan lebih lanjut. Karena mengkonsumsi dalam
volume besar dari sirup batuk dapat menyebabkan muntah, maka obat-
obatan tersebut diekstrak dari obat batuk dan dijual kembali di Internet
dalam bentuk tablet yang kemudian ditelan atau bubuk yang dihirup.
Bahkan di versi online terdapat kalkulator yang dapat menghitung
seberapa besar dikonsumsi sesuai dengan berat dan tinggi badannya.
Meskipun DXM dapat dikonsumsi secara aman pada dosis 15 hingga
30 miligram untuk menekan batuk, namun pengguna biasanya
mengkonsumsi lebih dari 360 mg bahkan lebih. Mengkonsumsi dalam
jumlah banyak produk yang mengandung DXM dapat menyebabkan
halusinasi, hilang kendali dari kendaraan (pada saat mengemudi), dan
sensasi ‘out of body’.
Efek samping lainnya yang mungkin terjadi dari penyalahgunaan
DXM yaitu : bingung, sulit mengambil keputusan, penglihatan yang
buram, pusing, paranoia, keringat berlebihan, bicara mencerca, mual,
11 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
muntah-muntah, sakit perut, detak jantung yang tidak normal, tekanan
darah tinggi, pusing, lesu, mati rasa pada jari kaki dan tangan, pucat, kulit
yang kering dan gatal, hilang kesadaran, demam, kerusakan pada otak dan
bahkan kematian.
Ketika mengkonsumsi dalam jumlah banyak, DXM juga dapat
menyebabkan hyperthermia, atau demam tinggi.
8. Dexametasone
Dexametasone (micronized) 0.5 mg dan clorpeniramina maleat 2 mg
adalah obat-obatan yang lazim dipakai untuk mengobati alergi Sehingga
sering diberikan pada penyakit alergi menahun seperti asma bronchiale,
urticaria dan berbagai penyakit alergi lainnya. Obat yang mengandung
komponen ini sering disalahgunakan untuk menggemukkan badan karena
dampak menahan airnya, atau untuk meningkatkan kualitas tidur
pemakainya. Efek sampingnya adalah timbulnya penyakit pencernaan
seperti penyakit maag, luka di lambung, kelainan pencernaan lainnya.
Karena sifatnya yang menahan air, menyebabkan penderita meningkat
nafsu makannya dan bertambah berat. Selain itu obat yang mengandung
Dexamethasone merupakan pemicu timbulnya penyakit kencing manis,
apalagi kalau pemakai mempunyai riwayat penyakit kencing manis di
keluarga. Obat ini juga menyebabkan timbulnya beberapa penyakit
kejiwaan bila dipakai secara berkesinambungan. Karena dampaknya
imunosupresif, pemakai mudah menderita penyakit infeksi virus dan jamur
pada tubuhnya. Pemakai jangka panjang juga akan menderita
pengeroposan tulang yang disebut sebagai osteoporosis. Bila penderita
terlalu sensitive, dapat pula terjadi shok, yang berujung dengan kematian.
12 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
2. Ada orang-orang yang bertujuan untuk sekadar mendapatkan perasaan
nyaman, menyenangkan.
3. Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan tanggung
jawab kehidupan.
13 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
5. Faktor kontribusi : Hubungan interpersonal yang terganggu, atau keadaan
orang tua yang patologis/kacau.
6. Faktor pencetus : Pengaruh teman kelompok, dan tersedianya obat/zat.
14 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
lain walaupun dapat dibeli secara bebas tapi sebenarnya obat-obatan
tersebut hanya boleh dijual di apotik atau toko obat berizin.
15 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
BAB III
PEMBAHASAN
16 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
mengancam ke anggota keluarga lain, teman maupun rekan kerja sehingga
menimbulkan rantai penyakit menular yang baru dan sulit disembuhkan
juga menambah pengeluaran untuk berobat.
Dalam hal di atas kita tidak bisa hanya menyalahkan pasien, tetapi
farmasis juga bertanggung jawab dengan keadaan ini karena telah
melakukan penjualan antibiotik secara bebas . Namun sayangnya, berapa
jumlah keseluruhan apoteker-apoteker nakal tersebut belum bisa
dipastikan.
17 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
kecanduan atau ketergantungan terhadap obat tersebut, sehingga mereka
berusaha untuk memperoleh obat-obat tersebut dengan segala cara.
b. Seseorang memulai penyalahgunaan obat memang untuk tujuan
rekreasional. Artinya, sejak awal penggunaan obat memang tanpa tujuan
medis yang jelas, hanya untuk memperoleh efek-efek menyenangkan
yang mungkin dapat diperoleh dari obat tersebut. Kejadian ini umumnya
erat kaitannya dengan penyalahgunaan substance yang lain, termasuk
yang bukan obat diresepkan, seperti kokain, heroin, ecstassy, alkohol, dll.
c. Seseorang menyalahgunakan obat dengan memanfaatkan efek samping
seperti yang telah disebutkan di atas. Bisa jadi penggunanya sendiri tidak
tahu, hanya mengikuti saja apa yang diresepkan dokter. Obatnya bukan
obat-obat yang dapat menyebabkan toleransi dan ketagihan.
Penggunaannya juga mungkin tidak dalam jangka waktu lama yang
menyebabkan ketergantungan.
18 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
4. Siapa yang bertanggung jawab dalam penyalahgunaan Obat-obatan?
Untuk mewaspadai/mencegah meningkatnya dampak buruk akibat
penyalahgunaan obat-obatan medis diperlukan peran tenaga kesehatan
(termasuk apoteker), orang tua, guru, masyarakat dan instansi
keamanan/kepolisian secara bersama dan berkesinambungan untuk
melindungi masyarakat dalam penyalahgunaan obat.
19 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
2, di mana penyebab sakit pasien karena virus yang seharusnya tidak
membutuhkan antibiotik namun dokter menuliskan antibiotik kita
harus berdiskusi dengan dokter. Jika kita menjalin hubungan yang
baik selama ini dengan tenaga kesehatan lainnya tentu akan
mempermudah diskusi tersebut.
Solusi lain untuk mencegah penggunaan antibiotik, adalah dengan
menggunakan prebiotik. Selain lebih sehat di mana dapat menekan
biaya obat yang mahal.
20 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
21 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n
2. Ada orang-orang yang bertujuan untuk sekadar mendapatkan perasaan
nyaman, menyenangkan.
3. Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan tanggung
jawab kehidupan.
4. Faktor-faktor Lingkungan.
5. Faktor kontribusi : Hubungan interpersonal yang terganggu, atau keadaan
orang tua yang patologis/kacau.
6. Faktor pencetus : Pengaruh teman kelompok, dan tersedianya obat/zat.
Terkait dengan semakin maraknya penyalahgunaan obat medis terutama
penyalahgunaan dextromethorpan, banyak bermunculan oknum penjual pil
dekstro murni dalam bentuk serbuk yang dikemas/dimasukan kedalam kapsul
atau bahkan dicampur dengan obat-obatan terlarang lainnya seperti ekstasi,
metamfetamin, dll.
Untuk mewaspadai/mencegah meningkatnya dampak buruk akibat
penyalahgunaan obat-obatan medis diperlukan peran tenaga kesehatan
(termasuk apoteker), orang tua, guru, masyarakat dan instansi
keamanan/kepolisian secara bersama dan berkesinambungan untuk melindungi
masyarakat dalam penyalahgunaan obat.
B. Saran
Di era modern ini, obat-obat yang disalahgunakan bukan hal yang sulit
lagi didapatkan. Bahkan obat-obat yang beredar dipasaran terkadang
disalahgunakan oleh banyak remaja saat ini. Untuk itu, sebagai tenaga teknis
kefarmasian, kita sebaiknya tahu tentang obat-obat apa saja yang sering
disalahgunakan pada saat ini dan kita sebaiknya mampu memberikan
penyuluhan kedepannya nanti tentang bahaya dari penyalahgunaan obat-obat
tersebut.
22 | U n d a n g - U n d a n g K e s e h a t a n