BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fase larutan dapat berwujud gas,padat atau cair. Larutan gas misalnya
perunggu,amalgen dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut,
larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut(solvent)
dan zat terlarut (solute). Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain
misalnya benzena, kloroform, eter, dan alkohol.
(Purnomo, 2010)
Larutan memiliki sifat-sifat yang dapat sama, bahkan berbeda dengan sifat
zat sebelum dicampurkan. Suatu larutan sudah pasti berfasa tungaal. Campuran
yang dapat saling melarutkan satu sama lain dalam segala perbandingan dinamakan
larutan “miscrible”. Udara merupakan larutan miscrible. Jika dua cairan yang tidak
bercampur membentuk dua fasa dinamakan cairan “immiscrible”. Umumnya
larutan merupakan media untuk berlangsungnya transformasi materi.
(khoerunnisa, 2008)
Pada proses pelarutan padat cair terjadi perpindahan massa dalam larutan.
Untuk perpindahan massa keadaan stabil melalui lapisan stagnan suatu fluida. Pada
kebanyakan operasi perpindahan massa aliran turbulen diperlukan untuk
meningkatnya laju perpindahan massa per satuan luas atau untuk membantu
mendefinisikan fluida yang satu didalam fluida yang lain sehingga memberikan
lebih banyak lagi antarmuka. Selain itu, perpindahan massa ke antar muka fluida
sering bersifat tidak stedi dengan gradien konsentrasi yang selalu berubah dan
𝐽𝐴
𝐾𝑐 = ………………………………(1)
𝐶𝐴𝑖 −𝐶𝐴
Keterangan :
(McCabe, 1999)
(welasih, 2006)
Kelarutan zat terlarut adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat
terlarut dalam sejumlah pelarut atau pada suhu tertentu. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi kelarutan adalah sebagai berikut :
2. Pengadukan
Dengan zat terlarut cair dan padat, pengadukan membawa pelarut segar
dalam pelarut secara bersamaan dengan zat terlarut. Mengaduk, oleh karena
itu memungkinkan zat terlarut larut lebih cepat.
3. Jumlah zat terlarut sudah larut
Bila anda memiliki zat terlarut dalam larutan, pelarutan berlangsung dengan
cepat. Tetapi bila anda memiliki banyak zat terlarut dalam larutan, pelarutan
berlangsung lebih lambat.
4. Suhu ( Temepature )
Untuk cairan dan zat terlarut padat, meningkatkan suhu tidak hanya
meningkatkan jumlah zat terlarut yang akan larut tetapi juga meningkatkan
tingkat dimana zat terlarut akan larut. Untuk gas, sebaliknya kenaikan suhu
menurunkan kelarutan dan laju larutan.
(Byju’s, 2017)
(Jones, 2014)
1. Temperatur
Kelarutana gas umumnya berkurang pada temperatur tinggi. Kebanyakan
zat pada kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada
beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada temperatur tinggi,
misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Jika pelarutan bersifat endoterm,
kelarutan bertambah pada temperatur yang lebih tinggi dan sebaliknya. Jika
pelarutan bersifat eksoterm, kelarutan berkurang pada temperatur yang lebih
tinggi.
2. Tekanan
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat.
Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partian gas itu. Menurut hukum henry,
massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan sebanding dengan
tekanan yang dilakukan gas itu, yang berada dalam kesetimbangan dengan
larutan itu.
3. Konsentrasi
Menyatakan zat terlarut dalam sejumlah tertentu secara fisika, konsentrasi
dapat dinyatakan dalam persen atau pp. dalam konsentrasi larutan dinyatakan
dalam molar, molal, dan normal.
(Purnomo, 2010)
II.3. Hipotesa
Semakin besar volemu pelarut, maka semakin besar atau banyak zat terlarut,
perpindahan massa, berpindah pada fase yang sama atau berbeda dikarenakan
adanya perbedaan konsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA