Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumpah atau Al-Qasam merupakan suatu hal kebiasaan bangs arab dalam
berkomunikasi untuk meyakinkan lawan bicaranya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
oleh bangsa arab merupakan suatu hal yang oleh Al-Quran di rekonstruksi bahkan ada
yang didekonstruksi nilai dan maknanya. Oleh karena itu, Al-Quran diturunkan di
lingkungan bangsa arab dan juga dalam bahasa arab maka Allah juga menggunakan
sumpah dalam mengkomunikasikan kalam-Nya.
Bahkan kebiasaan dalam bersumpah tersebut sudah ada sejak nilai doktrin Islam
belum eksis tatanan bangsa Arab. Meskipun bangsa Arab dikenal dengan menyembah
berhala (paganism) mereka tetap menggunakan kata Allah dalam sumpahnya, seperti
disinyalir oleh Al-Quran dalam surat Al-Fathir ayat 42 yang berbunyi:
Artinya: “Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat
sumpah; sesungguhnya jika dating kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya
mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala
datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah
kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari kebenaran.” QS. Al-Fathir 35 : 42)
Namun, konsep sumpah tersebut berbeda dengan bangsa Indonesia, sumpah lebih
mengacu kepada sebuah kesaksian atau menguatkan kebenaran sesuatu dalam forum
resmi, seperti kesaksian saksi dalam pengadilan, sumpah jabatan, dan sumpah dokter
dengan tekad menjalankan tugas lebih baik, serta mengikatkan komitmen moral dan etika
pribadi pada etika profesi atau aturan tertentu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫عاهَ ْدت ُ ْم َوالَ ت َ ْنقُضُوا اْأل َ ْي َمانَ بَ ْع َد ت َْو ِك ْي ِدهَا‬ ِ ‫… َوأ َ ْوفُوا بِعَ ْه ِد‬
َ ‫هللا إِذَا‬

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan
sumpah-sumpah itu sesudah meneguhkannya….” (An-Nahl: 91)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

‫َوأ َ ْوفُوا بِ ْالعَ ْه ِد إِ َّن ْالعَ ْه َد َكانَ َم ْسئ ُ ْوالا‬

“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.” (Al-Isra`:34)
Bukankah menepati janji kebaikan itu nikmat?
Dari Haritsah bin Wahab ra, bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda: Maukah kalian aku
beritahu tentang ahli surga? Para sahabat berkata: Mau. Rasulullah saw. bersabda: Yaitu
setiap orang yang lemah dan melemahkan diri, seandainya ia bersumpah demi Allah, pasti
akan dilaksanakan. Kemudian beliau bertanya lagi: Inginkah kamu sekalian aku beritahukan
tentang ahli neraka? Mereka menjawab: Mau. Beliau bersabda: Yaitu setiap orang yang
kejam, bengis dan sombong

Hadits Sahih Muslim no. 5092

Anda mungkin juga menyukai