Disusun Oleh :
Deny Guslipta Nesiandeka
17360306
Dokter Pembimbing
dr. Halomoan Saragi, Sp.S
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang
kanalis semisirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus
dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyai suatu penebalan
atau makula sebagai mekanoreseptor khusus. Makula terdiri dari sel-sel rambut
dan sel penyokong. Kanalis semisirkularis adalah saluran labirin tulang yang
berisi perilimfe, sedang duktus semisirkularis adalah saluran labirin selaput berisi
endolimfe. Ketiga duktus semisirkularis terletak saling tegak lurus.4
Sistem vestibular terdiri dari labirin, bagian vestibular nervus kranialis
kedelapan (yaitu,nervus vestibularis, bagian nervus vestibulokokhlearis), dan
nuklei vestibularis di bagian otak, dengan koneksi sentralnya. Labirin terletak di
dalam bagian petrosus os tempolaris dan terdiri dari utrikulus, sakulus, dan tigan
kanalis semisirkularis. Labirin membranosa terpisah dari labirin tulang oleh
rongga kecil yang terisi dengan perilimf; organ membranosa itu sendiri berisi
endolimf. Urtikulus, sakulus, dan bagian kanalis semisirkularis yang melebar
(ampula) mengandung organ reseptor yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan.
3
Gambar labirin :
4
Rambut-rambut sensorik krista tertanam pada salah satu ujung massa gelatinosa
yangmemanjang yang disebut kupula, yang tidak mengandung otolit.
Pergerakan endolimf di kanalis semisirkularis menstimulasi rambut-rambut
sensorik krista, yang dengan demikian, merupakan reseptor kinetik (reseptor
pergerakan). 4
Utrikulus dan sakulus mengandung organ resptor lainnya, makula utrikularis
dan makula sakularis. Makula utrikulus terletak di dasar utrikulus paralel dengan
dasar tengkorak, dan makula sakularis terletak secara vertikal di dinding medial
sakulus. Sel-sel rambut makula tertanam di membrana gelatinosa yang
mengandung kristal kalsium karbonat, disebut statolit. Kristal tersebut ditopang
oleh sel-sel penunjang. 4
Reseptor ini menghantarkan implus statik, yang menunjukkan posisi kepala
terhadap ruangan, ke batang otak. Struktur ini juga memberikan pengaruh pada
tonus otot. Implus yang berasal dari reseptor labirin membentuk bagian aferen
lengkung refleks yang berfungsi untuk mengkoordinasikan otot ekstraokular,
leher, dan tubuh sehingga keseimbangan tetap terjaga pada setiap posisi dan setiap
jenis pergerakan kepala.4
Stasiun berikutnya untuk transmisi implus di sistem vestibular adalah nervus
vestibulokokhlearis. Ganglion vestibulare terletak di kanalis auditorius internus;
mengandung sel-sel bipolar yang prosesus perifernya menerima input dari sel
resptor di organ vestibular, dan yang proseus sentral membentuk nervus
vestibularis. Nervus ini bergabung dengan nervus kokhlearis, yang kemudian
melintasi kanalis auditorius internus, menmbus ruang subarakhnoid di
cerebellopontine angle, dan masuk ke batang otak di taut pontomedularis.
Serabut-serabutnya kemudian melanjutkan ke nukleus vestibularis, yang terletak
di dasar ventrikel keempat. 4
5
Fisiologi Keseimbangan
Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga jenis reseptor tersebut,
reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50%
disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya adalah
propioseptik.2
Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan
pelebaran labirin membrane yang terdapat didalam vestibilum labirib tulang.
Labirin kinetic terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dimana pada tiap kanalis
terdapat pelebaran yang berhubungan dengan utrikulus, disebut ampula.
Didalamnya terdapat Krista ampularis yang terdiri dari sel-sel reseptor
keseimbangan dan seluruhnya tertutup oleh suatu substansi gelatin yang disebut
kupula.5
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan
cairan endolimfa didalam labirin dan selanjutnya silia sel rambut menekuk.
Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah, sehingga ion
kalsium akan masuk kedalam sel yang menyebabkan implus sensoris melalui saraf
6
aferen ke pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia terdorong kearah yang
berlawanan, maka terjadilah hiperpolarisasi.5
Organ vestibuler brefungsi sebagai transuder yang mengubah energy
mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa didalam kanalis
semisirkularis menjadi energy biolistrik, sehingga dapat member informasi
mengenai perubahan posisi tubuh akibat percepatan sudut.5
Sistem vestibuler berhubungan dengan system tubuh lain, sehingga
kelainannya dapat menimbulkan gejala pada tubuh yang bersangkutan. Gejala
yang timbul dapat berupa vertigo, rasa mula dan muntah. Pada jantung berupa
bradikardi atau takikardi dan pada kulit reaksinya berkeringat.
Jaras Vestibular
7
2.1.2. Sistem Optic
8
Sistem visual (penglihatan) yaitu mata mempunyai tugas penting bagi kehidupan
manusia yaitu memberi informasi kepada otak tentang posisi tubuh terhadap
lingkungan berdasarkan sudut dan jarak dengan obyek sekitarnya. Dengan input
visual, maka tubuh manusia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi
dilingkungan sehingga system visual langsung memberikan informasi ke otak,
kemudian otak memerikan informasi agar system musculoskeletal (otot & tulang)
dapat bekerja secara sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
9
tepat di retina. Namun sebalinya apabila kita mengamati benda yang
letaknya jauh, maka mata tidak berakomodasi. Akibatnya, lensa mata
berbentuk pipih. Kemampuan lensa mata untuk mengubah
kecembungannya ini disebut daya akomodasi.
Badan bening, fungsinya untuk meneruskan cahaya yang telah melewati
lensa. Cahaya itu selanjutnya disampaikan ke selaput jala. Letak badan
bening adalah di belakang lensa, bentuknya seperti agar-agar.
Retina (selaput jala), adalah bagian yang paling peka terhadap cahaya.
Khususnya bitik kuning. Retina berfungsi menangkap dan meneruskan
cahaya dari lensa ke saraf mata. Di dalam selaput jala terdapat ujung-ujung
saraf penerima, letaknya merupakan selaput yang terletak paling belakang.
Saraf mata, atau saraf optik ini berfungsi untuk meneruskan rangsang
cahaya ke otak. Informasi-informasi yang dibawa oleh saraf nantinya akan
diproses di otak. Dengan demikian kita dapat melihat suatu benda.
10
visual, akuitas ketajaman visual, kedalaman lapang pandang depth of field, serta
frekuensi spasial. Pandangan perifer memiliki peran yang lebih penting dalam
menjaga posisi berdiri yang stabil bila dibandingkan dengan pandangan sentral.
Studi yang dilakukan oleh Berenesi, Ishihara dan Inanaka menunjukkan stimulasi
visual terhadap pandangan perifer dapat mengurangi kemiringan postural pada
arah stimulus visual yang diobservasi pada bidang anteroposterior, yang lebih
baik jika dibandingkan dengan bidang medial-lateral. Para peneliti menyimpulkan
bahwa pandangan perifer bekerja pada bingkai penglihatan yang berpusat pada
subjek
yang melihat. Dengan demikian, pandangan perifer digunakan baik untuk
stabilisasi visual kemiringan tubuh yang spontan maupun kemiringan tubuh
terinduksi visual karena ukuran bidang pandang yang distimulasi dan
dimanipulasi daripada spesialisasi fungsional pandangan perifer untuk kontrol
postural.
Terdapat dua hipotesis yang mencoba menjelaskan bagaimana seseorang menjaga
stabilitas saat terdapat pergerakan mata, yaitu teori inflow dan outflow.
Teori inflow menjelaskan bahwa reseptor proprioseptif pada otot ekstraokuler
memberikan informasi mengenai posisi dan perpindahan mata dalam orbit,
sedangkan teori outflow menjelaskan bahwa percabangan outflow neural atau
sebuah salinan eferens menginformasikan sistem saraf pusat untuk menjaga
konsistensi visual.
11
Jaras Optic
12
2.1.3. Sistem Somatosensori (Tactile & Proprioceptive).
13
Dalam hal sentuhan dan rangsangan nyeri, neuron ketiga memiliki tubuh sel
dalam VPN dari thalamus dan berakhir di gyrus postcentralis dari lobus parietal.
Sistem somatosensori tersebar melalui semua bagian utama tubuh mamalia (dan
vertebrata lainnya). Terdiri dari reseptor sensori dan motorik (aferen) neuron di
pinggiran (kulit, otot dan organ-organ misalnya), ke neuron yang lebih dalam dari
sistem saraf pusat. Sistem somatosensori adalah sistem sensorik yang beragam
yang terdiri dari reseptor dan pusat pengolahan untuk menghasilkan modalitas
sensorik seperti 16 sentuhan, temperatur, proprioception (posisi tubuh), dan
nociception (nyeri). Reseptor sensorik menutupi kulit dan epitel, otot rangka,
tulang dan sendi, organ, dan sistem kardiovaskular. Informasi propriosepsi
disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar
masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke
korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus (Willis Jr, 2007).
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung
pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra
tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan
ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain ,
serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
14
Jaras Somatosensori
15
2.1.4. Serebelum ( Otak Kecil)
Gambar 6. Serebelum
16
Serebelum atau otak kecil merupakan bagian otak terbesar kedua yang terletak
tepat dibawah bagian posterior serebrum dibawah lobus oksipitalis dan melekat ke
punggung bagian atas batang otak. Fissura transfersal memisahkan serebelum
dari serebrum (Soedjono, 1988: 149).
Otak kecil menerima informasi sensoris tentang posisi persendian dan panjang
otot, serta masukan dari sistem auditori (pendengaran) dan visual. Otak kecil
penting dalam keseimbangan, perencanaan, dan pelaksanaan gerakan yang
disadari. Terutama yang berhubungan dengan aktifitas motorik, tetapi tidak
mempunyai pengaruh langsung pada saraf eferen motor. Fungsinya secara tidak
langsung mengubah output sistem motor utama otak.
Otak kecil juga memonitor perintah motorik yang dikeluarkan oleh serebrum.
Informasi dari serebrum pertama-tama melewati pons dan menuju ke serebelum.
Serebelum mengintegrasikan informasi ini saat melakukan koordinasi dan
pemeriksaan kesalahan selama fungsi motorik dan perseptual. Serebelum juga
berfungsi mempelajari dan mengingat keahlian motorik.
Otak kecil terdiri dari tiga bagian yang secara fungsional terpisah, yaitu:
(a) Vestibuloserebelum, penting dalam menjaga keseimbangan dan mengontrol
gerakan mata.
17
Jaras serebelum
18
2.2. Pemeriksaan Test Keseimbangan Tubuh
19
Gambar 1.Uji Romberg
20
Gambar 2. tes tandem gait
3.Tes fukuda
21
4.Tes past pointing
Pasien diminta duduk dan mengangkat satu tangan dengan jari mengarah
ke atas
Jari pemeriksa diletakkan di depan pasien
Pasien diminta dengan ujung jarinya menyentuh ujung jari pemeriksa
beberapa kali dengan mata terbuka
Setelah itu lakukan dengan cara yang sama dengan mata tertutup
Ketika mata tertutup, jari pasien akan deviasi ke arah lesi : menunjukan
kelainan di vestibular
Ketika terjadi hipermetri atau hipometri : menunjukkan kelainan serebelar.
22
5. finger nose finger test
Tes ini merupakan bagian dari pemeriksaan neurologis yang komprehensif. Hal
ini biasanya digunakan sebagai bagian dari pengujian koordinasi. Pemeriksa
mencari bukti adanya tremor niat atau dysmetria. Dysmetria dibuktikan dengan
kesulitan dalam mengendalikan rentang pergerakan.Dysmetria dapat
mengakibatkan undershooting atau overshooting rangsangan target (yaitu, jari
pemeriksa dan / atau hidung peserta ujian). Kerusakan pada serebelum dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang.
23
6. Test Diadolokinesis
24
2.3 Kelainan Pada Sistem Keseimbangan
2.3.1 Vertigo
PATOFISIOLOGI VERTIGO
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi
paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal,
informasi yang tiba di pusat integrasi alatkeseimbangan tubuh berasal dari
reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan,
jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut.
Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh
dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di
perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang
gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan
terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan
dan gejala lainnya.
25
aferen ke pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia terdorong kearah yang
berlawanan, maka terjadilah hiperpolarisasi.5
26
27
2.3.2 Menierre
Patofisiologi
Penyakit Meniere disebabkan oleh penumpukan cairan dalam kompartemen dari
telinga bagian dalam, yang disebut labirin. labirin berisi organ keseimbangan
(saluran setengah lingkaran dan organ otolithic) dan pendengaran (koklea). Hal ini
memiliki dua bagian: labirin tulang dan labirin membran. Labirin membran diisi
dengan cairan yang disebut endolymph, di organ keseimbangan, merangsang
reseptor sebagai benda bergerak. Reseptor kemudian mengirimkan sinyal ke otak
tentang posisi tubuh dan gerakan. Pada koklea, cairan yang dikompresi dalam
merespon suara getaran, yang merangsang sel-sel indera yang mengirimkan sinyal
ke otak. Pada penyakit Meniere, penumpukan endolymph di labirin mengganggu
sinyal keseimbangan dan normal pendengaran antara telinga bagian dalam dan
otak. Kelainan ini menyebabkan gejala vertigo dan lain dari penyakit Meniere.
Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan cairan telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh
malapsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Namun, ada bukti menunjukkan bahwa
banyak orang yang menderita penyakit Meniere mengalami sumbatan pada duktus
endolimfatikus. Apapun penyebabnya, selalu terjadi hidrops endolimfatikus, yang
merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan dalam
sistem ataupun ruptur membran telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan
gejala Meniere.
28
29
30
2.3.3 Ataxia
Patofisiologi
Penyebab dari ataksia tersebut belum diketahui pasti namun ataksia juga dapat
terjadi melalui factor genetic. Gangguan yang dihasilkan ataksia menyebabakan
bagian dari otak yaitu terjadi melalui factor genetic. memburuk atau atrofi dan
kemungkinan urat syaraf tulang belakang(spinal cord) sangat berpengaruh.
Ataksia disebabkan kemunduran jaringan saraf pada urat saraf tulang belakang
(spinal cord) dan saraf yang mengendalikan gerakan otot pada lengan dan kaki.
Urat saraf menjadi tipis dan sel-sel saraf kehilangan serabut myelin yang
berfungsi sebagai penghantar impuls. Ataksia menyebabkan degenerasi pada sel
cerebellum, spino sereberal dan saraf lengan dan kaki jika cereberlum terjadi
kerusakan maka akan menimbulkan tidak adanya koordinasi gerak tangan, kaki .
Juga berpengaruh pada kemampuan berbicara selain itu juga akan memperlambat
pergerakan mata. Ataksia juga tidak hanya mempengaruhi oto-otot ekstremitas
sajas juga dapat mempengaruhi kerja jantung sehingga jantung tidak bisa bekerja
dengan maksimal.
31
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Keseimbangan merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan individu dalam
melakukan gerak yang efektif dan efisiensi selain fleksibilitas (fleksibility),
keoordinasi (coordination), kekuatan (power) dan daya tahan (endurance).
Keseimbangan yang baik akan memungkinkan seseorang melakukan aktivitas
atau gerak yang efektif dan efisien dengan risiko jatuh yang minimal. Dimana
tubuh mampu mempertahankan posisinya dalam melawan gravitasi dan faktor
eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang
dengan bidang tumpu serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh
lain bergerak.
2. Telinga merupakan salah satu organ keseimbangan disamping dipengaruhi
mata dan alat perasa pada tendon dalam.
3. Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimbangan tubuh yaitu
sistem vestibular, sistem proprioseptik, dan sistem optik.
32
DAFTAR PUSTAKA
5. Arsyad Soepardi, Efiaty, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
6. http://blogpsikologi.blogspot.co.id/2015/09/mekanisme-sistem-visual-
dan-gangguan.html
33