Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK “BERMAIN BOLA”

DI RUANG SANTA THERESIA RUMAH SAKIT


SANTA ELISABETH - BATAM

DISUSUN OLEH:

1.NURLINA SITUMORANG
2.REALITA WARUWU
3.ROSARINA ZEBUA
4.SILVIA PURBA
5.SUGIARTO
6.YOSI ARIGA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak sakit yang dirawat di Rumah Sakit umumnya mengalami krisis oleh
karena seorang anak akan mengalami stress akibat terjadi perubahan lingkungan
serta anak mengalami keterbatasan untuk mengatasi stress. Krisis ini dipengaruhi
oleh berbagai hal yaitu usia perkembangan anak, pengalaman masa lalu tentang
penyakit, perpisahan atau perawatan di rumah sakit, support system serta
keseriusan penyakit dan ancaman perawatan.
Stress yang dialami seorang anak saat dirawat di Rumah Sakit perlu
mendapatkan perhatian dan pemecahannya agar saat di rawat seorang anak
mengetahui dan kooperatif dalam menghadapi permasalahan yang terjadi saat di
rawat. Salah satu cara untuk menghadapi permasalahan terutama mengurangi rasa
perlukaan dan rasa sakit akibat tindakan invasif yang harus dilakukannya adalah
bermain.
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak
secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dan
lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan
fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan
konflik dari anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui psikososio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa
memperhitungkan hasil akhirnya.

. Tujuan dari terapi yang dilakukan di Rumah Sakit adalah memberi


kesenangan dan kepuasan anak, sebagai hubungan interpersonal yang dinamis
antara anak dengan terapis dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan
materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan
yang aman bagi anak untuk sepenuhnya mengekspresikan dan eksplorasi dirinya
(perasaan, pikiran, pengalaman, dan perilakunya melalui media bermain.
Ruang Santa Theresia di RS. Elisabeth Batam pasien yang dirawat merupakan
pasien pada usia anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Sebagian besar anak yang dirawat mengalami tingkat kecemasan yang tinggi
akibat tindakan medis yang dilakukan dan lingkungan baru yang belum dikenal,
sehingga anak menangis atau menolak terhadap tindakan medis. Dalam kondisi
seperti ini anak membutuhkan suatu hiburan dalam bentuk permainan dimana
anak bisa menyalurkan dan mengalihkan segala emosi yang dirasakan dengan cara
bermain bola yang bermanfaat bagi anak selama hospitalisasi di Rumah Sakit.

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
1. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
2. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak.
3. Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat.
4. Meningkatkan kreatifitas bermain.
5. Meningkatkan perilaku yang baik
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Terapi Bermain


A. Pengertian Bermain
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak bisadari (wholey and Wong,1991). Bermain adalah suatu kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh kesenangan
(Foster,1989) Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock). Jadi kesimpulannya
bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.

B. Kategori Bermain
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contoh : bermain sepak bola.
2. Bermain pasif
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh : memberikan support.

C. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang,dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada
disekitarnya,dengan bermain dapat merangsang perabaan
alat,misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu

2.2 MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Todler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak
preischool
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yangsma
tetapi belum terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak
bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Bissanya dilakukanoleh anak usia
sekolah Adolesen

2.3. FUNGSI BERMAIN


Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensori Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek
tertentu,misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun
balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan
tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
yang tidak enak misalnya : marah,takut,benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar,
bermain peran.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan,anak sakit→ perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan → lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status social ekonomi

2.5 Tahap Perkembangan Bermain


1. Tahap eksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap bermin sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.6 Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan 1 Bulan

VISUAL : Lihat dengan jarak dekat


Gantungkan benda yang terang dan menyolok
AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam
TAKTIL : Memeluk, menggendong, memberi kesenangan
KINETIK : Mengayun, naik kereta dorong

a. 2-3 Bulan
VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang, gambar, cermin ditembok
Bawa bayi ke ruangan lain
Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
AUDITOR : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam
pertemuan keluarga.
TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan
lembut,gosok dengan lotion/bedak
KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air

b. 4-6 Bulan
VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV
Beri mainan dengan warna terang
AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,
Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk

c. 6-9 Bulan
VISUAL : Mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.
Beri kertas untuk dirobek-robek.
AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh,
Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri
perintah sederhana.
TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir
dan berenang
KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.
d. 9-12 Bulan
VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai tempat
Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan. Kenalkan dengan suara
binatang
TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang
Kenalkan dingin, panas dan hangat.
KINETIK : Beri mainan

Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan


1. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.
2. Buku dengan gambar menarik
3. Balon, cangkir dan sendok
4. Boneka bayi
5. Mainan yang dapat didorong dan ditarik

TODLER ( 2-3 TAHUN )


1. Mulai berjalan, memanjat, lari
2. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
3. Senang melempar, mendorong,mengambil sesuatu
4. Perhatiannya singkat
5. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
6. Karakteristik bermain “Paralel Play”
7. Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
8. Senang musik/irama

Mainan Untuk Toddler


1. Mainan yang dapat ditarik dan didorong
2. Alat masak
3. Malam, lilin
4. Boneka, Blockies,Telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang
dapat dipukul, krayon, kertas.
PRE-SCHOOL
1. Cross motor and fine motors
2. Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
3. Sangat energik dan imaginative
4. Mulai terbentuk perkembangan moral
5. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
6. Karakteristik bermain
7. Assosiative play
8. Dramatic play
9. Skill play
10. Laki-laki aktif bermain di luar
11. Perempuan didalam rumah

Mainan untuk Pre-school


1. Peralatan rumah tangga
2. Sepeda roda Tiga
3. Papan tulis / kapur
4. Lilin, boneka, kertas
5. Drum, buku dengan kata simple, kapal terbang, mobil, truk

USIA SEKOLAH
1. Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
2. Dapat belajar dengan aturan kelompok
3. Belajar Independent, cooperative, bersaing,menerima orang lain.
4. Karakteristik “Cooperative Play”
5. Laki-laki : Mechanical
6. Perrempuan : Mother Role

Mainan untuk Usia Sekolah


6-8 TAHUN
Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat,
sepeda.
8-12 TAHUN
Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu,
olah raga bersama, sepeda, sepatu roda.

2.7 BERMAIN DI RUMAH SAKIT

A. Tujuan :
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

B. Prinsip :
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orang tua.

C. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain


1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus

D. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Alat bermain
2. Tempat bermain
2.8 Pelaksanaan Bermain Di Rumah Sakit Dipengaruhi Oleh :
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan rumah sakit, kerjasama Tim dan
keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain. Permainan ini dilakukan
pada anak usia (5-14 tahun). Dengan rasio pasien : perawat adalah lama
waktunya 30 menit.

A. MEDIA
1. Bola
2. Keranjang Bola

B. METODE
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang dilakukan
oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Langkah – langkah :
1. Membagiakan bola kepada masing-masing anakberjumlah 5 bola.
2. Memberikan instruksi kepada anak untuk mencontoh melemparkan
bola kedalam keranjang
3. Mendampingi dan memotivasi anak untuk melakukan permainan
melempar bola

C. PESERTA
Kegiatan Bermain ini diikuti peserta dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi:
a. Anak usia 5-14 tahun
b. Anak tidak mengalami peningkatan suhu tubuh
c. Tidak terpasang alat-alat invasif (NGT, Kateter)
d. Tidak Bedrest
e. Tidak Infeksi
2. Kriteria Eksklusi:
a. Suhu tubuh meningkat (> 380C)
b. Terpasang alat-alat invasif
c. Bedrest
d. Infeksi

2.9 SETTING TEMPAT

Keterangan:
dokumentasi

: Peserta co- leader

: Fasilitator

: Observer

: Leader
a. Hari/ Tanggal : Jumat, 2 Maret 2018
b. Waktu : 10.00 WIB
c. Tempat : Ruang Terapi Bermain Anak “St. Theresia”

B. PENGORGANISASIAN
1. Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
2. Mengunpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan fasilitator dan observer
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung
Leader : Rosarina Zebua
Co. Leader : Silvia Purba
Tugas:
1. Membuka Acara
2. Membaca peraturan bermain
3. Memimpin Jalannya permainan
4. Memberi semangat kepada peserta
5. Menciptakan suasana menjadi meriah
6. Mengambil Keputusan
7. Memberikan Reward
Fasilitator : Realita, Yosi Ariga
Tugas:
1. Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2. Mendampingi anak selama bermainan
3. Memberikan semangat dan motivasi
Observer: Nurlina
Tugas:
1. Mengamati dan mengevaluasi permainan
2. Mengamati tingkah laku anak
3. Memberikan kritik dan saran
Dokumentasi: Sugiarto
C. RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Respon
1 Persiapan:
1. Menyiapkan ruangan 5 menit
2. Menyiapkan Alat
3. Menyiapkan anak dengan
keluarga
2 Proses:
1. Membuka proses terapi 5 menit Menjawab salam
bermain dengan mengucap Memperkenalkan
salam, doa, memperkenalkan diri
diri, Kontrak waktu
2. Menjelaskan kepada anak 5 menit Memperkenalkan
dan keluarga tentang tujuan
dan manfaat bermain.
Menjelaskan cara bermain
3. Memberi kesempatan untuk 5 menit Anak mau bermain
bertanya/klarifikasi dengan antusias
4. Mengajak anak bermain 15 menit bersama teman-
5. Mengevaluasi respon anak 5menit temanya
dan keluarga (perasaan)
6. Menyimpulkan Memperhatikan
(reward/reinforcement Menjawab salam
positif)
3 7. doa
Penutup:
1. Menyimpulkan
2. Mengucapkan salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Anak bersedia mengikuti terapi bermain
2. Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
3. Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader
4. Kebutuhan anak terpenuhi
5. Anak bersosialisasi dengan temannya
6. Anak mengikuti instruksi yang diberikan
7. Anak berperan aktif dalam permainan
8. Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
9. Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
10. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang dirawat di ruang
kenanga
11. Anak merasa senang mengikuti terapi bermain
Nama Peserta Terapi Bermain

No Nama Peserta Umur


DAFTAR PUSTAKA

Anggani, Sudono. Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia
Dini. 2004. Grafindo: Jakarta

Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 1999. EGC: Jakarta

Donna L. Wong, Pedoman Klinis Keperawatan Anak. 2004. EGC: Jakarta


Widyasari. 2009

Http:// www. Terapibermain.wordpress.com

Http://www. Pengaruh bermain terhadap pemasangan infus pada anak.


Wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai