BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat
proses belajar mengajar harus menjadi "Health Promoting School" artinya sekolah
tercapai bila sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan (Lutfi, 2014).
Sekolah adalah sebagai perpanjangan tangan keluarga dalam meletakan
Populasi anak sekolah di dalam suatu komunitas cukup besar, antara 40-50%, oleh
murid sekolah dasar. Padahal, UKS sangat penting untuk membantu para siswa
dan siswi untuk menumbuhkan jiwa sosial dan kepemimpinan mereka. Usaha
Kesehatan Sekolah atau UKS merupakan usaha yang dilakukan sekolah untuk
menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan
sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah (Tania, 2014).
Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS Pusat ternyata pelaksanaan
UKS sampai saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan.
1
2
Hingga saat ini baru sekitar 30% SLTP dan SMU di Indonesia yang melaksanakan
program UKS (Kasman, 2012). Pada kenyataannya sebagian besar sekolah belum
mempunyai sumber air bersih yang memadai, sanitasi yang memenuhi syarat,
kantin yang sehat, berbagai masalah kesehatan anak disekolah, dari data riskesdas
ditemukan bahwa umur pertama kali merokok adalah pada usia 5-9 tahun,
masalah aborsi, narkoba dan lain-lain serta masih lemahnya koordinasi instansi
sebanyak 3.948 sekolah, yang melaksanakan penjaringan siswa dan siswi SD/ MI
86,5%, DT kelas I 85,9%, DT kelas II 85,9% (Primadi, 2015). Anak usia sekolah
kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar,
kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan kebersihan diri lainnya (Nafsiah, 2014).
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa 26,4% anak usia kelompok SD/
SMP menderita anemia gizi yang dapat berpengaruh pada prestasi belajar. Di
samping itu Riskesdas juga melaporkan perilaku berisiko yang dilakukan oleh
kelompok usia anak sekolah, seperti merokok pada 18,3% anak usia 8-15 tahun,
kurang aktivitas fisik pada 35,4% anak usia 8-15 tahun, kurang mengonsumsi
sayuran pada 95% anak usia 9-15 tahun, tidak menggosok gigi secara benar pada
92,3% anak usia 7-15 tahun, dan tidak mencuci tangan dengan benar pada 80%
anak usia 7-15 tahun. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya jajanan yang
bahwa sekitar 31,8% panganan dan jajanan anak sekolah (PJAS) yang dijual di
belaja, tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat.
dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler
2012).
Ruang lingkup pelaksanaan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS
serta pembinaan lingkungan sekolah sehat baik fisik, mental maupun sosial
yang tersebar di 31 Kecamatan dengan jumlah murid sebanyak 13.243 murid laki-
laki dan perempuan (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara,
2015). Tahun 2014 di Kabupaten Aceh Utara, 83% program UKS yang berjalan
dengan baik. Puskesmas Lhoksukon 94%. Tanah Jambo Aye 98%, Sawang 86%,
Muara Batu 79% dan Kuta Makmur 67% (Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Utara, 2015).
Di Kecamatan Kuta Makmur tahun 2015, terdapat 25 Sekolah Dasar yang
dibina oleh Puskesmas dengan jumlah murid sebanyak 2.314 orang. Kebersihan
siswa secara umum 56%, kesehatan siswa umumnya 65%, absensi murid karena
sakit 23%. Dari 25 sekolah, persentase absensi murid karena sakit terbanyak di
Kuta Makmur tidak setiap bulan melakukan pembinaan program UKS di sekolah,
hanya tiga bulan terakhir setiap tahunnya (Puskesmas Kuta Makmur, 2015).
Berdasarkan data di SDN 12 Kuta Makmur, jumlah murid seluruhnya 205 orang,
setiap bulan 27 % murid tidak hadir karena alasan sakit. Petugas Pembina UKS
5
dari Puskesmas tidak melakukan kegiatan pembinaan dari bulan Januari sampai
jumlah murid 310 orang, jumlah murid rata-rata perbulan yang tidak masuk
sekolah karena alasan sakit 18%. Pada bulan April dilakukan kegiatan imunisasi
untuk anak sekolah kelas I dan kelas VI dengan hasil 98%, sebanyak 2% tidak
hadir karena alasan sakit atau takut diimunisasi (Guru Pembina UKS SDN 20
terdapat tempat pembuangan sampah disetiap kelas dan di halaman sekolah. Hal
ini terlihat masih ada sampah-sampah yang berserakan di dalam kelas dan
dibakar. Terdapat dua buah tempat mencuci tangan, akan tetapi murid-murid
sepertinya sudah terbiasa memakan jajajan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Diluar sekolah terdapat 1 kantin yang terdiri dari 3 orang penjual makanan dengan
kondisi jajanan yang terbuka sehingga makanan tersebut mudah dihinggapi lalat.
Dari hasil observasi penulis di SDN 20 Kuta Makmur, tidak tersedia
ruangan khusus P3K, jarak papan tulis dengan murid paling depan 2,5 meter dan
jarak dengan murid paling belakang 4 meter. Tidak ada tong sampah khusus yang
sampah di halaman belakang sekolah. Kantin sekolah terdiri dari 4 orang penjual
makanan. Makanan yang dijual ada yang tertutup da nada yang dibiarkan terbuka
Kuta Makmur
Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar wilayah kerja Puskesmas supaya dapat lebih
dasar.
Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
8
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-
dan/ atau masyarakat. Menurut Depkes RI dalam Kurniawan (2011), UKS adalah
perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang
optimal.
anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. Pandangan serupa
ditujukan kepada siswa dan juga salah8 satu mata rantai yang penting dalam
(2011), UKS adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat
9
yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan yankes di sekolah,
perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan
dalam Kurniawan (2011), UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang
setinggi-tingginya
Biasa (TKLB), Raudhatul Atfal (RA), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Madrasah Aliyah (MA) termasuk Satuan
Menurut Kasman (2012) pelaksanaan Trias UKS ada 3 (tiga) tiga hal yang
b) Pelaksanaan imunisasi
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta
UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat
masyarakat;
b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan; dan
adalah agar pengelolaan UKS mulai dari pusat sampai ke daerah dan sekolah/
meliputi:
b. Sasaran Sekunder : guru, pamong belajar atau tutor, komite sekolah dan orang
jenjang
12
pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah
2.2.2.2 Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap Penyakit dan
peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal.
ekstrakurikuler, yaitu:
pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara
14
lain yaitu dokter kecil, kader kesehatan remaja, Palang Merah Remaja, Saka
Bhakti Husada.
b) Pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah antara lain yaitu
tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan
penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit, yaitu:
muntaber.
kesehatan sekolah, guru BP dan guru agama dan Puskesmas oleh Dokter
meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat
a) Diagnosa dini;
b) Pengobatan ringan;
dan
d) Rujukan medik.
Lingkungan sekolah dan madrasah dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan fisik
3) Halaman
6) Vektor penyakit
pelaporan.
2.3.1. Ketenagaan
0 Agar UKS dapat berdaya guna dan memegang peranannya sebagai motor
2 Anak sekolah juga berperan aktif menjadi kader kesehatan bagi sekolah
dan keluarganya Kader UKS diharapkan dapat memelopori para siswa yang lain
3) Ketrampilan mengukur tekanan darah, nadi, berat badan dan tinggi badan
17
Menurut Kasman (2012) sarana dan prasarana kesehatan yang ada di ruang
2) Almari obat yang berisi obat-obatan dan perawatan rawat luka (P3K)
5) Tandu
kegiatan yang penting dalam meningkatkan daya guna dan hasil guna UKS. Hasil
pendidikan kesehatan;
sistim pelaksanaannya.
18
sekolah;
8) Penelitian dan pengembangan sarana dan prasarana sekolah ditinjau dari segi
kesehatan;
10) Penelitian pengaruh intervensi gizi terhadap absensi, daya kognitif dan
prestasi belajar;
11) Penelitian lainnya yang relevan bagi pelaksanaan UKS di sekolah dan
madrasah;
Kabupaten/Kota;
Gubernur;
Camat.
2.3.5.1 Monitoring
kegiatan yang akan, sedang atau yang sudah dilaksanakan. Agar program UKS
senantiasa sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan setiap waktu, maka umpan balik
dari lapangan sangat diperlukan. Untuk itu perlu diadakan monitoring secara terus
yang selanjutnya dicatat pada instrumen monitoring dan dilakukan oleh Guru
Pembina UKS.
2.3.5.2 Evaluasi
melalui proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran yang
20
UKS.
2.4. Pembinaan
2.4.1. Pengertian
mampu melaksanakan tugas organisasi dengan efektif dan efisien (Nardy, 2012).
di berikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih cepat
untuk membantu anak agar cakap dalam melaksanakan tugas hidup sendiri,
pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (diciptakan oleh orang dewasa seperti
memotivasinya agar giat belajar), serta di tujukan kepada orang yang belum
pengertian pembinaan adalah suatu bimbingan atau arahan yang dilakukan secara
sadar dari orang dewasa kepada anak yang perlu dewasa agar menjadi dewasa,
mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang kepribadian yang
21
dimaksud mencapai aspek cipta, rasa dan karsa. Istilah pembinaan atau berarti
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa. Selanjutnya pembinaan atau
kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat kehidupan yang
suatu proses yang di lakukan untuk merubah tingkah laku individu serta
wilayah kerja (Sujudi, 2004). Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat
MENKES/ SK/ II/ 2004, ada beberapa peran penting Puskesmas (Sujudi, 2004),
yaitu:
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
kemampuannya.
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka
Kabupaten/ Kota.
2.5.3. Visi
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
yakni:
yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan
setempat.
2.5.4. Misi
masyarakat.
2.5.5. Tujuan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
2.5.6. Fungsi
adalah:
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan
26
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
2.5.7.6 Pengobatan
2.5.7.8 Laboratorium
BAB III
0 Kerangka Konsep
kerangka konsep dengan variabel dependen yaitu pembinaan program UKS oleh
sebagai berikut:
1 Definisi Operasional
29
No Variabel Definisi Cara Alat Ukur Hasil Skala
Penelitian Operasional Ukur Ukur Ukur
1. Dependen
Pelaksanaan Terlaksananya wawancara Kuesioner Terlaksana Ordinal
program trias tugas pokok Tidak
UKS UKS di sekolah terlaksana
2. Independen
a. Pendidikan Ada tidaknya wawancara Kuesioner Baik Ordinal
kesehatan petugas Kurang
memberikan baik
pembelajaran
kepada murid-
murid tentang
ilmu kesehatan
Pelayanan
30
kuesioner dengan memberikan pilihan jawaban tegas yaitu “ya” atau “tidak”. Bila
responden menjawab “ya” maka diberi nilai 2 (dua), apabila responden menjawab
“tidak” diberi nilai 1 (satu). Pelaksanaan program UKS dinilai terlaksana apabila
nilai= x > 23 dan pelaksanan program UKS dinilai tidak terlaksana apabila x = ≤
23.
kuesioner dengan memberikan pilihan jawaban tegas yaitu “ya” atau “tidak”. Bila
responden menjawab “ya” maka diberi nilai 2 (dua), apabila responden menjawab
“tidak” diberi nilai 1 (satu). Pendidikan kesehatan dinilai baik apabila nilai x = >
kuesioner dengan memberikan pilihan jawaban tegas yaitu “ya” atau “tidak”. Bila
responden menjawab “ya” maka diberi nilai 2 (dua), apabila responden menjawab
“tidak” diberi nilai 1 (satu). Sarana dan prasarana dinilai lengkap apabila nilai x =
> 8 dan sarana dan prasarana dinilai kurang lengkap apabila nilai x = ≤ 8.
“ya” atau “tidak”. Bila responden menjawab “ya” maka diberi nilai 2 (dua),
kehidupan sekolah sehat dinilai baik apabila nilai x= > 11 dan pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat dinilai kurang baik apabila nilai x= ≤ 11.
Kuta Makmur.
32
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat
(kausal) (Sugiyono, 2009). Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peran
33
a. Populasi.
b. Sampel.
Kuta Makmur.
tahun 2015.
4.5.1. Editing
4.5.2. Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk
memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak
4.6.1. Analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
4.6.2. Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
Akdon, 2007):
X 2 O E 2
E
Keterangan:
X² : Chi Square
O : nilai observasi
tersebut dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS versi 16.0
(Dahlan, 2010).
variabel independen dan variabel dependen menggunakan uji Chi-Square tes (x2).
36
Untuk melihat kemaknaan (CI) 0,05 (95%) dengan ketentuan bila nilai p-value <
antara kedua variabel, adapun ketentuan yang dipakai uji statistik adalah sebagai
berikut:
1) Ha diterima bila p-value < α (0,05) maka ada pengaruh antara variabel
2) H0 ditolak bila p-value > α (0,05) maka tidak ada pengaruh antara variabel
(Hastono, 2001):
1) Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E (harapan) kurang dari 5, maka uji yang
2) Bila pada tabel 2x2 dan tidak ada nilai E (harapan) kurang dari 5, maka uji
3) Bila tabelnya lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan lain-lain, maka uji yang
untuk keperluan lebih spesifik misalnya untuk analisis stratifikasi pada bidang
epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linear antara dua variabel
baiknya agar mudah dipahami oleh pembaca. Penyajian data penelitian ini
BAB V
Puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara.
Kabupaten Aceh Utara yang mempunyai jarak tempuh 12,5 Km dari Kota
Lhokseumawe dan jarak 35 Km dari Ibu Kota Kabupaten Aceh Utara. Luas
wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur 151.,32 Ha yang terdiri dari 43 desa dan 3
waktu tempuh kurang dari 10 menit dengan kondisi jalan aspal yang baik. Jarak
desa yang terjauh 15 Km dengan waktu tempuh > 30 menit dengan kondisi jalan
yang kurang baik, apabila di musim hujan jalanan sangat sulit dilewati.
Lhokseumawe
23.245 jiwa, jumlah KK 3.560 jiwa, jumlah murid SD/ MI 2.314 jiwa. Sebagian
yang lain yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berjumlah 4 unit, Poskesdes 3
5.1.4. Kegiatan
pasien di pelayanan rawaat jalan dan rawat inap serta pelayanan kepada
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Umur
di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas
40
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 didapatkan hasil bahwa umur
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis
Kelamin di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2015
distribusi jenis kelamin responden yaitu dari 25 yang paling banyak responden 14
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Pendidikan
di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2015
41
Oktober sampai dengan 7 Nopember tahun 2015 di Sekolah Dasar wilayah kerja
ukur berbentuk kuesioner dan observasi, adapun hasil penelitian yang didapat
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pembinaan Pendidikan Kesehatan di Sekolah Dasar
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2015
42
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pembinaan Pelayanan Kesehatan di Sekolah Dasar
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2015
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat
di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2015
43
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Program UKS di Sekolah Dasar
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2015
UKS di Sekolah Dasar wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur. Uji statistik yang
digunakan dalam analisa ini adalah Chi-Square (x2) dengan tingkat kemaknaan
Tabel 5.8
Pengaruh Peran Pembinaan Pendidikan Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Program
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Wilayah Kerja
Puskesmas Kuta Makmur
Tahun 2015
pelaksanaan program UKS. Didapatkan nilai Odds Ratio 42.500 CI:95% (3.159-
baik 42 kali berpengaruh kurang baik pelaksanaan program UKS dari pada
Tabel 5.9
Pengaruh Peran Pembinaan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Program
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Wilayah Kerja
Puskesmas Kuta Makmur
Tahun 2015
pelaksanaan program UKS. Didapatkan nilai Odds Ratio 14,000 CI:95% (1.299-
baik 14 kali berpengaruh kurang baik pelaksanaan program UKS dari pada
Tabel 5.10
Pengaruh Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat Terhadap
Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah
Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Tahun 2015
46
lingkungan kehidupan sekolah sehat kurang baik terdapat (10,0%) juga terlaksana
sehat terhadap pelaksanaan program UKS. Didapatkan nilai Odds Ratio 36.000
5.3. Pembahasan
pelaksanaan program UKS. Didapatkan nilai Odds Ratio 42.500 CI:95% (3.159-
baik 42 kali berpengaruh kurang baik pelaksanaan program UKS dari pada
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riza (2013) yang berjudul
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa SDN 02 Bojonegara Kabupaten Sleman
Jawa Tengah Tahun 2010. Hasil analisis diperoleh p=0,003 < α=0,05 artinya ada
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan
salah satunya adalah belum dipahaminya manfaat UKS tersebut oleh pimpinan
dan guru-guru dalam mendukung prestasi belajar siswa. Pimpinan dan guru-
pihak sekolah dalam melaksanakan UKS secara maksimal. Tidak hanya pimpinan
dan guru-guru, siswa juga merupakan sasaran yang mudah dicapai dalam kegiatan
UKS karena terorganisir dengan baik dan sangat cepat menerima informasi dalam
Puskesmas, jangan hanya terpusat di sekitar puskesmas tetapi juga harus menjalin
kerja sama dengan pihak di luar puskesmas. Misalnya, dengan para guru untuk
dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, agar
yang menunjang cara hidup sehat, baik manusia sebagai perorangan maupun
seperti yang kita tahu, bahwa pelaksanaan pendidikan ini, baik di negara maju
petugas kesehatan. Hal ini terjadi karena letak sekolah dasar yang sangat jauh,
kondisi jalan yang berbatu, licin pada saat musim hujan sehingga petugas sulit
UKS
pelaksanaan program UKS. Didapatkan nilai Odds Ratio 14,000 CI:95% (1.299-
baik 14 kali berpengaruh kurang baik pelaksanaan program UKS dari pada
sekolah sangat bergantung pada peran dan tanggung jawab oleh semua pihak
terutama petugas UKS di sekolah sekolah yang terdiri dari petugas puskesmas dan
memberikan dampak yang sangat baik terhadap kesehatan anak anak. Penekanan
peserta didik yang pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya dibawah
51
setempat.
tentang pelayanan kesehatan, kurang aktifnya tim pembina UKS dari Puskesmas.
murid-murid sekolah dasar serta deteksi dini penyakit jarang dilakukan. Pembina
UKS dari sekolah juga kurang melakukan interaksi dengan petugas dari
lingkungan kehidupan sekolah sehat kurang baik terdapat (10,0%) juga terlaksana
sehat terhadap pelaksanaan program UKS. Didapatkan nilai Odds Ratio 36.000
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Saputra (2014), yang menyatakan
Menurut Kasman (2012), bila lingkungan sudah bersih dan kita hidup sehat
maka yang bisa kita dapat yaitu kecerdasan, orang yang peduli terhadap
kebersihan dan tahu bagaimana cara hidup sehat juga termasuk orang yang cerdas
dan karena orang yang sehat mampu berpikir dan berkreativitas. Di lingkungan
belajar seperti di kamar dan di sekolah kita juga harus menjaga kebersihan dan
menerapkan hidup bersih dan sehat agar menjadi orang yang cerdas.
Puskesmas Kuta Makmur. Hal tersebut dibuktikan dengan para siswa sekolah
kurang menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi mereka sendiri, seperti siswa
yang masih malas mencuci tangan sebelum makan, pakaian sekolah terlihat kotor,
kuku tangan hitam dan panjang. Masih terlihat juga, murid-murid yang
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
53
Dari hasil peneltian yang dilakukan pada lima variabel yang berhubungan
wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara tahun 2015, maka
Puskesmas Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 dengan hasil
Puskesmas Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 dengan hasil
wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara tahun 2015
6.2. Saran
6.2.1. Puskesmas 53
seperti biskuit, pensil, pulpen atau penggaris sehingga seluruh siswa mau
program UKS
pembuangan sampah.
DAFTAR PUSTAKA
56
56
Hasyim, 2014., Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Seperti Apa Sih Seharusnya?.
Dari http://www.dinkesriau.net/berita-210-usaha-kesehatan-sekolah-uks-
seperti-apa-sih-seharusnya.html. 13 September 2015
Hidayat, 2007., Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. PT.
Jakarta: Salemba Medika
Hukormas, 2014., Anak Usia Sekolah Menjadi Tumpuan Kualitas Bangsa. Dari
http://www.gizikia.depkes.go.id/sekretariat/anak-usia-sekolah-menjadi-
tumpuan-kualitas-bangsa/. 20 September 2015
Kasman, 2012.., Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar: Jakarta
Kurniawan, 2011., Usaha Kesehatan Sekolah. Dari http://www.disdik-
kepri.com/makalah-a-artikel/181-usaha-kesehatan-sekolah. 20 September
2015
Liliana, 2013., Definisi dan Pengertian Pendidikan. Dari http://www.definisi-
pengertian.com/2015/06/definisi-pembinaan-pengertian-pembinaan.html.
18 September 2015
Lutfi, 2014., Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah.http://www.usahakesehatansekolah.com/2014/berita/pembinaan-
dan-pengembangan-usaha-kesehatan-sekolah. 13 September 2015
Martunus, 2013., Peran Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah Dalam Kesehatan
Anak Sd Negeri No.026 Simpang Tiga Kecamatan Loa Janan Ilir.
http://www.academia.edu/6412069/. 20 September 2015
Moeloek, 2015., Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/
MENKES/ 52/2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Nafsiah, 2014., Peraturan menteri kesehatan 56ember56c Indonesia Nomor 75
tahun 2014 Tentang Pusat kesehatan masyarakat. Jakarta
57
Primadi, 2015., Data dan Informasi Tahun 2014 (Profil Kesehatan Indonesia).
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Riduwan, Akdon, 2007., Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika
(Administrasi Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial-Kebijakan-
Ekonomi-Hukum-Manajemen-Kesehatan). Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2009., Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta:
Sujudi, 2004., Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Tania, 2014., Pelatihan UKS dan P3K pada Anak SD. Dari
http://www.yessicatania.com/2014/08/pelatihan-uks-dan-p3k-pada-anak-
sd.html. 16 September 2015