Bab 4
IMUNOLOGI
Gambar 4.1 Komponen sistem imunitas innate dan Gambar 4.2 Komponen sistem adaptif.
adaptif.
4.1.1 Sistem Imunitas Humoral Lisis sel via membrane attack complex
(MAC)
Komplemen Mediator inflamasi, dengan aktivasi jalur
Merupakan bagian dari sistem imunitas lipooksigenase asam arakidonat oleh C5a.
innate dan adaptif. Peningkatan permeabilitas vaskuler (via
Dihasilkan oleh hepar. C3a dan C5a). C3a dan C5a menstimulasi
Ditemukan dalam bentuk inaktif di dalam pelepasan histamin dan dapat
plasma. menyebabkan anafilaksis.
Terdapat tiga jalur aktivasi komplemen:
1. Klasik Interferon
Dicetuskan oleh antibodi. Merupakan kelompok glikoprotein dan salah
Berupa ikatan C1 dengan IgG/IgM. satu jenis sitokin.
2. Alternatif: Fungsi
Dicetuskan oleh antigen (tidak Antivirus: menghambat replikasi virus
memerlukan antibodi. dalam sel
3. Jalur mannose-binding lectin. Anti-onkogenik
Ikatan lektin pada glikoprotein atau Mengaktivasi sel NK dan makrofag
karbohidrat pada permukaan patogen, Meningkatkan ekspresi MHC kelas 1 dan
baik Gram positif maupun negatif. 2
Ketiga jalur akan bertemu pada satu fase, Meningkatkan kerentanan sel terhadap
yaitu pemecahan C3 menjadi C3a dan C3b sitolisis
oleh enzim protease C3 convertase. Setelah Meningkatkan aktivitas p53 (apoptosis
itu, C5-9 akan membentuk membrane attack sel)
complex yang melisiskan sel. Produksi IFN diinduksi oleh sel yang
terinfeksi mikroorganisme dan sitokin.
Terdapat tiga kelas utama IFN:
IFN-1 (α): dihasilkan leukosit yang
terinfeksi virus.
IFN-2 (β dan γ)
– IFN-β dihasilkan oleh fibroblas yang
terinfeksi virus.
– IFN- γ dihasilkan oleh sel NK dan Th1
yang teraktivasi.
IFN-3.
CRP
Adalah protein serum fase akut yang
dihasilkan di hepar.
Mengikat patogen agar dapat diopsonisasi.
Klasifikasi sitokin:
Sitokon sel Th-1: IFN-γ, IL-2
Sitokin sel Th-2: IL-4, IL-5, IL-6, TGF-β
Sitokin non-imunologis: eritropoietin,
trombopoietin
Kemokin
Colony-stimulating factor
Basofil
Komponen seluler berasal dari sumsum tulang Bersirkulasi di darah
dan mencakup: Tidak dapat memfagositosis
Sel mieloid: leukosit, sel dendritik Eosinofil
Sel limfoid: sel T (80%), sel B (15%), dan Berperan dalam infeksi parasit
sel NK (10%) Berhubungan dengan reaksi alergi dan
atopi
Fagosit Menginduksi degranulasi sel mast
Terdiri atas dua kelompok: Terutama terdapat pada permukaan sistem
Granulosit: netrofil (65%), eosinofil, pernafasan dan pencernaan.
basofil, sel mast Granul mengandung histamin,
Agranulosit: monosit, makrofag (monosit plasminogen, lipase, dan major basic
di jaringan) protein.
Diaktivasi oleh sitokin, dan Sel Hofbauer adalah sel fagosit dalam
bermigrasi/”dipanggil” oleh kemokin. plasenta.
Monosit
Berusia pendek, karena hanya bersirkulasi
dalam darah selama beberapa jam, lalu
bermigrasi ke jaringan dan berdiferensiasi
menjadi makrofag.
Makrofag
Mekanisme kerja:
– Reseptor Fc: mengikat patogen yang
telah diikat antibodi, lalu difagositosis.
– Reseptor komplemen
Merupakan antigen presenting cell, yang
mempresentasikan antigen ke sel T.
Sel dendritik Gambar 4.5 Jenis-jenis fagosit
Hanya berfungsi sebagai antigen
presenting cell Sel NK
Netrofil Jembatan antara sistem imun innate dan
Mengenali dan membunuh adaptif.
mikroorganisme (terutama bakteri) Dua jenis reseptor pada permukaan:
dengan FcγRIII (CD16)
– Fagositosis, atau – Mengikat antibodi yang berikatan
– Pelepasan granul dan substansi dengan sel tumor atau sel yang
sitotoksik terinfeksi virus.
Diaktivasi reseptor Fc atau reseptor Killer cell immunoglobulin like receptors
komplemen. (KIRs)
Sel mast – Mengikat MHC kelas 1. Sel yang tidak
Terdapat pada kulit, permukaan mukosa, mengekspresikan MHC kelas 1 akan
dan sekitar pembuluh darah. dilisiskan oleh sel NK.
Reseptor Fc hanya untuk IgE.
Melepaskan histamin, heparin,
prostaglandin, serta sitokin dan kemokin
lainnya.
Dapat memfagositosis Sel T
Sel T CD4
Sel T CD4 naif berdiferensiasi menjadi Th1 atau
Th2, bergantung pada signal yang diterima.
Sel Th1
Memediasi respon seluler – berinteraksi
dengan monosit, makrofag, dan sel T CD8
Pembentukan Th1 distimulasi IFN-γ dan
Gambar 4.6 Jenis-jenis limfosit
IL-12
Menghasilkan IFN-γ dan IL-2 Kelenjar getah bening
Sel Th2 Secara anatomis dibagi menjadi korteks dan
Memediasi respon humoral – berinteraksi medula.
dengan sel B. Korteks terdiri atas dua bagian
Pembentukan Th2 distimulasi IL-4. Luar (noduler) – mengandung sel B
Menghasilkan IL-4 dan IL-5 Dalam (jukstameduler) – mengandung sel
Jenis sel CD4 yang lain: T
Th3: menghasilkan TGF-β Medula terdiri atas dua bagian
Th0: menghasilkan sitokin Th1 dan Th2 Korda – mengandung sel plasma dan sel T
Th regulator: menghasilkan IL-10 yang Sinus – mengandung histiosit (makrofag
berperan dalam supresi sistem imun. immobile) dan sel retikuler
Sel B
Imunitas adaptif
Imunitas adaptif pada saluran reproduksi wanita
dapat dilihat pada tabel berikut.
Ig Sel T
Lokasi (terutama IgA) (CD4 & CD8)
Miometrium - -
Tuba Falopi + ++
Ovarium - +
Endometrium ± ++
Endoserviks +++ ++
Ektoserviks ++ +++
Vagina + +++
Gambar 4.13 Perbedaan proporsi jenis leukosit
pada saluran genitalia wanita.
Keterangan: CD3: sel T, CD66b: netrofil, CD19: sel
Terdapat perbedaan proporsi jenis leukosit pada B, CD14: monosit/makrofag
berbagai daerah pada saluran genitalia wanita,
yang diterangkan pada gambar berikut.