Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU HIDUP BESIH DAN SEHAT DALAM RUMAH TANGGA (PHBS) PADA

MASYARAKAT DESA GUNUNG KESIANGAN, KECAMATAN BENAI KABUPATEN


KUANTAN SINGINGI

Fitriani Gustia Ningsih dan Jonyanis

Mahasiswi Program Studi Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UR
Fitriani_gustianingsih@yahoo.com

Kampus Bina widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293- Telp/Fax.
0761-63277

Abstract

Clean and healthy behavior is an attempt to provide a learning experience or creating a


condition for individuals , families , groups and communities , with open lines of communication
, provide information and to educate , to improve knowledge , attitudes and behavior , through
leadership approaches (advocacy) , bina atmosphere (social support) and empowerment
(empowerman) as an attempt to help people identify and resolve their own problems , in
respective order , in order to implement ways of healthy living , in order to maintain , and
improve health memilihara . The problem addressed in this paper is to describe the
implementation of a clean and healthy living behaviors and the factors that influence the
behavior of living clean and healthy . The goal is to determine the implementation of clean and
healthy behavior and to determine the factors that influence behavior - fator clean and healthy
living . The population is families with children under five in rural mountain communities
oversleep totaling 47 families (head of household) , using census data capture techniques . The
method used is descriptive quantitative methods with quantitative data analysis . The research
instrument used was a questionnaire , interview and documentation . The theory used for this
problem is the theory of Max Weber's theory is a theory of social action . The results of the study
in general , the writer can say that the implementation of clean and healthy behavior in the
community has not been done oversleep mountain village where the birth of respondents were in
favor by health workers only 20 % , which is 22.85 % Exclusive breastfeeding , toddler weighed
every month 40 % , which uses 42.85 % water sources , washing hands with soap and clean
water 12.86 % , 38.58 % healthy latrines , mosquito larvae eradication 18.58 % , mengomsumsi
fruit and vegetables every day 11.43 % , and do not smoke in the room 20 % . Factors that
influence the behavior of living clean and healthy are income, education, and health centers
distance.

Keywords : PHBS, Social Action, Gunung Kesiangan Village


yang sangat penting bagi setiap manusia,
PENDAHULUAN mulai dari konsentrasi dalam bekerja dan
beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari
1.1 Latar belakang tentu memerlukan kesahatan, baik kesehatan
Hidup sehat merupakan suatu hal pribadi maupun kesehatan anak serta
yang seharusnya memang diterapkan oleh keluarga untuk mencapai keharmonisan
setiap orang, mengingat manfaat kesehatan keluarga. Menciptakan hidup sehat

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 1


sebenarnya sangatlah mudah serta murah, program yang terdapat dalam program
dibandingkan biaya yang harus kita PHBS tidak membuat perbedaan indikator
keluarkan untuk pengobatan apabila penilaian untuk wilayah atau kawasan
mengalami gangguan kesehatan. Akan tetapi tertentu, seperti wilayah pantai, wilayah
yang kebanyakan yang terjadi sudah desa atau wilayah kota. Dengan demikian
mengidap penyakit baru mengobati sehingga dalam pelaksanaan program PHBS di
akan membuat kerugian tersendiri bagi yang seluruh kawasan Indonesia juga
mengalaminya. menggunakan 10 indikator PHBS yang
Perkembangan program pembinaan prilaku harus diperaktikan dirumah tangga karena
hidup bersih dan sehat (PHBS) di indonesia dianggap mewakili atau dapat
dimulai sejak tahun 1996 oleh Depertemen mencerminkan keseluruhan perliku hidup
Kesehatan, namun saat ini di galang oleh bersih dan sehat, indikator tersebut adalah:
kementrian kesehatan, bahkan sekarang 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga
Menteri Kesehatan Republik kesehatan.
Indonesia telah membuat Pedoman 2. Bayi di beri ASI ekslusif.
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 3. Menimbang balita setiap bulan.
yang tertuang dalam Peraturan Menteri 4. Ketersediaan air bersih.
Kesehatan Republik Indonesia 5. Ketersediaan jamban sehat.
Nomor:2269/MENKES/PER/XI/2011 yang 6. Memberantas jentik nyamuk.
mengatur upaya peningkatan perilaku hidup 7. Mencuci tangan dengan air bersih dan
bersih dan sehat atau disingkat PHBS di sabun.
seluruh Indonesia dengan mengacu kepada
8. Tidak merokok dalam rumah.
pola manajemen PHBS, mulai dari tahap
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan
serta pemantauan dan penilaian. Upaya 10. Makan buah dan sayur.
tersebut dilakukan untuk memberdayakan
masyarakat dalam memelihara, Cakupan rumah tangga yang
meningkatkan dan melindungi kesehatannya berperilaku hidup bersih dan sehat diantar
sehingga masyarakat sadar, mau, dan Kecamatan Kabupaten Kuansing tidak ada
mampu secara mandiri ikut aktif dalam data yang memakai 10 indikator yang
meningkatkan status kesehatannya. digunakan dalam pendataan (PHBS) seperti
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai pendataan oleh Badan Penelitian Dan
dari rumah tangga atau keluarga, karena Pengembangan Kesehatan Kementrian
rumah tangga yang sehat merupakan asset Kesehatan RI yang memakai 10 indikator
atau modal pembangunan di masa depan dalam pendataan yang ber-PHBS, namun
yang perlu dijaga, ditingkatkan dan Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten
dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota Kuansing hanya memakai 2 indikator yaitu:
rumah tangga mempunyai masa rawan ketersediaan air bersih dan jamban sehat
terkena penyakit menular dan penyakit tidak begitu juga dengan tempat penelitian
menular, oleh karena itu untuk mencegah peneliti yaitu Kecamatan Benai yang hanya
penyakit tersebut, anggota rumah tangga memakai 2 indikator. Keterangan ini
perlu diberdayakan untuk melaksanakan didapatkan oleh peneliti dari UPTD
PHBS (Depkes, 2013). Kecamatan Benai. (Hasil Wawancara,
Program PHBS ini merupakan program Tangal 14 Desember 2013).
nasional, yang dibuat untuk seluruh wilayah Data laporan tahunan puskesmas
di Indonesia. Dengan demikian, program- kecamatan benai tahun 2013 terjadi kejadian
luar biasa (KLB) campak, persalinan masih

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 2


ada yang ditolong dukun kampung. Serta melihat prasarana atau fasilitas kesehatan
penyakit yang lain seperti demam tinggi seperti pukesmas jauh dari jangkauan
masih diobatin oleh obat tradisional yang masyarakat dan sulit di akses karena jalan
dipercaya oleh orang tua turun menurun. yang rusak dan menempuh kira 10 km lebih
Berdasarkan data laporan yang didapat dari dari lokasi masyarakat Desa Gunung
poskesdes Desa Gunung Kesiangan Sepuluh Kesiangan. Hal ini juga menjadi Perhatian
besar penyakit di Desa Gunung Kesiangan pemerintah tidak bisa lepas begitu saja baik
ditemukan angka Ispa, Gastritis, Gatal- pemerintah pusat maupun pemerintah
Gatal, Sakit Perut, Hipertensi, Diabetes, setempat untuk mempromosikan kesehatan
Diare, Sakit Mata, Malaria dan Campak. dan program (PHBS) sehingga masyarakat
Dari data tersebut menyatakan bahwa menganggap bahwa (PHBS) merupakan suatu
penyakit yang sering di derita masyarakat kebutuhan utama bagi mereka.
Desa Gunung Kesiangan sebagian besar
adalah gastritis, yaitu sebanyak 21 orang Wawancara peneliti kepada beberapa
(27,27%), sedangkan penyakit ispa terjadi warga Desa Gunung Kesiangan diketahui
sebanyak 18 orang (23,38%) serta penyakit alasan mengapa tidak perlu tenaga kesehatan
sakit perut terjadi sebanyak 12 orang adalah umumnya persalinan seorang ibu
(15,58%) disusul penyakit diare yang terjadi mereka anggap normal dan sudah biasa
sebanyak 9 orang (11,69%). ditangani oleh dukun kampung sehingga
Katagori fenomena yang peneliti tidak harus ke bidan desa. Hal ini
temukan berdasarkan survei awal peneliti di dikernakan telah menjadi turun menurun
Desa Gunung Kesiangan menunjukan bahwa dari nenek moyang. Alasan yang lain karena
masyarakat Desa Gunung Kesiangan secara menghormati pendapat orang tua, kebiasaan
pengetahuan mereka sebagian besar tidak turun temurun dan terakhir masalah
mengetahui mengenai kiat-kiat untuk ekonomi. Tidak aktifnya kegiatan posyandu
(PHBS). Makanya secara sikap masyarakat berdampak kepada masih rendahnya
Desa Gunung Kesiangan tidak melakukan pencapaian target imunisasi dan tingginya
kegiatan atau program PHBS tersebut. angka drop out.
Berdasarkan dari latar belakang yang
Jadi tak begitu heran jika masyarakat dikemukakan di atas penulis merasa hal ini
tidak melakukan persalinan di bidan yang pantas dan ada daya tarik untuk penulis
sacara ilmu sudah mempuni dibidang meneliti fenomena ini sehingga ingin
kesehatan khususnya urusan persalinan yang membuat rencana penelitian dengan judul“
sebaliknya terjadi masyarakat lebih memilih PERILAKU HIDUP
dukun kampung sebagai pilihan, Bayi di beri BESIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
ASI ekslusif tanpa makanan tambahan dari MASYARAKAT DESA GUNUNG
usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir KESIANGAN, KECAMATAN BENAI
sampai usia 6 bulan juga tidak dilakukan KABUPATEN KUANTAN SINGINGI.
masyarakat, serta mayarakat yang lebih
cendrung menjadikan sungai sebagai tempat 1.2 Teori
buang air besar, mandi, serta dijadikan tempat 1.2.1 Tindakan sosial
cucian oleh ibu rumah tangga. Hal ini hanya Weber sangat tertarik pada masalah-
secara permaslahan umum yang peneliti masalah sosiologi yang luas mengenai
ungkap dan masih banyak masalah kesehatan strutur sosial dan kebudayaan, tetapi dia
yang komplek di desa gunung kesiangan. melihat bahwa kenyataan sosial secara
Secara tindakan masyarakat gunung kesiangan mendasar terdiri dari individu-individu dan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 3


tindakan-tindakan sosialnya yang berarti.
Dia mendefinisikan sosiologi sebagai: Pendidikan akan menghasilkan banyak
Suatu ilmu pengetahuan yang berusaha perubahan seperti pengetahuan, sikap dan
memperoleh pemahaman interpretatif perbuatan (Soekanto, 2002: 86)
mengenai tindakan sosial agar dengan b. Sosial Ekonomi
demikian bisa sampai ke suatu penjelasan
kausal mengenai arah dan akibat-akibatnya. semakin tinggi tingkat pendapatan manusia
Dengan”tindakan” dimaksudkan semua maka semakin tinggi keinginan manusia
perilaku manusia, apabila atau sepanjang untuk dapat memperoleh informasi melalui
individu yang bertindak itu memberikan arti media yang lebih tinggi. (Soekanto 2002:
subyektif kepada tindakan itu…..tindakan 88)
disebut sosial karena arti subyektif tadi c. Pekerjaan
dihubungkan dengannya oleh individu yang
bertindak…..memperhitungkan perilaku Pekerjaan merupakan variabel yang sulit
orang lain dan karena itu diarahkan ke digolongkan namun berguna bukan saja
tujuannya. (Johnson, 1986: 214) sebagai dasar demografi, tetapi juga sebagai
1.2.3 Domain Perilaku suatu metode untuk melakukan sosial
Menurut Bloom perilaku itu didalam 3 ekonomi. (Soekanto, 2002: 89).
domain (ranah/kawasan), meskipun d. Pengalaman
kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai
Pengalaman-pengalaman yang disusun
batasan yang jelas dan tegas. Pembagian
secara sistematis oleh otak maka hasilnya
kawasan ini dilakukan untuk kepentingan adalah ilmu pengetahuan (Soekanto, 2002:
tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan 90).
atau meningkatkan ketiga domain perilaku e. Umur
tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif
(kognitif domain), ranah affektif (affectife Usia reproduksi sehat yaitu mulai dari umur
domain), dan ranah psikomotor (psicomotor 20 tahun sampai 35 tahun. Sedangkan usia
reptoduksi tidak sehat yaitu umur kurang
domain). (Notoatmodjo 2003: 114). Dalam
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.
perkembangan selanjutnya oleh para ahli (Manuaba, 1998: 14).
pendidikan dan untuk kepentingan 2. Sikap (attitude)
pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau
dari : reaksi perasaan. Sikap adalah respon
tertutup seseorang terhadap stimulus atau
1. Pengetahuan (knowlegde) adalah hasil obyek tertentu (Notoatmodjo, 2007: 142).
dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang Menurut Allport yang dikutip oleh
melakukan penginderaan terhadap suatu (Notoatmodjo, 2003:125) menjelaskan
objek tertentu. Tanpa pengetahuan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen
seseorang tidak mempunyai dasar untuk pokok, yaitu :
mengambil keputusan dan menentukan 1. Kepercayaan (keyakinan). Kepercayaan
tindakan terhadap masalah yang dihadapi. (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu
obyek Artinya, bagaimana keyakinan dan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
pengetahuan seseorang : obyek.

a. Tingkat Pendidikan
Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 4
2. Kehidupan emosional atau evaluasi 4. Adopsi (adoption)
terhadap suatu obyek, artinya bagaimana
penilaian (terkandung di dalamnya faktor Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan
emosi) orang tersebut terhadap obyek. yang sudah berkembang dengan baik.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya
behave), artinya sikap merupakan komponen tanpa mengurangi kebenaran tindakan
yang mendahului tindakan atau perilaku tersebut.
terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk 1.2.5 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
berperilaku terbuka. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
adalah semua perilaku yang dilakukan atas
3. Praktik atau tindakan (Practice) kesadaran sehingga anggota keluarga atau
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam keluarga dapat menolong dirinya sendiri
suatu tindakan (overt behavior). Untuk dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
nyata diperlukan faktor pendukung atau (Pusat Promkes Depkes RI, 2011).
suatu kondisi yang memungkinkan, antara PHBS adalah upaya memberikan
lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif pengalaman belajar bagi perorangan,
terhadap imunisasi harus mendapat keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas membuka jalur komunikasi, memberikan
imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu informasi dan melakukan edukasi, guna
tersebut mengimunisasikan anaknya. Di meningkatkan pengetahuan, sikap dan
samping faktor fasilitas, juga diperlukan perilaku, melalui pendekatan Advokasi,
dukungan (support) dari pihak lain, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan
misalnya dari suami atau istri, orang tua atau Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat
mertua, dan lain-lain. (Notoatmojo, 2003: menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam
127-128). Praktek ini mempunyai beberapa rangka menjaga, memelihara dan
tingkatan. meningkatkan kesehatan masyarakat
1. Persepsi (perception) (Depkes RI 2011).
Tujuan PHBS di rumah tangga adalah:
Mengenal dan memilih berbagai objek 1. Meningkatkan dukungan dan peran aktif
sehubungan dengan tindakan yang akan petugas kesehatan, petugas lintas sektor,
diambil adalah merupakan praktek tingkat media massa, organisasi masyarakat, LSM,
pertama. tokoh masyarakat, tim penggerak PKK dan
2. Respons terpimpin (guided response) dunia usaha dalam pembinaan PHBS di
rumah tangga.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan 2. Meningkatkan kemampuan keluarga
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh untuk melaksanakan PHBS dan
adalah merupakan indikator praktek tingkat berperanaktif dalam gerakan kesehatan di
dua. masyarakat. Sasaran PHBS dalam tatanan
3. Mekanisme (mecanism) rumah tangga adalah seluruh anggota
keluarga, yaitu : pasangan usia subur, ibu
Apabila seseorang telah dapat melakukan hamil dan atau ibu menyusui, anak dan
sesuatu dengan benar secara otomatis, atau remaja, usia lanjut dan pengasuh anak
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, (Depkes RI, 2011).
maka ia sudah mencapai praktek tingkat Program PHBS ini merupakan program
tiga. nasional, yang dibuat untuk seluruh wilayah

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 5


di Indonesia. Dengan demikian, program- mendukung atau memungkinkan
program yang terdapat dalam program terwujudnya perilaku kesehatan, maka
PHBS tidak membuat perbedaan indikator faktor-faktor ini disebut juga faktor
penilaian untuk wilayah atau kawasan pendukung. Misalnya Puskesmas, Posyandu,
tertentu, seperti wilayah pantai, wilayah Rumah Sakit, tempat pembuangan air,
desa atau wilayah kota. Dengan demikian tempat pembuangan sampah, dan
dalam pelaksanaan program PHBS di sebagainya.
seluruh kawasan Indonesia juga 3. Faktor-faktor penguat (Reinforcing
menggunakan 10 indikator PHBS yang Faktor) Faktor-faktor penguat adalah faktor-
harus diperaktikan dirumah tangga karena faktor yang mendorong atau memperkuat
dianggap mewakili atau dapat terjadinya perilaku. Kadang-kadang
mencerminkan keseluruhan perliku hidup meskipun orang mengetahui untuk
bersih dan sehat, indikator tersebut adalah berperilaku sehat, tetapi tidak
Pertolongan persalinan oleh tenaga melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi
kesehatan, Bayi di beri ASI ekslusif, faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat
Menimbang balita setiap bulan, (toma), tokoh agama (toga), sikap dan
Ketersediaan air bersih, Ketersediaan perilaku para petugas termasuk petugas
jamban sehat, Memberantas jentik nyamuk, kesehatan. Termasuk juga disini undang-
Mencuci tangan dengan air bersih dan undang, peraturan- peraturan baik dari pusat
sabun, Tidak merokok dalam rumah, maupun
Melakukan aktifitas fisik setiap hari, Makan dari pemerintah daerah terkait dengan
buah dan sayur. kesehatan.
1.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Hidup Sehat 1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
Menurut Lawrence Green faktor-faktor yang penulis merumuskan permaslahan yang akan
mempengaruhi perilaku 3 faktor utama. diteliti adalah sebagai berikut:
(Notoatmodjo, 2007:16-17), yakni : 1. Bagaimana pelaksanaan perilaku hidup
1. Faktor-faktor Predisposing (Predisposing bersih dan sehat (PHBS) di desa gunung
Faktor) Faktor-faktor predisposing adalah kesiangan?
faktor-faktor yang mempermudah atau 2. Faktor-faktor apa saja yang
mempredisposisikan terjadinya perilaku mempengaruhi perilaku hidup bersih dan
seseorang. Faktor-faktor ini mencakup sehat (PHBS) di desa gunung kesiangan?
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan 1.4 Tujuan Penelitian
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan Berdasarkan rumusan masalah yang
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut dikemukan di atas maka yang menjadi
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
sosial ekonomi, dan sebagainya. berikut:
2. Faktor-faktor Pemungkin (Enabling 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perilaku
Faktor) Faktor-faktor pemungkin adalah hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa
faktor-faktor yang memungkinkan atau yang gunung kesiangan.
memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang
ini mencakup ketersediaan sarana dan mempengaruhi perilaku perilaku hidup
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi bersih dan sehat (PHBS) di desa gunung
masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya kesiangan.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 6


METODE PENELITIAN
2.1 Teknik Pengumpulan Data PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT(PHBS) DALAM
2.1.1 Kuesioner RUMAH TANGGA DI DESA GUNUNG
Angket atau kuesioner adalah sejumlah KESIANGAN
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk 3.1 Identitas Responden
memperoleh informasi dari responden dalam Identitas responden yang diambil oleh
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal peneliti adalah berdasarkan yang bertempat-
yang ia ketahui. (Arikunto, 2006 : 151). tinggal di Desa Gunung Kesiangan,
Dengan kuesioner, responden mudah kemudian yang menjadi responden adalah
memberikan jawaban karena alternatif rumah tangga yang ada di Desa Gunung
jawaban sudah disediakan dan Kesiangan, Untuk mengetahui lebih jelas
membutuhkan waktu yang singkat dalam identitas responden dapat dilihat pada
menjawabnya. Data yang diperoleh pembahasan sebagai berikut ini:
kemudian akan diolah dengan menggunakan 3.1.1 Umur Responden
program computer SPSS versi 16.0 untuk Umur responden mayoritas berada umur 26-
mempermudah dilakukannya proses 30 tahun (32 responden ) dengan persentase
pengolahan data. 45,72%.
2.1.2 Wawancara (interview) 3.1.2 Jenis Pekerjaan
Wawacancara sebagai cara yang Pekerjaan responden di Desa Gunung
dipergunakan dalam tehnik pengumpulan Kesiangan bermacam-macam. Mayoritas
untuk mendapatkan informasi (data) dari pekerjaan responden buruh tani sebanyak 27
responden dengan bertanya langsung secara (38,57%).
bertatap muka. Dengan berbicara langsung 3.1.3 Pendidikan
kepada responden peneliti lebih dapat Pendidikan responden mayoritas berada
memahami keadaan yang sebenarnya. pada tingkat SD sebanyak 35 (50%), karena
2.1.3 Dokumentasi banyaknya responden yang berpendidikan
Dokumentasi di gunakan untuk melengkapi rendah hal ini juga menyebabkan tidak
data – data yang diperlukan untuk terlaksananya perilaku hidup bersih dan
permasalahan yang diteliti yaitu mengenai sehat.
pelaksanaan (PHBS) di Desa Gunung 3.1.4 Pendapatan
Kesiangan Kecamatan Benai Kabupaten Mayoritas responden berada pada
Kuantan Singingi, dan memiliki nilai ilmiah pendapatan Rp.1.000.000-3.000.000
yang berupa foto – foto yang berkaitan sebanyak 35 (50%).
dengan objek penelitian. 3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2.2 Analisis Data Dalam Rumah Tangga di Desa Gunung
Analisis data dalam penelitian ini adalah Kesiangan
secara kuantitatif dengan di paparkan secara 3.2.1 Persalinan di Tolong Oleh Tenaga
deskriptif yaitu penulis terlebih dahulu Kesehatan
menyusun data ke dalam bentuk tabel dan Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
diagram yang selanjutnya di beri penjelasan adalah persalinan ibu yang di bantu oleh
dan di analisa secara deskriptif atau tenaga kesehatan seperti Bidan. Di Desa
memberikan gambaran mengenai keadaan Gunung Kesiangan mayoritas responden
masyarakat sebenarnya. persalinannya ditolong oleh dukun beranak
sebanyak 56 (80%), responden yang
HASIL DAN PEMBAHASAN

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 7


persalinannya ditolong tenaga kesehatan minoritas ada 8 responden (11,43%) yang
hanya sebanyak 14 ( 20%). mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari.
3.2.2 Memberikan ASI Eksklusif 3.2.9 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap
Memberikan ASI Eksklusif adalah ibu Hari
memberikan ASI kepada bayi tanpa Semua responden melakukan aktivitas fisik
memberikan makanan lain kepada bayi setiap hari.
selama 6 bulan. Dalam penelitian ini, di 3.2.10 Tidak Merokok Dalam Rumah
Desa Gunung Kesiangan responden yang mayoritas responden merokok dalam rumah
memberikan ASI Eksklusif sebanyak 16 yaitu 56 responden (80%). Sedangkan yang
(22,85%). minoritas hanya 14 responden (20%) tidak
3.2.3 Menimbang Bayi dan Balita Setiap merokok dalam rumah.
Bulan FAKTOR-FAKTOR YANG
mayoritas responden tidak menimbang bayi MEMPENGARUHI PERILAKU HIDUP
dan balita setiap bulan yaitu 42 responden BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
(60%). Sedangkan yang minoritas ada 28 3.3 Pendapatan
responden (40%) yang menimbang bayi dan Pendidikan merupakan salah satu ukuran
balita setiap bulan. yang digunakan dalam status sosial
3.2.4 Menggunakan Air Bersih ekonomi. Karena pendidikan merupakan hal
mayoritas responden tidak menggunakan utama dalam peningkatan sumber daya
sumber air bersih yaitu 41 responden manusia.
(58,58%). Sedangkan yangt minoritas ada Dari 28 responden yang berpendapatan
29 responden ( 41,42%) yang menggunakan golongan rendah mayoritas tidak melakukan
sumber air bersih. persalinan pada tenaga kesehatan yaitu 27
3.2.5 Mencuci Tangan Dengan Air Bersih responden (96,4%).
dan Sabun Dari 28 responden yang berpendapatan
mayoritas responden tidak mencuci tangan golongan rendah mayoritas tidak melakukan
dengan air bersih dan sabun yaitu 61 persalinan pada tenaga kesehatan yaitu 23
responden (87,14%). Sedangkan yang responden (82,15%).
minoritas ada 9 responden (12,86%) yang Dari 28 responden yang berpendapatan
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. golongan rendah mayoritas tidak
3.2.6 Menggunakan Jamban Sehat menimbang bayi dan balita setiap bulan 23
mayoritas responden tidak mengunakan responden (82,15%).
jamban sehat yaitu 43 responden (61,42%). Dari 28 responden yang berpendapatan
Sedangkan yang minoritas ada 27 responden golongan rendah mayoritas tidak
(38,8%) yang mengunakan jamban sehat. menggunakan air bersih yaitu 22 responden
3.2.7 Memberantas Jentik Nyamuk (78,58%).
mayoritas responden tidak memberantas Dari 28 responden yang berpendapatan
jentik nyamuk minimal 1x seminggu yaitu golongan rendah mayoritas tidak mencuci
57 responden (81,42%). Sedangkan yang tangan dengan air bersih dan sabun 28
minoritas ada 13 responden (18,58%) yang responden (100%).
memberantas jentik nyamuk minimal 1x Dari 28 responden yang berpendapatan
seminggu. golongan rendah mayoritas tidak
3.2.8 Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari menggunakan jamban sehat yaitu 21
mayoritas responden tidak mengkonsumsi responden (75%).
buah dan sayur setiap hari yaitu 62 Dari 28 responden yang berpendapatan
responden (88,57%). Sedangkan yang golongan rendah mayoritas tidak

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 8


memberantas jentik nyamuk yaitu 27 Responden yang berpendidikan SD
responden (96,4%). berjumlah 35 responden dan yang
Dari 28 responden yang berpendapatan berpendidikan SMP 17 responden keduanya
golongan rendah mayoritas tidak makan tidak ada yang mencuci tangan dengan air
buah dan sayur setiap hari yaitu 27 bersih dan sabun.
responden (96,4%). Dari 35 responden yang berpendidikan SD
Dari 28 responden yang berpendapatan mayoritas responden tidak mengguanakan
golongan rendah mayoritas melakukan jamban sehat sebanyak 31 (88,57%).
aktivitas fisik setiap hari 28 responden Responden yang berpendidikan SD
(100%). mayoritas tidak memberantas jentik nyamuk
Dari 28 responden yang berpendapatan sebanyak 31 (88,57) dari 35 responden.
golongan rendah mayoritas merokok dalam Dari 35 responden yang berpendidikan SD
rumah 16 (42,86%). tidak ada yang menkomsumsi buah dan
3.4. Pendidikan sayur setiap hari.
Pendapatan adalah hasil dari suatu pekerjaan Dari 35 responden yang berpendidikan SD,
atau penghargaan yang diberikan berupa 17 responden yang berpendidikan SMP, 11
material uang. Dalam hal ini, pendapatan responden yang berpendidikan SMA dan 7
keluarga sangat menentukan besar kecilnya responden yang berpendidikan S1 semuanya
pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari melakukan aktivitas fisik setiap hari.
dalam keluarga. Baik kebutuhan kesehatan Dari 35 responden yang berpendidikan SD
dan kebutuhan penunjang lainnya. mayoritas responden merokok di dalam
Pendapatan yang rendah akan memberikan rumah sebanyak 26 (74,29%).
pengaruh dan dampak yang besar dalam 3.3. Jarak Puskesmas
pencapaian pemenuhan kebutuhan hidup Sarana merupakan segala jenis peralatan,
dalam keluarga, begitu pula sebaliknya. Hal perlengkapan kerja dan fasilitas yang
ini memberi gambaran bahwa pendapatan berfungsi sebagai alat utama/pembantu
keluarga memberi pengaruh yang sangat dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengertian
besar dalam peningkatan berbagai faktor yang dikemukakan di atas jelas memberi
penunjang untuk kehidupan manusia dalam arah bahwa sarana dan prasarana merupakan
keluarga, salah satunya yaitu faktor sebagai penunjang suatu kegiatan dalam
kesehatan. konteks ini sarana kesehatan seperti: rumah
Dari 35 responden yang berpendidikan SD sakit, poliklinik, poskesdes, pukesmas.
mayoritas responden persalinannya pada Dari 3 responden yang berjarak kurang dari
tenaga kesehatan sebanyak 29 (82,86%). 5 km mayoritas melakukan persalinan pada
Responden yang berpendidikan SD tenaga kesehatan yaitu 2 responden
mayoritas tidak memberikan ASI Ekklusif (66.67%).
kepada bayinya sebanyak 30 (85,71%) dari Dari 3 responden yang berjarak kurang dari
35 responden. 5 km mayoritas memberikan asi ekslusif 2
Dari 35 responden yang berpendidikan SD responden (66,67%).
mayoritas responden tidak menimbang Dari 3 responden yang berjarak kurang dari
balitanya setiap bulan sebanyak 32 5 km mayoritas menimbang bayi dan balita
(91,43%). setiap bulan 3 responden (100%).
Mayoritas responden yang berpendidikan Dari 3 responden yang berjarak kurang dari
SD tidak menggunakan air bersih sebanyak 5 km mayoritas tidak menggunakan air
32 (9142%) dari 35 responden yang bersih 3 responden (100%).
berpendidikan SD.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 9


Dari 3 responden yang berjarak kurang dari 40%, menggunakan sumberair bersih
5 km mayoritas tidak mencuci tangan 41,43,%, mencuci tangan dengan air bersih
dengan air bersih dan sabun yaitu 3 dan sabun 12,86%, menggunakan jamban
responden (100%). sehat 38,58%, memberantas jentik nyamuk
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari di rumah minimal sekali seminggu 18,58%,
5 km mayoritas tidak menggunakan jamban makan buah dan sayur setiap hari 11,43%,
sehat 3 responden (100%). sedangkan yang melakukan aktivitas fisik
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari masyarakat Desa Gunung Kesiangan sudah
5 km mayoritas memberantas jentik nyamuk melaksanakan indikator perilaku hidup
berjumlah 2 responden (66,67%). bersih dan sehat, Tidak merokok di dalam
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari rumah hanya 20%.
5 km mayoritas tidak makan buah dan sayur
setiap hari berjumlah 2 responden (66,67%). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
5 km mayoritas melakukan aktivitas fisik pada masyarakat Desa Gunung Kesiangan
setiap hari berjumlah 3 responden (100%). Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan
Dari 3 responden yang berjarak kurang dari Singingi adalah
5 km mayoritas merokok dalam rumah yaitu a. Pendidikan.
3 responden (100%).
Responden yang persalinannya ditolong oleh
tenaga kesehatan mayoritas responden yang
berpendidikan S1 sebanyak 42,86%.
Responden yang memberikan ASI Eksklusif
KESIMPULAN DAN SARAN mayoritas yang berpendidikan S1 sebanyak
4.1 Kesimpulan 57,14%, responden yang menimbang balita
Berdasarkan hasil temuan peneliti di setiap bulan yang lebih banyak yang
lapangan dan sesuai dengan yang dijelaskan berpendidikan SMA 90,90 dan S1 100%,
pada bab-bab sebelumnya peneliti dapat menggunakan air bersih mayoritas
mengambil simpulkan mengenai Perilaku responden yang berpendidikan SMA
Hidup Bersih Dan Sehat Di Desa Gunung 90,90%, responden mencuci tangan dengan
Kesiangan Kecamatan Benai Kabupaten air bersih dan sabun mayoritas yang
Kuantan Singingi sebagai berikut : berpendidikan S1 100%, yang menggunakan
1. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan jamban sehat mayoritas responden yang
sehat (PHBS) pada masyarakat Desa berpendidikan S1 100%, memberantas jentik
Gunung Kesiangan Kecamatan Benai nyamuk mayoritas responden yang
Kabupaten Kuantan Singingi belum berpendidikan S1 71,43%, makan buah dak
terlaksana sepenuhnya, karena masih banyak sayur setiap hari mayoritas responden yang
terdapat masyarakat yang belum peduli berpendidikan S1 57,14%, responden
terhadap kebersihan lingkungan mereka. Hal semuanya melakukan aktivitas fisik setiap
ini dapat dilihat pada 10 indikator perilaku hari, responden yang tidak merokok di
hidup bersih dan sehat yaitu persalinan dalam rumah mayoritas yang berpendidikan
ditolong oleh tenaga kesehatan pada S128,57%.
masyarakat Desa Gunung Kesiangan hanya b. Pendapatan.
(20%) yang melahirkan pada tenaga
kesehatan, memberikan ASI eksklusif Responden yang persalinannya di tolong
22,85%, menimbang balita setiap bulan oleh tenaga mayoritas yang berpendapatan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 10


tinggi 71,43%, memberikan ASI Eksklusif 4.2 Saran
mayoritas yang berpendapatan tinggi
85,72%, menimbang balita setiap bulan Sesuai dengan penelitian yang dilakukan
mayoritas yang berpendapatan tinggi 100%, oleh peneliti yang dikemukakan diatas
menggunakan air bersih mayoritas peneliti dapat memberikan saran adalah
respondenyang berpendapatan tinggi sebagai berikut :
85,72%, mencuci tangan dengan air bersih a. Kepada masyarakat Desa Gunung
dan sabun mayoritas responden yang Kesiangan agar ikut partisipasi didalam
berpendaptan tinggi 85,72%, menggunakan setiap kegiatan tentang penyuluhan
jamban sehat mayoritas responden yang kesehatan baik di desa maupun di
berpendapatan tinggi%, memberantas jentik Kecamatan karena dengan ikut serta
nyamuk mayoritas responden yang mayarakat akan menambah pengetahuan
berpendapatan tinggi 100%, makan buah tentang kesehatan terutama pengetahuan
dan sayur setiap hari mayoritas responden program perilaku hidup bersih dan sehat
yang berpendapatan tinggi 85,72%, (PHBS).
melakukan aktivitas fisik semua responden,
tidak merokok dalam rumah mayoritas b. Perlu peningkatan peran serta perangkat
responden yang berpendapatan rendah desa dalam menyukseskan setiap kegiatan-
57,14%. kegiatan penyuluhan kesehatan, dan
c. Jarak Puskesmas. kegiatan lain yang berkenaan dengan
kesehatan dan sosial, sehingga dapat
Responden yang persalinannya di tolong meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
tenaga kesehatan mayoritas berjarak <5 KM berperilaku sehat. Peran serta perangkat desa
dari puskesmas 66,67%, memberikan ASI ini untuk menghindari penafsiran bahwa
Eksklusif mayoritas responden yang selama ini kesehatan berkaitan dengan
berjarak <5 KM dari puskesmas 33,33%, berobat, belum terbentuk bagaimana
responden yang menimbang balita lebih mencegah untuk tidak sakit. Menghindari
banyak yang berjarak <5 KM dari juga masih ditemukannya persepsi bahwa
puskesmas 100%, menggunakan air bersih kesehatan adalah tanggung jawab petugas
mayoritas responden yang berjarak 5-10 KM kesehatan, bukan menjadi tanggung jawab
dari puskesmas 43,91 %, mencuci tangan pribadi dan masyarakat.
dengan air bersih dan sabun mayoritas
responden yang berjarak 5-10 KM dari c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
puskesmas 14,63%, menggunakan jamban dapat menemukan cara pandang lain
sehat mayoritas responden yang berjarak 5- sehubungan dengan masalah perilaku hidup
10 KM dari puskesmas 43,91%, bersih dan sehat (PHBS) dan menambah
memberantas jentik nyamuk mayoritas berbagai alternatif pertanyaan untuk
responden yang berjarak <5 KM dari menguak kehidupan subjek secara lebih
puskesmas 66,67%, makan buah dan sayur mendalam Weber menggunakan metodologi
setiap hari mayoritas responden yang tipe idealnya untuk menjelaskan makna
berjarak <5 KM dari puskesmas 33,33%, tindakan dengan cara mengidentifikasi
melakukan aktivitas fisik setiap hari yang empat tipe tindakan dasar. (Ritzer, dan
berjarak <5 KM , 5-10 KM dan >10 KM Goodman 2004: 137), yaitu:
semuanya melakukan aktivitas fisik, dan a. Rasionalitas instrumental
yang tidak merokok dalam rumah mayoritas (Zweckrationlitat) pertimbangan rasionalitas
responden yang berjarak < 5 KM 100%. yang paling tinggi meliputi pertimbangan
dan pilihan yang sadar berhubungan dengan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 11


tujuan tindakan,dan sarana atau alat yang masyarakat dalam melakukan perilaku hidup
digunakan untuk pencapain tujuannya. bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah
Dalam hal ini hubunganya dengan perilaku dari berbagai penyakit, karena kalau
hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah perilaku hidup bersih dan sehat tidak
Tindakan rasional instrumental yaitu dilakukan maka akan dapat menimbulkan
tindakan murni aktor dalam hal ini seorang berbagai penyakit seperti: diare, sakit perut,
warga masyarakat tidak hanya menilai cara sakit gigi, sakit kulit dan lain sebagainya.
yang baik akan tetapi juga menentukan nilai Dengan kata lain tujuan masyarakat
dan tujuan. Alat sebagai pencapaian tujuan- melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
tujuan yang dikejar dan dihitung secara dengan nilai sehat yang didapatkannya jika
rasional, ketika seorang warga masyarakat itu dilakukannya.
mencari pelayanan kesehatan atau c. Tindakan afektual, yaitu tindakan yang
pengobatan ketika mengalami sakit. ditentukan oleh kondisi emosional aktor.
Tindakan warga masyarakat tersebut antara Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi
lain membeli obat di toko atau di apotik perasaan atau emosi tanpa refleksi atau
yang diharapkan itu memberikan tanpa perencanaan sadar. Seseorang yang
kesembuhan pada penyakitnya, atau pun sedang mengalami perasaan meluap-luap
pergi ke puskesmas atau juga mencari seperti cinta, kemarahan, ketakutan atau
pelayanan medis lain untuk mendapatkan kegembiraan dan secara spontan semua itu
penanganan medis yang lebih profesional. di ungkapkan tanpa refleksi, tanpa
Seperti yang diungkapkan oleh Max Weber perencanaan. Berarti sedang
yang mengatakan bahwa perilaku manusia memperlihatkan tindakan afektif, tindakan
yang merupakan perilaku sosial harus ini benar-benar tindakan rasional karena
mempunyai tujuan tertentu, yang terwujud kurangnya pertimbangan logis, idiologis
dengan jelas. Artinya, perilaku itu harus atau kriteria rasionalitas lainnya. (Johnson,
mempunyai arti bagi pihak-pihak yang 1986: 214). Dalam hubungannya dengan
terlibat, yang kemudian berorientasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
terhadap perilaku yang sama dengan pihak adalah ketika keadaan seseorang lagi
lain. Dengan kata lain, suatu perilaku mengidap penyakit gigi atau sakit
mungkin mempunyai arti tertentu pada perut dia akan mudah marah dan itu tanpa
perilaku tersebut. Demikian pula yang refleksi dan perencaan terlebih dahulu jadi
diungkapkan oleh Max Weber yang respon yang di tunjukan oleh masyarakat
memahami alasan-alasan mengapa warga ketika merasakan sakit.
masyarakat tersebut bertindak, kejadian d. Tindakan tradisional, yaitu Jika seseorang
historis (masa lalu) yang memengaruhi individu memperlihatkan perilaku
karakter mereka, dan memahami tindakan kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau
para pelakunya yang hidup di masa kini. perencanaan, prilaku seperti itu digolongkan
b. Rasionalitas yang beroriantasi pada nilai sebagai tindakan tradisional. Individu itu
(Wertrationalitat) dibandingkan dengan akan menjelaskan tindakan itu, kalau
rasional intrumental, sifat rasionalitas nilai diminta, dengan hanya mengatakan bahwa
ini lebih berorientasi pada perhitungan yang dia selalu bertindak dengan cara seperti itu
sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam atau prilaku seperti itu sudah menjadi
hubungan dengan nilai-nilai individu yang kebiasaan baginya. Misalnya berbagai
bersifat absolut atau merupakan nilai akhir upacara adat yang terdapat di masyarakat,
baginya. Sehubungan dengan perilaku hidup mereka melakukan tindakan hanya karena
bersih dan sehat (PHBS) adalah tujuan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 12


tanpa menyadari alasannya atau membuat covertbehavior ” apabila respons tersebut
perencanaan terlebih dahulu mengenai terjadi dalam diri sendiri, dan sulit diamati
tujuan dan cara yang akan digunakan. dari luar (orang lain) yang disebut dengan
Hubungannya dengan perilaku hidup bersih pengetahuan (knowledge) dan sikap
dan sehat (PHBS) adalah kebiasaan (attitude).
masyarakat yang telah menjadi turun b. Perilaku Terbuka (overt behaviour),
menurun dalam kultur masyarakat kebiasan apabila respons tersebut dalam bentuk
itu diturunkan oleh leluhur mereka yang tindakan yang dapat diamati dari luar orang
secara adat istiadat dan akan sulit dipisahkan lain yang disebut praktek (practice) yang
oleh masyarakat karena mereka menyakini diamati orang lain dati luar atau “observabel
kebenarannya seperti contoh mitos tidak behavior”.
boleh pangkas rambut hari selasa karena
pembawa sial atau tidak baik serta potong DAFTAR PUSTAKA
kuku jangan dimalam hari dan dibidang Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
kesehatan masyarakat memilih pertolongan Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
persalinan oleh dukun kampung yang Cipta.
biasanya umurnya yang sudah tua diatas 50 Anik, Maryunani. 2013. Perilaku Hidup
tahun dari pada ditangani oleh bidan atau Bersih dan Sehat.DKI Jakarta:CV. Trans
tenaga medis yang secara ilmu kesehatan Info Media.
mereka menguasai dan teruji dan aman. Blum, Hendrik L. 1974. Planning for
Health, Development and Aplication of
Social Changes Theory. New York: Human
1.2.2 Perilaku Sosial Sciences Press.
Perilaku Sosial adalah tindakan atau Ritzer, George. 2010. Teori Sosial
aktivitas dari manusia itu sendiri yang Postmodern. Yogyakarta : Juxtapose
mempunyai bentangan yang sangat luas Research And Publication Study Club
antara lain : berjalan, berbicara, menangis, Bekerja Sama Dengan Kreasi Wacana.
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, Ritzer, George dan Goodman, Douglas J.
dan sebagainya. Dari uraian ini dapat 2004. Teori Sosiologi Modern. Cetakan ke-
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku 1. Jakarta : Prenada Media.
manusia adalah semua kegiatan atau . 2007. Teori Sosiologi Modern. Cetakan ke-
aktivitas manusia, baik yang diamati 4. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
langsung, maupun yang tidak dapat diamati Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003: 114). Klasik dan Modern Jilid I. Jakarta: PT.
Perilaku merupakan respon atau reaksi Gramedia.
seseorang terhadap rangsangan dari luar Manuaba, I.G.B. 1998. Ilmu Kebidanan,
(stimulus). (Notoatmojo, 2010: 21). Perilaku Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta
dapat dikelompokkan menjadi dua: Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian
a. Perilaku tertutup (covert behaviour), Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
perilaku tertutup terjadi bila respons Remaja Rosdakarya.
terhadap stimulus tersebut masih belum bisa Notoatmodjo,S. 1997. Ilmu Kesehatan
diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta
Respon seseorang masih terbatas dalam . 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
bentuk perhatian, perasaan, persepsi, dan Jakarta : Rineka Cipta
sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Bentuk “ unobservabel behavior ”atau “ Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 13


. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia
Jakarta : Rineka Cipta Sehat 2010. Jakarta:Depkes RI.
Singarimbun, Masri. 1983. Metode http://www.promosikesehatan.com (Diakses
Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. tanggal 5 Januari 2014 pukul 10.00 WIB)
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan
Pengantar. Jakarta : Raja Grafmdo Persada. Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Kesehatan Republik Indonesia.
Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media. http://www.promosikesehatan.com (Diakses
Sumber Skripsi: pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 11.00
Mira Dianingsi, 2013. Perilaku Hidup WIB)
Bersih Dan Sehat Di Desa Sumpu Depkes RI. 2007. Pusat Promosi Kesehatan
Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Pencapaian PHBS.
Kuantan Singingi. Pekanbaru: Universitas http://www.promosikesehatan.com ( Diakses
Riau. pada tanggal 8 Januari 2014 pukul 11.30
Sumber Internet: WIB)
Kemenkes, RI (2011). Peraturan Mentri Depkes RI. 2011. Pusat Promosi Kesehatan
Kesehatan Republik Indonesia nomor : Pencapaian PHBS.
2269/MENKES/PER/XI/2011 – Pedoman http://www.promosikesehatan.com (Diakses
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 11.45
(PHBS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. WIB)
http://www.promosikesehatan.com ( Diakses Depkes RI. 2012. Pusat Promosi Kesehatan
pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 10 Pencapaian PHBS.
WIB ) http://www.promosikesehatan.com (Diakses
Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 11.45
Kesehatan RI No 23 Tahun 1992 Tentang WIB)
Kesehatan. Depkes RI. 2013. Pusat Promosi Kesehatan
http://www.promosikesehatan.com (Diakses Pencapaian PHBS.
pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 10.30 http://www.promosikesehatan.com (Diakses
WIB) pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 14.00
Undang-Undang Republik Indonesia No 36 WIB)
Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Kemenkes RI. 2013. Rencana Strategis
http://www.promosikesehatan.com (Diakses Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014.
pada tanggal 9 Desember 2013 pukul 11.00 Jakarta. http://www.promosikesehatan.com
WIB ) (Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul
Undang-Undang No 9 Tahun 1960 Tentang 14.20 WIB)
Pokok-Pokok Kesehatan. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2006. Profil
http://www.promosikesehatan.com (Diakses Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2006. Dinas
pada tanggal 20 Desember 20 Kesehatan Provinsi Riau. Riau
Peraturan Menteri Kesehatan Republik http://www.promosikesehatan.com (Diakses
Indonesia. 2011. Nomor pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 15.00
2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang WIB)
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2007. Profil
Dan Sehat(PHBS). Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2007. Dinas
http://www.promosikesehatan.com (Diakses Kesehatan Provinsi Riau. Riau
pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 08.00 http://www.promosikesehatan.com (Diakses
WIB ) Depkes RI.1999. Rencana

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 14


pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 15.20
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2008. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2008. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 16.00
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2009. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2009. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 16.10
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2010. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 17.00
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2011. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2011. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 17.10
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2012. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2012. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com (Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 17.30
WIB)
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2013. Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2013. Dinas
Kesehatan Provinsi Riau. Riau
http://www.promosikesehatan.com(Diakses
pada tanggal 20 Januari 2014 pukul 17.45
WIB

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 15

Anda mungkin juga menyukai