Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARAT IRISAN DENGAN METODE NON EMBEDDING AKAR, BATANG


DAN DAUN PACAR AIR (Impatiens sp. )

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik


Dosen pengampu : Dra. Ely Rudyatmi,M.Si

Oleh :

Aisyah Fitri Astuti 4401412075

Pendidikan Biologi/3

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
PREPARAT IRISAN DENGAN METODE NON EMBEDDING AKAR, BATANG,
DAN DAUN TERATAI

A. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah;

1. Membuat preparat irisan akar, batang, dan daun pacar air dengan metode non
embedding
2. Mengamati struktur bagian secara lengkap seperti keadaan sebenarnya

B. LANDASAN TEORI
Daun tersusun dari berbagai jaringan dan sel-sel yang berbeda yaitu jaringan
dermal, jaringan mesofil dan jaringan pengangkut. Jaringan dermal berupa sel-sel
epidermis yang terdiri dari sel epidermis itu sendiri dan sel yang terspesialisasi
seperti sel rambut, sel penutup pada stomata, trikoma dan lain-lain serta terdapat
lapisan seperti kutikula dan lain-lain. Preparat irisan adalah preparat yang objeknya
merupakan irisan dari bagian objek yang di amati. Arah irisan dan cara pengirisan
objek sangat tergantung dari tujuan dan kekerasan dari objek yang bersangkutan.
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan
(Kimball, 1992).
Organ pokok pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.
1. Akar
Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada
tumbuhan, antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah),
menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan,
tempat penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan
penyusun akar, antara lain epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat),
perisikel, xilem, floem, dan empulur.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi
batang, antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun,
menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat penyimpanan
cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga, dan buah. Jaringan
penyusun batang, antara lain epidermis, korteks, stele, endodermis, perisikel,
empulur, xilem, floem, dan kambium.
3. Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan
yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling
banyak berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat
pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun
tersusun atas beberapa jaringan, antara lain epidermis, mesofil, berkas
pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan tiang), spons (janringan bunga
karang), serta stomata.

C. PROSEDUR
1. Sampel organ tumbuhan (akar, batang dan daun) dipilih dan disiapkan.
Kemudian sampel diambil dengan ukuran akar dan batang 1cm, sedangkan daun
dengan ukuran panjang 1,5cm dan lebar 1cm.
2. Akar, batang dan daun tumbuhan diiris melintang menggunakan silet tajam
setipis mungkin. Apabila organ yang diiris sulit dipegang dapat dibantu dengan
meletakkan organ yang bersangkutan diantara belahan sebuah gabus kemudian
baru diiris.
3. Irisan organ tersebut difiksasi dengan FAA di dalam botol flakon selama 24 jam.
Volume fiksatif disesuaikan dengan volume irisan organ.
4. Irisan organ dicuci dengan alcohol 70% sebanyak 3 kali sehingga bersih.
5. Irisan organ tersebut diwarnai dengan zat warna safranin 1% dalam alcohol 70%
selama 24 jam.
6. Irisan organ tersebut dicuci dengan alcohol 70%. Pencucian ini sekaligus
dehidrasi.
7. Proses dehidrasi dilanjutkan dengan menggunakan alcohol 80%, 90%, dan
alcohol absolut masing-masing 2 menit.
8. Irisan organ dilanjutkan ke proses dealkoholisasi/clearing menggunakan alcohol
xilol 3:1, 1:1, 1:3, xilol murni 1 dan xilol murni 2 masing-masing selama 2
menit.
9. Gelas objek bebas lemak disiapkan. Irisan organ diambil dan diletakkan
diatasnya.
10. Irisan organ tersebut ditetesi kanada balsam dan ditutup dengan gelas penutup
secara perlahan-lahan.
11. Preparat tersebut diberi label sesuai dengan identitasnya pada ujung kanan gelas
benda dengan posisi memanjang.
12. Preparat diamati dengan perbesaran kuat dan difoto menggunakan kamera,
kemudian dianalisis.

D. HASIL DAN ANALISIS

3
4

Keterangan :
PL. Akar Nymphaea sp
Non embedding
Safranin
Perbesaran 10 x 10

1. Epidermis
2. Dinding sel
3. Empulur
4. Xylem
5. Floem
1

4
5

Keterangan :
PL. Batang Nymphaea sp
Non embedding
Safranin
Perbesaran 10 x 10

1. Epidermis
2. Korteks
3. Empulur
4. Xylem
5. Floem

1
2

Keterangan :
PL. Batang Nymphaea sp
Non embedding
Safranin
Perbesaran 10 x 10

1. Epidermis
2. Korteks
3. Trikoma

E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dan pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x
10, preparat akar, batang dan daun Nymphaea sp dapat teramati cukup baik, preparat
tampak tipis dan transparan, terwarna secara kontras meskipun ada salah satu organ
pada salah satu preparat ada yang bagian epidermisnya tampak gosong, hal ini
mungkin disebabkan pada saat proses dealkoholisasi dan clearing menggunakan
xilol terlalu lama sehingga pada saat pengamatan terlihat bagian epidermis tampak
lebih hitam. Serta struktur bagian yang diiris ada yang tidak lengkap karena bagian
tengah organ batang terdapat lubangmungkin hal ini disebabkan pada saat proses
pengirisan bagian tengah batang tidak terbawa sehingga tampak terdapat lubang
dibagian tengah. Tetapi pewarnaan cukup kontras sehingga irisan akar, batang dan
daun Nymphaea sp ini tampak terwarna zat warna safranin dengan baik dan dapat
dibedakan bagian floem, xylem, serta bagian-bagian seperti epidermis dan korteks.
Meskipun tampak bagian epidermis pada organ akar yang sedikit gosong,
namun tidak mengubah preparat secara signifikan sehingga preparat masih dapat
dikatakan cukup representative. Preparat ini menggunakan metode irisan, adapun
tujuan dari pembuatan preparat irisan ini adalah untuk menyediakan preparat
mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap
seperti keadaan yang sebenarnya. Metode irisan ini dilakukan tanpa penyelubungan
(non embedding). Metode ini diketahui dapat dilakukan dalam pembuatan preparat
irisan melintang, dimana jaringan yang terlihat pada mikroskop tidak mengalami
perubahan struktur atau susunan.

F. KESIMPULAN
Untuk membuat dan mengamati preparat irisan akar, batang, dan daun Teratai
dapat dilakukan dengan metode non embedding.

G. SARAN
Pada saat mengiris organ daun, batang, akar diusahakan tipis. Saat pewarnaan
sebaiknya digunakan zat warna yang baru. Selain itu juga memperhatikan lamanya
perendaman (pewarnaan) agar preparat terlihat bagus. Hati-hati dalam pemrosesan.
Lebih teliti dalam praktikum.

H. DAFTAR PUSTAKA
Rudyatmi E & NR. Utami. 2013. Diktat Mikriteknik. Semarang: Jurusan Biologi
FMIPA UNNES.
Suntoro HS. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta.
Kimbal, J.W., 1998, Biologi, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai