Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PENGUNGKAPAN PENGENDALIAN

INTERNAL TERHADAP PRAKTIK


KONSERVATISME AKUNTANSI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Disusun Oleh:

DANIEL SATRIO PARTOGIAN


NIM. 12030114130138

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

0
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini dibahas alasan-alasan yang menjadi latar belakang

penelitian tentang analisis pengaruh pengungkapan pengendalian internal terhadap praktik

konservatisme akuntansi. Rumusan masalah sebagai fokus utama penelitian, manfaat dan

tujuan penelitian, serta sistematika penulisan juga diuraikan dalam bab ini. Berikut penjelasan

secara rinci mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian,

serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengendalian internal yang efektif kini telah menjadi faktor penting dalam

mekanisme untuk memastikan kualitas yang baik dari sebuah laporan keuangan untuk

mengurangi ketidakpastian dalam proses pembuatan laporan keuangan. Pengendalian

internal yang tidak efektif dapat meningkatkan potensi dalam risiko bisnis,

memperburuk permasalahan agensi, dan mengurangi kontrak efisiensi (Ashbaugh-

Skaife et al., 2008; Doyle et al., 2007a, 2007b; Leventis et al., 2013; Liu and Lu, 2007;

Mitra et al.,2013). Pada konteks penerapan SOX di Amerika Serikat, Doyle et al.

(2007a, 2007b) dan Asbaugh-Skaife et al., (2008) dokumen pengendalian internal yang

efektif dapat mengurangi proses kesalahan pencatatan yang disengaja maupun tidak

disengaja dan meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan laporan keuangan.

Sebaliknya, pengendalian internal yang tidak efektif mempunyai efek negative dan

signifikan pada kualitas laba.

Dasar standar pengendalian internal harus mencakup: lingkungan pengendalian

internal, aktivitas pengendalian, komunikasi dan informasi, dan internal audit seperti

1
yang ada dalam kerangka COSO. Berdasarkan 18 area spesifik dalam pengendalian

internalyang mempunyai dampak pada laporan keuangan, dapat dibagi menjadi dua

kategori: pengendalian internalyang berhubungan dengan akuntansi dan pengendalian

internalyang tidak berhubungan dengan akuntansi. Kategori pertama termasuk

keuangan dan manajemen, pembelian, pengelolaan asset, penjualan, pelaporan dan

penganggaran keuangan. Kategori kedua terdiri dari struktur organisasi, strategi

pengembangan, pengelolaan sumber daya, tanggung jawab sosial, kultur organisasi,

penelitian dan pengembangan, proyek konstruksi, jaminan, out-sorcing, pengelolaan

kontrak, system laporan internal, dan sistem IT.

Adanya penerapan US Sarbanes Oxley Act (SOX) 404 yang berisi penilaian

manajemen terhadap keefektifan dalam pengendalian internalperusahaan diharapkan

dapat memberi penilaian pada efektifitas pengendalian internaldan juga dapat

memberikan dampak terhadap praktik-praktik yang terjadi dalam dunia akuntansi.

Salah satu yang berpengaruh adalah praktik dalam menahan laba yang dibagikan

kepada pemilik saham. Praktik ini biasa disebut dengan konservatisme akuntansi.

Menurut Basu (2005) akuntansi konservatisme dapat didefinisikan sebagai tingkatan

yang lebih tinggi untuk mengakui kenaikan nilai sebagai keuntungan dan penurunan

nilai sebagai kerugian. Pada dasarnya, laba merefleksikan penurunan nilai lebih cepat

daripada kenaikan nilai yang menyebabkan pengakuan kerugian lebih tepat waktu. Pada

sebuah studi di china, penerapan peraturan pelaporan keuangan internasional dapat

mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan. Berdasarkan studi, sebelum adanya

konvergensi IFRS pada tahun 2007, banyak terjadi praktik konservatisme akuntansi

pada pelaporan keuangan di China (Ball et al, 2000: Xia and Zhu, 2009).

Bukti empiris menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi memainkan peran

positif dalam mengurangi konflik agensi, menjaga bunga kreditur, meningkatkan

2
efisiensi kontrak hutang, memperbaiki keputusan invenstasi manajerial, mengurangi

potensi resiko litigasi, dan mengurangi tekanan dan kritik publik (Ahmed et al., 2002).

Aspek lain yang mempengaruhi terjadinya konservatisme akuntansi adalah adanya

jaminan adanya pengendalian internalyang baik dari pihak eksternal. Pihak eksternal

yang dimaksud disini adalah auditor eksternal. Peran auditor eksternal disini adalah

pihak sebagai pihak tata kelola eksternal yang menyediakan informasi keuangan yang

baik untuk mencegah terjadi praktik konservatisme akuntansi (Ahmed and Duellman,

2007). Untuk auditor, keberadaaan pengungkapan pengendalian

internalmengindikasikan adanya kenaikan pada resiko audit, dimana membuat auditor

memberikan pekerjaan lebih untuk mengidentifikasi dan memperbaiki resiko yang ada

(Elder at al, 2009).

Penelitian ini mencoba untuk mereplikasi jurnal ilmiah yang ditulis oleh Xudong

Ji, Wei Lu, Wen Qu (2016), yang mengkaji tentang “Pengendalian internal Weakness

pada konservatisme akuntansi di China” Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

pengungkapan pengendalian internalmempengaruhi adanya praktik konservatisme

akuntansi. Selain itu, keberadaan jaminan tambahan dari auditor eksternal

mempengaruhi adanya praktik konservatisme akuntansi. Penelitian ini dipilih karena

variabel-variabel yang digunakan sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia.

Terdapat modifikasi variabel independen dikarenakan terdapat perbedaan regulasi

antara China dan Indonesia. Di Indonesia laporan pengendalian internal berbentuk

pengungkapan pengendalian internal dan bersifat voluntary sementara di China laporan

pengendalian internal berbentuk pengendalian internal weakness dan sifat mandatory.

Sehingga variabel pengendalian internal weakness dimodifikasi menjadi pengungkapan

pengendalian internal. Hal ini bertujuan agar teknik pengukuran variabel dummy tetap

bisa digunakan dalam penelitian ini.

3
Variabel dependen yang diteliti pada penelitian ini adalah laba bersih persaham.

Variabel independen yang diteliti pada penelitian ini adalah pengungkapan

pengendalian internaldan audit eksternal.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka

penelitian ini diberi judul “Pengaruh Pengendalian internal terhadap Praktik

Konservatisme Akuntansi”

1.2 Perumusan Masalah

Terjadinya praktik konservatisme akuntansi pada perusahaan mendorong regulator

akuntansi untuk menerapkan adanya pengungkapan pengendalian internaluntuk

mengurangi terjadinya praktik konservatisme akuntansi dan bisa mendorong investor

untuk menanamkan sahamnya di perusahaan. Keberadaan pengungkapan pengendalian

internal diharapkan dapat membantu investor untuk menilai keefektifan perusahaan

dalam mengendalikan keadaan internal perusahaan. Selain itu, adanya jaminan

keefektifan pengendalian internaldari auditor eksternal dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan investor dalam menanamkan modal diperusahaan. Berdasarkan

uraian yang terdapat pada latar belakang dapat diperoleh rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah efektifitas pengendalian internaldapat berpengaruh pada konservatisme

akuntansi?

2. Apakah pengungkapan pengendalian internaldapat berpengaruh pada

konservatisme akuntansi?

3. Apakah jaminan auditor eksternal dapat berpengaruh pada konservatisme

akuntansi?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

4
1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan yang

ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Mendeteksi apakah pengungkapan pengendalian internalmempengaruhi praktik

konservatisme akuntansi.

2. Mendeteksi apakah kelengkapan pengungkapan pengendalian

internalmempengaruhi praktik konservatisme akuntansi.

3. Mendeteksi apakah jaminan dari auditor eksternal berpengaruh pada praktik

konservatisme akuntansi.

1.3.2 Kegunaan penelitian

1. Bagi penulis,penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahun penulis

tentang pengaruh pengendalian internalterhadap praktik konservatisme akuntansi.

2. Bagi perusahaan,penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran tetang

pentingnya pengendalian internaldalam laporan keuangan.

3. Bagi investor,penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran tentang praktik

konservatisme akuntansi terhadap laba yang didapatkan dari saham.

4. Bagi kalangan akademis dan pihak-pihak terkait lainnya yang ingin melakukan

penelitian sejenis,diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi serta bahan

kajian teoritis.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini ditulis dengan 5 bab utama yang masing-masing babnya

dibagi kedalam beberapa sub bab.

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan dan kegunaan penelitian,

serta sistematika penulisan

5
BAB II : TELAAH PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang melatarbelakangi penelitian ini dilakuka,yang

diperoleh dari penelitian terdahulu. Bab ini juga berisi kerangka pemikiran dan

hipotesis penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi berbagai variabel penelitian dan definisi operasional dari masing-masing

variabel yang digunakan,penentuan sampel,jenis dan sumber data, dan metode analisis

yang digunakan.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi penjelasan hasil deskripsi uji penelitian,analisis data dan interpretasi hasil

tentang pengaruh komite audit dan audit eksternal terhadap manajemen laba.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang merupakan jawaban atas rumusan masalah

yang telah diuraikan,keterbatasan penelitian dan saran-saranyang diajukan untuk

penelitian selanjutnya serta diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang memiliki

kepentingan dalam penelitian ini.

6
BAB II

TELAAH PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang telaah pustaka bagaimana konsep

penelitian tersebut dapat diperoleh. Landasan teori menjelaskan dasar pemahaman dari

teori sebagai dasar penelitian. Penelitian terdahulu menjelaskan sejarah dan penelitian

yang menyangkut penelitian dan dapat menjadikan dasar untuk penelitian. Kerangka

pemikiran menjelaskan hubungan antar variabel yang membentuk sebuah hipotesis.

Hipotesis mejelaskan argumen peneliti dari kerangka pemikiran yang telah diperoleh

peneliti.

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Akuntansi Konservatif

Akuntansi konservatif dapat didefinisikan sebagai sebagai tingkatan yang lebih

tinggi untuk mengakui kenaikan nilai sebagai keuntungan dan penurunan nilai sebagai

kerugian. Pada dasarnya, laba merefleksikan penurunan nilai lebih cepat daripada

kenaikan nilai yang menyebabkan pengakuan kerugian lebih tepat waktu. (Basu, 1997;

Basu, 2005; Beaver dan Ryan, 2005; Krishnan dan Visvanathan, 2008). Bukti empiris

menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi memainkan peran positif dalam

mengurangi konflik agensi, menjaga bunga kreditur, meningkatkan efisiensi kontrak

hutang, memperbaiki keputusan invenstasi manajerial, mengurangi potensi resiko

litigasi, dan mengurangi tekanan dan kritik publik (Ahmed et al., 2002)

Pada teori agensi dijelaskan bahwa konservatisme akuntansi adalah strategi

pelaporan yang efisien yang dapat digunakan oleh sebuah perusahaan, karena dapat

7
memberikan manfaat pada tata kelola perusahaan. (Watts, 2003a, 2003b).

konservatisme akuntansi juga dapat mengurangi asimetri informasi antara pihak

manajemen perusahaan dan para pemangku kepentingan terkait seperti pemegang

saham dan kreditur perusahaan. Konservatisme akuntansi juga dapat bermanfaat bagi

para pemegang saham seperti mengurangi biaya agensi yang disebabkan oleh

keterbatasan pengetahuan pada manajemen perusahaan, memberikan kecenderungan

manajemen untuk menunda pengakuan kerugian secara tepat waktu dengan tujuan

untuk mencapai kompensasi yang mereka inginkan pada saat masa pengembaliannya

(Watts, 2003a, 2003b). selain itu konservartisme akuntansi juga dapat menjaga bunga

dari pemegang saham minoritas melalui pengurangan jumlah investasi modal yang

tidak efisien dan membatasi kekuatan dari manajemen. Konservatisme akuntansi juga

bermanfaat bagi para kreditur perusahaan karena dapat menyediakan informasi akurat

tentang kemungkinan terjadinya pelanggaran perjanjian hutang.

Penurunan jumlah asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan

pemangku kepentingan terkait akan berdampak signifikan pada penurunan

pembiayaan (Watts, 2003a, 2003b). Semakin parah konflik yang terjadi antara

pemangku kepentingan terkait seperti pemegang saham dan kreditur dengan

manajemen dan pemangku kepentingan lainnya, semakin tinggi kemungkinan

terjadinya praktik konservatisme akuntansi.

Pada faktanya, pengendalian internalyang efektif dapat menjadi bagian penting

dalam mekanisme untuk memastikan kualitas yang baik pada laporan keuangan

melalui pengurangan keadaan yang menyebabkan ketidakpastian pada proses

pembuatan laporan keuangan. Pada sebuah proses bisnis, ketidakefektifan

pengendalian internaldapat meningkatkan potensi pada resiko bisnis, memperburuk

masalah agensi, dan mengurangi efisiensi kontrak. (Ashbaugh-Skaife et al., 2008;

8
Doyle et al., 2007a, 2007b; Leventis et al., 2013; Liu dan Lu, 2007; Mitra et al., 2013).

Pada kasus penerapan SOX di Amerika Serikat, dokumen pengendalian internalyang

efektif dapat mengurangi potensi kesalahan dalam proses akuntansi baik yang

disengaja ataupun tidak disengaja, dan meminimalisir kesalahan pada pembuatan

laporan keuangan. Doyle et al. (2007a, 2007b) dan Ashbaugh-Skaife et al. (2008).

Pengendalian internaldapat dikatakan sama pentingnya dengan mekanisme

kebijakan, yaitu sama-sama mempunyai peran penting dalam meminimalisir biaya

agensi (Fama dan Jensen, 1983; Lin et al., 2014; Hooghiemstra et al., 2015).

Perusahaan dengan pengendalian internalyang berkualitas akan memahami peran

penting konservatisme akuntansi dalam mengurangi konflik kepentingan. Sebuah

perusahaan dengan sistem pengendalian internalyang efektif dapat menyediakan

pelatihan yang baik bagi para akuntan perusahaan dan pengecekan regular dan sistem

penilaian yang baik pada persediaan, asset tetap, dan instrumen keuangan lainnya,

untuk memastikan pengujian pada penurunan nilai asset dilakukan dengan baik dan

pengakuan kerugian dilakukan secara tepat waktu.

9
2.2 Penelitian Terdahulu

Pada tahun 2008, otoritas regulator di China termasuk didalamnya Kementrian

Keuangan (MOF), Natinal Auditor Office (NAO), Komisi Regulator Perbankan China

(CBRC), China Insurance Regulatory Comission (CIRC), dan regulator pasar modal

China (CSRC), bersama-sama menetapkan Standar Dasar Pengendalian

internalPerusahaan. Ketika US Sarbanes Oxley Act (SOX) berfokus pada pengendalian

internalyang berhubungan langsung dengan pelaporan keuangan, Standar Dasar

Pengendalian internaldi China lebih berfokus pada area manajemen bisnis. Fokus

terhadap laporan keuangan hanya terdapat pada satu seksi dari Standar Dasar

Pengendalian internalPerusahaan. Regulasi dasar pengendalian internaldi China

mengidentifikasi delapan belas area bisnis perusahaan yang harus diperkuat.

Pengungkapan pengendalian internalsecara sukarela di China menyediakan

daftar perusahaan yang memberikan Pelaporan Pengendalian internal(ICR) dan

pengungkapan Kelemahan pengendalian internal(ICW). Hal yang masih bisa

diperdebatkan bahwa perusahaan yang menyediakan Laporan Pengendalian

internal(ICR) lebih sukarela untuk melaporkan Kelemahan Pengendalian internaljika

terdapat kelemahan. Perusahaan terdaftar di China adalah pihak yang harus mematuhi

Hukum Perusahaan Di China dan Dasar Standar dimana para perusahaan yang

terdaftar tersebut harus menyediakan informasi yang jujur dan wajar pada laporan

eksternal seperti ICR. Kesalahan informasi dan ketiadaan pengungkapan kelemahan

pengendalian internalpada ICR dapat menimbulkan sangsi dari CSRC. Karena itu,

hamper tidak mungkin perusahaan yang menyediakan ICR tidak memberikan

informasi ICW karena strategi ini lebih buruk daripada tidak menyediakan ICR.

Berdasarkan asumsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mempunyai

ICW dan memilih mengeluarkan ICR memiliki ICW yang dapat

10
diandalkan.Menggunakan informasi ICW yang dikumpulkan dari 1059 perusahaan di

China pada tahun 2010-2011, hasilnya pengungkapan ICW mempunyai dampak

negative pada conservatism akuntansi, menunjukkan perusahaan dengan pengendalian

internalyang lemah kemungkinan kecil mengimplementasikan konservatisme

akuntansi dibanding dengan perusahaan yang mempunyai pengendalian internalyang

kuat. Mengenai tipe dari kelemahan itu sendiri, penelitian ini menunjukkan bahwa

ICW yang tidak berhubungan dengan akuntansi juga mempengaruhi praktik

konservatisme akuntansi. Penelitian ini juga menunjukan bahwa jaminan tambahan

dari auditor dapat memberikan dampak negative pada ICW dalam konservatisme

akuntansi.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian Goh dan Li (2011) dan Mitra et al.

(2013). Pada penelitian tersebut menguji hubungan antara pengendalian internaldan

konservatisme akuntansi dalam tiga aspek. Pertama, penelitian sebelumnya

menunjukan efek negative antara ICW dan akuntansi konservatif pada masa SOX 302

dan 404 (Goh dan Li, 2011; Mitra et al., 2013). Namun, temuan dari studi juga tidak

dapat menyimpulkan bahwa perusahaan di China sejak penerapan SOX sangat berbeda

pada pelaporan lingkungan eksternal sejak perusahaan-perusahaan tersebut dilengkapi

dengan strukur kepimilikan yang tinggi, pengaruh politik yang kuat, dan tata kelola

perusahaan yang lemah (Xia dan Zhu, 2009, Piotroski dan Wong, 2011). Pada

penelitian ini, tidak hanya atribut umum yang mempengaruhi konservatisme akuntansi

tetapi juga faktor unik lain. Kedua, hasil dari penelitian sebelumnya hanya terbatas

pada dasar regulasi pengendalian internalyang berhubungan dengan pelaporan

keuangan (Goh dan Li, 2011; Mitra et al., 2013). Belum diketahui apakah ICW di luar

area pelaporan keuangan memiliki dampak pada konservatisme akuntansi, mengingat

bahwa pelaporan keuangan merupakan komponen operasi bisnis terpadu dan kualitas

11
pengungkapan keuangan dapat dipengaruhi oleh semua aspek manajemen bisnis.

Penelitian ini menunjukkan bahwa cakupan ICW yang lebih luas, termasuk ICW non-

akuntansi, juga memiliki dampak signifikan pada konservatisme akuntansi. Oleh

karena itu penelitian ini menjelaskan bahwa kualitas pengendalian internaldi wilayah

pengelolaan yang lebih luas memiliki dampak pada konservatisme akuntansi. Hal ini

memiliki implikasi kebijakan yang mendalam bagi regulator di seluruh dunia, setelah

perdebatan saat ini, apakah persyaratan SOX harus diperluas ke area yang tidak terkait

dengan akuntansi. Fakta kami mendukung pertimbangan tersebut. Kami telah

memberikan fakta kuat yang menunjukkan bahwa auditor mempunyai peran penting

dalam meningkatkan pelaporan keuangan dan kualitas pengendalian internal.

Penilitian ini menemukan, bahwa ICR yang independen dan secara sukarela diaudit

oleh auditor eksternal dapat mengurangi dampak negatif ICW terhadap konservatisme

akuntansi. Studi ini memberikan kontribusi terhadap literatur yang ada mengenai

pengendalian internal, konservatisme akuntansi dan audit sukarela, dan memberikan

implikasi praktis untuk pembuatan kebijakan di China, terutama di negara-negara

berkembang dengan mempertimbangkan untuk membentuk kerangka peraturan

pengendalian internalyang serupa.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu peta pemikiran berbentuk gambaran diagram

yang menjelaskan logika yang berhubungan dengan penelitian dari variabel –

variabel. Kerangka pemikiran menghubungkan variabel – variabel tersebut sehingga

dapat menguji hipotesis. Dalam kerangka pemikiran, peneliti menghubungkan antara

dampak risiko mata uang yang terdiri atas risiko ekonomika, risiko transaksi, dan

risiko translasi, sebagai variabel bebas (independen) terhadap kinerja keuangan

sebagai variabel terikat (dependen).

12
Gambar 2.1

Laporan
Pengendalian
Internal

Lingkungan
Pengendalian Konservatisme Akuntansi
Internal

Jaminan auditor
eksternal

Independen Dependen

13
2.4 . Hipotesis

Pada subbab ini, peneliti menjelaskan hipotesis sebagai pengujian dari beberapa

variabel yang berhubungan menjadi kerangka pemikiran. Peneliti akan menjelaskan

hubungan faktor yang mempengaruhi dampak risiko mata uang terhadap kinerja

keuangan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai hipotesis sebagai pengujian

variabel secara rinci.

Pengendalian internaldianggap sama pentingnya dengan mekanisme

manajemen dalam memainkan peran penting dalam meminimalkan biaya agensi (Fama

dan Jensen, 1983; Lin et al., 2014; Hooghiemstra et al., 2015). Perusahaan dengan

pengendalian internalyang berkualitas akan memahami peran konservatisme dalam

mengurangi konflik agensi. Sebuah perusahaan dengan sistem pengendalian

internalyang efektif dapat menyediakan pelatihan yang baik bagi para akuntan

perusahaan dan pengecekan regular dan sistem penilaian yang baik pada persediaan,

asset tetap, dan instrumen keuangan lainnya, untuk memastikan pengujian pada

penurunan nilai asset dilakukan dengan baik dan pengakuan kerugian dilakukan secara

tepat waktu. Sesuai dengan penjelasan analisis ini, hipotesis pertama kami dinyatakan

sebagai:

Ha. pengungkapan ICWs memiliki dampak negatif terhadap akuntansi

konservatisme

Penelitian sebelumnya telah meneliti hubungan antara kelemahan material dan

konservatisme (Goh dan Li, 2011; Mitra et al., 2013). Namun, tidak ada perbedaan

antara pengungkapan ICW dan tingkat keparahan ICW yang diungkapkan, dan

hubungannya masing-masing dengan konservatisme, karena kurangnya data tentang

tingkat keparahan ICW di AS. Karena Pedoman Evaluasi Pengendalian internaldi

China mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan tiga tingkat keseriusan ICW:

14
minor (diberi kode 1), utama (diberi kode 2) dan parah (diberi kode 3), penelitian ini

dapat memeriksa hubungan antara, bukan hanya pengungkapan ICW, tapi juga

keparahan ICW yang diungkapkan dan konservatisme. Penelitian ini dapat menghitung

tingkat keparahan ICW dengan mengalikan frekuensi ICW dan tiga tingkat keseriusan

ICW. Diharapkan ICW semakin parah, semakin konservatif praktik akuntansi.

Konsisten dengan Ha, hipotesis kedua dapat dirumuskan sebagai berikut:

Hb. Tingkat keparahan ICW yang diungkapkan memiliki dampak negatif pada

konservatisme akuntansi

Auditor, yang bertindak sebagai mekanisme tata kelola eksternal, dapat

menerapkan pemantauan ketat terhadap manajemen dan auditor lebih ketat dalam

memberikan informasi keuangan berkualitas lebih tinggi melalui konservatisme

akuntansi (Ahmed and Duellman, 2007). Bagi auditor, ICW yang ada di perusahaan

klien menunjukkan adanya peningkatan risiko audit, yang mengharuskan auditor untuk

melakukan lebih banyak upaya untuk mengidentifikasi dan memperbaiki risiko (Elder

et al., 2009). Sebagai contoh, Ashbaugh- Skaife dkk. (2009) menunjukkan bahwa

perusahaan dengan kekurangan pengendalian internaladalah orang-orang yang

memiliki risiko istimewa yang lebih tinggi. Dari sudut pandang auditor, risiko yang

lebih tinggi dapat mengekspos klien mereka terhadap risiko litigasi dan mengakibatkan

rusaknya reputasi auditor (DeAngelo, 1981). Auditor memahami bahwa investor

bermaksud untuk menafsirkan laporan keuangan sebagai pernyataan bersama yang

disusun oleh auditor dan klien mereka (Antle dan Nalebuff, 1991). Untuk

mengendalikan secara efektif risiko kekhususan klien, auditor perlu lebih berupaya

mengendalikan dan mengendalikan risiko ini. Krishnan (1994) meneliti pergantian

auditor dan konservatisme akuntansi, menunjukkan bahwa ketika klien tidak memiliki

konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan keuangan, auditor cenderung

15
menerapkan peran pengawasan mereka dan menerapkan konservatisme akuntansi pada

klien mereka. Oleh karena itu, penilitian ini berharap bahwa dampak negatif ICW

terhadap konservatisme akan dikurangi di perusahaan dengan ICR yang diaudit.

Dengan kata lain, auditor dapat memainkan peran positif dalam mengurangi dampak

negatif ICW terhadap konservatisme akuntansi. Dengan demikian penelitian ini

menyatakan hipotesis ketiga sebagai berikut:

Hc. Jaminan tambahan dari auditor eksternal dapat mengurangi dampak

negatif pengungkapan ICW terhadap konservatisme akuntansi

16

Anda mungkin juga menyukai