Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnyamikroba yang
merugikan manusia. Antimikroba atau antiinfeksi,termasuk antiparasit, adalah
obat yang digunakan untuk terapikondisi patologi yang disebabkan oleh karena
infeksi mikroba atauinvasi parasit. (ISO Indonesia, 2013). Penggunaan
antimikroba sebagai terapi penyakit
infeksi berkembang sangat pesat sejak abad ke19 hingga saat ini. Terdapat bany
ak jenis antimikroba yang banyak beredar di masyarakat yangdapat dibedakan
dalam beberapa golongan seperti berdasarkanmekanisme kerjanya, spektrum,
struktur kimia, aksi utamanya, dantempat kerjanya. (Anonim, 2014).Penggunaan
antimikroba yang sembarangan atau tidak tepatsesuai dengan
indikasi, dapat mengakibatkan gagalnya terapi dandapat menimbulkan resiko
seperti resistensi atau terjadinya efeksamping. (Tjay, dkk, 2010).
2. RUMUSAN MASALAH
a) Apa itu Antimikroba?
b) Apa saja jenis-jenis dan penggolongan Antimikroba?
c) Bagaimana efek samping dari penggunaan Antimikroba?
3. TUJUAN
a) Untuk mengetahui apa itu antimikroba.
b) Untuk mengetahui jenis-jenis dan penggolongan antimikroba.
c) Untuk mengetahui efek samping dari penggunaanantimikroba.
A. DEFINISI ANTIMIKROBA

Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang


merugikan manusia. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,
terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat mikroba jenis lain. Obat yang
digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, ditentukan
harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya obat tersebut
haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba , tetapi relatif tidak toksik untuk
hospes. Sifat toksisitas selektif absolut belum atau mungkin tidak akan diperoleh.

B. PENGGOLONGAN ANTIMIKROBA

Berdasarkan penyakitnya, antimokroba dapat digolongkan ke dalam


beberapa golongan yaitu:
1. Golongan Penisilin
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran
napas bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk
infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih
dan ginjal). Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain
: Ampisilin dan Amoksisilin.
2. Golongan Sefalosporin
Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk
mengobati infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan)
seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak,
tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Adapun contoh obat
yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil,
Sefaleksin.
3. Golongan Lincosamides
Obat golongan ini dicadangkan untuk mengobati infeksi berbahaya
pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada kasus yang tidak sesuai
diobati dengan penisilin. Adapun contoh obatnya yaitu : Clindamycin dan
Linkomycin.
4. Golongan Tetracycline
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama
seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera,
demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis
intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa
jenis jerawat. Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin,
Oksitetrasiklin.
5. Golongan Kloramfenikol
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya
yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotic yang kurang efektif. Contoh
obatnya adalah Kloramfenikol.
6. Golongan Makrolida
Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti
infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah
seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan
efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu
sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin
7. Golongan Kuinolon
Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan
bagian bawah serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit,
infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis uncomplicated akut,
prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated, demam tifoid,
penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax inhalational.
8. Golongan Antibiotika Kombinasi
Kegunaannya dapat dikelompokkan berdasarkan jalur pemberiannya,
antara lain :
a) Penggunaan Oral dan Parenteral : infeksi saluran kemih, Shigellosis
enteritis, treatment pneumocystis carinii pneumonia pada anak dan
dewasa
b) Penggunaan Oral : Profilaksis pneumocystis carinii pneumonia pada
individu yang mengalami imunosupresi, otitis media akut pada anak-
anak, eksaserbasi akut pada bronchitis kronik pasien dewasa.

C. Berdasarkan Mekanisme Kerjanya


1. A n t i m i k r o b a y a n g m e n g h a m b a t m e t a b o l i s m e s e l m i k r o b a
Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Mikr
oba pathogen harusmensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat(
PABA) untuk kehidupan hidupnya. Koenzim asam folatdiperlukan oleh mikroba
untuk sintesis purin dan pirimidin dan senyawa lain yang diperlukan untuk per
tumbuhan seluler dan replikasi. Apabila asamfolat tidak ada, maka sel-sel
tidak dapat tumbuh danmembelah.Melalui mekanisme kerja ini diperoleh efek
bakteriostatik. Antimikroba seperti sulfonamide secarastruktur mirip dengan
PABA,asam folat, dan akan berkompetisi dengan PABA untuk membentuk as
amfolat, jika senyawa antimikroba yang menang bersaing dengan PABA, mak
a akan terbentuk asam folat non fungsional yang akan mengganggu kehidupa
n mikroorganisme.Contoh : Sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat.

2. A n t i m i k r o b a Yang Menghambat Sintesis Dinding


Selm i k r o b a
Antimikroba golongan ini dapat menghambat biosintesis peptidoglikan,
sintesis mukopeptida atau menghambat sintesis peptide dinding sel, sehingga
dinding sel menjadi lemah dan karena tekanan turgordari dalam, dinding sel
akan pecah atau lisis sehingga bakteri akan mati. Contoh : penisilin, sefalosp
orin, sikloserin, vankomisin, basitrasin, dan anti fungi golongan Azol.

3. A n t i m i k r o b a y a n g M e n g h a m b a t S i n t e s i s P r o t e i n S e l m i k r o b a
Sel mikroba memerlukan sintesis berbagai proteinuntuk kelangsungan hidupnya,
Sintesis protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dantRNA. Ribosom
bakteri terdiri atas dua subunit yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan se
bagairibosom 3OS dan 5OS. Supaya berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen
ini akan bersatu pada pangkalrantai mRNA menjadi ribosom 7OS. Antimikroba
akanmenghambat reaksi transfer antara donor dengan aseptoratau menghambat
translokasi t RNA peptidyl dari situsaseptor ke situs donor yang menyebabkan sintesi
s Protein terhenti. Contoh : kloramfenikol, golongan tetrasiklin,eritromisin, klindamis
in, dan pristinamisin.
4. A n t i m i k r o b a y a n g Menghambat Sintesis Asam NukleatS e l
Mikroba
Contoh obat yang termasuk dalam kelompok iniyaitu rifampisin dan
golongan kuinolon. Salah satuderivat rifampisin yaitu rifampisin berikatan
denganenzim polimerase-RNA (pada subunit) sehinggamenghambat sintesis
RNA dan DNA oleh enzimtersebut. Pada golongan kuinolon dapat
menghambatenzim DNA girase pada mikroba yang berfungsi
menatakromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiralhingga bisa muat
dalam sel mikroba yang kecil.
5. A n t i m i k r o b a yang Mengganggu Keutuhan Membran
SelM i k r o b a
Obat yang termasuk dalam kelompok ini
yaitu polimiksin, golongan polien serta berbagai kemoterapeutiklain seperti
antiseptik surface active agents. Polimiksinsebagai senyawa amonium-
kuartener dapat merusakmembran sel setelah bereaksi dengan fosfat
padafosfolipid membran sel mikroba. Polimiksin tidak efektifterhadap bakteri
Gram positif karena jumlah fosfor bakteri ini rendah. Bakteri Gram negatif me
njadi resisten terhadap polimiksin ternyata jumlah fosfornya menurun.Antibioti
k polien bereaksi dengan struktur sterol yangterdapat pada membran sel fung
i sehingga mempengaruhi permeabilitas selektif membran tersebut. Bakteri ti
daksensitif terhadap polien karena tidak memiliki struktursterol pada
membran selnya. Antiseptik yang mengubahtegangan permukaan dapat
merusak permeabilitas selektifdari membran sel mikroba. Kerusakan membran
selmenyebabkan keluarnya berbagai komponen penting daridalam sel mikroba
yaitu protein, asam nukleat, nukleotidadan lain-lain
D. EFEK SAMPING
1. REAKSI ALERGI
Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan
sistem imun tubuh hospes.terjadinya tidak bergantung pada besarnya dosis obat
Manifestasi gejala dan derajat beratnya reaksi dapat bervariasi.
2. REAKSI IDIOSINKRASI
Gejala ini merupakan reaksi abnormal yang diturunkan secara genetik
terhadap pemberian antimikroba tertentu. Sebagai contoh 10% pria berkulit hitam
akan mengalami anemia hemolitik berat bila mendapat primakulin. Ini disebabkan
mereka kekurangan enzim G6PD.
3. REAKSI TOKSIK
AM pada umumnya bersifat toksik-selektif , tetapi sifat ini relatif. Efek toksik
pada hospes ditimbulkan oleh semua jenis antimikroba.
4. PERUBAHAN BIOLOGIK DAN METABOLIK
Pada tubuh hospes, baik yang sehat maupun yang menderita infeksi,
terdapat populasi mikroflora normal.
1) Faktor yang mempengaruhi farmakodinamik dan farmakokinetik
a) Umur
b) Kehamilan
c) Genetik
d) Keadaan patologik tubuh hospes
2) Sebab kegagalan terapi
a) Dosis yang kurang
b) Masa terapi kurang
c) Adanya faktor mekanik
d) Kesalahan dalam menetapkan etiologi.
e) Faktor farmakokinetik
f) Pilihan antimikroba yang kurang tepat.
3) Kombinasi antimikroba
Kombinasi AM yang digunakan menurut indikasi yang tepat dapat
memberi mannfaat klinik yang besar. Terapi kombinasi AM yang tidak
terarah akan meningkatkan biaya dan efek samping, akan menseleksi galur
kuman yang resisten terhadap banyak antimikroba, dan tidak meningkatkan
efek aktifitas terapi.
BAB IIIPENUTUP
III.1. KESIMPULAN1.
Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnyamikroba yang
merugikan manusia.2.
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untukmencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renikseperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh ataumenurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakitlainnya
pada benda mati.4.
Antimikroba digolongkan dalam beberapa golongan,
yaitu berdasarkan spektrum, struktur kimia, aksi utama, tempatkerja, dan
mekanisme kerjanya.6.
Efek samping dari penggunaan antimikroba adalah reaksi alergi,reaksi
idiosikrasi, reaksi toksik, serta perubahan biologi danmetabolik pada hospes.
DAFTAR PUSTAKA
1. Farmakologi dan terapi halaman 585-598
2. Anonim.“Antimikroba”.
3. Anonim. “Cara Kerja Antibiotik: Bagaimana antibiotik membunuh bakteri”.
4. http://www.amazine.co/17365/cara-kerja-antibiotik- bagaimana-antibiotik-
membunuh-bakteri/. 5 Oktober 2014.
5. www.Ilmuveteriner.com/mekanisme-kerja-antimikroba/. 5Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai