Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA

SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU


1
Lusi Dwi Putri, 2Fitridawati Soehardi, 3Alfian Saleh
1,2,3
Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru
E-mail:lusidwiputri@unilak.ac.id

ABSTRAK

Zona Keselamatan Sekolah adalah lokasi atau wilayah pada jalan tertentu yang
merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di
lingkungan sekolah. Batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan masuk ke Zona
Keselamatan Sekolah, khususnya di Kota Pekanbaru adalah 25 km / jam dan garis
besar dari perangkat izin batas kecepatan yang melewati Zona Keselamatan Sekolah
di Indonesia umumnya 20-30 km / jam. Namun, kecepatan kendaraan yang melewati
Zona Keselamatan Sekolah lebih tinggi dari kecepatan izin. Untuk memastikan
kecepatan rata-rata kendaraan dan menentukan tingkat pelanggaran kendaraan di
wilayah Zona Keselamatan Sekolah maka diperlukan data primer yang diambil secara
acak berdasarkan survei lapangan selama 3 hari di sekolah-sekolah yang memiliki
fasilitas tersebut yaitu SDN 3 Jalan Kesehatan Kota Pekanbaru, SDN 68 Jalan Balam
Ujung Kota Pekanbaru dan SDN 143 Jalan Taskurun Kota Pekanbaru. Selanjutnya, data
tersebut diambil dalam kondisi baik yakni pukul 6.30-7.30 dan pukul 12.00 - 13.00
WIB. Selain itu, data yang diperoleh adalah jarak tempuh dan waktu tempuh
kendaraan. Kedua data tersebut dapat menghasilkan nilai kecepatan yang baik
sehingga kecepatan kendaraan dan kecepatan rata-rata kendaraan melewati area
Zona Keselamatan Sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, kecepatan kendaraan yang
melewati area Zona Keselamatan Sekolah tidak sesuai dengan kecepatan izin pada 35
km / jam. Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan melewati Zona Keselamatan Sekolah
tidak mengikuti peraturan area batas maksimum dan berpotensi membahayakan
siswa sekolah dasar.

Keywords: Jarak Tempuh, Kecepatan, Waktu Tempuh, Zona Selamat Sekolah (ZoSS)

1. Pendahuluan
Banyak sekolah di kota besar yang berlokasi di tepi jalan raya, dimana banyak kendaraan yang
melaju dengan kecepatan tinggi. Salah satu jalan dengan tingkat lalulintas yang ramai adalah Jalan Lintas
Barat. Jalan Lintas Barat merupakan jalan yang menghubungkan Kota Pekanbaru dengan Kabupaten
Kampar, bahkan beberapa jalan di Kota Pekanbaru disebut ‘Lintasan Maut’ seperti Jalan HR Soebrantas
karena banyaknya truk yang melintas.
Kondisi seperti yang disebutkan di atas akan sangat membahayakan bagi siswa sekolah ketika akan
menyeberang jalan. Siswa sekolah khususnya siswa SD (Sekolah Dasar) masih rentan dalam berlalu lintas
seperti ketika menyeberang jalan. Menurut data lakalantas dari Polresta Kota Pekanbaru, Kabupaten
Pelalawan dan Kabupaten Kampar tahun 2016 ini tidak terlalu signifikan dari tahun sebelumnya bahkan ada
yang mengalami penurunan, namun resiko perlu kita antisipasi sebelum terjadi korban mengingat objek
penelitian ini adalah SD dan SMP yang notabene dihuni oleh anak-anak yang belum paham akan etika
berlalu lintas khususnya pada saat jam masuk sekolah dan saat pulang sekolah. Tidak semua sekolah
memiliki fasilitas ZoSS walaupun dari kondisi visual seharusnya layak mendapatkan ZoSS. Bahkan untuk
beberapa sekolah yang memiliki fasilitas ZoSS kondisi terkini seperti tidak terawat misalnya warna jalan
depan sekolah (biasanya berwarna merah) sudah tidak jelas lagi warnanya.
Pelaksanaan ZoSS merupakan salah satu bentuk manajemen lalulintas dalam rangka pemenuhan
rasa aman dalam menyeberang jalan bagi pejalan kaki. Menurut Departemen Perhubungan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat (2006) “Zona Selamat Sekolah (ZoSS)” adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang
merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan di lingkungan sekolah”. Ini juga
dijelaskan oleh Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2014) “ZoSS adalah
pengendalian kegiatan lalulintas melalui pengaturan kecepatan dengan penempatan marka dan rambu pada
ruas jalan di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk mencegah terjadi kecelakaan sebagai upaya menjamin
keselamatan di sekolah”.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Zona Selamat Sekolah (ZoSS)
Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah suatu zona untuk ruas jalan tertentu pada lingkungan sekolah
dengan kecepatan yang berbasis waktu. Melalui rekayasa lalu lintas maka zona ini dilengkapi dengan
fasilitas pendukung yang dapat mengatur kecepatan kendaraan. Pada Zona Selamat Sekolah (ZoSS)
diharapkan lalu lintas yang aman,nyaman, mudah dan ekonomis. Fasilitas ZoSS dipasang pada sekolah yang
berada pada jalan arteri dan kolektor. Pemasangan ZoSS pada jalan nasional yang merupakan jalan arteri
atau kolektor primer 1 (KP 1) diperuntukkan khusus sekolah-sekolah yang sudah terbangun di tepi jalan
nasional dan tidak ada alternatif pemindahan jalan masuk sekolah. Pada ZoSS fasilitas keselamatan jalan
yang diperlukan adalah zebra cross, rambu-rambu peringatan, petunjuk lokasi penyeberangan dan rambu-
rambu banyak anak-anak.

2.2 Kecepatan Zona Selamat Sekolah (ZoSS)


Untuk batas izin kecepatan di lokasi ZoSS yaitu 20 km.jam, 25 km/jam, dan 30 km/jam, penetapan
dilakukan dengan survey terkait yaitu:
a. Perilaku pengguna jalan, meliputi: perilaku pejalan kaki pada saat menyeberang jalan dan perilaku
pejalan kaki menyusuri jalan.
b. Kondisi lalulintas, meliputi: Inventarisasi jalan, volume lalulintas, pejalan kaki, dan kecepatan
kendaraan
Syarat adanya ZoSS adalah tidak tersedianya jembatan penyeberangan orang, sekolah yang mempunyai
akses langsung ke jalan yang memiliki siswa diatas 50 siswa. Menurut Kementerian Perhubungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat (2014), berdasarkan criteria letak sekolah, ZoSS dapat diklasifikasikan
berdasarkan ZoSS tunggal dan jamak. ZoSS tunggal dan jamak terdiri dari 4 tipe ruas jalan yaitu tipe jalan
2/2 UD (dua lajur, dua arah tidak terbagi), tipe jalan 4/2 UD (empat lajur, dua jalur tidak terbagi), tipe jalan
2/2 D (dua lajur, dua arah terbagi), tipe jalan 4/2 D (empat lajur, dua jalur terbagi).
a. ZoSS tunggal
Merupakan ZoSS yang ditetapkan untuk 1 sekolah di suatu lokasi. Bentuk dan ukuran ZoSS tunggal
terdiri dari 4 tipe ruas jalan yaitu ruas jalan tipe 2/2 UD, 4/2 UD, 2/2 D, dan 4/2 D.
b. ZoSS jamak
Merupakan ZoSS yang ditetapkan untuk 2 sekolah atau lebih yang lokasinya salig berdekatan. ZoSS
jamak dipasang dengan ketentuan zebra cross dan jarak terluar ZoSS. Zebra cross dipasang di setiap
pintu/akses masuk sekolah dan jarak terluar ZoSS diukur dari sekolah yang paling terluar. Jarak antara
akses pintu masuk sekolah dengan sekolah lainnya ≥ 50 meter, jika < 50 meter, maka zebra cross
digabung menjadi satu.

2.3 Fasilitas Pelengkap Zona Selamat Sekolah (ZoSS)


Fasilitas perlengkapan jalan pada wilayah ZoSS terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Marka jalan
Menurut Warpani (2002: 95) “marka jalan adalah tanda berupa garis, gambar, anak panah, dan lambang
pada permukaan jalan yang berfungsi mengarahkan arus lalulintas dan membatasi daerah kepentingan
lalulintas”. Marka jalan adalah mengandung pesan perintah, peringatan, petunjuk maupun larangan
yang terdiri dari 3 warna yaitu:
1) Marka berwarna putih, menyatakan bahwa pengguna jalan wajib mengikuti perintah atau larangan
sesuai dengan bentuknya. Marka berwarna putih terdiri dari garis putih tunggal utuh, garis putih
tunggal putus-putus, garis putih ganda, garis putih uth dan putih putus-putus dan garis putih
penunjuk lajur
2) Marka berwarna kuning, menyatakan bahwa pengguna jalan dilarang berhenti pada area tersebut
3) Marka berwarna merah, marka jalan berwarna merah menyatakan keperluan atau tanda khusus.

b. Rambu lalulintas
Rambu lalulintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat,
dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna
jalan (Kemenhub, 2014). Jenis rambu terdiri atas 4 bagian yaitu:
1) Rambu peringatan, menunjukkan kemungkinan adaya bahaya dijalan yang akan dilalui. Rmabu
peringatan berbentuk belah ketupat, berwarna dasar kuning dengan lambang atau tulisan berwarna
hitam
2) Rambu larangan yaitu bentuk pengaturan berisi larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh
pengguna jalan. Rambu larangan berbentuk lingkaran dengan warna dasar putih dan lambang atau
tulisan berwarna hitam atau merah. Rambu larangan khusus berbentuk segi delapan sama sisi.
3) Rambu petunjuk yaitu memberikan petunjuk mengenai jurusan, keadaan jalan, situasi, kota
berikutnya, keberadaan fasilitas, dan lain-lain. Rambu petunjuk berbentuk persegi panjang
4) Rambu perintah yaitu berbentuk pengaturan yang jelas dan tegas tanpa ada interpretasi lain yang
wajib dilaksanakan oleh pengguna jalan. Rambu perintah berbentuk bulat, warna dasar biru
dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir
perintah.
c. Alat pengaman pemakai jalan
Alat pengaman pemakai jalan yaitu berupa pita penggaduh. Pita penggaduh adalah kelengkapan
tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan. Pita
penggaduh dapat berupa suatu marka jalan atau bahan lain yang dipasang melintang jalur lalulintas
dengan ketebalan maksimum 4 cm. sedangkan pita penggaduh untuk di Zona Selamat Sekolah
dipasang dengan jarak 50 meter dari garis terluar ZoSS.
Pada volume lalulintas yang sangat rendah atau kososng dengan jalan yang sangat baik, maka
pengendara dapat menjalankan kendaraannya sesuai dengan keinginannya dalam batas yang dirasakan
aman, tanpa merasa dipengaruhi oleh keberadaan kendaraan lainnya. Pada kondisi ini dapat dikatakan
bahwa lalulintas di jalan tersebut dikatakan arus bebas, dan kecepatan pada kondisi ini disebut
kecepatan pada arus bebas. Namun apabila kondisi jalan dalam keadaan padat, banyak sekali faktor
pejalan kaki yang menyeberang jalan, yang mempengaruhi jalan tersebut sehingga menimbulkan
konflik. Hal yang mempengaruhi jalan tersebut dinamakan dengan hambatan samping yaitu sebagai
aktivitas samping jalan yang sering menimbulkan konflik, dan sangat berpengaruh besar terhadap arus
lalulintas. Hambatan samping seperti; pejalan kaki yang menyeberang jalan, pejalan kaki yang berjalan
sepanjang sisi jalan, kendaraan parkir atau berhenti di sisi jalan, kendaraan lamba, seperti becak, bendi,
sepeda dan pedagang yang berjualan di pinggir jalan.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menggambarkan secara fakta kecepatan di lokasi
yang menggunakan ZoSS dan lokasi tidak menggunakan ZoSS. Data-data yang diperlukan adalah data
primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan yaitu waktu (detik) dan
jarak (km/jam) pada lokasi SDN 3 Jl.Balam Ujung, SDN 68 Jl.Kesehatan , SDN 143 Jl.Taskurun, SDN 18
Jl. Kulim, SDN 163 Jl.HR.Subrantas dan SDN 55 Jl.Kayangan Pekanbaru . Waktu survey adalah 60 (enam
puluh) menit pada saat masuk dan pulang sekolah yaitu pada pukul 06.30-07.30 WIB dan pada pukul 12.00-
13.30 WIB dan diamati pada hari Senin, Selasa dan Rabu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak
terkait antara lain Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, seperti tipe
jalan.
Kecepatan dapat diukur sebagai kecepatan titik, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang dan kecepatan
gerak. (Oktaviani; 2014):

Rumus kecepatan secara umum:

V=

dengan:
V = kecepatan (km/jam)
d = jarak tempuh (km)
t = waktu tempuh (jam)

Kecepatan dikenal atas 5 macam yaitu:


a. Time mean speed (kecepatan rata-rata waktu)
Merupakan rata-rata kecepatan semua kendaraan yang lewat pada suatu titik tertentu dalam beberapa
periode waktu tertentu.

Vt =

dengan:
Vt = kecepatan rata-rata waktu (km/jam)
n = banyaknya data kecepatan yang diamati
vi = kecepatan tiap kendaraan yang diamati (km/jam)
b. Space mean speed (kecepatan rata-rata ruang)
Merupakan rata-rata kecepatan semua kendaraan yang berada dalam suatu ruas jalan selama beberapa
periode waktu tertentu. Space mean speed dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. (Oktaviani;
2014):

Vs =

dengan:
Vs = kecepatan rata-rata ruang (km/jam)
n = banyaknya data kecepatan yang diamati
vi = kecepatan tiap kendaraan yang diamati (km/jam)

c. Spot Speed (kecepatan seketika)


Merupakan kecepatan yang terlihat pada speedometer.
d. Running speed (kecepatan bergerak)
Merupakan kecepatan rata-rata kendaraan selama bergerak:

Running Speed =

e. Journey speed (kecepatan perjalanan)


Adalah kecepatan rata-rata perjalanan yang dihitung dari jarak tempuh dibagi waktu tempuh.

Journey Speed =

4. Hasil dan Pemahasan

Hasil penelitian di wilayah Kota Pekanbaru, kecepatan rata-rata pengendara pada sekolah yang memiliki
fasilitas ZoSS dari hasil survey jumlah kendaraan dan perhitungan kecepatan untuk SDN 3 Jl Balam Ujung,
SDN 68 Jl Kesehatan dan SDN 143 Jl Tasykurun dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kecepatan kendaraan di lokasi menggunakan ZoSS di Kota Pekanbaru


Rata-rata kecepatan kendaraan di lokasi menggunakan ZoSS
Hari Waktu Nama Sekolah n ƩVi Vt
Senin 06.30-07.30 118 4233 36
Mei 2017 12.00-13.00 150 5534 37
Selasa 06.30-07.30 SDN 3 Jl.Balam Ujung 167 6867 41
Mei 2017 12.00-13.00 Pekanbaru 187 7344 39
Rabu 06.30-07.30 198 8977 45
Mei 2017 12.00-13.00 204 9345 38
Senin 06.30-07.30 SDN 68 Jl.Kesehatan 377 12300 33
Mei 2017 12.00-13.00 Pekanbaru 392 13507 34
Selasa 06.30-07.30 406 14355 35
Mei 2017 12.00-13.00 418 15663 37
Rabu 06.30-07.30 423 15884 38
Mei 2017 12.00-13.00 438 15446 35
Senin 06.30-07.30 110 3345 30
Mei 2017 12.00-13.00 121 3598 30
Selasa 06.30-07.30 SDN 143 Jl.Taskurun 147 4325 29
Mei 2017 12.00-13.00 Pekanbaru 168 4453 27
Rabu 06.30-07.30 179 5433 30
Mei 2017 12.00-13.00 197 5576 28
Rata-rata 35
Dengan:
n = Banyak data kecepatan
ƩVi = Total seluruh kecepatan kendaraan (km/jam)
Vt = Rata-rata kecepatan (km/jam)

Dari hasil analisa data hanya SDN 143 Jl.Taskurun yang mendekati standar kecepatan rata-rata
kendaraan yang diizinkan yaitu 29 km/jam namun masih melebihi batas yang diizinkan, ini disebabkan oleh
lokasi tersebut termasuk kategori lokasi ramai penduduk dan mempunyai hambatan samping yang sangat
besar. Menyebabkan pengendara dapat mematuhi aturan wilayah ZoSS. Sedangkan pada dua lokasi berbeda,
pengendara tidak mematuhi aturan kecepatan izin apabila melewati wilayah ZoSS, untuk SDN 3 Jl Balam
Ujung Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 41 km/jam dan SDN 68 Jl Kesehatan Pekanbaru
kecepatan rata-rata pengendara yaitu 35 km/jam. Ini disebabkan oleh lebar jalan yang cukup besar, arus yang
tidak terlalu padat, kurangnya hambatan samping dan sangat kurangnya kesadaran pengendara kendaraan
dalam melewati wilayah ZoSS. Namun apabila dirata-ratakan dari ketiga lokasi tersebut, kecepatan
kendaraan yang melewati areal ZoSS masih melebihi kecepatan yang diizinkan yaitu 35 km/jam.
Hasil penelitian di Kota Pekanbaru, kecepatan rata-rata pengendara pada sekolah yang tidak memiliki
fasilitas ZoSS dari hasil survey jumlah kendaraan dan perhitungan kecepatan untuk SDN 18 Jl Kulim, SDN
163 Jl. HR Subrantas dan SDN 55 Jl Kayangan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kecepatan kendaraan di lokasi tidak menggunakan ZoSS di Kota Pekanbaru


Rata-rata kecepatan kendaraan di lokasi tidak menggunakan ZoSS
Hari Waktu Nama Sekolah n ƩVi Vt
Senin 06.30-07.30 121 4188 35
Mei 2017 12.00-13.00 135 4221 31
Selasa 06.30-07.30 SDN 18 Jl. Kulim 153 4323 28
Mei 2017 12.00-13.00 Pekanbaru 187 7134 38
Rabu 06.30-07.30 203 7554 37
Mei 2017 12.00-13.00 245 8654 35
Senin 06.30-07.30 412 10663 26
Mei 2017 12.00-13.00 433 11773 27
SDN 163
Selasa 06.30-07.30 389 11773 30
Jl.HR.Subrantas
Mei 2017 12.00-13.00 418 12445 30
Pekanbaru
Rabu 06.30-07.30 423 11889 28
Mei 2017 12.00-13.00 438 11773 27
Senin 06.30-07.30 122 3877 32
Mei 2017 12.00-13.00 188 5885 31
Selasa 06.30-07.30 SDN 55 Jl.Kayangan 204 6234 31
Mei 2017 12.00-13.00 Pekanbaru 226 8775 39
Rabu 06.30-07.30 244 9877 40
Mei 2017 12.00-13.00 201 8775 44
Rata-rata 33
Dengan:
n = Banyak data kecepatan
ƩVi = Total seluruh kecepatan kendaraan (km/jam)
Vt = Rata-rata kecepatan (km/jam)
Dari hasil analisa data di Kota Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara pada sekolah yang tidak
memiliki fasilitas ZoSS semuanya melewati batas yang diizinkan yaitu 28 km/jam, 34 km/jam dan 36
km/jam. Untuk SDN 18 Jl Kulim Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 34 km/jam, SDN 163 Jl.
HR.Subrantas Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 28 km/jam dan SDN 55 Jl.Kayangan
Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 36 km/jam . Untuk SDN 18 Jl Kulim Pekanbaru dan SDN
55 Jl. Kayangan Pekanbaru disebabkan oleh lebar jalan yang cukup besar, arus yang tidak terlalu padat, dan
sangat kurangnya kesadaran pengendara kendaraan dalam melewati wilayah tanpa ZoSS. Untuk SDN 163 Jl.
HR.Subrantas Pekanbaru Namun apabila dirata-ratakan dari ketiga lokasi tersebut, kecepatan kendaraan
yang melewati areal yang tidak memiliki fasilitas ZoSS melebihi kecepatan yang diizinkan yaitu 33 km/jam.

4. KESIMPULAN
Dari hasil survey yang telah dilakukan terlihat bahwa:
1. Kecepatan rata-rata pengendara yang melewati ZoSS melebihi batas kecepatan standar yang
diizinkan (25 km/jam untuk jalan dalam kota) yaitu 35 km/jam.
2. Kecepatan rata-rata pengendara yang melewati area sekolah yang tidak memiliki ZoSS melebihi
batas kecepatan standar yang diizinkan (25 km/jam untuk jalan dalam kota) yaitu masing-masing
sebesar 33 km/jam.

5. SARAN
Dari hasil yang diperoleh dapat disarankan
1. Zona Selamat Sekolah harus diperhatikan dan diperbaiki lagi, karena masih banyak marka ZoSS
yang sudah hilang dan sebaiknya lebih meningkatkan pelayanan di Zona Selamat Sekolah dan
memberi tindakan tegas kepada pengendara bermotor yang telah melanggar rambu batas kecepatan
izin yang sudah diterapkan.
2. Dinas Perhubungan bekerja sama dengan Ditlantas harus mensosialisasikan kepada ana-anak
sekolah maupun masyarakat umum, karena masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang
pemanfaatan wilayah ZoSS.

DAFTAR PUSTAKA

Data Riau.com, 2014, Jalan HR Soebrantas, Lintasan Maut di Pekanbaru, Aviable from :
http://datariau.com/read-13-829-2014-10-24-jalan-hr-soebrantas-lintasan-maut-di-pekanbaru.html,
Accesed : 2016, April 13
Kurniati, T ., dkk, 2010, Evaluasi Penerapan Zona Selamat Sekolah di Kota Padang, Jurnal Rekayasa Sipil
Volume. 6, No.2, pp. 7 – 10
Oktaviani. (2014). Teknik Lalu Lintas, Padang: Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan
Sari, N.M, 2015, “Tinjauan Kecepatan Kendaraan pada Wilayah Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Kota
Padang”, ProsidingAnnual Civil Engineering Seminar, ISBN :978-979-792-636-6, Universitas Riau,
Pekanbaru
Sari, N.M, 2015, “Tinjauan Kecepatan Kendaraan pada Wilayah Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Kota
Padang”, ejournal.unri.ac.id/ACES/article/download/2994/2926, Accesed : 2016, february 07
Tamin, O.Z, 2008, “Perencanaan, Pemodelan dan Rekayasa Transportasi”, Institut Teknologi Bandung
Wahyuni, Sri, 2012, “Analisis Efektifitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Sekolah Dasar Kota Pekanbaru”,
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2050/SRI%20WAHYUNI
%20%20(NIM%200707131855).pdf?sequence=1, Accesed : 2016, April 03

Anda mungkin juga menyukai