Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA MATERI

Pokok Bahasan : CVA (Cerebro Vascular Accident)/ Stroke


Hari/Tanggal : Kamis, 17-11-2016
Sasaran : Pendengar setia amandit FM
Waktu : Pukul 16.00-17.00 WITA (60 menit)
Tempat : Radio amandit

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pengunjung dan pasien mampu mengetahui tentang penyakit batu saluran kemih
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, peserta mampu menjelaskan dan menyebutkan:
1) Pengertian tentang Stroke
2) Klasifikasi beserta tanda dan gejala tentan Stroke
3) Mengetahui penatalaksanaan tentang Stroke
4) Mengetahui komplikasi tentang Stroke
5) Mengetahui pencegahan tentang Stroke
3. SASARAN
Pengunjung/pasien
4. METODE PENYULUHAN
Ceramah dan Tanya jawab

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Stroke
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di
otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2008:56).
2. Klasifikasi Stroke
Stroke ada 2 jenis yaitu:
1) Penyumbatan (Trombosis dan Emboli)/ Iskemik
Trombosis: terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemik jaringan otak. Biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur, karena adanya penurunan akitivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang
dapat menyebabkan iskemik jaringan serebral. Tanda dan gejala nurologis muncul sering kali
memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.

Keadaan yang menyebabkan thrombosis :


a. Arterosklerosis : akibat mengeras serta berkurangnya kelenturan elastisitas dinding
pembuluh darah.
b. Hiperkoagulasi : darah yang bertambah kental akan menyebabkan viskositas/hematoksit
meningkat dan melambatkan aliran darah cerebral.
c. Arteritis (radang pada arteri)
d. Kolesterol : penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah ke otak terganggu.
e. Emboli : Penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Pada
umumnya berasal dari thrombus yang terlepas dan berlangsung cepat dan timbul kurang dari
10-30 detik.
2) Perdarahan (hemoragi)
Perdarahan yang terjadi pada pembuluh dara di otak. Pecahnya pembuluh darah di otak
menyebabkan perembesan darah pada paernkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran, dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak,
jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infak otak, edema, dan mungkin herniasi otak.

3) Transient Ischemic Attach (TIA) (Rubeinstein, 2007:101)


Sebutan ini juga dikenal sebagai stroke kecil, perbedaan pokok antara TIA dan Stroke
adalah gejala-gejalanya hanya berlangsung kurang dari 24 jam. Memiliki gejala-gejala sama
dengan stroke yang sesungguhnya yaitu:
a. Kelemahan atau kaku dan mati rasa pada separuh wajah
b. Kelemahan atau kaku dan mati rasa pada salah satu atau kedua tungkai dan lengan pada
salah satu sisi tubuh
c. Mengalami kesulitan bicara, memahami pembicaraan atau membaca
d. Gangguan-gangguan penglihatan

3. Faktor resiko stroke:


Menurut Batticaca (2008:58) dan shimberg (1990:41) faktor resiko stroke adalah:
1) Hipertensi
Pada pengidap hipertensi rentang otoregulasi meningkat sampai setinggi 180 – 200
mmHg. Apabila tekanan sistemik mendadak didalam rentang fisiologis, arteriol-arteriol
berkontriksi untuk mempertahankan aliran darah ke kapiler otak walaupun terjadi
peningkatan dorongan darah arteri. Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan
perubahan-perubahan struktur pada arteriol diseluruh tubuh ditandai dengan fibrasi dan
hialinisasi (sklerosis) dinding pembuluh darah.
2) Diabetes Melitus
Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologi berupa arterosklerosis.
Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh insufiensi insulin dapat menjadi
penyebab jenis penyakit vaskuler ini. Gangguan-gangguan ini berupa sorbitol dalam intima
vaskuler, hiperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan darah. Pada akhirnya,
makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskuler. Jika mengenai
arteri-arteri perifer dapat mengakibatkan insufiensi serebral dan stroke.
3) Merokok
Zat-zat yang terdapat dalam rokok dapat menyebabkan pembuluh darah vasokonstriksi
dan menyebabkan stroke.
4) Kolesterol tinggi
Kadar kolesterol yang tinggi berarti banyak lemak di dalam darah. Lemak dapat
menyebabkan menumpuknya plak,yang akan melapisi dinding-dinding pembuluh darah arteri
hingga menyempit dan apabila rontok, akan menjadi peluru-peluru kendali potensial yang
akan menyebabkan stroke.
5) Obesitas atau kegemukan
Berat badan yang berlebihan dapat terjadi secara perlahan-lahan dan menyebabkan
adanya tambahan beban ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Hal itu dapat menjadi
mudah mudah terkena serangan diabetes dan penyakit jantung yang keduanya akan
meningkatkan kemungkinan terjadi serangan stroke.
6) Riwayat penyakit jantung
Dua pertiga dari orang-orang yang mengidap penyakit jantung kemungkinan akan
terkena serangan stroke.

4. Tanda dan gejala


Menurut Smeltzer (2001: 2135) manifestasi yang muncul pada pasien stroke adalah:
a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparese) yang timbul mendadak

b. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik)

c. Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma)

d. Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau kesulitan memahami ucapan)
e. Disartria (bicara pelo atau cadel)

f. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopia

g. Ataksia (berjalan tidak mantap, tegak, tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri
yang luas)

h. Vertigo atau nyeri kepala, mual dan muntah

5. Pengobatan dan tindakan pada penderita Stroke


1) Pengobatan dini sebelum 6 jam pertama sangat menentukan penyembuhan dikemudian
hari
2) Bawalah ke rumah sakit yang berfasilitas mis: CT scan kepala
3) Masuk rumah sakit
Latihan perbaikan keadaan:
1) Setelah serangan stroke melewati masa akut (antara 2-3 minggu) lanjutkan latihan
fisioterapi
2) Diharapkan dapat merawat diri sendiri dan melakukan aktifitas hidup sehari-hari minimal
tanpa bantuan dari orang lain
3) Bagi penderita yang sudah bisa mobilisasi/ gerak usahakan untuk melakukan aktifitas
dan jangan malas.

6. Pencegahan Stroke
1) Pola hidup sehat dengan:
- Berhenti merokok
- Hindari kegemukan
- Banyak berolah raga
2) Setelah orang terkena stroke:
- Agar tidak terjadi stroke berulang maka perlu kontrol ke pelayanan kesehatan khususnya
pada 2 tahun pertama setelah terkena stroke
- Minum obat sesuai petunjuk dokter

7. MITOS dan FAKTA STROKE

1. Penyakit Stroke tidak bisa dicegah


Beberapa orang beranggapan bahwa penyakit stroke itu tidak dapat dicegah, padahal faktanya penyakit stroke
dapat dicegah dengan jalan selalu mengontrol berat badan, mengontroltekanan darah dan juga kadar
kolesterol di dalam tubuh. Ketiga hal ini yang bisa menjadi penyebab terjadinya stroke dan dapat Anda cegah
dengan selalu rutin berolahraga, selalu mengkonsumsi makanan yang sehat dan berhenti mengkonsumsi alk-
ohol serta ro-kok.
2. Penyakit Stroke hanya menyerang orang tua
Banyak orang menganggap bahwa penyakit stroke hanya akan menjangkit orang-orang denganusia diatas 65
tahun saja, padahal faktanya hal itu tidak benar. Stroke bisa mengenai pada siapa saja, baik itu orang tua,
anak muda atau bahkan anak-anak. Penyakit stroke pada anak umumnya dikarenakan adanya kelainan
komponen darah dan juga pembuluh darah yang dibawanya sejak lahir serta bukan terkait dengan gaya hidup
seperti kadar kolesterol darah yang tinggi, obesitas, dan mero-kok, seperti pada orang de-wasa.
3. Gejala penyakit stroke selalu kejang
Beberapa orang banyak yang menganggap jika gejala penyakit stroke adalah kejang, tapi pada faktanya
penyakit stroke ringan juga bisa menyebabkan pusing atau sakit kepala. Hal tersebut tidak
jauh beda dengan penyakit jantung dan hal ini bisa terjadi pada pria ataupun wanita. Tapi, pada beberapa
wanita kadang-kadang juga mengalami cegukan pada saat terkena stroke.
4. Hanya ada satu macam penyakit stroke
Belum banyak orang yang tahu bahwa stroke ada dua macam, yaitu isemik dan jugahemoragik. Stroke
isemik ialah penyumbatan pada salah satu pembuluh darah yang berfungsimenyuplai darah menuju otak.
Sedangkan stroke jenis hemoragik adalah perdarahan otak yang bisa terjadi pada saat pembuluh darah pecah.
Faktor risiko kedua jenis stroke ini serupa, namun perawatannya sangat berbeda.
5. Penyakit stroke hanya terjadi pada penderita hipertensi
Stroke sebenarnya bersifat multifaktoral. Beberapa risiko penyakit stroke yang tidak bisa diubah
adalah karena usia tua, jenis kela–min, ras dan juga ada riwayat keluarga stroke. Ada 2 faktor risiko stroke
yang bisa dikendalikan, yaitu hipertensi, diabetes, mero–kok dan juga kadar kolesterol dalam darah yang
tinggi. Hipertensi adalah faktor penyebab stroke yang utama, tapi bukan satu-satunya.

8. Merawat pasien stroke dirumah:


Dalam merawat pasien stroke dirumah harus diperhatikan dalam berbagai aspek antara
lain:
1) Nutrisi pasien
- Diet sesuai dengan faktor resiko (diet DM, Hipertensi)
- Makan makanan yang tinggi serat dan minum yang cukup (hal ini penting untuk mencegah
pasien dari konstipasi, khususnya pada pasien dengan riwayat hipertensi)
2) Aktivitas pasien
Pasien stroke mengalami penurunan dalam pergerakan. Untuk itu pasien perlu bantuan dalam
pemenuhan kebutuhannya, dibawah ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan oleh keluarga
atau orang terdekat pasien antara lain:
- Mengganti posisi dari satu sisi ke sisi lain setiap 2-3 jam sepanjang siang dan malam
- Pijatlah daerah kaki atau tangan yang lumpuh minimal sekali atau 2 kali sehari
- Pada pasein stroke yang menggunakan alat bantu jalan (walker/tongkat), lingkungan
sekitarnya harus diperhatikan, misalnya: lantai yang licin, dan penatanaan barang yang
banyak pada daerah yang akan dilalui pasien. Hal ini penting bagi pasien stroke untuk
mencegah terjadinya cidera.
3) Kebersihan diri (higyene diri)
Membantu pasien dalam melakukan perawatan diri yaitu: mandi, gosok gigi, cuci rambut,
berpakaian.
4) Dukungan sangat diperlukan terutama dalam menghadapi masalah yang pelik termaksud
penyakit yang serius (stroke). Keluarga sebagai sumber dukungan sosial (Videbeck,
2001:179). Jenis dukungan yang dapat diberikan adalah
dukungan emosional: mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap or
ang yang bersangkutan. Dukungan emosional mempunyai indikator: memberikan semang
at atau memberikan motivasi pada penderita stroke dalam menjalani
terapi, memberikan perhatian dan memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
serta memberi rasa percaya dan keyakinan dengan mengikut sertakan penderita dalam
perkumpulan atau paguyuban penderita stroke agar penderita tidak merasa sendiri. Hal ini
sangatlah penting karena dapat meningkatkan integritas ego dari pasien stroke akibat
perasaan ketidakberdayaanya.

Anda mungkin juga menyukai