Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Kebutuhan daging sebagai pemenuh kebutuhan gizi semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya populasi, pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pemenuhan gizi, khususnya protein hewani. Sapi merupakan salah satu sumber protein
hewani yang dagingnya banyak diminati oleh berbagai kalangan di Indonesia.

Pengembangan sapi potong telah banyak dilakukan, dan pemerintah telah melakukan
berbagai upaya demi terpenuhinya permintaan pasar, seperti mengimpor daging dan
sapi bakalan untuk penggemukan. Padahal solusi terbaik untuk memecahkan masalah
ini yaitu dengan meningkatkan produktivitas sapi potong di Indonesia (Deptan, 2006).

Usaha pembibitan sapi potong belum banyak yang dilakukan oleh pengusaha di
Indonesia. Kebanyakan dinegara kita, pengusaha peternakan lebih banyak bergerak
dalam bidang penggemukan, sehingga kita sangat sulit untuk mendapatkan sapi
bakalan, walaupun ada itupun dengan harga yang cukup tinggi. Sehingga kita masih
banyak bergantung sapi bakalan dari luar negeri khususnya Australia.

Pemerintah sudah beberapa kali telah mencanangkan program swasembada daging,


namun program ini belum sampai terwujud saat ini. Program swasembada daging sapi
ini disebut berhasil, jika kita bisa memenuhi keperluan daging sapi potong dalam negeri.
Program swasembada ini dapat terwujud dengan baik dengan meningkatkan jumlah
populasi ternak dalam jumlah yang besar.

1.2. Rumusan Masalah

Usaha pembibitan sapi potong kurang diminati oleh peternak karena secara ekonomis
kurang menguntungkan dan dibutuhkan waktu pemeliharaan yang cukup panjang. Jarak
beranak yang berkepanjangan.

Anda mungkin juga menyukai