1. SEJARAH
RSUD Tidar Kota Magelang terletak pada jalur yang sangat strategis yaitu
yang menghubungkan tiga kota besar yaitu Semarang, Yogyakarta dan Purworejo.
RSUD Tidar Kota Magelang semula adalah milik Yayasan Zending pada masa
Sakit Umum pada tanggal 25 Mei 1932, dipimpin oleh dr. G.J. Dreckmeiers. Pada
masa pendudukan jepang di Indonesia, RSUD Tidar Kota Magelang diambil alih oleh
Magelang.
Pada tahun 1983 menjadi Rumah Sakit type C, dan pada tanggal 30 Januari 1995
Menkes No.108/Menkes/SK/I/1995.
Sakit Umum Daerah Swadana, dan pada saat ini menjadi RSUD dengan – Pola
Keputusan Walikota Magelang No. 445/39/112/ Tahun 2008. Dari sisi organisasi,
sampai saat ini sudah mengalami pergantian direktur sebanyak 14 kali dan saat ini
direktur RSUD Tidar Kota Magelang dijabat oleh dr. Sri Harso, M.Kes, Sp.S.
Sejalan dengan perkembangan rumah sakit dan tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan, maka sarana dan prasarana gedung, sumber daya manusia dan
Dari sisi mutu pelayanan RSUD Tidar Kota Magelang telah lulus akreditasi 16
Visi, Misi dan Motto RSUD Tidar Kota Magelang tertuang dalam Surat Keputusan
Direktur RSUD Tidar Kota Magelang tanggal 25 Oktober 2010 Nomor 1723 / 05.011
/ 700 / 2010.
VISI
Visi RSUD Tidar Kota Magelang : “ Terwujudnya rumah sakit yang unggul,
1. Unggul, bahwa dalam perspektif regional, Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota
Magelang kedepan akan mampu menjadi rumah sakit yang unggul di wilayah Jawa
Tengah.
kompetensi, memahami etika profesi, dan bersikap profesional serta mematuhi kode
administrasi dan etika biomedis sedangkan dalam melaksanakan fungsi bisnis yang
mengandung nilai ekonomi, tidak meninggalkan dan mengabaikan misi sosial yang
diembannya.
kelompok dengan biaya yang terjangkau dan tetap memperhatikan mutu pelayanan.
MISI
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan secara memadai
dan berkesinambungan.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, suasana kerja yang nyaman dan harmonis.
dan misi tersebut maka nilai – nilai yang dianut oleh RSUD Tidar Kota Magelang
1. Transparansi
Setiap kebijakan, program, dan kegiatan atau tindakan baik dalam manajemen,
alasan yang rasional dan di informasikan kepada mereka yang berhak mendapatkan
Setiap kebijakan, program dan kegiatan atau tindakan maupun kerjasama dibuat secara
adil dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan institusi rumah sakit dan
bukan untuk kepentingan individu atau kepentingan kelompok tertentu yang
3. Pelayanan Prima
Setiap kebijakan, program dan kegiatan atau tindakan baik dalam manajemen,
MOTTO
2. FASILITAS PELAYANAN
fasilitas rawat inap, rawat jalan, penunjang, dan administrasi. Fasilitas – fasilitas
tersebut digunakan untuk mendukung pelayanan kepada pasien. Secara rinci fasilitas
– fasilitas yang ada di RSUD Tidar Kota Magelang adalah sebagai berikut :
Pelayanan rawat jalan terdiri atas poliklinik spesialis penyakit dalam, Bedah Umum,
Bedah Orthopedi, Anak, Kebidanan dan Kandungan, Syaraf, THT, Mata, Gigi,
Pelayanan rawat inap terdiri atas 10 bangsal perawatan yaitu Bangsal Aster dan
Anyelir untuk unit umum, Bangsal B dan Bangsal F untuk penyakit bedah, Bangsal C
dan Bangsal G untuk penyakit dalam, Bangsal D untuk penyakit anak, Bangsal E untuk
penyakit dalam dan syaraf, Bangsal Perinatal dan Bangsal Kebidanan dan Kandungan.
Agustus 2011 maka mulai bulan November 2012 sudah dioperasionalkan kembali
untuk melayani pasien kelas I unit umum. Pelayanan rawat inap terbagi atas kelas
Pelayanan rawat intensif didukung oleh tenaga yang terampil untuk pasien – pasien
rawat intensif dan mulai bulan November 2012 gedung baru sudah dioperasionalkan.
Merupakan pelayanan gawat darurat yang melayani 24 jam bagi masyarakat yang
membutuhkan, dan dilayani oleh tenaga – tenaga yang terampil serta sudah
Melayani pelayanan obat selama 24 jam baik pasien umum, askes sosial (PNS)
Pelayanan yang ada disamping melayani kebutuhan gizi rumah sakit juga melayani
Pelayanan mobil ambulance ada 2 buah untuk pasien yang membutuhkan transportasi
Fasilitas peralatan medik rumah sakit pada tahun 2012 sejumlah 765 buah. Rincian
Pelayanan administrasi Visum et Repertum , Asuransi Jasa Raharja dan lain – lain.
Dari fasilitas – fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit di RSUD Tidar Kota
VIP, Hemodialisa.
pokok dan fungsi badan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota
Magelang, masing – masing jabatan struktural di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar
Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang (terlampir).
c. Rencana jangka panjang, menengah, dan pendek sebagai peningkatan mutu pelayanan
f. Laporan kerja berkala kepada Walikota tentang situasi, kondisi, dan perkembangan
g. Koordinasi dengan DKK Kota Magelang yang bersifat tukar program dan membantu
2. Jabatan sekretariat
merumuskan kebijakan Kepala Rumah Sakit dan mengawasi pelaksanaan kegiatan sub
bagian Umum dan Rumah Tangga, Kepegawaian, Diklat, dan Pelatihan hubungan
Melaksanakan kegiatan tata usaha dan sekretariat Rumah Sakit, serta mengkoordinir
dan kebutuhan pegawai. Kredensial pegawai untuk menduduki jabatan dan layanan
umum kepegawaian di lingkup Rumah Sakit dengan skala prioritas, asas tepat waktu
bagi pegawai Rumah sakit sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan SDM, serta
mengembangkan Rumah Sakit sebagai tempat penelitian bagi pegawai atau peneliti
lainnya.
kehumasan sebagai usaha Rumah Sakit untuk membina hubungan yang harmonis
dengan masyarakat.
Pada bidang pelayanan medik adalah bagian struktural yang mempunyai tugas
pelaksanaan pelayanan pada sub bagian perawatan, UGD, IBS, sanitasi Rumah Sakit,
Bidang penunjang medik adalah bagian struktural yang mempunyai tugas membantu
Kepala Rumah Sakit merumuskan kebijakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan dan
pelayanan pada sub bagian pelayanan Radiologi, Patologi, Gizi dan pelayanan
Farmasi.
Kepala bagian program dan informasi bertugas membantu Kepala Rumah Sakit
bagian rekam medik dan penyusunan program perencanaan dan evaluasi pusat
informasi terpadu.
10. Jabatan Kepala Bidang Keuangan
pelayanan pada sub bagian anggaran belanja rutin, analisis, infestasi anggaran,
1. Pengertian
Tidar Kota Magelang adalah suatu Unit kerja yang merupakan unsur pelaksana
2. Organisasi
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja IPSRS Rumah Sakit Umum Daerah
Tidar Kota Magelang, bahwa IPSRS berada dibawah koordinasi Seksi Penunjang
Medik :
dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit serta perencanaan dan
penelitian penggantian sarana prasarana Rumah Sakit sebelum habis masa pakai
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
rumah sakit.
2) Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit.
3) Menyediakan dan mengelola tenaga listrik, gas medis dan kendaraan rumah sakit.
c. Struktur Organisasi
Uraian Tugas
1) Kepala IPSRS
koordinator.
perbaikan, evaluasi dan pelaporan di bidang sarana rumah sakit meliputi ; bangunan
gedung, selasar, dan pagar termasuk halaman serta pertukangan kayu dan peralatan
mebelair.
dan pelaporan dibidang prasarana dan pengelolaan kendaraan rumah sakit yang
meliputi : Penyediaan sumber daya listrik ( PLN / Genset), Instalasi listik, penerangan,
sebagai berikut :
a. Mekanisme 1 :
melaksanakan pekerjaan tanpa harus mengganti suku cadang atau bantuan pihak lain,
b. Mekanisme 2 :
pertimbangan yang lebih besar, atau membutuhkan suku cadang, maka dibutuhkan
c. Mekanisme 3 :
1) Memerlukan suku cadang yang harganya relatif mahal dan susah dicari.
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Dental unit
Merk / Tipe G-natus
No Seri -
Ruangan Poli gigi
Waktu Selasa 23 jenuari 2018
Keluhan Tersumbat pada hand plese
Analisa Kerusakan Pada hand plese tempat keluaran airnya tidak mau keluar
yang keluar hanya udara,
1
Tindakan membersihkan karatan pada hand plese dikarenakan
Perbaikan karatan itu lah yang membuat hand plese itu tersumabat
dan tidak bisa mengeluarkan air dengan stabil, kenapa bisa
karatan, dikarenakan dokter dan perawat di poli gigi tidak
menggunakan aqua des sebagai sumber air yang mengalir
pada hand plese tersebut.
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Pasien monitor
Merk / Tipe Argus SLM
No Seri -
Ruangan Lima lantai
2 Waktu Rabu 24 jenuari 2018
Keluhan -
Analisa Kerusakan -
Tindakan Instalasi alat
Perbaikan
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat ECG
Merk / Tipe philips
No Seri -
Ruangan IGD
Waktu Sabtu 27 jenuari 2018
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat ECG
Merk / Tipe FUKUDA DENSHI
No Seri -
Ruangan IGD
Waktu Sabtu 27 jenuari 2018
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Kompresol
Merk / Tipe -
5 No Seri -
Ruangan Poli gigi
Waktu Senen 29 jenuari 2018
Keluhan Air ngk mau keluar
Analisa Kerusakan Bocor
Tindakan Ganti selang baru
Perbaikan
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Scaler
Merk / Tipe plezo
No Seri -
Ruangan Poli gigi
Waktu Selasa 30 jenuari 2018
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Vasculuminator
Merk / Tipe De Koningh
No Seri -
Ruangan Alamanda
Waktu Jum’at 2 februari 2018
Keluhan -
7 Analisa Kerusakan -
Tindakan -
Perbaikan
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat CTG
Merk / Tipe Mediam type fmso fetel monitor
No Seri -
Ruangan -
Waktu Sabtu 03 febuari 2018
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Flow metter
Merk / Tipe -
No Seri -
Ruangan Gedung lima lantai
Waktu Senin 05 febuari 2018
9 Keluhan -
Analisa Kerusakan -
Tindakan Pemasangan pada gedung lima lantai
Perbaikan
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Projektor mata
Merk / Tipe unicose
No Seri -
10 Ruangan Poli mata
Waktu Kamis 08 febuari 2018
Keluhan Mati
Analisa Kerusakan Lampu pada projector mati
Tindakan Menganti lampu pada projector mata lama dengan lampu
Perbaikan projector yang baru
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Tensimeter air raksa
Merk / Tipe Riester
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Senin 12 febuari 2018
Keluhan Rusak
11
Analisa Kerusakan Palef pada tensi rusak
Tindakan Mengganti palef lama pada tensimeter dengan yang baru
Perbaikan kemudian mengurangi air raksa yang ada didalam
tensimetter tersebut
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Tensimeter air raksa
Merk / Tipe Riester
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Senin 12 febuari 2018
Keluhan Rusak
Analisa Kerusakan Palef pada tensi rusak
11
Tindakan Mengganti palef lama pada tensimeter dengan yang baru
Perbaikan kemudian mengurangi air raksa yang ada didalam
tensimetter tersebut
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat USG
Merk / Tipe TOSIBA
No Seri -
Ruangan RADIOLOGI
Waktu Senin 12 febuari 2018
Keluhan Mouse tidak berfungsi
12
Analisa Kerusakan Sensor tidak terhubung
Tindakan Membuka terlebih dahulu mouse pada mesin USG
Perbaikan tersebut kemudian menghubungkan kembali sensor yang
menggerakan mouse tersebut,
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Tensimeter air raksa
Merk / Tipe Riester
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Selasa 13 febuari 2018
Keluhan Rusak
13
Analisa Kerusakan Air raksa tidak mau naik
Tindakan Menganti palef pada tensimeter tersebut kemudian
Perbaikan memasang tutup pada tensimeter tersebut agar air raksa
mau keluar.
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat neopuff
Merk / Tipe NEOPUFF
14 No Seri -
Ruangan PICU
Waktu Rabu 14 febuari 2018
Keluhan Oksigen tidak keluar
Analisa Kerusakan -
Tindakan Salah cara pengoprasian pada alat
Perbaikan
Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Syring pump
Merk / Tipe Terumo
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Selasa 19 febuari 2018
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Tensimeter air raksa
Merk / Tipe Riester
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Senin 12 febuari 2018
Keluhan Rusak
11
Analisa Kerusakan Palef pada tensi rusak
Tindakan Mengganti palef lama pada tensimeter dengan yang baru
Perbaikan kemudian mengurangi air raksa yang ada didalam
tensimetter tersebut
Hasil
3.2. PEMBAHASAN
A. Peralatan Life Support
a. Pasien Monitor
Pengertian Pasien Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor
vital sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa
jantung secara terus menerus.
C. BACKLIGTH:
Tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v dan 6 KV), heater current
kontrol grid voltage, arus katoda.
E. KEYPAD
Fungsinya keypad board adalah untuk mengetik dan mengisi data-data pasien yang
sedang diperiksa dan memberikan perintah-perintah untuk melakukan program
yang akan dilakukan .
b. Infan warmer
A. Pengertian Infrant Warmer
Infant berarti bayi dan Warmer berarti penghangat. Jadi Infant Warmer secara
bahasa berarti alat untuk menghangatkan bayi. Alat ini difungsikan sebagai tempat
perlindungan bagi bayi yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat
singgah sementara untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami
hipotermia. Dengan adanya panas (heater) yang dihasilkan oleh alat ini, maka bayi
yang lahir tidak normal (warna biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu tubuh yang
kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau dirasa sudah normal,
maka bayi dapat dipindah ke bed bayi biasa.
Komponen utama dari infant warmer yaitu heater dan kontrol suhu. Penghangat
pada infant warmer menggunakkan elemen kering yang suhunya dapat diatur sesuai
kebutuhan. Radiasi panas yang mengenai bayi suhunya antara 35 C - 37 C.
Sistem kontrol suhu pada infant warmer HKN-9010 ada 3 macam, yaitu pre-warm
mode, manual control, dan skin mode. Pada saat alat di tekan tombol START maka
secara otomatis alat akan masuk pada pemilihan mode pre-warm. Pada mode pre-warm
ini output panas heater ( heating ratio) telah disetting sebesar 25% sampai operator
melakukan setting suhu dengan mode lain sesuai kebutuhan.
Untuk pemilihan mode manual control, operator dapat mengatur suhu sesuai
dengan kebutuhan dengan menaikkan atau menurunkan heating ratio. Sedangkan
apabila operator memilih skin mode, maka secara otomatis alat akan disetting pada suhu
36⁰ C dengan timer yang dapat disetting.
Setting suhu dan setting timer ditampilkan pada display. Untuk menaikkan atau
menurunkan suhu dan pengaturan timer dipakai tombol up dan down.
KETERANGAN :
1. I.V.Pole : digunakan untuk menggantung botol infus dengan beban maksimal 2 kg.
2. Radiant box : dapat digerakkan secara bebas dalam keadaan horizontal
yaitu 00~900.
3. 3.Temperature controller : terdapat alarm sensor, alarm kegagalan daya, alarm
suhu berlebih, alarm penyimpangan, alarm untuk kegagalan pengaturan dan
system.
4. Infant bed : dapat disetel dalam 00~100.
5. Wheel : jumlah total 4 buah roda, 2 diantaranya memiliki rem.
6. Organic glass panel : mencegah pergeseran infant bed
7. Tray : digunakan untuk menaruh benda-benda yang dibutuhkan dengan beban
maksimal 2 kg saat alat sedang digunakan.
C. Blok diagram infrant warmer
Pada saat pesawat di On kan, maka power supply akan memberikan supply pada
semua rangkaian. Control unit berfungsi sebagai pengontrol utama dari kerja seluruh
rangkaian. Pertama dilakukan setting timer untuk lama proses alat bekerja dan setting
suhu untuk mengatur output panas yang dikeluarkan oleh heater untuk menghangatkan
bayi. Tampilan setting timer dan setting suhu ditampilkan pada display. Pada saat
tombol START ditekan maka control unit akan mengontrol kerja timer dan heater
sesuai dengan yang telah disetting. Pada saat heater bekerja, panas yang dihasilkan
disensor oleh kontrol suhu yang diletakkan pada matras bayi. Kontrol suhu ini
difungsikan agar radiasi panas yang diterima bayi di atas matras tidak berlebihan karena
hal ini sangat berbahaya. Jadi heater akan berhenti bekerja pada saat suhu setting telah
terpenuhi dan akan kembali bekerja secara otomatis ketika suhu turun. Apabila suhu
melebihi settingan atau timer sudah habis, maka control unit akan memerintahkan
heater untuk berhenti bekerja dan buzzer akan berbunyi. Alat ini dilengkapi dengan
baterai untuk menyimpan memory yang terdapat pada IC control unit jika suatu waktu
terjadi kegagalan system dan alat seketika berhenti bekerja.
3. Cara Pengoperasian
1. Hubungkan kabel power ke jala-kala PLN.
2. Tekan Switch ON pada pesawat maka power indikator akan menyala.
3. Pilih mode skin untuk pemilihan mode penghangat.
4. Setting suhu 37⁰ C dan setting timer sesuai kebutuhan. Tunggulah sampai display
suhu bawah (Real Temperatur) sama dengan suhu atas (Seted Temperatur). Setelah
sama barulah letakkan bayi.
5. Apabila waktu telah habis maka buzzer akan berbunyi
4. Kontrol standard infant warmer
1. Setting suhu Auto & Manual, dimana pada mode auto, infant warmer akan otomatis
masuk pada setting pre warming otomatis dengan parameter default yang sudah
tersimpan sebelumnya. Pada mode manual, output ratio heating sesuai dengan
pengaturan kebutuhan operator dengan menaikkan ataupun menurunkan suhu heating
ratio.
2. Skin Sensor, optional bisa diaktifkan atau tidak, sesuai dengan kebutuhan operator.
Skin sensor akan dipasang pada bayi yang juga akan ditampilkan pada menu dimana
unit infant warmer akan menyesuaikan suhu heating dengan suhu bayi.
3. Air sensor, terletak pada matras bayi yang berfungsi mengontrol radiasi panas yang
diterima bayi di atas matras tidak berlebihan karena hal tersebut sangat berbahaya.
Maka elemen heater akan berhenti bekerja pada saat suhu setting telah terpenuhi dan
akan kembali bekerja secara otomatis ketika suhu kembali turun.
4. Alarm dan timer, sebagai pengingat juga sebagai peringatan apabila salah satu dari
parameter kurang atau melebihi dari setting yang ditentukan. Alarm bisa berupa bunyi
buzzer ataupun backlight indikator yang terpasang pada unit infant warmer.
5. Examination Lamp, berfungsi sebagai lampu pemeriksaan/penerangan yang ada di
atas matras bayi, dan dapat dinyalakan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan
sewaktu-waktu.
B. Peralatan Radiologi
a. Panoramic
1. Pengertian
Panoramik merupakan salah satu foto rontgen ekstraoral yang telah digunakan
secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan
maksilofasial. Foto panoramik pertama dikembangkan oleh tentara Amerika Serikat
sebagai cara untuk mempercepat mendapatkan gambaran seluruh gigi untuk
mengetahui kesehatan mulut tentaranya. Foto panoramik juga disarankan kepada pasien
pediatrik, pasien cacat jasmani atau pasien dengan gangguan refleks. Salah satu
kelebihan panoramik adalah dosis radiasi yang relatif kecil dimana dosis radiasi yang
diterima pasien untuk satu kali foto panoramik hampir sama dengan dosis empat kali
foto intra oral.
2. Definisi
Pesawat dental x-ray panoramic
adalah suatu peralatan di bidang radiologi
yang digunakan untuk menangkap
seluruh bagian mulut dalam suatu
gambar, termasuk gigi atas dan rahang
bawah, struktur dan jaringan sekitarnya
dengan menggunakan sinar-x . umumnya
teknik yang digunakan untuk
mendiagnosa dengan cara sumber sinar-x
dan film berputar mengelilingi pasien,
gerakan film kaset berputar pada
sumbunya bergerak mengelilingi pasien,
Gambar 3.2.1 paroramic.
Sumber sinar-x dan tempat kaset bergerak secara bersamaan dan berlawanan
satu sama lain. Pengertian panoramic radiografi ( E. Langland , 1982) , panoramic
berasal dari kata panorama yang artinya pemandangan yang luas dan indah , sedangkan
panoramic dalam arti radiografi adalah teknik pemeriksaan untuk mendapatkan
gambaran gigi geligi berikut mandibula dan maxilla. Istilah panoramic ini dimulai di
kenal tahun 1959 saat S.S White Company di Amerika Utara memperkenalkan
pesawat panorex/panoramic, yang mana sekarang di kenal dengan pesawat panoramic.
Radiograf panoramik adalah scanning gigi X-ray panorama rahang atas dan
bawah. Ini menunjukkan tampilan dua dimensi dari setengah lingkaran dari telinga ke
telinga. Radiografi panoramik adalah bentuk tomography; dengan demikian, gambar
dari beberapa pesawat yang diambil untuk membuat gambar panorama komposit, di
mana rahang atas dan rahang bawah berada di palung fokus dan struktur yang dangkal
dan mendalam untuk palung adalah kabur.
Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah
gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila
dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap minimal dari
detail anatomi pada sisi kontralateral.14,15 Radiografi panoramik adalah sebuah teknik
dimana gambaran seluruh jaringan gigi ditemukan dalam satu film.
Foto panoramik dikenal juga dengan panorex atau orthopantomogram dan me
njadi sangat popular di kedokteran gigi karena teknik yang simple, gambaran mencaku
p seluruh gigi dan rahang dengan dosis radiasi yang rendah. Foto panoramik dapat me
nunjukkan hasil yang buruk dikarenakan kesalahan posisi pasien yang dapat menyeba
bkan distorsi.
3. PRINSIP KERJA
c. Persiapan Operator :
1. Operator memakai pakaian pelindung.
2. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari sumber x-ray
ketika waktu penyinaran.
3. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk memastikan tidak ada
pergerakan.
4. Matikan alat setelah selesai digunakan dan kembalikan letak posisi kepala pada
tempatnya.
5. Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses.
6. Efek Samping
Seperti pencitraan medis menggunakan radiasi pengion, akan ada tingkat
kerusakan pengion langsung dan tidak langsung kerusakan akibat radikal bebas yang
diciptakan selama ionisasi molekul air dalam sel. Perkiraan kasar dari risiko kanker
fatal akibat radiograf panoramik adalah sekitar 1 di 1.000.000. [3] Usia orang yang
dicitrakan akan mengubah risiko, dengan orang-orang muda memiliki risiko sedikit
lebih tinggi. Mis 1 di 1.000.000 risiko akan dua kali lipat untuk seseorang dalam
kelompok 10-20 usia.
C. Peralatan Diagnostik
A. Dental unit
a. Pengertian
Dental unit merupakan alat kesehatan, pada Undang Undang kesehatan No 36 Tahun
2009 Pasal 4 Tentang Alat kesehatan yang menjelaskan bahwa alat kesehatan adalah
instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat dental unit adalah adalah suatu alat yang
dipakai oleh dokter gigi untuk membantu pemeriksaan dan kemudian menentukan terapi
apa yang dapat diberikan kepada pasien. Secara umum untuk membantu perawatan gigi
dan mulut ( pengeboran, penambalan, pembersihan, dan pemeriksaan ).
Gambar 3.3.1 : tipe fixed pedestal Gambar 3.3.2 : Tipe chair mointaid
3. Dental Light
Ciri-ciri :
o Bentuknya seperti lampu yang tangkainya bisa digerak-gerak, serta bisa
ditongakkan atau ditundukkan sesuai kenyamanan operator saat pemeriksaan
atau perawatan.
Kegunaan: Sebagai sumber penerangan atau penyinaran yang digunakan dokter gigi
dalam memeriksa rongga mulut pasien. Dental light bisa digantikan dengan head lamp
jika tidak ada.
Pemeliharaan: desinfeksi handle sampai bagian ujungnya serta bur setelah digunakan.
7. Dental Stool
Ciri-ciri :
o Kedudukannya terbuat dari busa yang dilapisi bahan dari kulit dan dapat
berputar 360 derajat.
o Kursi bisa dinaik-turunkan sesuai kenyamanan operator.
o Bentukmya bermacam-macam sesuai dengan kenyamanan operator dalam
bekerja.
Kegunaan: Sebagai tempat duduk bagi operator dalam melakukan pemeriksaan dan
perawatan.
8. Separator
Ciri-ciri :
o Terbuat dari logam
o Biasanya terletak di lantai belakang atau samping kiri dental chair.
Kegunaan: Sebagai media penggerak 3 sumber gerak pada dental unit.
Pemeliharaan: periksa separator selema satu bulan sekali
Keterangan: tidak kritis
9. Foot Controller
Ciri-ciri :
o Terbuat dari logam atau non-logam
o Mempunyai tombol yang mempunyai fungsinya masing-masing
o Digerakkan dengan kaki operator
Kegunaan: Untuk mengatur kecepatan sumber penggerak pada dental unit
menggunakan kaki operato.r
Pemeliharaan: Periksa foot controller satu bulan sekali dan bersihkan setelah pemakaian
Istilah “mesin anestesi” adalah tradisional berlaku untuk suatu perlengkapan yang
mengirimkan oksigen dan agen bersifat gas dan/ atau cairan yang mudah menguap.
Yang dimaksud dengan peralatan anestesi adalah alat-alat anestesi dan perlengkapannya
yang digunakan untuk memberikan anestesi umum secara inhalasi.
Mesin anestesi adalah peralatan yang digunakan untuk memberikan anestesi inhalasi.
Fungsi mesin anestesia ialah menyalurkan gas atau campuran gas anesthetic yang aman ke
rangkaian sirkuit anesthetic yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa
campuran gas dari pasien.
Mesin yang aman dan ideal ialah mesin yang memenuhi persyaratan berikut:
4. Bertekanan rendah
Mesin anestesia sebelum digunakan harus diperiksa apakah berfungsi dengan baik atau
tidak. Beberapa petunjuk dibawah ini perlu diperhatikan.
1. Periksa mesin dan peralatan kaitannya secara visual apakah ada kerusakan atau tidak,
apakah rangkaian sambungannya benar.
2. Periksa alat penguap apakah sudah terisi obat dan penutupnya tidak longgar atau
bocor.
3. Periksa apakah sambungan silinder gas atau pipa gas ke mesin sudah benar.
3. Inlet Pipa
Oxygen, nitrous oxide, dan sering udaa dialirkan dari suplai sentra ke ruang operasi
melewati jaringan pemipaan. Selangnya diberi kode warna dan menghubungkan ke mesin
anestesi melalui fitting diameter-index safety system (DISS) yang tidak akan tertukar.
Sebuah saringan menangkap debu dari suplai dinding dan katup satu arah mencegah aliran
balik dari gas ke suplai pemipaan. Harus diperhatikan bahwa beberapa mesin memiliki
oxygen (pneumatic) power outlet yang digunakan untuk ventilator atau untuk oxygen
flowmeter tambahan. Fitting DISS untuk oxygen inlet dan oxygen power outlet identik
dan tidak boleh tertukar.
4. Inlet Silinder
Mirip dengan pipa, silinder ditempelkan ke mesin melalui hangeryoke yang
menggunakan pin index safety system untuk mencegah kesalahan. Komponen yoke
meliputi pin, washer, saringan gas, dan katup pencegah aliran balik. Silinder E yang
ditempelkan ke mesin anestesi adalah sumber gas medis tekanan tinggi dan hanya
digunakan sebagai cadangan kalau suplai pipa tidak memadai/gagal. Beberapa mesin
memiliki dua silinder oxygen, jadi satu silinder dapat digunakan ketika yang kedua sedang
diganti. Tekanan silinder biasanya diukur dengan Bourdon pressure gauge. Sebuah selang
fleksibel didalam gauge ini akan menegang jika terkena tekanan gas, yang akan
mendorong roda gigi untuk memutar jarum penunjuk.
Semua mesin memiliki sensor suplai oxygen tekanan rendah yang mengaktifkan pluit gas
atau bunyi alarm ketika tekanan gas inlet jatuh dibawah ambang (biasanya 20-35psig).
Harus ditekankan bahwa alat pengaman ini tidak melindungi terhadap penyebab hipoksia
yang lain.
3. Flow Valves & Meters
Ketika tekanan telah diturunkan ke level aman, setiap gas harus melewati flow-control
valve dan diukur dengan flowmeter sebelum bercampur dengan gas lain, lalu memasuki
vaporizer dan keluar dari mesin melalui common gas outlet. Jalur gas yang dekat ke flow
valve dipandang sebagai circuit yang bertekanan tinggi dimana yang berada diantara flow
valve dan common gas outlet dipandang sebagai bagian circuit bertekanan rendah. Ketika
tombol dari flow-control valve diputar berlawanan jarum jam, sebuah jarum pada valve
berpindah dari tempatnya dan membiarkan gas mengalir melalui valve. Adanya
penghentian di posisi full-off dan full-on mencegah kerusakan valve. Touch- dan color-
coded tombol kontrol membuat lebih sulit untuk membuka gas yang salah on atau off.
Sebagai pengaman tambahan, tombol oxygen biasanya lebih besar dan menonjol keluar
dibandingkan tombol yang lain, dan posisinya lebih ke kanan.
Flowmeter pada mesin anestesi diklasifikasikan sebagai constant-pressure variable-orifice
atau electronic flowmeter. Pada constant-pressure variable-orifice flowmeter, sebuah bola
indikator, bobbin atau float yang diapungkan oleh aliran gas melalui tabung (Thorpe tube)
yang dindingnya (bore) diberi penanda angka. Dekat bawah tabung, dimana diameternya
kecil, gas aliran rendah akan memberikan tekanan yang cukup dibawah float untuk
mengangkatnya di dalam tabung. Ketika float terangkat, diameter tabung melebar,
memungkinkan lebih banyak gas untuk melewati float. Float akan berhenti terangkat ketika
beratnya terangkat hanya oleh perbedaan tekanan diatas dan dibawahnya.
Flowmeter dikalibrasikan untuk spesifik gas, karena alilran melewati celah ergantung dari
viskositas gas pada aliran laminar lambat dan densitasnya pada aliran turbulen yang cepat.
Untuk meminimalisir efek dari friksi antara gas dan dinding tabung, float diidesain untuk
berotasi konstan, hingga tetap di tengah tabung. Pelapisan bagian dalam tabung dengan zat
konduktiv akan mengurangi efek listrik statis. Beberapa flowmeter mempunyai dua tabung
kaca, satu untuk aliran lambat dan satu lagi untuk aliran cepat. Kedua tabung tersusun serial
dan tetap dikontrol oleh satu katup. Desain dual taper memungkinkan sebuah flowmeter
untuk dapat mengukur aliran lambat dan cepat. Penyebab malfungsi flowmeter antara lain
adanya kotoran dalam tanbung, tabung yang tidak lurus secara vertikal dan float yang
menempel di puncak tabung.
Jika terdapat kebocoran di atau setelah flowmter oksigen, campuran gas hipoksik dapat
terkirim ke pasien. Untuk mengurangi resiko, flowmeter oksigen selalu diposisikan lebih
hilir dibandingkan flowmeter yang lain (paling dekat ke vaporizer).
Beberapa mesin anestesi mempunyai pengontrol aliran dan pengukuran secara elektronik
(cth Datex-Ohmeda S/5 Avance. Pada keadaan ini terdapat cadangan flowmeter
konvensional untuk oksigen. Model lain memiliki flowmeter konvensional tetapi
pengukuran elektronik. (Draeger 6400) dan tampilan digital (Draeger Fabius GS) atau
tampilan digital/grafis (Datex-Ohmeda S/5 ADU. Jumlah penurunan tekanan yang
disebabkan oleh restriktor flowmeter adalah dasar pengukuran dari aliran gas pada sistem
ini. Pada mesin-mesin ini, oksigen, nitrous oxida, dan udara masing-masing memiliki alat
pengukuran aliran elektronik yang berbeda sebelum akhirnya bercampur.
4. Vaporizer (Penguap)
Anestetik volatil (seperti halothan, isoflurane, desflurane atau sevoflurane) harus
diuapkan sebelum dikirimkan ke pasien. Vaporizer mempunyai knob yang dikalibrasikan
untuk konsentrasi yang secara tepat menambahkan anestetik volatril ke campuran aliran
gas dari seluruh flowmeter. Terletak antara flowmeter dan common gas outlet. Lebih lanjut,
kecuali mesin hanya bisa menampung satu vaporizer, semua mesin anestesi harus
mempunyai alat interlocking atau ekslusi untuk mencegah penggunaan lebih dari satu
vaporizer secara bersamaan.
Pada temperatur tertentu, melekul dari zat volatil dalam tempat tertutup akan berdistribusi
dalam fase cair dan gas. Molekul gas menghantam dinding kontainer, menciptakan tekanan
uap dari zat itu. Makin tinggi temperaturnya, makin tinggi kecendrungan molekul berubah
dari cair ke gas, dan makin tinggi tekanan uapnya. Penguapan memerlukan energi, yang
didapat dari kehilangan panas dari fase cair. Ketika penguapan berlangsung, temperatur zat
cair turun dan tekanan uap menurun hingga terdapat kalor yang dapat masuk ke sistem.
Vaporizer memiliki ruangan dimana gas pembawa akan larut bersama zat volatil.
e. Sirkuit Pernapasan
Sistem pernafasan yang paling sering digunakan di mesin anestesi adalah sistem
lingkar. Sirkuit Bain kadang-kadang digunakan. Penting untuk dicatat bahwa komposisi
gas pada common gas outlet dapat dikontrol secara tepat dan cepat dengan mengatur
flowmeter dan vaporizer. Berlawanan dari itu, komposisi gas, khususnya konsentrasi
volatil anestetik, pada sirkuit pernafasan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor
yang lain, termasuk pemgambilan zat anestetik di paru-paru pasien, minute ventilation,
aliran gas total , volume sirkuit pernafasan , dan adanya kebocoran gas. Penggunaan aliran
gas tinggi selama induksi dan bangun menurunkan efek dari variabel-variabel tersebut dan
dapat mengurangi perbedaan antara konsentrasi zat anestesi di fresh gas outlet dan sistem
lingkar. Pengukuran dari gas anestesi yang diinspirasi dan diekspirasi berkontribusi
terhadap manajemen anestetik.
1. Desain Sirkuit Ventilator
Ventilator tradisional pada mesin anestesi memiliki desain double-circuit system dan
ditenagai secara pneumatis dan dikontrol secara elektronik. Mesin baru jugga memakai
kontrol mikroprosessor yang bergantung pada sensor aliran dan tekanan yang canggih.
Kemampuan ini melahirkan banyak mode ventilator, elektronik PEEP, modulasi volume
tidal, dan perbaikan alat keamanan. Beberapa mesin anestesi (Draeger Fabius Gs dan6400)
memiliki ventilator yang menggunakan desain piston sirkuit tunggal.
b. Ventilator Piston
Pada desain piston, ventilator menggantikan piston yang digerakkan secara elektris.
Keuntungan utama dari ventilator piston ialah kemampuannya untuk memberikan volume
tidal yang akurat pada pasien dengan komplians paru yang buruk dan kepada pasien yang
sangat kecil. Selama ventilasi kontrol volume, piston bergerak dalam kecepatan konstan
dimana selama ventilasi kontrol tekanan, piston bergeral dengan kecepatan yang menurun.
Seperti bellow, piston terisi dengan gas dari sirkuit pernafasan. Untuk mencegah
dihasilkannya tekanan negatif yang signifikan selama downstroke dari piston, konfigurasi
sistem lingkar dari diubah. Ventilator juga harus memiliki katup relief tekanan negatif
(Draeger Fabius GS) atau mampu untuk menghentikan downstroke piston jika tekanan
negatif dideteksi (Draeger Narkomed 6400). Pemasangan dari katup relief tekanan negtarif
pada sirkuit pernafasan dapat memberikan resiko terperangkapnya udara dan potensi
pelarutan oksigen dan konsentrasi volatil anestetik jika pasien bernafas selama ventilasi
mekanis dan aliran fresh gas rendah.
c. Katup Buang
Ketika ventilator digunakan pada mesin anestesi, katup APL pada sistem lingkar harus
dihilangkan fungsinya atau diisolasi dari sirkuit. Sebuah switch “bag/ventilator”
menyelesaikan masalah ini. Ketika switch ke tipe “bag”, ventilator dikeluarkan dan
ventilasi spontan/manual dapat dilakukan. Ketika diputar ke “ventilator’ kantong
pernafasan dan APL dikeluarkan dari sirkuit pernafasan. Katup APL dapat secara otomatis
dikeluarkan pada beberapa mesin baru ketika ventilator dihidupkan. Ventilator memiliki
katup pressure-relief (pop-off) yang disebut katup buang, yang secara pneumatis akan
tertutup selama inspirasi, jadi tekanan positif dapat dihasilkan. Selama ekshalasi, gas
bertekanan akan diventilasikan keluar dan katup buang ventilator tidak lagi tertutup, bellow
ventilator atau piston terisi selama ekspirasi dan katup buang terbuka ketika tekanan sistem
lingkar meningkat. Perlengketan pada katup ini menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan jalan nafas yang abnormal selama ekshalasi.
1. Carbondioksida Absorber
Carbon dioksida absorbent (Pengisap CO2) Rebreathing gas alveolar memelihara panas
dan kelembaban. CO2 pada gas yang dihembuskan harus dihilangkan untuk mencegah
hiperkapni. Secara kimiawi CO2 bergabung dengan air untuk membentuk asam karbonat.
CO2 absorbent (seperti sodalime atau baralime) mengandung garam hidroksida yang
mampu menetralkan asam karbonat. Produk akhir reaksi meliputi panas (termasuk panas
netralisasi), air dan kalsium karbonat. Sodalime adalah CO2 absorbent yang umum dan
mampu menyerap untuk 23 L CO2 per 100 g absorbent.
Perubahan warna dari sebuah indikator pH oleh peningkatan konsentrasi ion hidrogen
memberi tanda terpakainya alat penyerap. Absorbent harus diganti bila 50-70 % telah
berubah warna. Meskipun butiran yang telah digunakan dapat kembali ke warna aslinya
jika diistirahatkan, tetapi pemulihan kapasitas CO2 absorbent yang terjadi tidak signifikan.
Ukuran butiran menunjukkan dengan daya serap permukaan yang tinggi dari butiran-
butiran kecil dan aliran gas dengan resistensi yang rendah dari butiran-butiran yang besar.
Garam-garam hidroksida mengiritasi kulit dan selaput lendir. Meningkatkan kekerasan
sodalime dengan menambahkan silika meminimalkan resiko menghirup debu natrium
hidrokida. Karena kapur barium hidroksida memasukkan air ke dalam struktur tersebut (air
kristal), sehingga cukup keras tanpa silika. Tambahan air ditambahkan untuk kedua
absorbent selama pembungkusan untuk memberi kondisi yang optimal untuk pembentukan
asam karbonat. Sodalime komersial memiliki kandungan air 14 – 19 %. Butiran penyerap
dapat menyerap dan kemudian melepaskan sejumlah volatile anestesi (anestesi yang mudah
menguap) secara signifikan.
Alat ini dapat merespon untuk induksi yang tertunda atau muncul. Sodalime yang lebih
kering besar kemungkinan akan menyerap dan mengurangi anestesi inhalasi.Carbon
dioksida absorbers Butiran-butiran penyerap yang terkandung dalam satu atau dua tabung
yang melekat antara kepala dan alas lapisan. Bersama-sama, unit ini disebut absorbers
(gambar 18). Meskipun besar, tabung ganda memungkinkan penyerapan CO2 yang lebih
lengkap, frekuensi perubahan absorbent lebih sedikit/tidak banyak, dan resistensi aliran gas
lebih rendah. Untuk memastikan penyerapan lengkap, tidal volume pasien tidak boleh
melebihi volume udara ruang antara butiran penyerap, yang kurang lebih sama dengan 50%
dari kapasitas penyerap. Indikator pewarna dapat dipantau melalui dinding transparan
penyerap. Terpakainya penyerap biasanya pertama terjadi pada lokasi dimana gas
dihembuskan memasuki penyerap dan sepanjang dinding tabung yang halus. Absorbers
generasi yang lebih baru dapat digunakan hingga CO2 ditemukan dalam gas yang dihirup
yang dapat diamati pada monitor gas anestesi, yang menunjukkan saatnya tabung untuk
diganti.
a. Spirometer
Spirometer, juga disebut sebagai respirometer, digunakan untuk mengukur volume
ekshalasi tidal di sirkuit pernafasan di semua mesin anestesi, biasanya dekat katup
ekshalasi. Beberapa mesi juga mengukur volume tidak inspirasi didekat katup inspirasi
(Datex-Ohmeda Aestiva/5) atau yang sebenarnya diberikan ke pasien dan volume tidal
ekshalasi pada Y connecttor yang tersambung ke jalan nafas pasien (cth. Datex-Ohmeda
S/5 ADU).
Cara yang sering adalah menggunakan kincir yang berotasi di lengan ekspiratori di depan
katup ekspirasi dari sistem lingkar.
Aliran gas melewati kincir dalam respirometer menyebabkan rotasi mereka, yang diukur
secara elektronik, fotoelektrik, dan mekanis. Variasi yang lain menggunakan prinsip turbin
ini, volumeter atau displacement meter didesain untuk mengukur pergerakan dari sejumlah
gas pada waktu tertentu.
Perubahan pada volume tidal ekshalasi biasanya menunjukkan adanya perubahan di
setting ventilator, tapi juga dapa karena kebocoran sirkuit, sambunan terlepas, atau
malfungsi ventilator. Spirometer rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inersia,
gesekan, dan pengembunan air. Lebih lanjut, pengukuran dari volume tidal ekshalasi pada
tempat ini di lengan ekspirasi termasuk gas yang tidak diberikan kepada pasien (hilang ke
sirkuit). Perbedaan antara volume gas yang diberikan ke pasien dan volume gas yang
sebenarnya mencapai pasien menjadi sangat signifikan dengan long compliant breathing
tube, pernafasan yang cepat, dan tekanan airway yang tinggi. Masalah ini paling tidak dapat
dipecahkan sebagian dengan mengukur volume tidal pada Y connector di jalan nafas
pasien.
Sebuah hot-wire anemometer (Drager Fabius GS) menggunakan kawat platinum yang
dihangatkan secara elektris didalam aliran gas. Efek pendinginan dari peningkatan
alirangas pada kawat elektroda menyebabkan perubahan tahanan listrik. Pada anemometer
tahanan-konstan, aliran gas ditentukan dari jumlah arus listrik yang dibutuhkan untuk
menjaga suhu kabel tetap konstan (dan tahanan). Kerugian nya termasuk tak mampu
untukmendeteksi aliran balik dan kemungkinan dari kawat yang dihangatkan tadi menjadi
sumber api yang potensial untuk semburan api di selang pernafasan.
Sensor aliran ultrasonik berdasar kepada diskontinuitas dari aliran gas yang dihasilkan
oleh turbulensi. Beam ultrasonik yang ke hulu dan hilir menghasilkan kristalk
piezoelektrik, yang ditransmisikan pada suduh aliran gas. Perubahan frekuensi Doppler
pada beam proporsional terhadap kecepatan aliran di sirkuit pernafasan. Keuntungan utama
adalah tidak ada bagian bergeak dan tidak tergantung dari desitas gas.
Mesin dengan flowmeter variable-orifice biasanya memakai dua sensor. Satu mengukur
aliran pada lubang inspirasi pada sistem pernafasan dan yang lainnya mengukur aliran pada
lubang ekspirasi. Sensor-sensor ini menggunakan perubahan pada diameter internal untuk
menghasilkan penurunan tekanan yang proporsional terhadap aliran gas melewati sensor.
Tabung transparan menghubungkan sensor ke transducer perbedaan tekanan didalam mesin
anestesi (Datex-Ohmeda 7900 Smart Vent). Bagaimanapun juga, karena pengembunan
yang banyak, dapat terjadi kegagalan sensor jika sensor digunakan dengan sirkuit yang
dihangatkan dan dilembabkan.
Sebuah pneumotachograph adah flowmeter fixed orifice yang dapat berfungsi sebagai
spirometer. Sebuah ikatan paralel dari tabung diameter-kecil in ruang (Fleisch
pneumotachograph) atau mesh screen memberikan sedikit hambatan aliran. Tekanan turun
melewati hambatan ini di deteksi Oleh sebuah transduser perbedaan tekanan yang
proporsional terhadap derajat aliran. Integrasi dari derajat aliran dari waktu ke waktu
menghasilkan volume tidal. Lebih lanjut, analisis dari tekanan, volume dan hubungan
waktu akan menghasilkan informasi yang berharga mengenai mekanika paru dan jalan
nafas. Ketidak akuratan karena kondensasi air dan perubahan temperatur membatasi
kegunaan klinis dari monitor-monitor ini hingga adanya modifikasi dari desain untuk
mengatasi masalah ini. Sebuah modifikasi menggunakan dua tabung Pilot pada Koneksi Y.
(cth. Datex-Ohmeda D-lite and Pedi-lite sensor). Aliran gas melalui sensor menciptakan
perbedaan tekanan antara tabung Pilot. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk mengukur
aliran, arah aliran dan tekanan jalan nafas. Gas pernafasan di sampling terus-menerus untuk
mengkoreksi pembacaan aliran untuk perubahan densitas dan viskositas.
b. Tekanan Sirkuit
Pengukur tekanan atau sensor elektrik biasanya digunakan untuk mengukur tekanan sirkuit
pernafasan diantaran katup unidiraksional ekspiratori dan inspiratory; lokasi tepatnya
tergantung model mesin anestesi. Tekanan sirkuit pernafasan biasanya merefleksikan
tekanan jalan nafas jika diukur dekan dengan jalan nafas pasien. Pengukuran yang paling
akurat adalah ada koneksi Y (cth D-lite dan Pedi-lite sensor). Peningkatan tekanan jalan
nafas dapat menunjukkan perburukan komplians pulmoner, peningkatan volume tidal atau
hambatan pada sirkuit pernafasan, tabung trakeal, atau jalan nafas pasien. Penurunan
tekanan mungkin menunjukkan perbaikan komplians, penurunan volume tidal, atau
kebocoran di sirkuit. Jika tekanan sirkuit diukur pada absorber CO2, tidak selalu
mencerminkan tekanan pada jalan nafas pasien. Sebagai contoh, meng klem lengan
ekspirasi pada tabung pernafasan selama ekspirasi akan mencegah nafas pasien keluar dari
paru. Meskipun ada peningkatan tekanan jalan nafas, pengukur tekanan di absorber akan
terbaca nol karenan adanya katup satu arah.
Beberapa mesin menggunakan auditori fedback untuk perubahan tekanan selama
penggunaan ventilator (Drager "Respitone" dan Datex-Ohmeda "AudiTorr")
f. Ventilator
Ventilator digunakan secara ekstensif di ruang operasi (OK) dan di Intensive Care Unit
(ICU). Semua mesin anestesi modern dilengkapi dengan ventilator. Dari sejarahnya,
ventilator OK lebih sederhana dan lebih kecil dibantingkan yang di ICU. Perbedaannya
menjadi makin tak jelas karena perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan “ventilator
model ICU” untuk pasien-pasien sakit kritis yang datang ke OK. Ventilator dari beberapa
mesin anestesi modern sudah sama canggihnya dengan ventilator ICU dan hampir memiliki
kemampuan yang sama. Setelah mendiskusikan beberapa prinsip dasar ventilator, bagian
ini akan mengulas penggunaan ventilator berhubungan dengan mesin anestesi.
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan perbedaan gradien tekanan antara
jalan nafas proximal dan alvoli. Ventilator terdahulu mengandalkan dari pemberian tekanan
negatif disekitar ( dan didalam) dada (cth. Iron lung), dimana ventilator modern
menciptakan tekanan positif dan aliran gas pada jalan nafas atas. Fungsi ventilator paling
baik dijelaskan dalam empat fase dari siklus ventilasi; inspirasi, transisi dari inspirasi ke
ekspirasi, ekspirasi, dan transisi dari ekspirasi ke inspirasi. Meskipun terdapat beberapa
klasifikasi skema, yang paling umum berdasarkan karakteristik fase inspirasi dan metode
siklus dari inspirasi ke ekspirasi. Klasifikasi yang lain seperti sumber tenaga (cth.
Pneumatic-high pressure, pneumatic-Venturi, atau elektrik), desain (single-circuit system,
double-circuit system, rotary piston, linear piston), dan mekanisme kontrol (cth. Elektronik
timer dan mikroprosessor).
1. Fase Inspirasi
Selama inspirasi, ventilator menghasilkan volume tidal dengan memproduksi aliran gas
melewati sebuah gradien tekanan. Mesin menghasilkan tekanan konstan (generator tekanan
konstan) atau aliran gas konstan (generator aliran konstan) selama inspirasi tanpa
memandang perubahan pada mekanika paru. Generator non konstan menghasilkan tekanan
atau aliran gas yang bervariasi selama siklus tetapi tetap konsisten dari nafas ke naas.
Sebagai contoh, ventilator yang menghasilkan pola aliran yang menyerupai setengah siklus
dari gelombang sine (cth. Ventilator rotary piston), akan diklasifikasikan sebagai generator
aliran non konstan.
3. Fase Ekspirasi
Fase ekspirasi dari ventilator biasanya menurunkan tekanan jalan nafas hingga level
atmosfir atau volume yang ditentukan dari PEEP. Ekshalasi adalah pasif. Aliran keluar dari
paru ditentukan oleh hambatan jalannafas dan komplians paru. PEEP biasanya dihasilkan
dengan mengubah mekanisme katup pegas atau penekanan pneumatik dari katup ekshalasi
(spill).
Beberapa mekanisme telah dibuat untuk mesin anestesia yang baru untuk menurunkan
perbedaan volume tidal. Selama self-checkout elektronis yang awal, beberapa mesin
mengukur komplians total dari sistem dan pengukuran ini digunakan untuk menyesuaikan
pergerakan bellow dan piston; kebocoran juga diukur tapi biasanya tidak dikompensasi.
Metode pengkompensasian atau modulasi dari volume berbeda tergantung model dan
pabrik pembuatnya. Dalam sebuah desain (Datex-Ohmeda Aestiva/5), sensor aliran
mengukur volume tidal yang diberikan pada katup inspirasi untuk beberapa nafas pertama
dan menyesuaikan aliran volume gas berikutnya untuk (penyesuaian preemptive). Sebagai
penggantinya, mesin yang menggunakan kontrol elektronik dari aliran gas dapat
memisahkan aliran gas segar dari volume tidal dengan pemberian aliran gas segar selama
ekshalasi (Draeger Julian). Terakhir, fase inspirasi dari aliran gas segar ventilator dapat
dipisahkan melalui katup decoupling menuju kantong pernafasan, yang dikeluarkan dari
sistem lingkar selama ventilasi (Draeger Fabius GS dan Narkomed 6400). Selama ekshalasi
katup decoupling terbuka, dan mengizinkan fas segar yang disimpan sementara di kantong
pernafasan memasuki sirkuit pernafasan.
B. Meja Operasi
A. Operating Table (Meja Operasi)
Meja operasi
Meja bedah
b. Komponen Alat
Matras
Pengatur posisi
Sistim hidraulik
Rem
Aksesoris
c. Prinsip Kerja Operating Table
Keterangan :
Lensa okuler (eyepiece) : Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif
Pemutar lensa objektif (Revolving nosepiece) : Untuk memutar objektif sehingga
mengubah perbesaran
Tabung pengamatan / tabung okuler (Observation tube) : untuk menghubungkan lensa
okuler dengan lensa objektif
Meja benda (Stage) : untuk meletakan kaca objek
Condensor (Condenser) : Untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif
Lensa objektif (Objective lense) : Untuk memperbesar spesimen
Pengatur kekuatan lampu (Brightness adjustment knob) : Untuk memperbesar dan
memperkecil cahaya lampu
Tombol daya (Main switch)
Cincin pengatur diopter (Diopter adjustmet ring) : Untuk menyamakan fokus antara
mata kanan dan kiri
Pengatur jarak interpupillar (Interpupillar distance adjustment knob)
Penjepit kaca objek/spesimen (Specimen holder)
Sumber cahaya (Illuminator)
Sekrup pengatur vertikal (Vertical feed knob) :Untuk menaikkan atau menurunkan kaca
objek
Sekrup pengatur horizontal (Horizontal feed knob) : Untuk menggeser ke kanan / kiri
objek glas
Sekrup fokus kasar (Coarse focus knob) : Untuk menaik turunkan meja objek (untuk
mencari fokus) secara kasar dan cepat
Sekrup fokus halus (Fine focus knob) : Untuk menaik turunkan meja benda secara halus
dan lambat
sekrup pengencang tabung okuler (Observation tube securing knob)
sekrup pengatur kondenser (Condenser adjustment knob) : Untuk menaik-turunkan
kondensor
kaki mikroskop : sebagai alas tempat tumpuan mikroskop berdiri
Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, untuk mengatur banyaknya cahaya yang
masuk ke objek.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan bentuk pengembangan dari mikroskop optik. Mikroskop
ini khusus digunakan untuk objek objek makroskopis. Mikroskop ini hanya mampu
memperbesar objek 7 hingga 70 kali perbesaran. Mikroskop stereo menggunakan dua
jenis lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Mikroskop ini memiliki beberapa
keunggulan yaitu gambar objek yang dihasilkan dalam bentuk 3 dimensi, hasil
perbesaran objeknya terlihat lebih tajam, sumber pencahayaan yang berasal diatas juga
membuat objek yang relatif tebal dapat diamati dengan jelas. Dan kelemahan
mikroskop ini tidak dilengkapi dengan kondensor ataupun diafragma seperti pada
mikroskop lainnya. (Anne , 2012).
C. Urine Analizer
a. Urinalux Siemens
5. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
6. Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih),
urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih.
Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika
dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan
menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih
basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
7. Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen
(ureum,
kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah,
badanketon zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium,
sulfat,Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat
abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
8. Volume urin normal per hari adalah 900 – 1400 ml, volume tersebut dipengaruhi
banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah
air minum, hormon ADH, dan emosi.
b. Bagian-bagian Alat
pH 620 nm / 557 nm
Leukosit 557 nm
Nitrit 557 nm
Glukosa 557 nm
Keton 557 nm
Urobilinogen 557 nm
Bilirubin 557 nm
Protein 557 nm
Cara Perawatan
Tempat meletakkan strip harus dibersihkan setelah setiap penggunaan.
Instrumen ini diatur untuk mengingatkan Anda untuk membersihkan meja
setelah setiap 50 strip.
F. Peralatan Terapi
a. Hemodialisa
Pengertian Haemodialisis
Hemodialisa berasal dari kata hemo yang berarti darah,dan dialisa yang
berarti pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah
berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu
membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan
zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses
berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel (Pardede,
1996).
Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal akut,
gagal ginjal kronis, dan gagal ginjal terminal melalaui mesin. Hemodialisis
temasuk jenis membran dialisis selain cangkok ginjal. Kelebihan dengan
hemodialisis adalah pasien hanya datang ke rumah sakit minimal 2 kali
perminggu sedangkan cangkok ginjal hanya dapat digantikan dengan ginjal asli
yang diberikan oleh donor ginjal.
Indikasi Klinis
1. Sindrom uremia yang mencolok, kesadaran menurun, dll.
2. Hidrasi yang berlebihan yang tak dapat diatasi dengan cara lain.
Indikasi Biokimiawi
1. Ureum lebih atau sama dengan 150 mg%.
2. Kalium sama atau lebih dari 7 mEq/l.
3. Plasma bikarbonat sama atau lebih rendah dari 12 mEq/l.
Tujuan Hemodialisa
Sebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyai tujuan :
Proses Hemodialisa
Dalam kegiatan hemodialisa terjadi 3 proses utama seperti berikut :
Jika kedua proses ini digabungkan, maka akn didapatkan darah yang
bersih setelah dilewatkan melalui dialyzer. Prinsip inilah yang digunakan pada
mesin hemodialisis modern, sehingga keefektifitasannya dalam menggantikan
peran ginjal sangat tinggi.
Komplikasi Penyebab
Komplikasi Hemodialisa
c. Ultrasound Terapi