Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kita sering mendengar pertanyaan, “Apakah penyakit ini menurun?”
Dalam beberapa hal, pertanyaan tersebut tidak tepat. Faktor intrinsic hampir
selalu terlibat dalam penyakit. Karena itu sebaiknya pertanyaan tersebut
diungkapkan sebagai berikut, “Sampai seberapa jauhkah pentingnya faktor
keturunan pada penyakit ini?” Walaupun pada penyakit infeksi yang jelas
penyebabnya eksogen, faktor genetik dapat dan mempengaruhi kepekaan
terhadap agen yang menular tersebut dan terhadap pola penyakit yang
ditimbulkannya.
Berdasarkan alasan analitis, genetika terutama terpusat pada ciri-ciri
yang di dalamnya hereditas tampak menonjol dan faktor lingkungan dapat
diabaikan. Tetapi hal ini tidak bisa dipungkiri memberikan gambar satu sisi
karena gen suatu individu tidak berfungsi in-vacuo. Mereka beraksi dalam
seperangkat kondisi luar tertentu, dan banyak ciri-ciri manusia dan penyakit
yang penyebab pentingnya tampaknya adalah sekaligus faktor genetik dan
lingkungan. Oleh karena itu dalam hal ini penting sekali untuk memahami
bagaimana konstitusi genetik individu bisa terungkap secara berlainan pada
keadaan lingkungan yang berbeda. Tetapi masalah penguraian peran
hereditas dan lingkungan dalam keadaan dimana keduanya tampak
merupakan penyebab penting, secara analitis bersifat kompleks dan secara
konseptual sering tampak sulit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kelainan Multifaktor?
2. Bagaimana Tindakan Pencegahan dan Konseling genetika?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa dimaksud dengan Kelainan Multifaktor
2. Mengetahui bagaimana Tindakan Pencegahan dan Konseling genetika

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KELAINAN MULTIFAKTOR
1. Etiologi Multifaktor Penyakit
Banyak penyakit yang sebelumnya tidak diketahui sebabnya. Pada
saat ini diketahui akibat adanya kerja sama antara faktor lingkungan
dengan kerentanan genetik.Penemuan ini sebagai hasil studi yang terinci
pada keluarga, dan terutama, penggunaan.

Beberapa kondisi diakibatkan hanya genrtik (misalnya sistik


fibrosis) atau faktor lingkungan (misalnya trauma kepala). Meningkatnya
jumlah penyakit lain (misalnya diabetes tipe 1), kanker (kanker
payudara) diketahui mempunyai komponen genetikyang berkaitan
dengan resikonya,terutama pada kasus yang relatif berusia muda. Teknik
baru molekuler genetik,penyakit pada orang dewasa yang timbulnya
sesuai dengan komponen genetik ialah :
 Kanker payudara
 Penyakit Alzheimer
 Diabetes melitus tipe 1(insulin –dependent)
 Osteoporosis
 Arteriosklerosis koroner
Salah satu alasan mengapa progresifitasnya lambat dalam memberi
sifat komponen genetik penyakit seperti daftar diatas dan lainnya

2
mempunyai dua atau lebih gen yang ikut serta. Berpijak pda dasar
genetik dari kelainan poligenik,maka dibutuhkan analisis yang kompleks.
d ikatakan multifaktorial karena tidak hanya melibatkan beberapa
gen tetapi juga lingkungan, dan bagaimana interaksi antara gen dan
lingkungan tersebut. seringkali peranan gen yang terlibat hanya kecil
dampaknya terhadap manifestasi suatu penyakit tetapi ketika ada
interaksi dengan lingkungan, manifestasi itu berdampak besar. paling
sering dijumpai di populasi contoh kasus : kardiovaskular, diabetes,
asma, obesitas, demensia, osteoporosis, asam urat dan lain-lain. beberapa
contoh :
a) DM ( Diabetes Mellitus )
adalah gangguan respon sekresi insulin yang diterjemahkan
menjadi gangguan penggunaan karbohidrat ( glukosa ) dengan hasil
akhir timbul hiperglikemia. patogenesis terkait genetik : ditemukan
tipe HLA ( kompleks gen polimorf dengan kode untuk antigen
permukaan sel tertentu yg dijumpai pada lekosit jaringan sel lain ).
3 mekanisme yg bertanggung jawab :
1. Gangguan genetik
2. Pencemaran lingkungan (virus, dll)
3. Autoimun
Aspek klinis DM
 Organ yang terkena : universal
 Penyebab kematian : infark miokard dan nefropati diabetik.
 Retinopati, katarak, gloukoma è 25 % penyebab kebutaan.
 Pada pembuluh darah menimbulkan mikroangiopati dan
aterosklerosis.
 Memperpendek usia 7 – 9 tahun
 Gangguan metabolisme DM :
 Trias Poli : - poliuria, polidipsia, polifagia.
 Hilang berat badan dan kelemahan
 Hiperglikemia dan glikosuria

3
 Sering dijumpai Sindrom K-W (Kimmelstiel-Wilson) : DM +
Hipertensi + Edema
 Komplikasi : - ganggren tungkai, trombosis mesenterium,
hipoglikemia, ketoasidosis
b) Gout
 Kelainan genetik pada metabolisme asam urat, berakibat
hiperurisemia.
 Kelainan utama : sendi (artitis akut/kronis)
 Tanda khas : TOFUS , timbunan MSU (monosodium urat)
pada sendi yang menimbulkan daerah radang.
 Faktor yang menyertai genetik gout :
 kadar purin dalam diet, obat-obatan, alkohol
 Patofisiologi : peningkatan kadar asam urat serum yang
disebabkan produksi berlebih, penurunan ekskresi atau
gabungan.
 Kadar normal : 4 – 7 mg/100ml
 90 % disebabkan kelainan enzim tak dikenal dan kelainan
enzim HGPRT parsial

Kelainan pada ginjal berupa :


1. nefropati urat
2. gagal ginjal obsruktif akut
3. batu asam urat

2. Perwarisan Multifaktor
Sifat terekspresi, dalam bahasa genetika dikenal dengan fenotip,
merupakan gabungan antara gen dan faktor lingkungan. Beberapa orang
menambahkan pengalaman (experience) sebagai faktor yang
memengaruhi fenotip. Namun, tidak semua fenotip dipengaruhi oleh
gabungan gen dan lingkungan. Beberapa fenotip seperti warna mata
hanya dipengaruhi beberapa gen, sedangkan beberapa yang lain
dipengaruhi oleh satu gen saja. Hal tersebut tentu memengaruhi

4
pewarisan sifat-sifat tersebut, sehingga fenotip dibagi menjadi sifat
mendelian (satu gen), sifat poligenik (beberapa gen), dan sifat
multifaktorial (satu atau beberapa gen dipengaruhi lingkungan).
Sifat mendelian sangat jarang ditemukan pada manusia, namun
salah satu contoh dari sifat mendelian ialah kemampuan menbaui
hidrogen sianida. Pewarisan sifat mendelian mengikuti hukum Mendel 1.
Beberapa sifat yang dahulu diduga mendelian ialah warna mata, yang
ternyata dipengaruhi oleh beberapa gen (poligenik). Warna mata diatur
oleh tiga jenis gen warna; biru, coklat, dan abu. Warna biru hanya dapat
terekspresi jika tidak terdapat pengkode warna lain pada genotip
seseorang. Sedangkan warna abu tertutup oleh warna coklat. Pewarisan
dari sifat poligenik mengikuti hukum Mendel 1 namun dengan kalkulasi
yang lebih rumit. Hal tersebut karena tiap gen saling berinteraksi dalam
ekspresi.
Kebanyakan dari fenotip manusia merupakan sifat multifaktorial
karena lingkungan berpengaruh dalam ekspresinya. Ekspresi dari gen
tersebut pun bersifat aditif atau bergradasi, bukan ekspresi ada-atau-
tidak. Sebagai contoh sederhana ialah warna kulit. Warna kulit
merupakan dampak dari kandungan melanin dalam kulit. Produksi
melanin merupakan respon tubuh terhadap radiasi matahari mengingat
melanin berfungsi melindungi sel kulit. Sehingga terdapat beberapa
orang kulit putih yang memiliki nada kulit yang kecoklatan setelah
berjemur. Tingkat warna coklat kulit pun berbeda-beda bergantung dari
sebarapa lama orang tersebut berjemur atau sebarapa banyak gen
pengkode melanin di dalam genotip seseorang.
Pewarisan sifat multifaktorial sulit untuk diprediksi dengan hukum
Mendel, sehingga disusun metode lain untuk menduga sifat tersebut.
Metode-metode tersebut ialah empiric risk, adopted child studies, twin
studies, dan heritability.
Sebagian besar gangguan genetik dan penyakit manusia tampaknya
tidak mengikuti salah satu dari pola-pola pewarisan atau kelainan
struktural seperti dijelaskan pada bab ini. Berbagai penyakit seperti

5
penyakit jantung koroner, kanker payudara, cenderung terjadi dalam satu
keluarga. Walaupun penyakit tersebut tidak memperlihatkan pola
pewarisan yang spesifik, ketidakjelasan ini kemungkinan besar
mencerminkan kuatnya pengaruh eksternal pada perkembangan penyakit,
serta prasyarat (banyak gen) yang mendasari penyakit-penyakit ini.
Mungkin diperlukan banyak gen untuk menghasilkan suatu fenotipe
akhir. Karena gen-gen ini mungkin terlektak di kromosom yang berbeda,
maka keterkaitan gen-gen tersebut pada setiap orang sulit diperkirakan.
Selain itu penyakit multifaktor mungkin juga memerlukan suatu
lingkungan atau pengaruh spesifik sebagai pemicu, sehingga penyakit-
penyakit tersebut hanya muncul setelah sesuatu tertentu.
Resiko penyakit multifaktor bervariasi dari satu keluarga ke
keluarga lain. Dalam sebuah keluarga, resiko meningkat seiring dengan
semakin banyaknya anggota keluarga yang terkena. Demikian juga resiko
yang dialami anggota keluarga meningkat seiring dengan keparahan
penyakit. Selain itu, apabila seorang anak menderita suatu penyakit,
maka resiko saudara kandung juga terkena meningkat menjadi 3%
sampai 5%. Berdasarkan variabel-variabel ini, maka memprediksi
kejadian penyakit-penyakit ini serta mengapresiasi konstribusi genetik
dasarnya merupakan hal yang pelik. Namun, sebagian besar dari
penyakit-penyakit umum ini memang bersifat multifaktor.
Neural tube defrets (NTD) ditandai dengan kegagalan neural tube
menutup secara efektif sewaktu perkembangan masa mudigah. Tipe-tipe
NTD mencakup anensefalus (ketiadaan parsial otak), celah kongenital di
tengkorak dan hemiasi jaringan otak, dan spina bifida (kegagalan arkus
vertebra menutup). Keparahan gambaran klinis terutama bergantung pada
luas defect dan kerusakan pada jaringan susunan saraf pusat.
Di Amerika Serikat, NTD mengenai sekitar 1 dari 1000 orang.
Pada populasi umum resiko memiliki seorang anak yang mengidap NTD
cukup rendah. Namun, resiko memiliki anak lain yang sakit serupa
meningkat menjadi 2% sampai 5% pada keluarga yang sudah memiliki
satu anak pengidap NTD dan sampai 10% untuk yang memiliki dua anak

6
yang mengidap NTD. Hubungan familial ini mengisyaratkan adanya
kausa genetik, walaupun jelas kausa ini bukan satu-satunya yang
menentukan terjadinya NTD. Defisiensi asam folat juga terbukti
kontributor timbulnya NTD, yang mengisyaratkan adanya faktor
ekstrinsik pada penyakit ini.
Riset untuk penyakit-penyakit multifaktor merupakan hal yang
sangat penting. Karena gangguan-gangguan ini banyak yang merupakan
penyakit umum, maka kemajuan dalam diagnosis dan pengobatannya
akan mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan dan kesehatan populasi
kesehatan secara keseluruhan. Identifikasi faktor-faktor intrinsik yang
mendasari suatu penyakit akan menghasilkan alat diagnostik untuk
mendorong perubahan perilaku dan intervensi lain yang dapat mencegah
atau menunda timbulnya penyakit.

B. TINDAKAN PENCEGAHAN DAN KONSELOR GENETIKA


Kelainan genetik berhubungan dengan DNA(Deoxyribonucleic Acid)
dan disebabkan oleh gen-gen dan kromosom yang tidak normal. Kelainan
genetik biasanya dipicu oleh lingkungan yang ditempati seseorang.
Ketidaknormalan atau abnormalitas pada gen terjadi sebagai akibat dari
mutasi atau penambahan/ pengurangan kromosom, yang dikenal sebagai
variasi gen. Beberapa dari kelainan genetis termasuk kelainan gen tunggal
yang dikenal sebagai kelainan Mendelkian atau Monogenik. Jenis lain dari
kelainan genetik adalah
kelainan kompleks yang dikenal sebagai poligenik AKA yang merupakan
multi faktorial. Kelainan mitokondria dan kelainan kromosom membentuk
kelainan genetik lain. Kelainan gen tunggal mencakup anemia sel sabit,
fibrosis kista, dan sindrom marfans. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi atau
perubahan gen.
Kelainan gen tunggal dapat terjadi karena gen abnormal dari salah satu
kedua orang tua yag kondisinya masing-masing dikenal sebagai autosomal
dominan dan autosomal resesif. Kelainan genetik multi faktorial atau
poligenik AKA termasuk kondisi-kondisi seperti cacat jantung, langit-

7
langit mulut bercelah, bibir sumbing, atau cacat tabung saraf. Kondisi
ini dapat dipicu oleh lingkungan dan faktor akibatnya adalah perubahan
beberapa gen. Abnormalitas kromosom disebabkan oleh perubahan yang
tidak normal pada kromosom. Beberapa abnornalitas kromosom yang paling
dikenal termasuk sindrom Turner (Turners syndrome) dan sindrom Down
(Downs syndrome). Mutasi mitokondria sesuai namanya terjadi di dalam
mitokondria dan menyebabkan kelainan genetik. Gen diturunkan melalui
garis keluarga dan pencegahan serta pengobatan mencakup konseling untuk
memastikan bahwa hal itu tidak berulang.
Konselor genetik telah ada untuk memberikan saran kepada pasangan
yang ingin mempunyuai anak dengan risiko menurunkan kelainan genetik
kepada anak mereka. Konselor akan melakukan tes genetik pada pasangan
tersebut untuk mengetahui adanya kelainan genetik yang bisa atau tidak bisa
diturunkan pada bayi yang baru lahir. Seorang ibu hamil juga akan
melakukan tes ini untuk menentukan apakah janin di dalam kandungan
memiliki kelainan genetik. Sebagian kelainan genetik yang paling umum
antara lain adalah kanker, diabetes, asma, penyakit jantung. Sangat
penting bagi orang untuk mempelajari lebih jauh tentang sejarah kesehatan
mereka dan hal ini akan mempersenjatai mereka dengan pengetahuan yang
mereka butuhkan tentang kelainan genetik. Beberapa tindakan pencegahan
yang harus dilakukan orang-orang termasuk melakukan pemeriksaan rutin
untuk penyakit yang sering terjadi di dalam lingkungan keluarga mereka.
Mereka juga harus mengubah gaya hidup mereka dengan memastikan
bahwa mereka melakukan diet yang sehat. Olahraga teratur juga sangat
disarankan karena hal itu dapat mengurangi risiko kelainan genetik. Penting
untuk menghindari penggunaan alkohol dan tembakau yang berlebihan
karena kedua hal itu dapat memperburuk keadaan dengan memicu mutasi
gen. Melakukan tes genetik dari dokter juga merupakan langkah besar untuk
mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang benar untuk kelainan genetik.
Orang yang memiliki kelainan genetik diberikan obat-obatan khusus untuk
menjamin keberhasilannya karena terdapat kecenderungan untuk bereaksi
secara berbeda terhadap resep yang berbeda. Penting untuk tidak

8
merahasiakan informasi kelainan genetik karena informasi tersebut bisa
menolong anggota keluarga lainnya dapat hidup dengan lebih memiliki
informasi sehingga bisa mengurangi risiko dari kondisi-kondisi ini.
1. Ringkasan Terapi Untuk Gangguan Genetik
Banyak terdapat modalitas terapi untuk mengobati gangguaan
genetik atau gejala yang ditimbulkannya,dari surveilans sampai terapi
gen.Penatalaksanaan penyakit genetic bergantung pada masing-masing
penyakit;tidak ada terapi universal yang secara komprehensif dapat
mengatasi semua penyakit genetik.Dalam penatalaksanaan penyakit
dilakukan modifikasi terhadap factor intrinsik dan ekstrinsik.Dibagian ini
disajikan beberapa metode penatalaksanaan.
a) Penatalaksanaan Fenotipe
Yang lebih banyak ditangani umumnya adalah manifestasi
penyakit genetic,satu-satunya terapi yang tersedia adalah
penatalaksanaan fenotipe penyakit.Pengidap FK sering mengalami
infeksi pernapasan dan diterapi dengan antibiotik.Drainase postural
dan terapi fisik mengurangi kekentalan sekresi, dan enzim-enzim
pankreas yang dialami pasien fibrosis kistik.Pada penyakit yang
lain,mungkin dapat dilakukan intervensi bedah untuk mengatasi
anomali kongenital,seperti sumbing langit-langit dan cacat jantung
bawaan.

b) Modifikasi Makanan
Bagi sebagian penyakit genetik yang menyebabkan
penimbunan komponen metabolik yang tidak
dimetabolisme,Pengobatan didasarkan pada modifikasi
makanan.Fenilketonuria (PKU) adalah salah satu
contohnya.Pengidap PKU diterapi dengan diet rendah-fenilalanin
yang ketat untuk mempertahankan agar kadar fenilalanin
menghambat tumbuh-kembang normal,sedangkan fenilalanin yang
berlebihan menyebabkan retardasi mental.Modifikasi makanan
dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan,biasanya dalam

9
beberapa minggu setelah lahir,dan dilanjutkan seumur
hidup.Walaupun efektif,namun modalitas terapi ini bukannya tidak
menimbulkan beban,baik secara financial maupun emosional.

c) Terapi Sulih
Penyakit-penyakit genetik yang menyebabkan berkurang atau
tidak adanya produk protein diterapi dengan mengganti protein
tersebut (terapi sulih).Sebagai contoh,pasien hemophilia A
kekurangan faktor VIII dengan derajat bervariasi.Faktor VIII dapat
ditransfusikan ke pasien dengan menggunakan plasma donor atau
faktor VIII rekombinasi.
d) Surveilans
Uji genetik prasimtomatik bagi sejumlah penyakit menyebabkan
individu menyadari risiko mereka untuk suatu penyakit.Intervensi
pada situasi ini bukanlah suatu pengobatan perse;surveilans
dilakukan secara teliti untuk mendeteksi penyakit pada tahapannya
yang paling dini dan kemudian mengobati sejak dari
awitannya,individu dengan mutasi BRCA1 (brenst cancer gene 1)
yang tidak terkena penyakit seyogyanya menjalani surveilans yang
lebih ketat.Karena risiko mereka mengalami kanker payudara lebih
besar daripada populasi umum,maka surveilans dimulai pada usia
lebih dini.Sebagai contoh,apabila kanker payudara timbul pada
sebuah keluarga dengan BRCA1 pada usia 35 tahun,maka surveilans
(termasuk mamografi,pemeriksaan payudara sendiri atau secara
klinis) harus dimulai pada usia 25 tahun bagi anggota keluarga yang
tidak terkena yang memiliki mutasi BRCA 1.Uji prasimtomatik
tersedia untuk bbeberapa penyakit genetic seperti HD,tapi tidak ada
pengobatan medis yang diketahui.Bagaimanapun,pemantauan yang
cermat untuk mencari ada-tidaknya gejala membantu pemberian
terapi paliatif.

10
e) Bedah Profilaktik
Individu yang tidak terkena namun berisiko tinggi menderita
penyakit tertentu juga dapat diterapi secara profilaksis untuk
memperkecil kemungkinan timbulnya penyakit
tersebut.Adenopoliposis familial (APF) adalah suatu penyakit
genetic yang ditandai dengan pertumbuhan kolon,yang disebut
polip,secara difus dan dalam jumlah banyak.Para individu ini secara
bermakna mengalami peningkatan risiko terjangkit kanker kolon
dibandingkan dengan populasi umum.Terapi standar pada keadaan
ini adalah pengangkatan kolon secara bedah (kolektomi) untuk
mengurangi atau mencegah timbulnya kanker kolon.Modalitas ini
juga tersedia untuk kanker genetik lain,termasuk kanker payudara
(pengangkatan payudara atau ovarium atau keduanya secara bedah)
dan kanker kolorektum nonpoliposis herediter
(kolektomi).Walaupun umumnya pembedahan tidak mengurangi
risiko penyakit hingga 100%.
Semua modalitas ini serupa yaitu bahwa efek penyakit diatasi
atau dicegah,tetapi kelainan genetiknya tidak dikoreksi.Faktor-faktor
ekstrinsik juga dapat dimodulasi atau dimanipulasi untuk untuk
mengobati penyakit.Terapi gen adalah usaha untuk mengoreksi
defek sitingkat genetic untuk memodifikasi kontribusi faktor
intrinsic pada penyakit.
Kali infus produk gen yang sudah dikoreksi mungkin tidak
bertahan lama, dan diperlukan pemberian berulang. Demikian juga,
kehandalan dalam memasukkan gen yang sudah diperbaiki kedalam
genomsel pejamu jauh lebih kecil dari 100% sehingga ekspresi
produk gen rendah.
Masalah keamanan juga menjadi perhatian. Walaupun profil
keamanan HGT secara keseluruhan baik, namun beberapa kematian
pernah dikaitkan dengan terapi gen. Risiko lain pada terapi gen
adalah ekspresi berlebihan gen yang dimasukkan yang menimbulkan
kerugian bagi pasien, reaksi peradangan dan imun sebagai respons

11
terhadap dimasukkannya virus (sebagai vektor), dan insersi gen yang
benar ke dalam tempat yang salah di dalam genom pejamu yang
dapat menimbulkan kanker.
Uji-uji klinis pertama yang melibatkan HGT dan penyakit
pertama yang disetujui untuk terapi dengan HGT adalah defisiensi
adenosin deaminase (ADA), yang menimbulkan sindrom
imunodefiensi. Uji klinis pertama dilakukan pada tahun 1990, ketika
dua anak dengan defisiensi ADA diobati dengan terapi gen. Gen
yang benar dimasukkan ke dalam limfosit pasien ( exvivo) , dan
limfosit-limfosit ini diinfuskan kembali ke pasien. (Gbr. 2-14 ).
Fungsi imun subjek berespons, walaupun durasi efek singkat saja
sehingga diperlukan pemberian terapi tambahan. Walaupun pasien
mendapat HGT, namun kebutuhan untuk obat suplemen untuk
mengendalikan penyakit mereka tetap ada. Pasien harus melanjutkan
pengobatan mereka untuk mengendalikan penyakit, walaupun
dengan dosis yang lebih rendah. Terapi gen memberi banyak
harapan, walaupun pemakaian praktis, efektivitas, dan aplikasinya
masih perlu diwujudkan.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Di ikatakan multifaktorial karena tidak hanya melibatkan beberapa
gen tetapi juga lingkungan, dan bagaimana interaksi antara gen dan
lingkungan tersebut. seringkali peranan gen yang terlibat hanya kecil
dampaknya terhadap manifestasi suatu penyakit tetapi ketika ada interaksi
dengan lingkungan, manifestasi itu berdampak besar. paling sering dijumpai
di populasi contoh kasus : kardiovaskular, diabetes, asma, obesitas,
demensia, osteoporosis, asam urat dan lain-lain.
Konselor genetik telah ada untuk memberikan saran kepada pasangan
yang ingin mempunyuai anak dengan risiko menurunkan kelainan genetik
kepada anak mereka. Konselor akan melakukan tes genetik pada pasangan
tersebut untuk mengetahui adanya kelainan genetik yang bisa atau tidak bisa
diturunkan pada bayi yang baru lahir. Seorang ibu hamil juga akan
melakukan tes ini untuk menentukan apakah janin di dalam kandungan
memiliki kelainan genetik.

B. SARAN
Sangat penting bagi orang untuk mempelajari lebih jauh tentang
sejarah kesehatan mereka dan hal ini akan mempersenjatai mereka dengan
pengetahuan yang mereka butuhkan tentang kelainan genetik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Prince, A. S dan Wilson, L. M.. 2006 Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-
proses Penyakit Edisi 6. Volume 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
http://www.anneahira.com/penyakit-genetika.htm
http://doktermu.com/Psikologi/kelainan-genetik.html

14

Anda mungkin juga menyukai