Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
Istilah “hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati,
yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk
obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit
autoimmune.2
Infeksi virus hepatitis B bisa hadir dalam tingkat yang akut atau
berlangsung menahun.4
Infeksi akut virus hepatitis B merupakan penyakit jangka pendek yang terjadi
dalam 6 bulan pertama setelah seseorang terkena virus hepatitis B.
Infeksi virus hepatitis B menahun merupakan penyakit jangka panjang yang
terjadi saat virus hepatitis B berdiam di tubuh seseorang.
B. KLASIFIKASI
1. Hepatitis A
Penyebab adalah virus hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di
beberapa negara berkembang. Selain itu merupakan hepatitis yang ringan,
bersifat akut, sembuh spontan/sempurna tanpa gejala sisa dan tidak
menyebabkan infeksi kronik.
Penularannya melalui fecal oral. Sumber penularan umumnya terjadi
karena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan
yang tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal hygine rendah.
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya IgM antibodi dalam serum
penderita.
Gejalanya bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual
dan muntah sampai ikterus, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan
hati.
Tidak ada pengobatan khusus hanya pengobatan pendukung dan menjaga
keseimbangan nutrisi.
Pencegahannya melalui kebersihan lingkungan, terutama terhadap
makanan dan minuman dan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
2. Hepatitis B
a. Hepatitis B akut
Etiologinya virus hepatitis B dari golongan virus DNA.
Masa inkubasi 60-90 hari.
Penularannya vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan
5% intra uterina. Penularan horisontal melalui transfusi darah, jarum
suntik tercemar, pisau cukur, tatto, transplantasi organ.
Gejala tidak khas, seperti rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam
ringan, nyeri abdomen sebelah kanan dapat timbul ikterus, air kencing
warna teh.
Diagnosis ditegakkan dengan tes fungsi hati serum transaminase (ALT
meningkat), serologi HbsAg dan IgM anti HBC dalam serum.
b. Hepatitis B kronik
Hepatitis B kronik berkembang dari hepatitis akut.
Usia saat terjadinya infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila
penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi hepatitis B kronik.
Sedangkan bila penularan terjadi pada usia balita, maka 20-30%
menjadi penderita hepatitis B kronik dan bila penularan saat dewasa
maka hanya 5% yang menjadi penderita hepatitis B kronik.
Hepatitis B kronik ditandai dengan HbsAg (Hepatitis B surface
Antigen) positif (>6 bulan). Selain HbsAg, perlu diperiksa HbeAg
(Hepatitis B E-Antigen), anti Hbe dalam serum, kadar ALT (Alanin
Amino Transferase), HBV-DNA (Hepatitis B Virus-Deoxyribunukleic
Acid), serta biopsi hati.
Biasanya tanpa gejala.
3. Hepatitis C
Penyebab utamanya adalah sirosis dan kanker hati.
Etiologi virus hepatitis C termasuk golongan virus RNA (Ribo Nucleic
Acid).
Masa inkubasi 2-24 minggu.
Penularan hepatitis C melalui darah dan cairan tubuh, penularan masa
perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik (IDUs, tatto), transplantasi
organ, kecelakaan kerja (petugas kesehatan), hubungan seks dapat
menularkan tetapi sangat kecil.
Kronisitasnya 80% penderita akan menjadi kronik.
Pengobatan hepatitis C: kombinasi pegylated interferon dan ribavirin.
Pencegahan hepatitis C dengan menghindari faktor risiko karena sampai
saat ini belum tersedianya vaksin untuk hepatitis C.
4. Hepatitis D
Virus hepatitis D paling jarang ditemukan tapi paling berbahaya.
Hepatitis D juga disebut virus delta, virus ini memerlukan virus hepatitis B
untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah
terinfeksi virus hepatitis B.
Tidak ada vaksin tetapi otomatis orang akan terlindungi jika telah
diberikan imunisasi hepatitis B.
5. Hepatitis E
Dahulu dikenal sebagai hepatitis Non A-Non B.
Etiologi virus hepatitis E termasuk virus RNA.
Masa inkubasi 2-9 minggu.
Penularan melalui fecal oral seperti hepatitis A.
Diagnosis dengan didapatkannya IgM dan IgG antiHEV pada penderita
yang terinfeksi.
Gejalanya ringan menyerupai gejala flu, sampai ikterus.
Pengobatannya belum ada pengobatan antivirus.
Pencegahannya dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama
kebersihan makanan dan minuman.
Vaksinasi hepatitis E belum tersedia.
C. PATOGENESIS
E. PENATALAKSANAAN
1. Hepatitis B akut:2
2. Hepatitis B kronik:2
Pengobatannya saat ini telah tersedia 7 macam obat untuk hepatitis B
(Interferon alfa-2a, Peginterferon alfa-2a, Lamivudin, Adefovir,
Entecavir, Telbivudin, dan Tenofovir).
Prinsip pengobatan tidak perlu terburu-buru tetapi jangan terlambat.
Adapun tujuan pengobatan memperpanjang harapan hidup,
menurunkan kemungkinan terjadinya sirosis hepatis atau hepatoma.
F. PENCEGAHAN
1. Dapatkan vaksinasi
2. Jika anda hamil, anda harus menjalani tes darah untuk hepatitis B. Bayi yang
dilahirkan ibu yang terinfeksi hepatitis B harus diberikan Hepatitis B
Imunoglobulin (HBIG) dan vaksin dalam waktu 12 jam setelah lahir.
3. Jangan pernah menggunakan jarum, semprit atau alat penyuntik narkoba
secara bergantian. Yakinkan bahwa alat penyuntik baru dan/atau bebas hama.
4. Lakukan seks yang aman. Risiko akan meningkat bila anda mempunyai
banyak pasangan, melakukan seks mulut atau dubur sewaktu wanita sedang
haid.
5. Jangan menggunakan barang kebersihan pribadi seperti pisau cukur, sikat gigi
dan flos gigi secara bergantian.
6. Segera bersihkan dan tutup setiap irisan dan garutan yang berdarah.
7. Semua tumpahan darah termasuk yang sudah kering, harus dibersihkan dan
didesinfeksi dengan campuran larutan pembersih dan air (satu bagian larutan
pembersih rumah tangga dan 10 bagian air). Sarung tangan harus selalu
dipakai bila membersihkan tumpahan darah. Darah keringpun dapat menjadi
risiko untuk orang lain. Bungkus handuk dan sarung tangan dalam tas plastic
sebelum dibuang ke tempat sampah.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Umur : 62 tahun
RM : 48 19 31
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status : Menikah
B. ANAMNESIS
BAB : Biasa
BAK : Lancar (warna kuning pekat)
C. PEMERIKSAAN FISIS
Mata :
- Simetris.
- Alis : normal.
- Exopthalmus (-/-).
- Ptosis (-/-).
- Nystagmus (-/-).
- Strabismus (-/-).
- Udema palpebra (-/-).
- Konjungtiva: anemia (-/-), hiperemia (-/-).
- Sclera: icterus (+/+), hyperemia (-/-), pterygium (-/-).
- Pupil : isokor, bulat, miosis (-/-), midriasis (-/-).
- Kornea : normal.
- Lensa : normal, katarak (-/-).
- Pergerakan bola mata ke segala arah : normal
Telinga :
- Bentuk : normal simetris antara kiri dan kanan.
- Lubang telinga : normal, secret (-/-).
- Nyeri tekan (-/-).
- Peradangan pada telinga (-)
- Pendengaran : normal.
Hidung :
- Simetris, deviasi septum (-/-).
- Napas cuping hidung (-/-).
- Perdarahan (-/-), secret (-/-).
- Penciuman normal.
Mulut :
- Simetris.
- Bibir : sianosis (-), stomatitis angularis (-), pursed lips breathing (-).
- Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-).
- Lidah: glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah berselaput (-),
kemerahan di pinggir (-), tremor (-), lidah kotor (-).
- Gigi : caries (-)
- Mukosa : normal.
- Faring dan laring : tidak dapat dievaluasi.
- Foetor ex ore (-)
Leher :
- Simetris (-).
- Kaku kuduk (-).
- Scrofuloderma (-).
- Pemb.KGB (-).
- Trakea : di tengah.
- JVP : R+2 cm.
- Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-).
- Otot bantu nafas SCM tidak aktif.
- Pembesaran thyroid (-).
Thorax
Pulmo :
Inspeksi :
- Bentuk: simetris.
- Ukuran: normal, barrel chest (-)
- Pergerakan dinding dada : simetris.
- Permukaan dada : petekie (-), purpura (-), ekimosis (-), spider nevi
(-), vena kolateral (-), massa (-), sikatrik (-) hiperpigmentasi (-),
genikomastia (-).
- Iga dan sela antar iga: sela iga melebar (-), retraksi (-).
- Fossa supraclavicula dan fossa infraclavicula : cekungan simetris
- Fossa jugularis: trakea di tengah.
- Penggunaan otot bantu napas: sternocleidomastoideus (-), otot
abdomen.
- Tipe pernapasan torakoabdominal, frekuensi napas 20 kali per
menit.
Palpasi :
- Posisi mediastinum : trakea digaris tengah
- Pergerakan dinding dada : simetris
- Fremitus raba :
a. Lobus superior : D/S sama
b. Lobus medius dan lingua: D/S sama
c. Lobus inferior : D/S sama
- Nyeri tekan (-), edema (-), krepitasi (-).
Perkusi :
- Sonor (+/+).
- Nyeri ketok (-).
- Batas paru – jantung
a. Kanan : Linea parasternal dextra
b. Kiri : Linea axillaris anterior sinistra
- Batas paru hepar : ICS 6
Auskultasi :
- Suara napas vesikuler (+/+).
- Suara tambahan rhonki basah (-/-).
- Suara tambahan wheezing (-/-).
- Suara gesek pleura (-/-).
Cor :
Inspeksi: Iktus cordis tidak tampak.
Palpasi : Iktus cordis teraba ICS V linea midklavikula sinistra, thriil (-).
Perkusi : batas kanan jantung : ICS II linea parasternal dextra.
batas kiri jantung : ICS V linea midklavikula sinistra.
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi :
- Bentuk : distensi (-),
- Umbilicus : masuk merata.
- Permukaan Kulit : sikatrik (-), pucat (-), sianosis (-), vena kolateral (-
), caput meducae (-), petekie (-), purpura (-), ekimosis (-), luka bekas
operasi (-), hiperpigmentasi (-).
Auskultasi :
- Bising usus (+) normal.
- Metallic sound (-).
- Bising aorta (-).
Palpasi :
- Turgor : normal.
- Tonus : normal.
- Nyeri tekan (+) di kuadran kanan atas.
- Hepar teraba, konsistensi padat, permukaan cembung, tepi rata.
- Lien tidak teraba.
- Renal tidak teraba.
Perkusi :
- Timpani (+) pada seluruh lapang abdomen
- Redup beralih (-)
- Nyeri ketok CVA: -/-
Extremitas :
Ekstremitas atas :
- Akral hangat : +/+
- Deformitas : -/-
- Edema: -/-
- Sianosis : -/-
- Ptekie: -/-
- Clubbing finger: -/-
- Infus terpasang +/-
Ekstremitas bawah:
- Akral hangat : +/+
- Deformitas : -/-
- Edema: -/-
- Sianosis : -/-
- Ptekie: -/-
- Clubbing finger: -/-
Columna Vertebra :
Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-).
Genitourinaria :
Tidak dievaluasi.
Splenomegali ringan
Ascites ringan
2. Pemeriksaan Laboratorium
S : 36.9 ’C
P : 20 x/menit
S : 36.5 ’C
P : 22 x/menit
DISKUSI
Dari hasil anamnesis terhadap pasien ini didapatkan seorang pasien MRS
dengan keluhan lemas sejak 1 bulan. Lemas dirasakan semakin hari semakin
memberat terutama 3 hari terakhir. Pasien juga mengeluh sering nyeri ulu hati (+).
Muntah (+) frek. 2 kali saat sebelum diantar ke rumah sakit. Demam (+) naik
turun sejak 1 minggu terakhir. Selera makan pasien menurun. BAK berwarna
kuning pekat. Berdasarkan kepustakaan, infeksi akut virus hepatitis B dapat
mengakibatkan demam, kelelahan, hilang nafsu makan, mual-mual dan/atau
muntah-muntah, urin gelap, dan buang air besar dengan kotoran berwarna seperti
tanah liat.4
Pada kepustakaan yang lain dijelaskan bahwa, pada Hepatitis B akut (masa
inkubasi 60-90 hari), gejala yang timbul tidak khas seperti rasa lesu, nafsu makan
berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah kanan, dapat timbul ikterus, air
kencing warna teh.2
PENUTUP