Konstipasi dapat didefinisikan sebagai akumulasi feses yang abnormal menyebabkan kesulitan
dalam pergerakan usus. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan frekuensi atau kesulitan
defekasi, dimana feses yang tertahan dapat terjadi di kolon atau usus besar. Fungsi dari kolon
salah satunya adalah penyerapan cairan yang mengakibatkan feses semakin mengeras dan
mengering, dimana karena feses yang mengering dan mengeras tersebut menyebabkan feses
semakin sulit untuk diekskresikan. Konstipasi pada kucing menyebabkan kesulitan dalam
defekasi, sehingga hal tersebut mengakibatkan sakit pada daerah abdominal. Pada beberapa
kasus konstipasi pada kucing, feses yang di ekskresikan ditemukan cairan feses dalam jumlah
kecil atau darah sebagai akibat dari perejanan yang berlebihan saat defekasi (Ronald, 2017).
Etiologi
Ada beberapa kemungkinan yang dapat menjadi penyebab terjadinya retensi fecal yang dapat
mengakibatkan disfungsi kolon kronik, diantaranya (Anonim, 2005):
Anomali Kongenital
Penyakit atau Luka Neorologikal
Obstruksi
Kausa Idiopatik
Perubahan Lingkungan
Anomali Kongenital mengarah kepada disfungsi defekasi yang tidak umum tapi melibatkan
Segmental Aganglionosis
Situs Inversus
Lumbosacral Anomali
Anorectal Agenesis
Pasien dengan gejala anomali kongenital biasanya menunjukkan gejala pada awal minggu berupa
retensi fecal yang parah dan seringkali terjadi distensi abdominal. Disfungsi kolon biasanya
bersifat menyeluruh dan kemungkinan kecil untuk penanganan medisnya (Anonim, 2005).
Penyakit atau Luka Neorologikal yang terjadi akibat gangguan pada sacrococcygeal setelah
trauma “penarikan ekor” atau kecelakaan lalu lintas. Meskipun kebanyakan lesi dapat disebabkan
oleh dislokasi dari ekor pada level sacro-coccygeal, terdapat juga kasus dimana kerusakan
berdampak juga pada saraf cranial yang sulit untuk didiagnosa (Anonim, 2005).
Obstruksi termasuk didalamnya fraktur pelvis mal- union yang mengakibatkan pengecilan
diameter pelvis. Serimgkali berkaitan dengan kompresi dari pelvis yang dapat menghalangi
pergerakan fecal dan mengarahkan pada perkembangan megacolon (Anonim, 2005).
Kausa Idiopatik atau penyebab yang tidak diketahui biasanya lebih sering dikenali pada
kelompok yang lebih tua. Sering terjadi pada kucing dengan gejala retensi fecal berulang dan
kelompok pasien dengan gejala megacolon idiopatik (Anonim, 2005).
Perubahan Lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi beberapa kucing. Banyak
kucing dengan kebiasaan defekasi tertentu dan terganggu akibat perubahan habitat atau tekanan
lingkungan yang mengakibatkan perpanjangan selang waktu antar defekasi (Anonim, 2005).
Menejemen medis
Terdapat beberapa pilihan penanganan medis yang dapat dilakukan terhadap kasus terkait
sebelum dilakukan jalan pembedahan. Adapun pilihan yang dapat dilakukan dianataranya adalah,
Lingkungan : menyediakan nampan litter didalam kandang atau menyesuaikan /
mengidentifikasi konfrontasi sosial dengan kucing sekitar dapat membantu kucing yang
selektiv terhadap pola defekasinya.
Bulking Agen : material yang dapat meningkatkan volume fecal usus efektiv jika suara pada
usus bagian bawah masih terdengar.
Laxatif : produk lubrikasi seperti liquid paraffin dapat melapisi bolus fecal mencegah
gesekan pada permukaan tapi dalam waktu yang sama menjaga soliditas dari feses yang
terbungkus dan bahkan memperburuk dampaknya. Agen seperti Lactulose (0.5 – 5 ml p.o. q8
– 12h) dilain pihak, menahan air didalam lumen usus dan mengurangi waktu transit lebih
efektiv dengan meningkatkan kelambapan dari feses.
Prokinetik : Obat- obatan yang dapat merangsang gerakan otot polos harus digunakan
dengan hati- hati, pada sebagian kasus dimana konstipasi disebabkan oleh obstruksi feses
yang mengeras menyebabkan obstruksi yang kuat. Cisapride (0.1 – 1.0 mg/kg p.o. q8 – 12h)
dan bethanechol chloride (0.1 – 0.2 mg/kg p.o. q8h) sulit untuk didapatkan namun sangat
berguna pada beberapa kasus konstipasi.
Enemas : enemas digunakan pada beberapa tingkatan pada hampir semua kasus dari
dampak usus bagian bawah. Solusi soapy merupakan pilihan yang aman tapi tergantung pada
efek volume dan motilitas. Phospat enema harus dihindari penggunaannya pada kucing
karena kemungkinan hipokalsemia yang fatal / hyperphosphatemia. Mikroenema
mengandung sitrat lebih cocok tapi harus dihindari pada pasien yang terdapat dugaan
inflamasi pada usus (Anonim, 2005).
Daftar Pustaka
Anonim. 2005. Proceeding of the NAVC. North American Veterinary Conference Jan. 8-12,
2005, Orlando, Florida.
Ronald A. Struder and John S. Parker. 2017. Constipation In Cats. Briarpointe Veterinary Clinic.
Edited by John S. Parker, DVM. Copyright 2005 Lifelearn Inc. Used with permission
under license. April 7, 2017. 47330 Ten Mile Road. Novi, MI 48374. (248) 449-7447.