A. Latar Belakang
Orang-orang Yunani kuno menyimpulkan bahwa atom merupakan partikel
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi (a : tidak, tomos : terbagi). Teori modern baru
muncul ketika Jhon Dalton mengemukakan teori atomnya pada awal abad kesembilan
belas.
Dalam table system periodic unsur, atom-atom terbagi menjadi 2 (dua) golongan
utama dan transisi serta terbagi menjadi 7 (tujuh) periode dengan disertai deret
lantanida dan aktinida. Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan percobaan
dengan judul “Sistem Periodik Unsur” yang akan menjelaskan tentang perbedaan
antara golongan unsur yang satu dengan yang lain.
B. Tujuan
1. Mengenal unsur halogen dan ion halida.
2. Mempelajari kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur halogen.
3. Mempelajari keperiodikan sifat logam-logam alkali dan alkali tanah.
C. Dasar Teori
Skema klasifikasi unsur-unsur serupa yang dikenal sekarang ditemukan secara
terpisah dan hampir serempak oleh dimitri Mendeleev dan lohar mayer pada tahun
1869. “Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot atom, seperangkat sifat akan
terulang secara berkala. Tabel berkala ialah penataan unsur-unsur dalam 12 baris
mendatar dan 8 kolom tegak (golongan). Kedelapan golongan kemudian dibagi lagi
menjadi sub golongan yang sesuai, secara obyektif perlu ditinggalkan beberapa ruang
1
kosong bagi unsur-unsur yang belum ditemukan pada waktu itu dan dibuat praduga
mengenai bobot atom yang belum diketahui secara pasti. (Petrucci, 1987: 245).
Jari-jari alam adalah jarak dari inti sampai ke suatu tempat yang mempunyai
peluang untuk menemukan elektro dikulit terluarnya. Jari-jari atau suatu logam adalah
setengah jarak anatara dua inti pada atom-atom ayang berdekatan. Untuk unsur-unsur
yang berupa molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah jarak antara inti dua
atom dalam molekul tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yang
mempengaruhinya adalah keragaman ukuran atom dalam satu golongan pada sistem
priodik unsur, makin besar ukuran atomya. Yang kedua adalah keragaman ukuran
atom dalam satu periode yaitu jari-jari atom semakin menurun dari kiri kekanan
dalam satu periode. (Petrucci 1987:251).
2
Energi ionisasi adalah energi minum yang diperlukan untuk melepaskan satu
elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Semakin besar energi
ionisasi makin sukar untuk melepaskan elektronnya (Chang, 2004: 239).
Afinitas electron kemampuan untuk menerima satu atau lebih electron, yaitu
negatif dari perubahan energi yang terjadi ketikan suatu electron diterima oleh
atom suatu unsure dalam keadaan gas. Pola kecenderungan keseluruhannya adalah
meningkatkatnya kecenderungan dalam menerima electron (yaitu, nilai afinitas
electron menjadi semakin positif) dari kiri kanan dalam satu periode.
(Chang, 2004: 243).
Beberapa sifat fisika penting dari unsur grup I A dan II A. unsur dari kedua
keluarga ini meiliki kilap keperekan logam yang khas, pada permukaan yang baru
dipotong. (tetapi ini cepat menghitam setelah tersingkap terhadap udara). Unsur-unsur
ini juga meliliki daya hantar (konduktifitas) listrik danpanas yang tinggi yang adalah
khas logam. Beberapa titik lelehnya yang relatif rendah rapatannya yang
relatif rendah dankelunakannya. Ciri khas yang paling mencolok dari logam akali dan
akali tanah-tanahan adalah kereaktifannya yang luar biasa besar. Pada unsur alkali
jari-jari atom dari litrum ke fransium semakin besar dikarenakan bertambahnya
jumlah kulit electron. Sedangkan energy ionisasinya dari keelektronegatifannya dari
ltium ke fransium semakin berkurang. Logam-logam alkali hanya memiliki satu
malam tingkat oksidasi yaitu +1. Titik leleh dan titik didih alkali tanah dari litium
ketransium semakin menurun bagitu pula gelang daya hantar listrik panas. Kecuali
pada natrium. Reaksi antara logamalkali dengan air membentuk basa dengan gas
hidrogen. Dengan semakin bertambahnya nomor atom, reaksi berlangsung semakin
hebat.
3
Contoh:
2Na(s) + 2H2O(ℓ) → 2NaOH(aq)+ H2(g).
Pada alkali tanah dari atas kebawah dalam sestem periodik jari-jari atom secara
beraturan meningkat, sedangkan energi ionisai dan keelektronegatifannya menurun.
Titik didih dan titik lelehnya cenderung menurun dari berilium ke barium. Pada alkali
dan alkali tanah terdapat tes nyala logam yaitu untuk menentukan warna-warna
unsure. Logam alkali dan alkali tanah adalah zat pereduksi yang sangat kuat karena
bagi mudah kehilangan elektron. Logam alkali tanah bereaksi dahsyat dengan air:
kalsium, strosium dan barium bereaksi kurang dahsyat tidak satupun dari unsure-
unsur alkali dan alkali tanah terdapat didalam keadaan unsure. Semua unsure alkali
terdapat dalam senyawa alam sebagai ion-ion positif (positif satu) : sedangkan unsure
alkali tanah terdapat sebagai ion dipositif (positif dua). (Keenan, dkk., 1984: 151).
Empat dari dalam group VII A, flour, klor, brom dan iod dikenal sebagai unsure
keluarga halogen. Sifat umum yang Nampak jelas pada halogen yaitu bahwa setiap
sifat tertentu berubah dengan teratur dari satu unsure keunsur berikutnya. Selanjutnya
pada kenaikan titik didih dan titik leleh dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan
dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik –
menarik van der wals yang lbih besar. Sedfangkan iod penting lemah. Jari-jari atom
dari F ke At semakin bertambah sedangkan energy ionisasi keelektronigatifan dan
afinitas semakin berkurang dari F ke At. Reaktivitas flour yang lebih besar disbanding
dengan klor. Keempat unsure grup VII A, semuanya sengat merangsang sekli
terhadap hidung dan tenggorokan (keenan, dkk., 1984: 228).
4
5 Gelas ukur 10 ml 1 buah
6 Pipet tetes - 1 buah
7 Kawat nikrom - -
8 Kertas Saring - -
9 Logam Na dan Mg 0,1 M 8 tetes
10 Fenolftalein - 8 tetes
Larutan NaCl, MgCl2, dan
11 0,1 M Secukupnya
BaCl2
12 Larutan iod - 1 ml
13 Larutan kanji - 5 tetes
Larutan (NH4)2C2O2 dan
14 0,1 M 2 ml
K2CrO4
15 Larutan CaCl2 0,1 M 2 ml
16 Larutan Ba(NO3)2 0,1 M 2 ml
17 Larutan HCl 0,1 M Secukupnya
E. Prosedur Kerja
2. Reaksi nyala
Kawat nikrom dibersihkan dengan cara mencelupkannya ke dalam larutan HCl
pekat, kemudia kawat nikrom tersebut dipanaskan dalam nyla api. Pekerjaan
tersebut diulangi sampai tampak warna lain dalam nyla (kawat yang bersih tidak
5
mengubah warna nyala). Kemudian kawat nikrom dicelupkan ke dalam larutan
NaCl pekat dan warnanya diperiksa dalam nyala. Dengan cara yang sama warna
nyala MgCl2, dan BaCl2, diperiksa.
4. Pengenalan Halogen
Di tambahkan beberapa tetes larutan kanji ke dalam larutan iod, dicatat warna
yang terjadi.
F. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Perlakuan Hasil
1. Reaksi dengan air Logam natrium memutar di atas permukaan air
Pinggan penguapan berisi air dan dan menghasilkan asap. Lalu Natrium
kertas saring ditambah dengan logam menimbulkan api dan gas.
natrium. Setelah di tetesi fenoftalein, larutan berubah
Ditambah 1 tetes fenoftalein. warna menjadi warna merah muda.
6
3. Kelarutan senyawa logam alkali Ketika Ba(NO3)2 ditambah
tanah. (NH4)2C2O4 menghasilkan endapan putih yang
Tabung 1 = Dimasukkan 1mL larutan terjadi pada saat 10 kali penetesan (NH4)2C2O4
G. Persamaan Reaksi
Reaksi Nyala
NiCr (s) + 4NaCl (aq) + 2O2 (g) → NiCl (s) + CrCl2 (s) + 4NaO (aq)
NiCr (s) + 2MgCl2 (aq) + 2O2 (g) → NiCl (s) + CrCl2 (s) + 2MgO (aq)
NiCr (s) + 2BaCl2 (aq) + 2O2 (g) → NiCl (s) + CrCl2 (s) + 2BaO (aq)
7
Kelarutan Senyawa Logam Alkali Tanah
CaCl2 (aq) + (NH4)2C2O4 (aq) → CaSO4 (s) + 2NH4NO3 (aq)
Ba(NO3)2 (aq) + (NH4)2C2O4 (aq) → BaC2O4 (s) + 2NH4NO3 (aq)
CaCl2 (aq) + K2CrO4 (aq) → CaCrO4 (s) + 2KCl3 (aq)
Ba(NO3)2 (aq) + K2CrO4 (aq) → BaCrO4 (s) + 2KNO3 (aq)
H. Evaluasi/Pertanyaan
1. Apa sebab terjadi perubahan warna pada fenolftalein?
Jawab:
Fenolftalein tidak berwarna bila ada dilarutan asam tetapi akan berubah warnanya
menjadi merah muda ketika berada dilarutan basa.
8
I. Kesimpulan
1. Pengenalan unsur halogen dan ion halida dapan dipelajari dengan
menggunakan larutan amilum. Apabila suatu larutan ditetesi suatu larutan
amilum, warna berubah menjadi biru tua, maka larutan tersebut mengandung
unsur halogen. Contohnya adalah pada pengujan iod. Larutan iod berwarna
cokelat akan berubah menjadi warna biru/ungu tua apabila ditetesi larutan
kanji.
2. Kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur halogen memiiki enam tingkat oksidasi,
kecuali Flourin yang hanya memiliki dua macam tingkat oksidasi 0 dan -1.
Selain unsur Flourin , memiliki tingkat oksidasi +1, +3, +5, dan +7.
3. Keperiodikan sifat-sifat logam-logam alkali dan alkali tanah dapat diuji
dengan reaksi nyala yang akan menimbulkan warna khas dari unsur-unsur
tersebut. Seperti Na berearna orange, Mg berwarna putih/transparan, dan Ba
berwarna kuning kehijauan. Selain dengan uji nyala, dapat juga dengan uji
kelarutan senyawa logam alkali dan alkali tanah yang digunakan untuk
mjengetahui seberpa besar tingkat kelarutan dari logam alkali dan alkali tanah.
pad unsur-unsur ini, jari-jari atom logam deari atas ke bawah semakin besar
sedangkan energi ionisasi dan keelektronegatifannya semakin kecil dari atas
ke bawah.
9
Daftar Pustaka
H.A.M, Mulyono. 2008. Kamus kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Atkins, P.W.1990. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi 6.Kartohadiprojo. Jakarta:
Erlangga, Indonesia.
Basri, S. 2002. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta : Rineka Cipta, Indonesia.
Chang, R. 2004. Kimia Dasar II. Erlangga: Jakarta.
http://rosannisinurat.blogspot.co.id/2016/01/materi-sistem-periodik-unsur.html
diakses 2 Maret 2018, pukul 17.30 WIB
10