Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN MENGKARANG

LP 1 Mengkarang

Hari : Rabu, 23 Februari 2017


Cuaca : Cerah
LP : 2a
Lokasi : Sungai Mengkarang
Posisi : 2⁰10’47.0”LS 102⁰10’37.0”BT elevasi 90 m

Pada lokasi pengamatan ditemukan keberadaan litologi berupa litologi basalt, yang menjadi
batuan dasar dari lokasi ini, sehingga ditemukan kontak non-conformity antara batuan basalt
dengan batuan diatasnya, basalat berwarna abu gelap, holohyalin, batuan yang
terendapkan diatasnya merupakan batulempung dengan karakteristik berwaran abu-abu
dengan corak kecoklatan, beberapa ditemukan dengan struktur sisik dari batuan tersebut.
Kontak unconformity antara basalt dan lempung yaitu N274⁰E/16⁰NE ( gambar 1)

Struktur yang berkembang merupakan sebagai akibat dari adanya gaya tensional pada
regional, menghasilkan sesar naik dengan kedudukan N 22 E/ 44 SE. Efek yang ditimbulkan
adanya pergeseran aliran sungai, dengan bentukan morfologi tebing yang membatasinya,
keberadaaan dari breksiasi berarah umum N 010 E.

Dibeberapa singkapan ditemukan beberapa batubara tersisipkan diantara batulempung


dengan kilap yang menunjukan kilap kaca sebagai akibat proses sedimentasi yang
berlangsung sangat lama.
Gambar 1. Batubara tersisipkan diantara batulempung

Gambar 2. Sesar naik padaa tebing sungai (azimuth foto N 25 E)


Gambar 2. Pola shear joint di LP 1 Sungai Mengkarang

LP 2 mengkarang ( fosil cangkang)

Hari : Rabu, 23 Februari 2017


Cuaca : Cerah
LP : 2b
Lokasi : Sungai Mengkarang
Posisi : 2⁰10’47.03”LS 102⁰10’37.12”BT elevasi 90 m

Pada Lp ini terdapat singkapan dengan struktur cross cutting pada lapisan
sedimen batupasir, singkapan ini juga mengandung cast dan mold yang merupakan
fosil jejak, tercetak pada permukaan batulempung yang berasal dari jenis mollusca
atau cangkang kerang. Pada batuan dasar yang menjadi tempat cetakan tersebut
mengindikasikan pola pengendapan Lacustrine. Pada bagian cast yang berada di
lapisan batulempung ini mengalami reaksi saat ditetesi larutan HCL sedangkan pada
batuan yang terdapat mold tidak mengalami reaksi ketika ditetesi larutan HCL, hal ni
mengindikasikan bahwa adanya proses transgresi atau proses pengkasaran ukuran
butir sedimen dan regresi atau proses penghalusan ukuran butir sedimen pada
daerah tersebut.

Gambar 3. Fosil jejak berupa cast bereaksi terhadap HCl.

LP 3 Mengkarang ( Impression)

Hari : Rabu, 23 Februari 2017


Cuaca : Cerah
LP : 2c
Lokasi : Sungai Mengkarang
Posisi : 2⁰10’47.0”LS 102⁰10’37.0”BT elevasi 88m

Pada LP ini terdapat fosil Impression berupa fosil-fosil daun yang berukuran
30cmx5cm, jika dibandingkan dengan tanaman pada zaman sekarang fosil daun
yang tercetak pada batulempung tersebut kenampakannya mirip dengan tumbuhan
paku, fosil impression terjadi ketika daun jatuh pada lingkungan yang bersifat stabil
dan tenang pada litologi batuan yang berukuran butir sangat halus, fosil daun ini
tercetak di singkapan batuserpih.
Gambar 4. Fosil impression

LP 4 Mengkarang ( zona sesar mendatar)

Hari : Rabu, 23 Februari 2017


Cuaca : Cerah
LP : 2e
Posisi : 2⁰10’17.2”LS 102⁰10’51.9”BT elevasi 132m
Pada LP ini tampak pembelokan yang terjadi secara ekstrem. Hal ini sebagai faktor
dari pergerakan sesar mendatar kiri (Sinistral Slip Fault). Dengan arah kelurusan
sungai mula-mula N265E sedangkan pembelokan berarah N340E. Batuan yang
berada di lokasi terdiri dari Konglomerat alas berumur Permian yang kemunculannya
diakibatkan oleh pengangkatan.
Gambar 5. Pembelokan sungai secara ekstrem indikasi sesar mendatar

Gambar 6. Konglomerat alas sebagai batuan sedimen dasar pada daerah


Mengkarang

LP 5 Mengkarang ( zona altrasi)

Hari : Rabu, 23 Februari 2017


Cuaca : Cerah
LP : 2f
Posisi : 2⁰10’18.2”LS 102⁰10’47.8”BT elevasi 141m

Pada lokasi ini terdapat singkapan batuan yang ter-alterasi, yang terjadi pada batuan
Granit dimana salah satu komposisi mineralnya yaitu Plagioklas terubah menjadi
mineral berukuran butir lempung. Pada LP ini terjadinya alterasi tidak diikuti oleh
proses mineralisasi. Ada beberapa mineral yang terubah di lokasi ini seperti
plagioklas menjadi lempung pilit. Selain itu .terdapat juga mineral alterasi lain seperti
kuarsa, biotit dan hornblande. Batuan yang sudah teralterasi belum tentu
termineralisasi akan tetapi batuan yang termineralisasi sudah pasti teralterasi.

Gambar 7 zona alterasi pada batuan granit

Anda mungkin juga menyukai