PENGAKUAN BRG
PENGAKUAN BRG
1
Indonesia).laporan keuangan yang disajikan berdasarkan pernyataan ini tidak
dimaksudkan untukmemenuhih peraturan perundang-undangan tersebut.
Mudharabah adaalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik
dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan dimuka. Jika usaha mengalami kerugian, makaa seluruh kerugian
ditanggung oleh pemilik dana, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan
oleh pengelola dan, seperti penyelewengan, kecurangan,dan penyalahgunaan
dana.
Mudaharabah ada 2 jenis,yaitu ‘mudharabah mutlaqah (investasi tidak
terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat).
2
a. diukur sebesar nilai wajar aktiva nonkas pada saat penyerahan;dan
b. selisisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva nonkas diakui
sebagai keuntungan atau kerugian bank; dan
3. beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui
sebagai bagian pembayaran mudharabah kecuali telah disepakati bersama.
Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidakterikat pada saat
terjadinya sebesar jumlah yangditerima.pada akhirperiode akuntansi, investasi
tidak terikat diukur sebesar nila tercatat. Bagi hasil investasi tidak terikat
dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode,
yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing).
Kerugiankesalahanatau kelalaian bank dibebankan kepada bank (pengelola dana).
3
Apabila bank bertindak sebagai agendalammenyalurkan dana mudharabah
atauinvestasi terikat tetapi bank menanggung risiko atas penyaluran dana tersebut
(executing agent) maka pelaporanya dilakukan dalam neraca sebesar porsi yang
ditanggung oleh bank.
KARAKTERISTIK
4
Musyarokah dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam
musyarakah permanen, bagi modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. Sedangkan dalam musyarakah menurun,
bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad, mitra akan menjadi
pemilik usaha tersebut.
5
Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan
pengembalian diakui sebagai laba atau rugi bank pad aperiode berjalan. Pada saat
akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra
diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra.
6
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN MURABAHAH
KARAKTERISTIK
7
kerugian sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu lebih kecil dari kerugian
bank maka bank dapat meminta tambahan dari nasabah.
Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan
yang diperjanjikan, bank berhak menggunakan denda kecuali jika dapat
dibuktikan bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda ditetapkan berdasarkan
pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap
kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan
dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial ( Qardhul hasan).
Pada saat perolehan, aktiva yang diproleh dengan tujuan untuk dijual
kembali dalam murabahah diakui sebagai aktiva murabahah sebagai biaya
perolehan. Pengukuran aktiva murababahah setelah perolehan adalah sebagai
berikut:
1. Aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:
a. dinilai sebesar biaya perolehan; dan
b. jika terjadi penurunan nilai akiva karena usang, rusak atau kondisi
lainnya, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan
mengurangi nilai aktiva;
2. Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak
mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi, maka
aktiva murabahah:
a. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau
nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah;dan
b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih
rendah dari biaya perolehan, maka slisihnya diakui sebagai
kerugian.
8
biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Pada
akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih
yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.
Keuntungan murabahah diakui:
1. pada periode terjadiya, apabila akad berakhir pada periode laporan
keungan yang sama; atau
2. selama periode akad secara proposional, apabila akad melampaui satu
periode laporan keuangan.
Potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu metode berikut:
9
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SALAM DAN SALAM PARALEL
Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dilihat
kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non kas. Modal
usaha salam dapat berbentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan,
sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai
wajar (nilai yang disepakati antara bank dan nasabah).
Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:
1. Jika barang pesanan sesuai dengan akad dilihat sesuai nilai yang disepakati
2. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
a.Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan akad, jika nilai pasar
(nilai wajar jika nilaii pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang
diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang
tercantum didalam akad
10
b. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika
nilai pasar tidak tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui
sebagai kelebihan, jika nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari
barang pesanan yang tercantum dalam akad
3. Jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada
tanggal jatuh tempo pengiriman, maka:
a. Jika tanggal pengiriman diperpanjang nilai tercatat piutang salam sebesar
bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum
dalam akad
b. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang
salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah sebesar
bagian yang tidak dapat dipenuhi.
c. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank
mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan
tersebut lebih kecil dari nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan
tersebut diakui sebagai piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo.
d. Bank dapat menggunakan denda kepada nasabah.
Utang salam diakui pada saat bank menerima modal usaha salam yang
diterima. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aktiva non kas.
Modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar.
Istishna adalah akad jual beli antara pembeli dan penjual. Berdasarkan
akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan
sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang
disepakati. Spesifikasi dan barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual
diawal akad. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang
11
meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitias dan kuantitas. Barang pesanan harus
sesuai dengan karakteristik antara pembeli dan penjual. Jika barang pasanan yang
dikirim salah satu cacat, maka penjual bertanggung jawab atas kelalaiannya.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi
istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut
istihna parallel.
1. Akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama antara
bank dan pembeli akhir
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pada dasarnya istishna tidak dapt dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:
1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat
menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.
Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:
1. Jumlah yang telah dibayarkan.
2. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.
Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antara
bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin keuntungan adalah
selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna
diakui dengan mengenakan metode persentase penyelesaian atau metode akad.
12
Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan
penjual dan mengakibatkan kerugian bank, maka kerugian itu dikurangkan dari
garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian
tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada sub kontraktor.
Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik sewa dan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan
atas objek sewa yang disewakan.
Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik
objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakannya dengan obsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu
sesuai dengan akad sewa.
Perpindahan hak milik objek sewa kepada penyewa dalam ijarah
muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan:
1. Hibah
2. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sisa cicilan sewa
3. Penjual pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati
pada awal akad
4. Penjual secara bertahap sebesar hraga tertentu yang disepakati dan
tercantum dalam akad.
Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan objek
sewa dan disusutkan sesuai dengan:
1. Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika
merupakan ijarah
2. Masa sewa jika merupakan ternsaksi ijarah muntahiyah bittamlik
13
Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamllik diakui selama masa
akad secara proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik memulai
penjualan secara bertahap maka besar pendapatan setiap periode aka menurun
secara progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per bagian
objek sewa pada periode tersebut.
Wadi’ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab
atas pengembalian ttitpan. Wadi’ah terbagi atas wadi’ah yad-dhamanah adalah
titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh
penerima titipan, dan wadi’ah yad-amanah apabila dari hasil pemanfaatan tersebut
diperoleh keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerimaan titipan.
Sedangkan dalam prinsip wadia’ah yad-amanah, penerimaan titipan tidak boleh
memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.
Penerimaan titipan dalam transaksi wadi’ah dapat:
1. Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan
2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang
titipan (wadi’ah yad-amanah) namun tidak boleh diperjanjikan
sebelumnya dan besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan.
14
Sumber dana qardhul hasan bersal dari eksternal dan internal. Sumber
dana eksternel meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak lain
(missal dari sumbangan, infaq, shadaqah, dan hasil pendapatan nonhalal). Sumber
dana internal meliputi hasil tagihan pinjaman qaldhul hasan.
Sharf adalah akad jual beli suatu valuta denan valuta lainnya. Transaksi
valuta asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai
dan dibenarkan utuk tujuan spekulatif.
Pendapatan Sharf
Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai pada
tanggal penyerahan valutaq diakui sebagai keuntungan/kerugian pada saat
penyerahan/penerimaan dana.
15
untuk pemberian jasa bank antara lain garansi bank, standy by L/C,
pembukaan L/C impor, dan lain-lain.
Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia (PABSI). Oleh karena itu laporan keuangan harus mampu memfasilitasi
semua pihak yang terikat dengan bank syariah.
Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-
komponen berikut:
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Perubahan Dana Infestasi Terikat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Infaq dan Shadaqah
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan
8. Catatan atas Laporan Keuangan
16
1. Bukti transaksi
2. Jurnal
3. Buku Besar
4. Neraca Saldo
5. Jurnal Penyesuain
6. Laporan Keuangan
(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun 20xx
xxxx xxxx (tahun)
Uraian Catatan (tahun) Unit Moneter
Unit
Moneter
Aktiva
Kas dan setara kas 8 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Piutang Penjualan 9 x.xxx.xxx xxx.xxx
Investasi
Investasi dalam surat-surat berharga
Investasi mudharabah 10 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Investasi Musyarakah 11 xx.xxx.xxx x.xxx.xxx
Penyertaan Modal 12 -- x.xxx.xxx
Persediaan 13 xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Investasi pada real estat 14 -- x.xxx.xxx
Aktiva yang disewakan 15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Istishna 16 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Investasi lain-lain 17 -- x.xxx.xxx
17
-- -- --
-- -- --
-- -- --
(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun 20xx
18
Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak
Terbatas dan Saham Minoritas xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Ekuitas pemilik
Modal disetor 25 xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Cadangan 26 x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Laba ditahan x.xxx.xxx x.xxx.xxx
19
Keuntungan rekening investasi tidak
terbatas sebelum bagian bank sebagai
mudharib xxx.xxx xxx.xxx
Bagian bank sebagai mudharib (xxx.xxx) (xx.xxx)
Keuntungan terhadap rekening investasi tidak
terbatas sebelum pajak (xxx.xxx) (xxx.xxx)
Bagian bank pada pendapatan dari investasi
(sebagai mudharib dan sebagai pemilik
dana) x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Pendapatan bank dari investasi xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Bagian keuntungan bank dari rekening
Investasi terbatas sebagai mudharib 29B xxx.xxx xxx.xxx
Fee bank sebagai agen investasi untuk
investasi terbatas xxx.xxx xxx.xxx
Pendapatan dan jasa-jasa perbankan x.xxx x.xxx
Pendapatan lain-lain 30 x.xxx x.xxx
Total pendapatan bank xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Biaya umum dan administrasi (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Depresiasi (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Pendapatan neto sebelum pajak dan pajak x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Provisi untuk zakat (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Pendapatan neto sebelum saham minoritas
(saham minoritas) x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Pendapatan neto (x.xxx) (x.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
(Nama Bank)
20
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
xxxx (tahun) xxxx (tahun)
Uraian Catatan Unit Moneter Unit Moneter
Arus kas dari operasi
Pendapatan neto x.xxx.xxx --
Penyesuaian terhadap pendapatan neto -- --
Kas neto dari kegiatan operasional -- --
Depresiasi x.xxx.xxx --
Provisi rekening ragu-ragu xx.xxx --
Provisi untuk zakat x.xxx.xxx --
Provisi untuk pajak -- --
Zakat yang dibayarkan (xxx.xxx) --
Pajak yang dbayarkan -- --
Keuntungan dar rekening investasi tidak terbatas xxx.xxx --
Keuntungan dari penjualan aktiva tetap -- --
Depresiasi dari aktiva yang disewakan x.xxx.xxx --
Provisi untuk penurunan nilai investasi pada surat-
surat berharga xxx.xxx --
Piutang ragu-ragu (x.xxx) --
Pembelian aktiva tetap (xxx.xxx) --
21
Kenaikan neto pada piutang (x.xxx.xxx) --
(Nama Bank)
Laporan Perubahan Modal
Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)
Modal Cadangan
Disetor Unit Unit
Unit Moneter Moneter Laba
Uraian Moneter Yang Sah Umum Ditahan Total
Saldo per xxxx (tahun) xxx.xxx.xxx -- -- -- xxx.xxx.xxx
Emisi ( ) saham -- --
22
Pendapatan neto x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Keuntungan dibagikan (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Transfer ke cadangan xxx.xxx xxx.xxx (x.xxx.xxx) --
(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah
Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
xxxx (tahun) xxxx (tahun)
Unit Unit Moneter
Catatan Moneter
Sumber-sumber Zakat dan Sumbangan
Zakat jatuh tempo dari bank x.xxx.xxx --
Zakat jatuh tempo dari pemilik rekening xxx.xxx --
Sumbangan xxx.xxx --
23
Zakat untuk mu’allaf xxx.xxx --
Zakat untuk fisabilillah xxx.xxx --
Zakat untuk amil zakat (biaya administrasi dan
umum) xxx.xxx --
(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
xxxx (tahun) xxxx (tahun)
Uraian Catatan Unit Moneter Unit Moneter
Saldo Awal
Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx
Sumber-sumber dana qardhul hasan xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari rekening koran xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari pendapatan yang dilarang syariah
(haram) xxx.xxx xxx.xxx
Sumber di luar bank xxx.xxx xxx.xxx
24
Penggunaan Qardhul Hasan
Pinjaman kepada para pelajar xxx.xxx xxx.xxx
Pinjaman kepada para pengrajin xxx.xxx xxx.xxx
Penyelesaian rekening koran xxx.xxx xxx.xxx
25
berjalan, pembayaran aktifa produktif yang telah dihapus bukukan dan
saldo penyisihan pada akhir tahun.
7. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan (penghapusan aktifa produktif
bermasalah).
8. Metode yang digunakan untuk menetukan penyisihan khusus dan umum.
9. Kebijakan, manajeman dan pelaksanaan pengendalian resiko portofolio
aktifa produktif.
10. Besarnya aktiva produktif bermasalah dan penyisihannya untuk setiap
sektor ekonomi.
11. Saldo aktiva yang sudah diaktifkan.
Neraca
26
5. Nilai kontrak Istisna’paralel yang sedang berjalan rentang periode
pelaksanaannya
6. Nilaikontrakistisna’yang telah ditanda tangani bank selama periode berjalan
tetapi belum dilaksanakan dan rentang periode pelaksanaannya
27
1. Pendapatan dan keuntungan investasi
2. Bebandan kerugian investasi
3. Laba(rugi) investasi
4. Bagian para pemilik dana investasi tidak terikat pada pendapatan (kerugian
) dari investasi sebelum bagian pengelola dana
5. Bagian bank pada pendapatan (kerugian) investasi
6. Bagian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai
pengelola dana
28
4. Dana zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan bank selama periode
5. Dana zakat,infaq, dan shadaqah yang belum disalurkan pada akhir periode
laporan.
29
Keterbatasan – Keterbatasan Laporan Keuangan
30
Rasio – RasioKeuangan Bank Syariah di Indonesia
Hingga saat ini analisis rasio keungan bank syariah msih menggunakan
aturan yang berlaku di bank konvensional. Jenis analisis rasio keuangan dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1. Perbandingan internal. Analisis dengan membandingkan rasio periode
sekarang dengan periode yang lalu dan yang akan datang untuk
perusahaan yang sama.
2. Perbandingan esternal. Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rata industri
pada suatu titik yang sama.
31
2. Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank dalam
memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :
a. Perputaran Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas (efesiensi)
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam
suatu periode tertentu dengan jumlah keseluruhan aktiva.
Perputaran aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva
32