NIM: 20517008
Sintesis Satu Tahap Ester Karbohidrat sebagai Senyawa Antibakteri dan Antijamur
I. Latar Belakang
Bakteri dan jamur patogen dapat merusak produk pertanian dan industri
makanan sehingga perlu dilakukan penghilangan bakteri dan jamur patogen, yaitu
dengan cara iradiasi dan penggunaan senyawa antibakteri dan antijamur. Senyawa
antibakteri dan antijamur diantaranya adalah hipoklorit, iodoform, asam peroksi asetat,
dan senyawa amonium kuarterner. Senyawa-senyawa tersebut lebih efektif melawan
bakteri dan jamur patogen, akan tetapi berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Penggunaan bahan alam sebagai senyawa antibakteri dan antijamur kurang efektif
karena bioaktivitasnya yang rendah. Penggunaan bahan pengawet makanan seperti
natrium benzoat, asam maleat, dan kalium sorbat dapat menimbulkan efek samping
bagi kesehatan. Asam benzoat dapat mengalami dekarboksilasi jika digunakan bersama
senyawa asam, sehingga terbentuk benzena yang bersifat karsinogen. Asam maleat
dapat menghambat metabolisme energi sel. Kalium sorbat bersifat racun dan mutagen
terhadap sel darah merah.
Ester karbohidrat telah digunakan secara luas di bidang industri dan kesehatan
sebagai senyawa antibakteri dan antijamur karena aman bagi kesehatan dan ramah
lingkungan (biodegradable). Struktur ester karbohidrat dapat dilihat pada Gambar 1.
Ester karbohidrat disintesis melalui dua metode umum, yaitu: sintesis dengan
katalis enzim dan katalis non-enzim. Kedua metode ini memiliki keuntungan, yaitu
dapat menginkorporasi gugus asil pada gugus hidroksil primer secara selektif pada
karbohidrat tanpa melalui tahap proteksi-deproteksi, akan tetapi masih kurang efektif.
Reaksi sintesis ester karboksilat yang dikatalisis enzim menggunakan vinil ester sintetik
dan membutuhkan banyak pelarut organik sehingga tidak sesuai dengan prinsip “green
chemistry”. Banyak enzim, seperti lipase, bergantung pada tingkat spesifisitas substrat
sehingga rendemen yang didapatkan sangat bervariasi antara karbohidrat dan asam
lemak dengan berbagai panjang rantai. Selain itu, reaksi sintesis ini hanya bisa
dilakukan dalam skala kecil (mg – g). Reaksi sintesis ester karboksilat non-enzimatik
dapat menghasilkan berbagai ester karbohidrat, tak terbatas pada tingkat spesifisitas
substrat, namun kurang bersifat regioselektif karena sulit menginkorporasikan gugus
asil pada gugus hidroksil primer yang diinginkan pada karbohidrat. Untuk mengatasi
hal itu, dilakukan tahap proteksi-deproteksi untuk meningkatkan regioselektivitas, akan
tetapi metode ini kurang ekonomis dan tidak sesuai dengan prinsip “green chemistry”.
Apabila digunakan 1,2 ekuivalen asil klorida, maka produk yang dominan
terbentuk adalah monoasil ester karboksilat. Apabila digunakan 1,5 ekuivalen asil
klorida, maka produk yang dominan terbentuk adalah diasil ester karboksilat. 1.5
ekuivalen asil klorida adalah kondisi optimal pembentukan monoasil manosa seperti
pada Gambar 3.
Gambar 3 Reaksi sintesis monoasil manosa dengan asil klorida 1,5 ekuivalen
Dari hasil uji bioaktivitas, ester manosa dengan rantai karbon empat belas
(MAN014) adalah senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur paling
tinggi. Untuk mengetahui hubungan struktur dan aktivitas ester manosa, disintesis ester
metilmanopiranosida dengan rantai karbon empat belas. monoasil manosa dengan
rantai karbon empat belas (MM014), didapatkan produk utama 6-O-asil seperti pada
Gambar 4.
Gambar 4 Reaksi asilasi metil manopiranosida dengan asil klorida 1,5 ekuivalen
Reaksi asilasi glukosa lebih regioselektif daripada manosa seperti pada Gambar 5.
III. Bioaktivitas
3.1 Aktivitas Antibakteri
Semua ester karbohidrat diuji aktivitas melawan Escherichia coli
(ATCC25922) Gram-positif (G+) S. aureus (ATCC25923) and Gram-negatif
(G-) menggunakan vankomisin, kanamisin A, neomisin sebagai kontrol. Dari
Tabel 1, terlihat bahwa MAN014 merupakan antibakteri yang paling aktif
diantara semua ester karbohidrat terhadap semua strain bakteri dengan
konsentrasi hambat minimal “Minimum Inhibitory Concentration” (MIC) 16–
32 𝜇g/mL and 128 𝜇g/mL terhadap MRSA dan bakteri G-. Ester karbohidrat
lebih aktif melawan bakteri G+ daripada G-.
Tabel 1 Nilai MIC ester karbohidrat terhadap bakteri
Tabel 3 Aktivitas sinergis antijamur A. flavus terhadap azol dengan kombinasi MAN014
Gambar 7 Percobaan hifa tunggal S. aureus (ATCC25923), kontrol kosong (baris atas), bakteri
diinkubasi dengan MAN014 1X MIC (baris bawah)
Gambar 8 Percobaan hifa tunggal F. graminearum, kontrol kosong (baris atas), jamur
diinkubasi dengan MAN014 1X MIC (baris bawah).
Sitotoksisitas MAN014 diuji terhadap tiga sel mamalia, yaitu A549 (sel
kanker epitel paru-paru), Beas-2B (sel normal epitel paru-paru), dan HeLa (sel
adenokarsinoma epitel serviks). Nilai IC50 MAN014 adalah 107.65 ± 1.98
𝜇g/mL untuk A549, 77.35 ± 6.14 𝜇g/mL untuk Beas-2B, dan 71.76 ± 4.69
𝜇g/mL untuk HeLa. Pada konsentrasi rendah (1 sampai 10 𝜇g/mL), MAN014
tidak bersifat toksik, bahkan mendukung pertumbuhan sel. Sitotoksisitas
MAN014 yang signifikan diamati pada konsentrasi 100 𝜇g/mL seperti pada
Gambar 9.