PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber hukum ajaran islam selain Al-Qur’an dan as-Sunnah ialah
dengan ijtihad. Ijtihad berasal dari kata jahada yang berarti bersungguh-
sunguh. Ijtihad dilakukan apa bila sumber hukum yang terdapat dalam Al-
Qur’an maupun As-Sunnah tidak tercantumkan atau tidak terdapat di
dalamnya sehingga harus memunculkan hukum baru berdasarkan ijtihad,
namun tetap tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kata jahada terdapat dalam AL-QURAN Surah an-nahl(16) ayat 38,
surah an-Nur(24) ayat 53 dan surah father (35) ayat 42semuanya
mengandung arti badlu al-wus’I wal –thaqati ( pengarahan segala
kemampuan dan kekuatan)(Muhaimin dkk., 2012:177), atau juga berarti
berlebihan dalam bersumph (al-mubalaghat fi al-yaminfi al-yamin). Dalam
pandangan etimologis, ijtihad juga mengajarkan sesuatu dengan
kesungguhan.
Fungsi ijtihad itu ialah pada akhirnya harus dalam kerangka tajdid
(pembaruan), yakni mengadakan pembaharuan dalam ajaran-ajaran islam
dan juga ijtihad dalam islam memiliki peranan dan urgensitas yang sangat
tinggi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu ijtihad?
2. Apa saja dasar ijtihad?
3. Apa syarat bagi seorang mujtahid?
4. Apa saj fungsi dari ijtihad itu sendiri?
5. Apa saja hukum ijtihad?
6. Bagaimana metode atau cara dalam berijtihad?
7. Apa saja lapangan ijtihad?
8. Ijtihad Nabi Muhammad SAW.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dari makalah di atas dapat diambil kesimpulan Sumber hukum
ajaran islam selain Al-Qur’an dan as-Sunnah ialah dengan ijtihad. Fungsi
ijtihad itu ialah pada akhirnya harus dalam kerangka tajdid (pembaruan),
yakni mengadakan pembaharuan dalam ajaran-ajaran islam dan juga ijtihad
dalam islam memiliki peranan dan urgensitas yang sangat tinggi. Penentuan
ijtihad juga harus berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis sehingga tidak
menyimpang dari ajaran agama Islam.