LP TB 2
LP TB 2
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC) terjadi
melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel
yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas dengan
melakukan reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas, basil tuberkel yang
mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu
sampai tiga basil, gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan
cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang
alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear
tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme
tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang
akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang-
biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini
membutuhkan waktu 10 – 20 hari .
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju,
isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang
mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel
epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih
fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah
bening regional dan lesi primer dinamakankompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi
pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus dan
menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk
kedalam percabangan trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain di
paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus. Lesi primer
menjadi rongga-rongga serta jaringan nekrotik yang sesudah mencair keluar bersama
batuk. Bila lesi ini sampai menembus pleura maka akan terjadi efusi pleura tuberkulosa.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan
jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkhus dapat menyempit dan
tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga bronkus. Bahan perkejuan
dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas
penuh dengan bahan perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas.
Keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan
dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang
lolos melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang
kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini
dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran
hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier.
Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme
masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh. Komplikasi yang dapat
timbul akibat tuberkulosis terjadi pada sistem pernafasan dan di luar sistem pernafasan. Pada
sistem pernafasan antara lain menimbulkan pneumothoraks, efusi pleural, dan gagal nafas,
sedang diluar sistem pernafasan menimbulkan tuberkulosis usus, meningitis serosa, dan
tuberkulosis milier.
E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik
tetapi progresif. Penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang khas.
Biasanya keluhan yang muncul adalah :
1) Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / mengeluarkan
produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent (menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
4) Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura
sehingga menimbulkan pleuritis.
5) Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan
keringat di waktu di malam hari
G. Klasifikasi
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan
paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan
dimulai. Klasifikasi penyakit TB Paru :
1. Tuberculosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :
a) Tuberkulosis Paru BTA (+)
· Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+).
· 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran
tuberculosis aktif.
b) Tuberkulosis Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen dada menunjukan
gambaran tuberculosis aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan.Bentuk berat bila gambaran foto
rontgan dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas
Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang fungsi, meningkatnya rasio residu udara pada
kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat infiltrasi parenkim /
fibrosa, hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis).
K. Penatalaksanaan
Pengobatan TBC Paru
Paduan obat jangka pendek 6–9 bulan yang selama ini dipakai di Indonesia dan dianjurkan
juga oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2
RHZ/4R3H3/ 2RHS/4R2H2, dan lain-lain. Untuk TB paru yang berat (milier) dan TB Ekstra
Paru, therapi tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ/7RH. Departemen
Kesehatan RI selama ini menjalankan program pemberantasan TB Paru dengan panduan
1RHE / 5R2H2.
Bila pasien alergi / hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan obat jangka
panjang 12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT, dan lain-lain.
Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :
1. Obat anti TB tingkat satu
Rifampisin (R), Isoniazid (I), Pirazinamid (P), Etambutol (E), Sterptomisin ( S ).
2. Obat anti TB tingkat dua
Kanamisin (K), Para-Amino-Salicylic Acid (P), Tiasetazon (T), Etionamide, Sikloserin,
Kapreomisin, Viomisin, Amikasin, Ofloksasin, Sifrofloksasin, Norfloksasin, Klofazimin dan
lain-lain.
Prioritas Keperawatan
1) Meningkatakan / mempertahankan ventilasi / oksigenasi adekuat
2) Mencegah penyebaran infeksi.
3) Mendukung prilaku / tugas untuk mempertahankan kesehatan.
4) Meningkatkan strategi koping efektif.
5) Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Tujuan Pemulangan
1) Fungsi pernafasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu
2) Komplikasi dicegah
3) Pola hidup / prilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi.
4) Proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dipahami.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
§ Mempertahankan jalan nafas pasien
§ Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Intervensi :
a. Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter, jumlah
sputum, adanya emoptisis
c. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas
dalam
d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
a. Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
b. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah
diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan evaluasi
c. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan
d. Mencegah obstruksi / aspirasi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi sputum
meningkat.
Kriteria hasil :
§ BB meningkat
Intervensi :
a. Catat status nutrisi pasien
b. Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
c. Berikan makanan sedikit tapi sering
d. Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan pada klien
kecuali kontra indikasi
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
a. Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
b. Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
c. Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
d. Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan
dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
§ Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
a. Kaji kemampuan pasien untuk belajar
b. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
c. Berikan instruksi dan informasi tertulis
d. Anjurkan klien untuk tidak merokok
e. Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
a. Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu
b. Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang
memerlukan evaluasi lanjut
c. Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah besar informasi
d. Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan disfungsi
pernapasan
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari
pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
§ Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
a. Kaji patologi penyakit
b. Identifikasi orang lain yang berisiko
c. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan menghindari
meludah
d. Kaji tindakan kontrol infeksi
e. Awasi suhu sesuai indikasi
f. Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
a. Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan
b. Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran /
terjadinya infeksi
c. Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
d. Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
e. Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran
infeksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : TN. Zaini
2) Alamat & Telepon : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02
Masjid AR-ROYAN
3) Pekerjaan Kepala Keluarga : Penjaga masjid
4) Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5) Komposisi Keluarga
No NAMA JK Hub Umur Pend Status Imunisasi Ket
Dng BCG Polio DPT Hepatitis Campak
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Zumani P Istri 48 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 M.Ulinuha L Anak 27 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 M.Wildan L Anak SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 M.Alif L Anak 20 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Riyanto
5 M.Anisofyan L Anak 11 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 M.Silmi L Anak 9 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kahfa
7 Ramadhani L Anak 8 bln - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Genogram
Genogram :
6) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Z merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
anak yang tinggal dalam satu rumah. Jenis perkawinan adalah monogami.
7) Suku Bangsa
Tn.Z dan Ny.Z berasal dari Tegal Jawa Tengah, bahasa yang di gunakan adalah bahasa
INDONESIA.
8) Agama
Seluruh keluarga Tn.Z beragama islam, keluarga Tn.Z menjalani ibadah sesuai dengan
agama yang dianutnya. Menurut Tn.Z, Ny.Z selalu mengikuti kegiatan pengajian yang di
adakan rutin tiap minggu di lingkungan rumahnya.
9) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga perbulan tidak tentu karena tidak memiliki pekerjaaan yang tetap.
Penghasilan Tn.Z perhari sebesar Rp. 45.000,- itu pun kalau ada orang yang membutuhkan
tenaganya. Pendapatan tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Tn.Z hidup terpisah
dari keluarganya sejak tahun 1995, istri Tn.Z dan anak-anaknya tinggal di Tegal sementara
Tn.Z tinggal di Jakarta. Istri Tn.Z adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki usaha
sebuah warung di rumahnya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya. Tn.Z tidak
mampu untuk menyisihkan sedikit uang untuk di tabung.
10) Aktivitas Rekreasi Dalam Keluarga
Tn.Z tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk melakukan rekreasi. Penggunaan waktu
senggang biasanya dilakukan untuk membersihkan masjid dan beribadah.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11) Keluarga Tn.Z saat ini sedang menghadapi tahapan keluarga yang melepas anak usia dewasa
muda, dimana tugas perkembanganya antara lain:
a. Menentukan pasangan hidup
b. Belajar untuk menyesuaikan diri dan hidup bersama pasangan (suami atau istri)
c. Membentuk keluarga
d. Belajar mengasuh anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Meniti karir atau melanjutkan pendidikan
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
h. Memperoleh kelompok sosial yang berjalan dengan nilai-nilai yang di anutnya.
12) Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sejauh ini adalah membentuk sosial
dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya.
13) Riwayat keluarga Inti
Tn.Z mengatakan keluarganya sudah lama tinggal di Tegal, hanya anak yang pertama sudah
tinggal terpisah dari keluarga karena sudah memiliki keluarga dan sudah menetap di daerah
cikampek. Tn.Z merantau ke Jakarta sejak tahun 1995 tinggal selalu berpindah-pindah dan
tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan sudah beberapa tahun ini tinggal di masjid AR-
ROYAN dan memiliki profesi sebagai penjaga masjid.
Tn.Z, saat dilakukan pengkajian secara fisik dalam keadaan sehat, tetapi sudah sejak 1 bln
menderita penyakit TBC dan sedang menjalani proses pengobatan penyakitnya. Tn.Z sedang
mengkonsumsi obat paket stop TB tahap intensif awal yaitu RHZE (4 FDC) yang selalu di
minumnya 1 x sehari setiap jam 6 pagi, selama 2 bulan. Tn.Z selalu rutin memeriksakan
kesehatannya di puskesmas pondok gede, pada saat pengkajian TD Tn.Z adalah 110/70
mmHg dan N: 80 x/mnt. Menurut Tn.Z, istri dan anak-anaknya saat ini dalam keadaan sehat
di kampung halamanya.
14) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn.Z mengatakan sebelum pindah ke jakarta pekerjaan yang dilakukan dikampung hanya
sebagai petani saja. Menurut Tn.Z alhamdulillah seluruh keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit TBC kecuali dirinya sendiri.
III. Lingkungan
15) Karakteristik Rumah
Tn.Z saat ini tinggal bersama temanya dikamar pada sebuah masjid dengan ukuran 2x3 m³,
ventilasi kamar kurang, cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam kamar. Tidak ada dapur
dan kamar mandi, penerangan menggunakan listrik, lantai dari keramik serta kebersihan
masjid dan kamar baik.
Denah rumah:
Pengolahan Sampah
Masjid memiliki tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang masjid
Sumber Air
Air yag digunakan untuk minum sehari-hari adalah air aqua galon
Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah langsung ke got. Kondisi selokan bersih dan tidak banjir saat hujan
2 Leher :
§ Tonsil Tonsil kanan kiri normal tidak ada pembesaran dan
peradangan
§ Kelenjar Tyroid Tidak ada pembesaran
3 Thorax :
§ Jantung Gallop (-), mur2 (-)
§ Paru-paru Ronchi (+) di inter costa 4 – 5 dextra, whezing (-), batuk
(-), dada simetris, pernafasan dada dan perut, frek 24
x/mnt
4 Abdomen Acites (-), bising usus N 15-20 x/mnt, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran hepar
5 Kulit Warna sawo matang, turgor kulit baik, bersih, tidak ada
penyakit kulit, hyperpigmentasi (-)
6 Extermitas Oedem (-), tidak ada kelainan pada extermitas atas dan
bawah
55
5 5
ANALISA DATA
No. DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS :
- Tn.Z bertanya tentang Resiko penularan Ketidak mampuan keluarga Tn.Z
cara penularan dan penyakit TB Paru khususnya Tn.Z dalam mengenal
pencegahan penyakit TB masalah resiko terjadinya
paru penularan TB Paru
- Menurut Tn.Z ia tinggal
sekamar dengan temanya
- Tn.Z mengatakan
batuknya sudah jarang dan
tidak berdahak
DO :
- Tn.Z kurang mengetahui
tentang cara penularan,
pencegahan penyakit TB
Paru.
- Tn.Z tidur satu kamar
dengan temannya.
- Tidak ada pengkhususan
alat tenun dan alat makan
2 DS :
- Tn.Z selalu bertanya Kurang Kurang informasi dan
tentang pengertian, tanda pengetahuan keterbatasankemampuankeluarga
dan gejala yang tentang pengertian Tn.Z khususnya Tn.Z
ditimbulkan, cara TB Paru, tanda dan dalam menerimainformasi
penularan dan pencegahan, gejala yang
komplikasi dan ditimbulkan, cara
pengobatan dari penyakit penularan dan
TB paru. pencegahan,
- Menurut klien sudah komplikasi dan
menderita TB sejak 2 bln pengobatan dari
yang lalu dan sedang penyakit TB paru.
menjalani pengobatan.
- Tn.Z mengatakan tidak
tahu akibat yang
ditimbulkan oleh penyakit
TB Paru bila tidak diobati
secara teratur.
DO :
- Klien tampak selalu
bertanya tentang
penyakitnya
- Klien sedang menjalani
pengobatan di puskesmas
dan mengkonsumsi obat
RHZE
- Klien bertanya tentang
akibat dari pengobatan
yang tidak rutin dan tuntas
- Klien tidak dapat
menjawab ketika ditanya
oleh perawat tentang
penyakit TB paru yang
dideritanya
PRIORITAS MASALAH
Masalah : Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
No KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Penularan belum terjadi
Ancaman kesehatan tapi resiko terjadinya
penularan cukup besar.
Masalah : Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara
penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam menerima informasi
1) Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
2) Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara
penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam menerima informasi
FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Mampu menyebutka
pengobatan tradision
Paru, yaitu : dengan
minum susu, tetapi
menggantikannya de
wortel atau sari kaca
kedelai.
Resep Jus:
• Pagi: Wortel 1 gel
bayam ½ gelas
• Siang: Wortel 1 ge
dandelion ¼ gelas
• Malam: Wortel 1 g
celery ½ gelas, baya
gelas
• Sebelum tidur: Wo
gelas
Mampu menyebutka
pengobatan tradision
Paru, yaitu : dengan
minum susu, tetapi
menggantikannya de
wortel atau sari kaca
kedelai.
Resep Jus:
• Pagi: Wortel 1 gel
bayam ½ gelas
• Siang: Wortel 1 ge
dandelion ¼ gelas
• Malam: Wortel 1 g
celery ½ gelas, baya
gelas
• Sebelum tidur: Wo
gelas
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 3
P : Pertahankan
kemampuan
keluarga untuk
merawat
kesehatan
anggota
keluarganya.
2 Kurang pengetahuan Setelah 16/04/11a. Diskusikan S : Tn.Z
tentang pengertian TB dilakukan bersama mengatakan
Paru, tanda dan gejala kunjungan keluarga pengertian TB
yang ditimbulkan, cara keluarga khususnya Paru adalah
penularan dan selama 1 x Tn.Z tentang penyakit
pencegahan, komplikasi 30 menit pengertian, infeksi
dan pengobatan dari diharapkan tanda dan menahun
penyakit TB paru b/d keluarga gejala, menular yang
kurang informasi dan terutama penyebab, disebabkan
keterbatasankemampuan Tn.Z komplikasi oleh kuman TB
keluarga Tn.Z khususnya mampu: serta (Mycobacteriu
Tn.Z 1. Mengenal pencegahan m
dalammenerimainformasi masalah dan perawatan Tuberculosis),y
kesehatan TB Paru ang tanda dan
keluarga dengan gejalanya
dengan TB menggunakan adalah demam,
Paru power point batuk disertai
1.1 dan leaflet dahak selama 2
Menyebutka tentang TB minggu / lebih,
n pengertian Paru dahak kadang
TB Paru b. Berikan disertai darah,
1.2 kesempatan sesak nafas
Menyebutka bertanya dengan rasa
n tanda dan kepada nyeri
gejala TB keluarga dada,nafsu
Paru khususnya makan kurang,
1.3 Tn.Z BB turundan
Menyebutka c. Motivasi berkeringat
n penyebab keluarga waktu malam
TB paru khususnya hari, sedangkan
Tn.Z untuk penyebabnya
mengulang adalah
kembali apa kumanMycoba
yang telah cterium
dijelaskan Tuberkulosis
d. Motivasi O : Tn.Z dapat
keluarga menyebutkanp
khususnya engertian TB
Tn.Z untuk Paru adalah
mengidentifika penyakit
si penyebab infeksi
dan tanda menahun
gejala TB menular yang
Paru yang disebabkan
dialami Tn.Z oleh kuman TB
e. Berikan (Mycobacteriu
pujian atas m
usaha keluarga Tuberculosis),y
khususnya ang tanda dan
Tn.Z gejalanya
adalah demam,
batuk disertai
dahak selama
2minggu /
lebih, dahak
kadang disertai
darah, sesak
nafas dengan
rasa nyeri
dada,nafsu
makan kurang,
BB turundan
berkeringat
waktu malam
hari, sedangka
penyebabnya
adalah
kumanMycoba
cterium
Tuberkulosis
A : TUK 1
tercapai
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 2
2 Mengam 16/04/11a. Diskusikan S : Tn .Z
bil bersama mengatakan 3
keputusan keluarga dari 5 akibat
untuk khususnya lanjut dari TB
mengatasi Tn.Z tentang Paru
kelanjutan akibat lanjut yaitu:pembesar
dari TB dari TB Paru an kelenjar
paru b. Motivasi sevikalis yg
dengan keluarga untuk superfisial,Pleu
cara mengulang ritis
menjelaskan kembali apa tuberkulosa,Ef
2.2 Akibat yang telah usi
dari TB dijelaskan. pleura(cairan
paru c. Berikan yang keluar ke
pujian atas dalam rongga
usaha keluarga pleura)
khususnya O : Tn.Z hanya
Tn.Z dapat
menyebutkan 3
dari 5 akibat
dari TB Paru,
yaitu:pembesar
an kelenjar
sevikalis yg
superfisial,Pleu
ritis
tuberkulosa,Ef
usi
pleura(cairan
yang keluar ke
dalam rongga
pleura)
A : TUK 2
tercapai.
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 3
Nama Kegiatan
Penyuluhan kesehatan (penkes)
Judul Penyuluhan
TB PARU
Waktu
30 menit
Tempat
Masjid Ar-Royan
TIU:
Klien mampu mengenal Penyakit TB Paru mencegah resiko penularan TB Paru di
keluarganya
TIK:
Setelah diberi penyuluhan klien dapat mengerti tentang
a. Pengetian TB Paru
b. Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c. Penularan TB Paru
d. Pencegahan TB Paru
e. Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru
Sasaran
Klien yang mempunyai penyakit Tuberculosis Paru
Deskripsi Singkat
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis ,penularan tuberculosis paling banyak melalui udara (airborne desease ) sifat
dari mycobacterium tuberculosis ini adalah tahan asam ,sanggup hidup dalam udara bebas
tanpa sinar matahari dalam beberapa jam ,tapi kuman ini cepat mati pabila terkena sinar
matahari .
Pokok Bahasan
Ø Pengetian TB Paru
Ø Tanda dan gejala penyakit TB Paru
Ø Penularan TB Paru
Ø Komplikasi
Ø Pencegahan dan pengobatan TB Paru
Metode
Ceramah dan Tanya jawab
Media
Laptop, power point dan leaflet
Kegiatan
No KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit
· salam Membalas salam
a. Perkenalan · memperkenalkan diri dan
b. Penjelasan topik · beri penjelsan topik mendengarkan
c. Tujuan penyuluhan penyuluhan
TB PARU
1. Pengertian TB Paru
Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosa.