Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin,
atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta
kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC.
Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei
prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa
prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan
Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi
TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau klinik pemerintah
dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan.
Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang besar karena TB merupakan penyebab kematian nomor
dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-menerus tanpa
terputus walaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan yang terhenti
ditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan sulit untuk
disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh keterlibatan anggota
keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat. Dukungan keluarga penderita
sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan.
Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus kambuh
dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang disiplinnya pasien dalam
minum obat maka penulis berkeinginan untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga
dengan TBC.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
keluarga dengan penyakit TBC..?”
1.3 TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui konsep tahap perkembangan
2) Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis,
komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis
3) Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian keperawatan
4) Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5) Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan pada klien TBC
6) Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA


2.1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga. (Friedman 1998).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,
dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. (Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Effendy, 1998)
2.2 Bentuk atau Type Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi
atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek-nenek, paman bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the
single adult living alone). Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non
marital heterosexsual cobabiting family)
f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family).
g. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat
Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang
sangat kuat.(Depkes RI. 2002)

2.3. Konsep Tahap Perkembangan


Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-
individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut,
keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :
§ Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
§ Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
§ Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia
lima tahun.
§ Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan
berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
§ Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga
tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau
lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
§ Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah
kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
§ Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan.
§ Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu
pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.

B. KONSEP DASAR TUBERKULOSIS


A. Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara (pernapasan) ke dalam paru-paru, kemudian menyebar dari paru-paru
ke organ tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran pernafasan
atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI, 2002).
Tuberkulos adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang
dan nodus limfe (Smeltzer 2001). Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau
ketidakefektifan respon imun.
B. Etiologi
Penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis. dengan ukuran panjang 1-
4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Kuman Mycobacterium Tuberkulosis adalah kuman berbentuk
batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap panas dan
sinar ultraviolet (Smelzer, 2001: 5584).
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat
tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun
dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant
ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberculosis aktif lagi (Bahar, 1999: 715).
Sifat lain kuman ini adalah kuman aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenani jaringan yang lebih tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen
pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga bagian apikal ini
merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman TBC menyebar melalui udara
(batuk, tertawa dan bersin) dan melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat
mematikan kuman, akan tetapi kuman dapat hidup beberapa jam dalam suhu kamar (Dep Kes
RI 2002).
C. Anatomi Fisiologi
Paru-paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang
merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru
ada dua, merupakan alat pernafasan utama, paru-paru mengisi rongga dada, terletak di
sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah
besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum.
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian.
Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru
terletak diantara kedua lapisan pleura.
Bagian terluar paru-paru dilindungi oleh membran halus dan licin yang disebut pleura
yang juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior
diafragma, sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara kedua pleura ini terdapat
ruang yang disebut spasium pleura yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan
permukaan dan memungkinkan keduanya bergeser dengan bebas selama ventilasi.
Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus atas dan bawah.
Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh
dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh fisurel yang merupakan perluasan pleura.
Dalam setiap lobus paru terdapat beberapa divisi-divisi bronkus.Pertama adalah
bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi
bronkus segmental (sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri). Bronkus segmental
kemudian dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan
ikat yang memiliki arteri, limfotik dan syaraf.
Bronkus subsegmental membantu percabangan menjadi bronkiolus. Bronkiolus
membantu kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk laposan bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi sel-sel
yang permukaannya dilapisi oleh silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda
asing menjauhi paru-paru menuju laring.
Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang
tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi saluran
transisional antara kalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus
respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolus dan jakus alveolar kemudian
alveoli. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam alveoli.
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, yaitu
tipe I adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif
secara metabolik, mensekresi sufraktan, suatu fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan
sel-sel fagosit besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai
mekanisme pertahanan yang penting (Brunner & Suddarth, 2001: 512).

D. Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC) terjadi
melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel
yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas dengan
melakukan reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas, basil tuberkel yang
mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu
sampai tiga basil, gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan
cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang
alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear
tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme
tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang
akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang-
biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini
membutuhkan waktu 10 – 20 hari .
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju,
isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang
mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel
epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih
fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah
bening regional dan lesi primer dinamakankompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi
pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus dan
menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk
kedalam percabangan trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain di
paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus. Lesi primer
menjadi rongga-rongga serta jaringan nekrotik yang sesudah mencair keluar bersama
batuk. Bila lesi ini sampai menembus pleura maka akan terjadi efusi pleura tuberkulosa.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan
jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkhus dapat menyempit dan
tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga bronkus. Bahan perkejuan
dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas
penuh dengan bahan perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas.
Keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan
dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang
lolos melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang
kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini
dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran
hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier.
Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme
masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh. Komplikasi yang dapat
timbul akibat tuberkulosis terjadi pada sistem pernafasan dan di luar sistem pernafasan. Pada
sistem pernafasan antara lain menimbulkan pneumothoraks, efusi pleural, dan gagal nafas,
sedang diluar sistem pernafasan menimbulkan tuberkulosis usus, meningitis serosa, dan
tuberkulosis milier.

E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik
tetapi progresif. Penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang khas.
Biasanya keluhan yang muncul adalah :
1) Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / mengeluarkan
produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent (menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
4) Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura
sehingga menimbulkan pleuritis.
5) Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan
keringat di waktu di malam hari
G. Klasifikasi
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan
paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan
dimulai. Klasifikasi penyakit TB Paru :
1. Tuberculosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :
a) Tuberkulosis Paru BTA (+)
· Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+).
· 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran
tuberculosis aktif.
b) Tuberkulosis Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen dada menunjukan
gambaran tuberculosis aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan.Bentuk berat bila gambaran foto
rontgan dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas

2. Tuberculosis Ekstra Paru


TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :
1. TBC ekstra-paru ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi,
dan kelenjar adrenal.
2. TBC ekstra-paru berat
Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang,
TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin.
Tipe Penderita
Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, ada beberapa tipe penderita yaitu :
a) Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
b) Kambuh (Relaps)
Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberculosis
dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat denga hasil pemeriksaan dahak
BTA (+).
c) Pindahan (Transfer In)
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian
pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahhhan tersebut harus membawa surat
rujukan/pindah (Form TB.09).
d) Setelah Lalai (Pengobatan setelah default/drop out)
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih,
kemudian dating kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+).
H. Jenis-jenis Penyakit TBC
Penyakit tuberkulosis (TBC) terdiri atas 2 golongan besar, yaitu :
1. TB paru (TB pada organ paru-paru)
2. TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru) :
§ Tuberkulosis milier
§ Tuberkulosis sistem saraf pusat (TB meningitis)
§ Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
§ Tuberkulosis Pericarditis
§ Tuberkulosis Skelet / Tulang
§ Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
§ Tuberkulosis Peritonitis
§ Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
§ Tuberkulosis Iymphadenitis
§ Tuberkulosis Catan / Kulit
§ Tuberkulosis Laringitis
§ Tuberkulosis Otitis
I. Komplikasi
Komplikasi dari TB paru adalah :
1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa
J. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita TB paru adalah :
1) Pemeriksaan Diagnostik.
2) Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan di ketemukannya kuman BTA diagnosis
tuberculosis sudah dapat di pastikan. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali yaitu: dahak
sewaktu datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua.Bila didapatkan hasil dua
kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA positif. Bila satu positif, dua kali negatif maka
pemeriksaan perlu diulang kembali. Pada pemeriksaan ulang akan didapatkan satu kali positif
maka dikatakan mikroskopik BTA negatif.
3) Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap sputum)
Positif jika ditemukan bakteri tahan asam.
4) Skin test (PPD, Mantoux)
Hasil tes mantoux dibagi menjadi dalam :
§ Indurasi 0-5 mm (diameternya) : mantoux negative
§ Indurasi 6-9 mm (diameternya) : hasil meragukan
§ Indurasi 10-15 mm (diameternya) : hasil mantoux positif
§ Indurasi lebih dari 16 mm (diameternya) : hasil mantouk positif kuat
§ Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan, berupa indurasi kemerahan yang
terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara antibody dan antigen
tuberculin.
5) Rontgen dada menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan
kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan
perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.
6) Pemeriksaan histology / kultur jaringan
Positif bila terdapat mikobakterium tuberkulosis.
7) Biopsi jaringan paru
Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan terjadinya nekrosis.
8) Pemeriksaan elektrolit
Mungkin abnormal tergantung lokasi dan beratnya infeksi.
9) Analisa gas darah (AGD)
Mungkin abnormal tergantung lokasi, berat, dan adanya sisa kerusakan jaringan paru.
10) Pemeriksaan fungsi paru

Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang fungsi, meningkatnya rasio residu udara pada
kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat infiltrasi parenkim /
fibrosa, hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis).

K. Penatalaksanaan
Pengobatan TBC Paru
Paduan obat jangka pendek 6–9 bulan yang selama ini dipakai di Indonesia dan dianjurkan
juga oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2
RHZ/4R3H3/ 2RHS/4R2H2, dan lain-lain. Untuk TB paru yang berat (milier) dan TB Ekstra
Paru, therapi tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ/7RH. Departemen
Kesehatan RI selama ini menjalankan program pemberantasan TB Paru dengan panduan
1RHE / 5R2H2.
Bila pasien alergi / hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan obat jangka
panjang 12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT, dan lain-lain.
Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :
1. Obat anti TB tingkat satu
Rifampisin (R), Isoniazid (I), Pirazinamid (P), Etambutol (E), Sterptomisin ( S ).
2. Obat anti TB tingkat dua
Kanamisin (K), Para-Amino-Salicylic Acid (P), Tiasetazon (T), Etionamide, Sikloserin,
Kapreomisin, Viomisin, Amikasin, Ofloksasin, Sifrofloksasin, Norfloksasin, Klofazimin dan
lain-lain.

Pengobatan tetap dibagi dalam dua tahap yakni


Ø Tahap intensif (initial), dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan tujuan :
a. Mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakterisidal)
b. Menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut
c. Mencegah timbulnya resistensi obat
Ø Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari atau
secara intermitten dengan tujuan :
a. Menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi)
b. Mencegah kekambuhan
Pemberian dosis diatur berdasarkan Berat Badan yakni kurang dari 33 kg, 33 – 50 kg dan
lebih dari 50 kg.
Evaluasi Pengobatan.
Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan klinis (hilangnya keluhan, nafsu
makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain), berkurangnya kelainan radiologis paru dan
konversi sputum menjadi negatif. Kontrol terhadap sputum BTA langsung dilakukan pada
akhir bulan ke-2, 4, dan 6. Pada yang memakai paduan obat 8 bulan sputum BTA diperiksa
pada akhir bulan ke-2, 5, dan 8. Biakan BTA dilakukan pada permulaan, akhir bulan ke-2 dan
akhir pengobatan. Kontrol terhadap pemeriksaan radiologis dada, kurang begitu berperan
dalam evaluasi pengobatan. Bila fasilitas memungkinkan foto dapat dibuat pada akhir
pengobatan sebagai dokumentasi untuk perbandingan bila nanti timbul kasus kambuh.
Ada 3 Dampak masalah dari TB Paru :
1) Terhadap individu.
v Biologis.
Adanya kelemahan fisik secara umum, batuk yang terus menerus, sesak napas, nyeri dada,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, keringat pada malam hari dan kadang-kadang
panas yang tinggi.
v Psikologis.
Biasanya klien mudah tersinggung , marah, putus asa oleh karena batuk yang terus menerus
sehingga keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan.
v Sosial.
Adanya perasaan rendah diri oleh karena malu dengan keadaan penyakitnya sehingga klien
selalu mengisolasi dirinya.
v Spiritual.
Adanya distress spiritual yaitu menyalahkan Tuhan karena penyakitnya yang tidak sembuh-
sembuh juga menganggap penyakitnya yang manakutkan
v Produktifitas menurun oleh karena kelemahan fisik.
2) Terhadap keluarga.
· Terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang lain karena kurang pengetahuan
dari keluarga terhadap penyakit TB Paru serta kurang pengetahuan penatalaksanaan
pengobatan dan upaya pencegahan penularan penyakit.
· Produktifitas menurun.
Terutama bila mengenai kepala keluarga yang berperan sebagai pemenuhan kebutuhan
keluarga, maka akan menghambat biaya hidup sehari-hari terutama untuk biaya pengobatan.
· Psikologis.
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain.
· Sosial.
Keluarga merasa malu dan mengisolasi diri karena sebagian besar masyarakat belum tahu
pasti tentang penyakit TB Paru .
3) Terhadap masyarakat.
Apabila penemuan kasus baru TB Paru tidak secara dini serta pengobatan Penderita
TB Paru positif tidak teratur atau droup out pengobatan maka resiko penularan pada
masyarakat luas akan terjadi oleh karena cara penularan penyakit TB Paru.
Lima langkah strategi DOTS adalah dukungan dari semua kalangan, semua orang yang batuk
dalam 3 minggu harus diperiksa dahaknya, harus ada obat yang disiapkan oleh pemerintah,
pengobatan harus dipantau selama 6 bulan oleh Pengawas Minum Obat (PMO) dan ada
system pencatatan / pelaporan.
Perawatan bagi penderita TBC
Perawatan yang harus dilakukan pada penderita tuberculosis adalah :
1. Awasi penderita minum obat, yang paling berperan disini adalah orang terdekat yaitu
keluarga.
2. Mengetahui adanya gejala efek samping obat dan merujuk bila diperlukan.
3. Mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita
4. Istirahat teratur minimal 8 jam per hari
5. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan kedua, kelima dan enam
6. Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik (Depkes RI,
2002)
Pencegahan penularan TBC
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
1. Menutup mulut bila batuk
2. Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang dahak pada wadah tertutup yang
diberi lisol
3. Makan, makanan bergizi
4. Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita
5. Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi yang baik
6. Untuk bayi diberikan imunisasi BCG (Depkes RI, 2002)

Prioritas Keperawatan
1) Meningkatakan / mempertahankan ventilasi / oksigenasi adekuat
2) Mencegah penyebaran infeksi.
3) Mendukung prilaku / tugas untuk mempertahankan kesehatan.
4) Meningkatkan strategi koping efektif.
5) Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Tujuan Pemulangan
1) Fungsi pernafasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu
2) Komplikasi dicegah
3) Pola hidup / prilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi.
4) Proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dipahami.

Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
§ Mempertahankan jalan nafas pasien
§ Mengeluarkan sekret tanpa bantuan

Intervensi :
a. Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter, jumlah
sputum, adanya emoptisis
c. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas
dalam
d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
a. Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
b. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah
diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan evaluasi
c. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan
d. Mencegah obstruksi / aspirasi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi sputum
meningkat.
Kriteria hasil :
§ BB meningkat
Intervensi :
a. Catat status nutrisi pasien
b. Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
c. Berikan makanan sedikit tapi sering
d. Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan pada klien
kecuali kontra indikasi
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
a. Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
b. Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
c. Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
d. Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan
dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
§ Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
a. Kaji kemampuan pasien untuk belajar
b. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
c. Berikan instruksi dan informasi tertulis
d. Anjurkan klien untuk tidak merokok
e. Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
a. Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu
b. Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang
memerlukan evaluasi lanjut
c. Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah besar informasi
d. Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan disfungsi
pernapasan
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari
pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
§ Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
a. Kaji patologi penyakit
b. Identifikasi orang lain yang berisiko
c. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan menghindari
meludah
d. Kaji tindakan kontrol infeksi
e. Awasi suhu sesuai indikasi
f. Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
a. Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan
b. Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran /
terjadinya infeksi
c. Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
d. Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
e. Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran
infeksi

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : TN. Zaini
2) Alamat & Telepon : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02
Masjid AR-ROYAN
3) Pekerjaan Kepala Keluarga : Penjaga masjid
4) Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5) Komposisi Keluarga
No NAMA JK Hub Umur Pend Status Imunisasi Ket
Dng BCG Polio DPT Hepatitis Campak
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Zumani P Istri 48 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 M.Ulinuha L Anak 27 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 M.Wildan L Anak SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 M.Alif L Anak 20 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Riyanto
5 M.Anisofyan L Anak 11 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 M.Silmi L Anak 9 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kahfa
7 Ramadhani L Anak 8 bln - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Genogram

Genogram :

6) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Z merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
anak yang tinggal dalam satu rumah. Jenis perkawinan adalah monogami.
7) Suku Bangsa
Tn.Z dan Ny.Z berasal dari Tegal Jawa Tengah, bahasa yang di gunakan adalah bahasa
INDONESIA.
8) Agama
Seluruh keluarga Tn.Z beragama islam, keluarga Tn.Z menjalani ibadah sesuai dengan
agama yang dianutnya. Menurut Tn.Z, Ny.Z selalu mengikuti kegiatan pengajian yang di
adakan rutin tiap minggu di lingkungan rumahnya.
9) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga perbulan tidak tentu karena tidak memiliki pekerjaaan yang tetap.
Penghasilan Tn.Z perhari sebesar Rp. 45.000,- itu pun kalau ada orang yang membutuhkan
tenaganya. Pendapatan tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Tn.Z hidup terpisah
dari keluarganya sejak tahun 1995, istri Tn.Z dan anak-anaknya tinggal di Tegal sementara
Tn.Z tinggal di Jakarta. Istri Tn.Z adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki usaha
sebuah warung di rumahnya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya. Tn.Z tidak
mampu untuk menyisihkan sedikit uang untuk di tabung.
10) Aktivitas Rekreasi Dalam Keluarga
Tn.Z tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk melakukan rekreasi. Penggunaan waktu
senggang biasanya dilakukan untuk membersihkan masjid dan beribadah.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11) Keluarga Tn.Z saat ini sedang menghadapi tahapan keluarga yang melepas anak usia dewasa
muda, dimana tugas perkembanganya antara lain:
a. Menentukan pasangan hidup
b. Belajar untuk menyesuaikan diri dan hidup bersama pasangan (suami atau istri)
c. Membentuk keluarga
d. Belajar mengasuh anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Meniti karir atau melanjutkan pendidikan
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
h. Memperoleh kelompok sosial yang berjalan dengan nilai-nilai yang di anutnya.
12) Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sejauh ini adalah membentuk sosial
dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya.
13) Riwayat keluarga Inti
Tn.Z mengatakan keluarganya sudah lama tinggal di Tegal, hanya anak yang pertama sudah
tinggal terpisah dari keluarga karena sudah memiliki keluarga dan sudah menetap di daerah
cikampek. Tn.Z merantau ke Jakarta sejak tahun 1995 tinggal selalu berpindah-pindah dan
tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan sudah beberapa tahun ini tinggal di masjid AR-
ROYAN dan memiliki profesi sebagai penjaga masjid.
Tn.Z, saat dilakukan pengkajian secara fisik dalam keadaan sehat, tetapi sudah sejak 1 bln
menderita penyakit TBC dan sedang menjalani proses pengobatan penyakitnya. Tn.Z sedang
mengkonsumsi obat paket stop TB tahap intensif awal yaitu RHZE (4 FDC) yang selalu di
minumnya 1 x sehari setiap jam 6 pagi, selama 2 bulan. Tn.Z selalu rutin memeriksakan
kesehatannya di puskesmas pondok gede, pada saat pengkajian TD Tn.Z adalah 110/70
mmHg dan N: 80 x/mnt. Menurut Tn.Z, istri dan anak-anaknya saat ini dalam keadaan sehat
di kampung halamanya.
14) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn.Z mengatakan sebelum pindah ke jakarta pekerjaan yang dilakukan dikampung hanya
sebagai petani saja. Menurut Tn.Z alhamdulillah seluruh keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit TBC kecuali dirinya sendiri.
III. Lingkungan
15) Karakteristik Rumah
Tn.Z saat ini tinggal bersama temanya dikamar pada sebuah masjid dengan ukuran 2x3 m³,
ventilasi kamar kurang, cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam kamar. Tidak ada dapur
dan kamar mandi, penerangan menggunakan listrik, lantai dari keramik serta kebersihan
masjid dan kamar baik.
Denah rumah:

 Pengolahan Sampah
Masjid memiliki tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang masjid
 Sumber Air
Air yag digunakan untuk minum sehari-hari adalah air aqua galon
 Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah langsung ke got. Kondisi selokan bersih dan tidak banjir saat hujan

16) Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW


Hubungan Tn.Z dengan warga komplek cukup baik, setiap hari mengikuti pengajian yang
diadakan di masjid. Tn.Z selain menjadi penjaga masjid beliau juga sering menjadi imam
ketika sholat berjamaah. Jarak antara rumah saling berdekatan, pekerjaan warga ada yang
dibidang formal dan informal. Suasana pada siang hari sepi dan pada sore hari terlihat ramai
dengan anak-anak. Fasilitas yang ada yaitu rumah ibadah masjid Ar-Royan, sarana kesehatan
puskesmas pondok gede yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Tn.Z. Untuk
kerja bakti biasanya dilakukan 2 bulan sekali.
17) Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.Z setelah menikah tinggal di Tegal jawa tengah, dan tidak pernah pindah rumah
sampai saat ini. Hanya Tn.Z saja yang merantau ke jakarta sejak tahun 1995 sampai sekarang
dan tinggal di masjid Ar-Royan.
18) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn.Z hidup terpisah dengan keluarganya dan interaksi keluarga hanya dilakukan lewat telpon
saja. Tn.Z selalu mengikuti kegiatan yang dilakukan di daerah tempat tinggalnya seperti
pengajiann atau ketika ada warga yang meninggal dunia.
19) Sistem Pendukung Keluarga
Secara umum seluruh anggota keluarga Tn.Z sehat, tapi secara khusus pada Tn.Z terkadang
mengeluhkan penyakit TBC yang dideritanya. Menurut Tn.Z dada masih suka sesak tetapi
batuk sudah berkurang, dahak tidak ada, berat badan pun sudah mulai bertambah sedikit. Bila
Tn.Z sakit beliau selalu pergi sendiri ke puskesmas pondok gede yang jaraknya tidak jauh
dari tempat tinggalnya. Tn.Z menggunakan biaya pribadi ketika sakit karna Tn.Z tidak
mempunyai jaminan kesehatan.
IV. Struktur Keluarga
20) Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain menggunakan pola dua
arah walaupun hanya melalui telpon untuk mendukung Tn.Z menjalani program
penyembuhan penyakit TBC yang dideritanya, dan yang mengambil keputusan dalam
keluarga adalah kepala keluarga dengan meminta pendapat pada anggota keluarga yang lain.
Setiap anggota keluarga berhak mengeluarkan pendapat, dan jika ada permasalahan keluarga
selalu membicarakan dan mencari solusinya dengan cara melakukan musyawarah didalam
keluarga, walaupun tidak tinggal serumah.
21) Struktur Kekuatan Keluarga
Yang berperan dalam keluarga adalah Tn.Z sebagai kepala keluarga. Dalam menyelesaikan
masalah keluarga tetap berdasarkan atas musyawarah, dan dalam musyawarah tersebut yang
berperan sebagai pembuat keputusan adalah Tn.Z itu sendiri walaupun tidak tinggal serumah.
22) Struktur Peran (Formal & Informal)
Tn.Z sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dalam
keluarganya, istri berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak-anaknya serta
membantu ekonomi keluarga dengan cara membuka warung dirumah, kemudian anak-
anaknya berperan membantu ibunya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
23) Nilai Dan Norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga tersebut sesuai dengan nilai agama yang
dianutnya dan norma yang berlaku dilingkugannya. Jika ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan (sakit) keluarga tersebut tetap percaya bahwa masalah yang
dialaminya akan ada jalan keluarnya. Tn.Z mendukung apapun yang dilakukan untuk
keluarga dan selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkunganya. Keluarga
mempercayai pengobatan medis tetapi juga mempercayai pengobatan non medis seperti ke
alternatif.
V. Fungsi Keluarga
24) Fungsi Afektif
Keluarga Tn.Z yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit khususnya Tn.Z yang menderita TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena
adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
25) Fungsi Sosial
Tn.Z selalu mengajarkan dan menekankan pada keluarganya bagaimana berperilaku sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-harinya di rumah dan
lingkungan tempat tinggalnya.
26) Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Tn.Z dalam hal kesehatan kurang mampu mengenal masalah-masalah kesehatan, terbukti
dengan ketidaktahuan keluarga khususny Tn.Z tentang apa yang menyebabkan dirinya
menderita TBC. Tn.Z hanya sedikit mengetahui tentang penyakitnya, pantanganya dan
tindakan untuk membawa ke pelayanan kesehatan.
b. Mengambil keputusan yang tepat
Keluarga Tn.Z mampu mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat, hal
ini terlihat dari Tn.Z selalu kontrol ke puskesmas bila obat RHZEnya sudah habis.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam hal ini walaupun Tn.Z tinggal berjauhan dengan keluarganya tetapi keluarga Tn.Z
selalu memberikan motivasi pada Tn.Z agar terus rutin berobat ke puskesmas.
d. Memelihara lingkungan yang sehat
Tn.Z mampu memelihara lingkungan yang sehat dan rapih. Hal ini terbukti dengan
lingkungan masjid Ar-Royan yang tertata rapih, bersih, ventilasi dan penerangannya yang
cukup.
e. Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Keluarga mampu menggunakan yankes yang ada, ini bisa di lihat dari Tn.Z yang selalu rajin
kontrol penyakitnya ke puskesmas untuk mengambil obat-abatan yang wajib diminumnya.
27) Fungsi Reproduksi
Tn.Z memiliki 6 orang anak, satu istri. Seluruh anaknya laki-laki, yang pertama berusia 27 th
saat ini sudah berkeluarga dam memiliki 2 orang anak saat ini masih melanjutkan pendidikan
ke s1, anak kedua laki-laki sudah bekerja dan telah menikah serta sudah memiliki satu orang
anak, sedangkan anak yang ketiga berusia 20 th dan sudah bekerja dan belum menikah. Anak
ke empat dan kelima masih bersekolah di SD, anak yang terakhir laki-laki dan masih berusia
8 bulan. Ny. S saat ini masih mengikuti program KB dengan menggunakan IUD (spiral).
28) Fungsi Ekonomi
Menurut Tn.Z penghasilannya kurang mencukupi akan kebutuhan keluarganya, saat ini
sibantu juga oleh sang istri dengan membuka warung dikampung halamanya untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari anak-anaknya. Anak-anaknya sudah berpenghasilan juga
membantu keuangan keluarga walaupun hanya sedikit.
VI. Stress Dan Koping Keluarga
29) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yaitu Tn.Z memikirkan apakah penyakit TBC yang di deritanya dapat
sembuh, dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Stressor jangka panjang yaitu Tn.Z memikirkan biaya untuk pengobatan yang akan di
keluarkan apabila penyakit yang dideritanya tidak sembuh.
30) Kemampuan Kluarga Berespon Terhadap Stressor
Keluarga Tn.Z selalu berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarganya,
Tn.Z bersyukur karena program dari puskesmas yang mengratiskan pengobatan bagi
penderita TBC.
31) Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga khususnya Tn.Z senantiasa menerima keadaan atau masalah yang terjadi dalam
keluarganya tetapi Tn.Z juga berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan melibatkan
anak dan keluarga dalam menyelesaikan masalah tersebut.
32) Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi masalah, keluarga khususnya Tn.Z tidak pernah putus asa dan tidak
pernah melampiaskan ke hal-hal yang merugikan diri sendiri dan keluarga. Tn.Z hanya
menghabiskan waktu di masjid saja untuk beribadah dan membersihkan lingkungan masjid.
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan hanya dilakukan pada Tn.Z saja karena tinggal terisah dari keluarganya Tn.Z
sedang menderita TB Paru ± sudah 2 bulan, saat ini klien sedang menjalani proses
pengobatan TB paru dengan meminum RHZE (4FDC) yang berisi Rifampicin 150 mg,
Isoniazid 75 mg, Pyrazinamide 400 mg, dan ethambutol 275 mg.

No. PEMERIKSAAN HASIL


FISIK
1 Kepala :
§ Rambut Kulit kepala bersih, rambut sedikit lurus pendek, sedikit
beruban, berminyak, bersih, & tidak rontok
§ Mata Kelopak mata normal, tidak ada peradangan, conjungtiva
an anemis, sklera an ikterik, & tidak menggunakan kaca
mata
§ Hidung Tidak ada kelainan, hidung simetris, bersih , polip (-),
sinusitis (-) & tidak ada sumbatan
§ Telinga Bentuk simetris, pendengaran baik, bersih tidak ada
serumen, tidak menggunakan alat bantu dengar
§ Mulut Bibir lembab tidak pecah-pecah, stomatitis (-), gigi
bersih, tidak ada carries tetapi ada sedikit karang gigi,
sikat gigi 2x sehari

2 Leher :
§ Tonsil Tonsil kanan kiri normal tidak ada pembesaran dan
peradangan
§ Kelenjar Tyroid Tidak ada pembesaran

3 Thorax :
§ Jantung Gallop (-), mur2 (-)
§ Paru-paru Ronchi (+) di inter costa 4 – 5 dextra, whezing (-), batuk
(-), dada simetris, pernafasan dada dan perut, frek 24
x/mnt

4 Abdomen Acites (-), bising usus N 15-20 x/mnt, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran hepar

5 Kulit Warna sawo matang, turgor kulit baik, bersih, tidak ada
penyakit kulit, hyperpigmentasi (-)

6 Extermitas Oedem (-), tidak ada kelainan pada extermitas atas dan
bawah
55
5 5

7 Lain-lain TD : 110/70 mmHg


N : 80 x/mnt
S : 36 ⁰C
RR : 24 x/mnt
BB : 38 kg

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z selalu berharap untuk dapat menyelesaikan masalah
kesehatan jika ada dirinya ataupun anggota keluarganya mengalami sakit dengan bantuan
petugas kesehatan. Tn.Z juga senang dengan kehadiran perawat dan berharap dapat
membantunya untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga saat ini yaitu TB Paru yg
diderita oleh Tn.Z sendiri.
IX. DATA TAMBAHAN
Keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z, setiap hari makan sebanyak 2x sehari. Pola
eliminasi Tn.Z untuk BAB 1-2 x/hr, BAK 5-6 x/ hr, aktifitas sehari-hari Tn.Z adalah sebagai
penjaga atau pengurus masjid Ar-Royan. Untuk istirahat dan tidur, biasanya Tn.Z tidur siang
mulai jam 14.00 WIB sampai dengan jam 15.00 WIB, kalau tidak tidur biasanya kegiatan
yang dilakukanya adalah tadarusan di masjid tempat tinggalnya. Waktu tidur malam hari
biasanya dilakukan pada pukul 23.00 WIB sampai dengan pukul 04.30 WIB sebelum tidur
biasanya melakukan dengan kegiatan tadarusan terlebih dahulu.

ANALISA DATA
No. DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS :
- Tn.Z bertanya tentang Resiko penularan Ketidak mampuan keluarga Tn.Z
cara penularan dan penyakit TB Paru khususnya Tn.Z dalam mengenal
pencegahan penyakit TB masalah resiko terjadinya
paru penularan TB Paru
- Menurut Tn.Z ia tinggal
sekamar dengan temanya
- Tn.Z mengatakan
batuknya sudah jarang dan
tidak berdahak
DO :
- Tn.Z kurang mengetahui
tentang cara penularan,
pencegahan penyakit TB
Paru.
- Tn.Z tidur satu kamar
dengan temannya.
- Tidak ada pengkhususan
alat tenun dan alat makan

2 DS :
- Tn.Z selalu bertanya Kurang Kurang informasi dan
tentang pengertian, tanda pengetahuan keterbatasankemampuankeluarga
dan gejala yang tentang pengertian Tn.Z khususnya Tn.Z
ditimbulkan, cara TB Paru, tanda dan dalam menerimainformasi
penularan dan pencegahan, gejala yang
komplikasi dan ditimbulkan, cara
pengobatan dari penyakit penularan dan
TB paru. pencegahan,
- Menurut klien sudah komplikasi dan
menderita TB sejak 2 bln pengobatan dari
yang lalu dan sedang penyakit TB paru.
menjalani pengobatan.
- Tn.Z mengatakan tidak
tahu akibat yang
ditimbulkan oleh penyakit
TB Paru bila tidak diobati
secara teratur.
DO :
- Klien tampak selalu
bertanya tentang
penyakitnya
- Klien sedang menjalani
pengobatan di puskesmas
dan mengkonsumsi obat
RHZE
- Klien bertanya tentang
akibat dari pengobatan
yang tidak rutin dan tuntas
- Klien tidak dapat
menjawab ketika ditanya
oleh perawat tentang
penyakit TB paru yang
dideritanya

PRIORITAS MASALAH
Masalah : Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
No KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Penularan belum terjadi
Ancaman kesehatan tapi resiko terjadinya
penularan cukup besar.

2 Kemungkinan masalah 2/2 X 1 2 Tn.Z mau memeriksakan


dapat diubah : kesehatannya secara teratur
Dengan mudah dan mengikuti program
P2TB Paru di puskesmas
sampai tuntas
3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Penularan penyakit TB
untuk dicegah : Paru dapat dicegah dengan
Cukup tindakan sederhana yang
dapat dilakukan tanpa
biaya.

4 Menonjolnya masalah 1X1 1 Keluarga kurang


: mengetahui kalau penyakit
Ada masalah tetapi TB Paru sangat menular
tidak perlu ditangani
JUMLAH 4 1/3

Masalah : Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara
penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam menerima informasi

No KRITERIA PENGHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Keluarga khususnya
Ancaman kesehatan Tn.Z tidak memahami
dengan
baik tentang masalah
kesehatan yang dialami oleh
Tn.Z
2 Kemungkinan 2/2 X 2 2 Pemberian informasi
masalah dapat tentang penyakit dan
diubah : kebutuhan perawatan
Dengan mudah akan dapat dengan
mudah dipahami oleh
Tn.Z karena kemampuan
keluarga khususnya
Tn.Z menyerap
informasi sangat baik
3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Membantu
untuk dicegah : keluarga khususnya
Cukup Tn.Z memahami
masalah penyakitnya bisa
dilakukan melalui
pemberian informasi
tentang TB Paru secara
rutin dan jelas

4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga khususnya


masalah: Tn.Z tidak merasakan
Masalah berat harus adanya masalah yang harus
segera ditangani segera ditangani
JUMLAH 7/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1) Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
2) Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara
penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z
dalam menerima informasi

FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Keluarga : Tn.


Z Nama mahasiswa :
Lilis Suryani
Alamat : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02 Masjid Ar-Royan
NIM : 2720070027
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDARD
KELUARGA
1 Resiko penularan penyakit TB Setelah Setelah Verbal 1.1 Keluarga terutama
Paru b/d Ketidak mampuan dilakukan dilakukan mampu menjelaskan
keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z kunjungan kunjungan pengertian TB
dalam mengenal masalah resiko keluarga keluarga selama 1 Paru,Tuberkulosis p
terjadinya penularan TB Paru selama 3 x x 30 menit adalah penyakit infe
30 menit, diharapkan menahun menular y
penularan keluarga terutama disebabkan oleh kum
penyakit Tn.Z mampu: TB (Mycobacterium
TB dapat 1. Mengenal Tuberculosis).
dicegah masalah
terutama kesehatan 1.2 Keluarga terutam
Tn. Z keluarga dengan Tn.Z mampu
diharapkan TB Paru menyebutkan 5 dar
mampu 1.1 Menyebutkan tanda dan gejala TB
disiplin pengertian TB yaitu : demam, batu
dalam Paru disertai dahak selam
melakukan 1.2 Menyebutkan minggu / lebih, daha
pencegaha tanda dan gejala kadang disertai dara
penularan. TB Paru sesak nafas dengan
1.3 Menyebutkan nyeri dada,nafsu ma
penyebab TB kurang, BB turunda
paru berkeringat waktu m
hari

1.3 Keluarga terutam


mampu menyebutka
penyebab TB Paru,
kuman Mycobacteri
Tuberkulosis

2. Mengambil Verbal 2.1Keluarga terutama T


keputusan untuk mampu menyebutka
mengatasi dari 5 akibat dari TB
kelanjutan dari yaitu :
TB paru dengan 1. Pembesaran
cara menjelaskan kelenjar sevi
2.1 Akibat dari TB yang superfi
paru 2. Pleuritis
tuberkulosa
3. Efusi
pleura (caira
keluar ke dal
rongga pleur
4. Tuberkulosa
5. Meningitis
tuberkulosa
Setelah Verbal dan3.1 Keluarga terutama
dilakukan psikomotor mampu menyebutka
kunjungan dari 5 cara pencegah
keluarga selama 1 paru, yaitu :
x 30 menit 1. Menutup mu
diharapkan bila batuk
keluarga terutama 2. Membuang d
Tn.Z mampu: tidak di semb
3. Mampu tempat.
merawat anggota 3. Makan maka
keluarga bergizi
khususnya Tn.Z 4. Memisahkan
yang mengalami makan dan m
TB Paru dengan bekas pende
cara 5. Memperhatik
3.1 Pencegahan dan lingkungan r
perawatan TB cahaya dan
Paru ventilasi yan
3.2 Pengobatan baik 6. Untuk bayi
medis maupun diberikan
tradisional imunisasi BC
Mampu menyebutka
dari 6 cara perawata
TB Paru, yaitu :
1. Awasi pende
minum obat
2. Mengetahui
adanya gejal
samping oba
3. Mencukupi
kebutuhan g
seimbang pe
4. Istirahat tera
minimal 8 ja
5. Mengingatka
penderita un
periksa ulang
dahak pada b
ke 2, ke 5 da
6. Menciptakan
lingkungan r
dengan venti
dan pencaha
yang baik

3.2 Keluarga terutama T


mampu menyebutka
pengobatan medis T
paru, yaitu:
Dengan meminum o
RHZE (4FDC)warn
merah selama 2 bul
dan RH (2FDC) war
kuning selama 4 bul

Mampu menyebutka
pengobatan tradision
Paru, yaitu : dengan
minum susu, tetapi
menggantikannya de
wortel atau sari kaca
kedelai.
Resep Jus:
• Pagi: Wortel 1 gel
bayam ½ gelas
• Siang: Wortel 1 ge
dandelion ¼ gelas
• Malam: Wortel 1 g
celery ½ gelas, baya
gelas
• Sebelum tidur: Wo
gelas

Setelah Verbal 4.1 Keluarga khususnya


dilakukan mampu menyebutka
kunjungan kriteria lingkungan
keluarga selama 1 bersih, dengan
x 30 menit caramenjemur kasur
diharapkan tikar secara teratur,
keluarga terutama membuka jendela at
Tn.Z mampu : pintu agar mendapat
4. Memodifikasi cahaya dan udara ya
lingkungan yang cukup
bersih bagi
keluarga
khususnya Tn.Z
dengan cara :
4.1 Usahakan
Menjemur kasur /
tikar secara
teratur, membuka
jendela agar
mendapatkan
cahaya dan udara
yang cukup

5. Menggunakan Verbal Keluarga khususny


pelayanan mampu menggunak
kesehatan yang Yankes yang tersedi
tersedia terbukti Tn.Z ketika
obatnya habis selalu
dating ke puskesmas
mengambil obat yan
harus rutin diminum

2 Kurang pengetahuan tentang Setelah Setelah Verbal 1.1Keluarga terutama T


pengertian TB Paru, tanda dan dilakukan dilakukan mampu menjelaskan
gejala yang ditimbulkan, cara kunjungan kunjungan pengertian TB
penularan dan pencegahan, keluarga keluarga selama 1 Paru,Tuberkulosis p
komplikasi dan pengobatan dari selama 3 x x 30 menit adalah penyakit infe
penyakit TB paru b/d kurang 30 menit, diharapkan menahun menular y
informasi dan diharapkan keluarga terutama disebabkan oleh kum
keterbatasankemampuan keluarga keluarga Tn.Z mampu: TB (Mycobacterium
Tn.Z khususnya Tn.Z khususnya 1. Mengenal Tuberculosis).
dalam menerimainformasi Tn.Z dapat masalah
mengerti kesehatan 1.2 Keluarga terutama
dan keluarga dengan mampu menyebut
memahami TB Paru tanda dan gejala TB
atas 1.1 Menyebutkan yaitu : demam, batu
informasi pengertian TB disertai dahak selam
yang sudah Paru 2minggu / lebih, dah
diberikan 1.2 Menyebutkan kadang disertai dara
tentang tanda dan gejala sesak nafas dengan
penyakit TB Paru nyeri dada,nafsu ma
TB Paru 1.3 Menyebutkan kurang, BB turunda
penyebab TB berkeringat waktu m
paru hari

1.3 Keluarga terutam


mampu menyebutka
penyebab TB Paru,
kuman Mycobacteri
Tuberkulosis

2 Mengambil Verbal 2.1Keluarga terutama T


keputusan untuk mampu menyebutka
mengatasi dari 5 akibat dari TB
kelanjutan dari yaitu :
TB paru dengan 1. Pembesaran
cara menjelaskan kelenjar sevi
2.1 Akibat dari TB yang superfi
paru 2. Pleuritis
tuberkulosa
3. Efusi
pleura (caira
keluar ke dal
rongga pleur
4. Tuberkulosa
5. Meningitis
tuberkulosa

Setelah Verbal dan


1.1 Keluarga terutama
dilakukan psikomotor mampu menyebutka
kunjungan pencegahan TB paru
keluarga selama 1 :
x 30 menit 1. Menutup mu
diharapkan bila batuk
keluarga terutama 2. Membuang d
Tn.Z mampu: tidak di semb
3. Mampu tempat.
merawat anggota 3. Makan maka
keluarga bergizi
khususnya Tn.Z 4. Memisahkan
yang mengalami makan dan m
TB Paru dengan bekas pende
cara 5. Memperhatik
3.1 Pencegahan dan lingkungan r
perawatan TB cahaya dan
Paru ventilasi yan
3.2 Pengobatan baik 6. Untuk bayi
medis maupun diberikan
tradisional imunisasi BC
Mampu menyebutka
perawatan dari TB P
yaitu :
1. Awasi pende
minum obat
2. Mengetahui
adanya gejal
samping oba
3. Mencukupi
kebutuhan g
seimbang pe
4. Istirahat tera
minimal 8 ja
5. Mengingatka
penderita un
periksa ulang
dahak pada b
ke 2, ke 5 da
6. Menciptakan
lingkungan r
dengan venti
dan pencaha
yang baik

3.2 Keluarga terutama T


mampu menyebutka
pengobatan medis T
paru, yaitu:
Dengan meminum o
RHZE (4FDC)warn
merah selama 2 bul
dan RH (2FDC) war
kuning selama 4 bul

Mampu menyebutka
pengobatan tradision
Paru, yaitu : dengan
minum susu, tetapi
menggantikannya de
wortel atau sari kaca
kedelai.
Resep Jus:
• Pagi: Wortel 1 gel
bayam ½ gelas
• Siang: Wortel 1 ge
dandelion ¼ gelas
• Malam: Wortel 1 g
celery ½ gelas, baya
gelas
• Sebelum tidur: Wo
gelas

Setelah Verbal 4.1 Keluarga khususnya


dilakukan mampu menyebutka
kunjungan kriteria lingkungan
keluarga selama 1 bersih, dengan
x 30 menit caramenjemur kasur
diharapkan tikar secara teratur,
keluarga terutama membuka jendela at
Tn.Z mampu : pintu agar mendapat
4. Memodifikasi cahaya dan udara ya
lingkungan yang cukup
bersih bagi
keluarga
khususnya Tn.Z
dengan cara :
4.1 Usahakan
Menjemur kasur /
tikar secara
teratur, membuka
jendela agar
mendapatkan
cahaya dan udara
yang cukup

5. Menggunakan Verbal Keluarga khususny


pelayanan mampu menggunak
kesehatan yang Yankes yang tersedi
tersedia terbukti Tn.Z ketika
obatnya habis selalu
datang ke puskesma
untuk mengambil ob
yang harus rutin
diminumnya.

FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N DIAGNOSA TUJUAN TANGG IMPLEMEN EVALUASI


O KEPERAWATAN KHUSUS AL TASI
KELUARGA
1 Resiko penularan Setelah 16/04/11a. Diskusikan S : Tn.Z
penyakit TB Paru b/d dilakukan bersama mengatakan
Ketidak mampuan kunjungan keluarga pengertian TB
keluarga Tn.Z khususnya keluarga khususnya Paru adalah
Tn.Z dalam mengenal selama 1 x Tn.Z tentang penyakit
masalah resiko terjadinya 30 menit pengertian, infeksi
penularan TB Paru diharapkan tanda dan menahun
keluarga gejala, menular yang
terutama penyebab, disebabkan
Tn.Z komplikasi oleh kuman TB
mampu: serta (Mycobacteriu
1. Mengenal pencegahan m
masalah dan perawatan Tuberculosis),y
kesehatan TB Paru ang tanda dan
keluarga dengan gejalanya
dengan TB menggunakan adalah demam,
Paru power point batuk disertai
1.1 dan leaflet dahak selama 2
Menyebutka tentang TB minggu / lebih,
n pengertian Paru dahak kadang
TB Paru b. Berikan disertai darah,
1.2 kesempatan sesak nafas
Menyebutka bertanya dengan rasa
n tanda dan kepada nyeri
gejala TB keluarga dada,nafsu
Paru khususnya makan kurang,
1.3 Tn.Z BB turundan
Menyebutka c. Motivasi berkeringat
n penyebab keluarga waktu malam
TB paru khususnya hari, sedangkan
Tn.Z untuk penyebabnya
mengulang adalah
kembali apa kumanMycoba
yang telah cterium
dijelaskan Tuberkulosis
d. Motivasi O : Tn.Z dapat
keluarga menyebutkanp
khususnya engertian TB
Tn.Z untuk Paru adalah
mengidentifika penyakit
si penyebab infeksi
dan tanda menahun
gejala TB menular yang
Paru yang disebabkan
dialami Tn.Z oleh kuman TB
(Mycobacteriu
e. Berikan m
pujian atas Tuberculosis),y
usaha keluarga ang tanda dan
khususnya gejalanya
Tn.Z adalah demam,
batuk disertai
dahak selama
2minggu /
lebih, dahak
kadang disertai
darah, sesak
nafas dengan
rasa nyeri
dada,nafsu
makan kurang,
BB turundan
berkeringat
waktu malam
hari, sedangka
penyebabnya
adalah
kumanMycoba
cterium
Tuberkulosis
A : TUK 1
tercapai
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 2
2 Mengam 16/04/11a. Diskusikan S : Tn .Z
bil bersama mengatakan 3
keputusan keluarga dari 5 akibat
untuk khususnya lanjut dari TB
mengatasi Tn.Z tentang Paru
kelanjutan akibat lanjut yaitu:pembesar
dari TB dari TB Paru an kelenjar
paru b. Motivasi sevikalis yg
dengan keluarga untuk superfisial,Pleu
cara mengulang ritis
menjelaskan kembali apa tuberkulosa,Ef
2.1 Akibat yang telah usi
dari TB dijelaskan. pleura(cairan
paru c. Berikan yang keluar ke
pujian atas dalam rongga
usaha keluarga pleura)
khususnya O : Tn.Z hanya
Tn.Z dapat
menyebutkan 3
dari 5 akibat
dari TB Paru,
yaitu:pembesar
an kelenjar
sevikalis yg
superfisial,Pleu
ritis
tuberkulosa,Ef
usi
pleura(cairan
yang keluar ke
dalam rongga
pleura)
A : TUK 2
tercapai.

P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 3

Setelah 19/04/11a. Diskusikan S: Tn.Z


dilakukan bersama mengatakan
kunjungan keluarga cara
keluarga khususnya pencegahan TB
selama 1 x Tn.Z tentang paru, yaitu :
30 menit cara Menutup mulut
diharapkan pencegahan bila
keluarga serta batuk,membua
terutama pengobatan ng dahak tidak
Tn.Z secara medis di sembarang
mampu: dan tradisional tempat, makan
3. Mampu dari TB Paru makanan
merawat b. Motivasi bergizi,
anggota keluarga untuk memisahkan
keluarga mengulang alat makan dan
khususnya kembali apa minum. Yg
Tn.Z yang yang telah cara
mengalami dijelaskan. pengobatanya
TB Paru c. Demonstrasi adalah awasi
dengan cara kan cara penderita
3.1 Pencegaha Pengobatan minum obat,
n dan tradisional TB mengetahui
perawatan Paru kepada adanya gejala
TB Paru keluarga efek samping
3.2 Pengobatan khususnya obat,
baik medis Tn.Z mencukupi
maupun d. Berikan kebutuhan gizi
tradisional pujian atas seimbang
usaha keluarga penderita,
khususnya istirahat teratur
Tn.Z minimal 8 jam
/
hr, menciptaka
n lingkungan
rumah dengan
ventilasi dan
pencahayaan
yg baik. Yg
pengobatan
medisnya
dengan
meminum obat
RHZE yg
berwarna
merah selama
2 bln dan
selanjutnya RH
berwarna
kuning selama
4
bln. Sedangkan
obat
tradisionalnya
dengan tidak
meminum
susu, tetapi
menggantikann
ya dengan
wortel / sari
kacang kedelai.
Resep Jus:
• Pagi: Wortel
1 gelas, bayam
½ gelas
• Siang: Wortel
1 gelas,
dandelion ¼
gelas
• Malam:
Wortel 1 gelas,
celery ½ gelas,
bayam 1/3
gelas
• Sebelum tidur:
Wortel 1 gelas
A : TUK 3
tercapai.
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 4
Setelah 23/04/11a. Diskusikan S: Tn.Z
dilakukan bersama mengatakan
kunjungan keluarga cara
keluarga khususnya memelihara
selama 1 x Tn.Z lingkungan
30 menit tentangcriteria yang bersih
diharapkan lingkungan dan
keluarga yang bersih nyaman yaitu
terutama bagi penderita dengan cara
Tn.Z TB Paru Menjemur
mampu : b. Motivasi kasur / tikar
4. Memodifi keluarga secara teratur,
kasi khususnya membuka
lingkungan Tn.Z untuk jendela agar
yang bersih selalu mendapatkan
bagi menciptakan cahaya dan
keluarga lingkungan udara yang
khususnya yang bersih cukup
Tn.Z dan nyaman O: Tn.Z dapat
dengan cara c. Berikan menyebutkanca
: pujian atas ra memelihara
4.1 Usahakan usaha keluarga lingkungan
Menjemur khususnya yang bersih
kasur / tikar Tn.Z dan nyaman
secara yaitu dengan
teratur, cara Menjemur
membuka kasur / tikar
jendela agar secara teratur,
mendapatka membuka
n cahaya jendela agar
dan udara mendapatkan
yang cukup cahaya dan
udara yang
cukup
A: TUK 4
tercapai.
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 5
5. Menggun 23/04/11a. Diskusikan S: Keluarga
akan bersama mampu
pelayanan keluarga menggunakan
kesehatan khususnya Yankes yang
yang Tn.Z tentang tersedia
tersedia manfaat dari O : Tn.Z selalu
menggunakan datang ke
Yankes. puskesmas
b. Motivasi ketika obatnya
keluarga habis untuk
khususnya mengambil
Tn.Z untuk obat yang
selalu harus rutin
menggunakan diminumnya
Yankes setiap hari.
A : TUK 5
tercapai.

P : Pertahankan
kemampuan
keluarga untuk
merawat
kesehatan
anggota
keluarganya.
2 Kurang pengetahuan Setelah 16/04/11a. Diskusikan S : Tn.Z
tentang pengertian TB dilakukan bersama mengatakan
Paru, tanda dan gejala kunjungan keluarga pengertian TB
yang ditimbulkan, cara keluarga khususnya Paru adalah
penularan dan selama 1 x Tn.Z tentang penyakit
pencegahan, komplikasi 30 menit pengertian, infeksi
dan pengobatan dari diharapkan tanda dan menahun
penyakit TB paru b/d keluarga gejala, menular yang
kurang informasi dan terutama penyebab, disebabkan
keterbatasankemampuan Tn.Z komplikasi oleh kuman TB
keluarga Tn.Z khususnya mampu: serta (Mycobacteriu
Tn.Z 1. Mengenal pencegahan m
dalammenerimainformasi masalah dan perawatan Tuberculosis),y
kesehatan TB Paru ang tanda dan
keluarga dengan gejalanya
dengan TB menggunakan adalah demam,
Paru power point batuk disertai
1.1 dan leaflet dahak selama 2
Menyebutka tentang TB minggu / lebih,
n pengertian Paru dahak kadang
TB Paru b. Berikan disertai darah,
1.2 kesempatan sesak nafas
Menyebutka bertanya dengan rasa
n tanda dan kepada nyeri
gejala TB keluarga dada,nafsu
Paru khususnya makan kurang,
1.3 Tn.Z BB turundan
Menyebutka c. Motivasi berkeringat
n penyebab keluarga waktu malam
TB paru khususnya hari, sedangkan
Tn.Z untuk penyebabnya
mengulang adalah
kembali apa kumanMycoba
yang telah cterium
dijelaskan Tuberkulosis
d. Motivasi O : Tn.Z dapat
keluarga menyebutkanp
khususnya engertian TB
Tn.Z untuk Paru adalah
mengidentifika penyakit
si penyebab infeksi
dan tanda menahun
gejala TB menular yang
Paru yang disebabkan
dialami Tn.Z oleh kuman TB
e. Berikan (Mycobacteriu
pujian atas m
usaha keluarga Tuberculosis),y
khususnya ang tanda dan
Tn.Z gejalanya
adalah demam,
batuk disertai
dahak selama
2minggu /
lebih, dahak
kadang disertai
darah, sesak
nafas dengan
rasa nyeri
dada,nafsu
makan kurang,
BB turundan
berkeringat
waktu malam
hari, sedangka
penyebabnya
adalah
kumanMycoba
cterium
Tuberkulosis
A : TUK 1
tercapai
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 2
2 Mengam 16/04/11a. Diskusikan S : Tn .Z
bil bersama mengatakan 3
keputusan keluarga dari 5 akibat
untuk khususnya lanjut dari TB
mengatasi Tn.Z tentang Paru
kelanjutan akibat lanjut yaitu:pembesar
dari TB dari TB Paru an kelenjar
paru b. Motivasi sevikalis yg
dengan keluarga untuk superfisial,Pleu
cara mengulang ritis
menjelaskan kembali apa tuberkulosa,Ef
2.2 Akibat yang telah usi
dari TB dijelaskan. pleura(cairan
paru c. Berikan yang keluar ke
pujian atas dalam rongga
usaha keluarga pleura)
khususnya O : Tn.Z hanya
Tn.Z dapat
menyebutkan 3
dari 5 akibat
dari TB Paru,
yaitu:pembesar
an kelenjar
sevikalis yg
superfisial,Pleu
ritis
tuberkulosa,Ef
usi
pleura(cairan
yang keluar ke
dalam rongga
pleura)
A : TUK 2
tercapai.

P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 3

Setelah 19/04/11a. Diskusikan S: Tn.Z


dilakukan bersama mengatakan
kunjungan keluarga cara
keluarga khususnya pencegahan TB
selama 1 x Tn.Z tentang paru, yaitu :
30 menit cara Menutup mulut
diharapkan pencegahan bila
keluarga serta batuk,membua
terutama pengobatan ng dahak tidak
Tn.Z secara medis di sembarang
mampu: dan tradisional tempat, makan
3. Mampu dari TB Paru makanan
merawat b. Motivasi bergizi,
anggota keluarga untuk memisahkan
keluarga mengulang alat makan dan
khususnya kembali apa minum. Yg
Tn.Z yang yang telah cara
mengalami dijelaskan. pengobatanya
TB Paru c. Demonstrasi adalah awasi
dengan cara kan cara penderita
3.1 Pencegaha Pengobatan minum obat,
n dan tradisional TB mengetahui
perawatan Paru kepada adanya gejala
TB Paru keluarga efek samping
3.2 Pengobatan khususnya obat,
baik medis Tn.Z mencukupi
maupun d. Berikan kebutuhan gizi
tradisional pujian atas seimbang
usaha keluarga penderita,
khususnya istirahat teratur
Tn.Z minimal 8 jam
/
hr, menciptaka
n lingkungan
rumah dengan
ventilasi dan
pencahayaan
yg baik. Yg
pengobatan
medisnya
dengan
meminum obat
RHZE yg
berwarna
merah selama
2 bln dan
selanjutnya RH
berwarna
kuning selama
4
bln. Sedangkan
obat
tradisionalnya
dengan tidak
meminum
susu, tetapi
menggantikann
ya dengan
wortel / sari
kacang kedelai.
Resep Jus:
• Pagi: Wortel
1 gelas, bayam
½ gelas
• Siang: Wortel
1 gelas,
dandelion ¼
gelas
• Malam:
Wortel 1 gelas,
celery ½ gelas,
bayam 1/3
gelas
• Sebelum tidur:
Wortel 1 gelas
A : TUK 3
tercapai.
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 4
Setelah 23/04/11a. Diskusikan S: Tn.Z
dilakukan bersama mengatakan
kunjungan keluarga cara
keluarga khususnya memelihara
selama 1 x Tn.Z lingkungan
30 menit tentangcriteria yang bersih
diharapkan lingkungan dan
keluarga yang bersih nyaman yaitu
terutama bagi penderita dengan cara
Tn.Z TB Paru Menjemur
mampu : b. Motivasi kasur / tikar
4. Memodifi keluarga secara teratur,
kasi khususnya membuka
lingkungan Tn.Z untuk jendela agar
yang bersih selalu mendapatkan
bagi menciptakan cahaya dan
keluarga lingkungan udara yang
khususnya yang bersih cukup
Tn.Z dan nyaman O: Tn.Z dapat
dengan cara c. Berikan menyebutkanca
: pujian atas ra memelihara
4.1 Usahakan usaha keluarga lingkungan
Menjemur khususnya yang bersih
kasur / tikar Tn.Z dan nyaman
secara yaitu dengan
teratur, cara Menjemur
membuka kasur / tikar
jendela agar secara teratur,
mendapatka membuka
n cahaya jendela agar
dan udara mendapatkan
yang cukup cahaya dan
udara yang
cukup
A: TUK 4
tercapai.
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 5
5. Menggun 23/04/11a. Diskusikan S: Keluarga
akan bersama mampu
pelayanan keluarga menggunakan
kesehatan khususnya Yankes yang
yang Tn.Z tentang tersedia
tersedia manfaat dari O : Tn.Z selalu
menggunakan datang ke
Yankes. puskesmas
b. Motivasi ketika obatnya
keluarga habis untuk
khususnya mengambil
Tn.Z untuk obat yang
selalu harus rutin
menggunakan diminumnya
Yankes setiap hari.
A : TUK 5
tercapai.
P : Pertahankan
kemampuan
keluarga untuk
merawat
kesehatan
anggota
keluarganya.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TB PARU PADA PENDERITRA TB PARU

Nama Kegiatan
Penyuluhan kesehatan (penkes)

Judul Penyuluhan
TB PARU

Waktu
30 menit

Tempat
Masjid Ar-Royan

TIU:
Klien mampu mengenal Penyakit TB Paru mencegah resiko penularan TB Paru di
keluarganya

TIK:
Setelah diberi penyuluhan klien dapat mengerti tentang
a. Pengetian TB Paru
b. Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c. Penularan TB Paru
d. Pencegahan TB Paru
e. Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru

Sasaran
Klien yang mempunyai penyakit Tuberculosis Paru

Deskripsi Singkat
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis ,penularan tuberculosis paling banyak melalui udara (airborne desease ) sifat
dari mycobacterium tuberculosis ini adalah tahan asam ,sanggup hidup dalam udara bebas
tanpa sinar matahari dalam beberapa jam ,tapi kuman ini cepat mati pabila terkena sinar
matahari .

Pokok Bahasan
Ø Pengetian TB Paru
Ø Tanda dan gejala penyakit TB Paru
Ø Penularan TB Paru
Ø Komplikasi
Ø Pencegahan dan pengobatan TB Paru

Metode
Ceramah dan Tanya jawab

Media
Laptop, power point dan leaflet

Kegiatan
No KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit
· salam Membalas salam
a. Perkenalan · memperkenalkan diri dan
b. Penjelasan topik · beri penjelsan topik mendengarkan
c. Tujuan penyuluhan penyuluhan

2 Penyajian bahan tentang : 20 menit Memberi penyuluhan Mendengar dan


a) Pengetian TB Paru tentang penatalaksanaan memperhatikan
b) Tanda dan gejala penyakit kelurga dengan penderita
TB Paru TB
c) Penularan TB Paru
d) Kompikasi
e) Pencegahan dan
pengobatan TB Paru

Evaluasi · Memberi kesempatan


3 Tanya jawab 5 menit untuk bertanya · Mengutarakan
kesimpulan dan penutup · Mengambil pertanyaan
kesimpulan · Mendengarkan
kesimpulan
Evaluasi
Setelah tatap muka klien diharapkan dapat menjelaskan :
a) Pengetian TB Paru
b) Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c) Cara Penularan TB Paru
d) Cara Pencegahan dan pengobatan TB Paru
e) Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru

TB PARU

1. Pengertian TB Paru
Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosa.

2. Tanda Dan Gejala Penyakit TB Paru


· Batuk yang lama
· Batuk disertai bercak darah
· Berkeringat dingin terutama jika malam hari.
· Badan terasa lemah
· Berat badan berkurang
· Nafsu makan menurun
· Panas badan berulang-ulang
· Dada menjadi bungkuk
· Kepala pusing
· Nafas sesak
3. CARA PENULARAN TBC
a. Langsung
Percikan ludah atau cairan hidungnya berpindah sewaktu berbicara berhadapan atau bersin.
b. Tidak langsung
Bila penderita meludah ditempat yang sembarang kemudian kering dan kuman diterbangkan
oleh angin bersama debu yang dihirup oleh orang yang sehat.

4. CARA PENCEGAHAN TBC :


a. Imunisasi BCG pada bayi.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi.
c. Mengobati anggota keluarga yang sakit sampai tuntas.
d. Menghindari kontak dengan kuman TB, misalnya menghidari percikan ludah.

5. PERILAKU SEHAT DALAM MENCEGAH PENULARAN TBC


· Jika batuk atau bersin tutup mulut
· Dahak ditampung dalam pot tertutup yang berisi lysol 5% atau sabun atau karbol atau
bayclin atau minyak tanah.
· Istirahat yang cukup
· Bekerja jangan terlalu berat atau lelah
· Tidak boleh merokok
· Tidur terpisah dari keluarga (tidak satu kamar apalagi satu kelambu) terutama selama 2
bulan pertama
· Makan–makanan yang bergizi dan terjangkau seperti ikan, telor ,tahu, tempe, sayuran dan
buah-buahan.
· Diusahakan sinar matahari dapat masuk kedalam rumah atau kamar untuk mematikan
kuman tuberculosis.
· Ventilasi ruangan yang baik, dengan selalu membuka jendela disiang hari
· Memakai alat-alat makan dan alat tenun jangan bersamaan dengan penderita
· Kasur dijemur minimal 1 minggu sekali.

Anda mungkin juga menyukai