Perbaikan Bab 1
Perbaikan Bab 1
dan canggih. Pada era globalisasi berbagai macam teknologi telah berkembang,
diantaranya penggunaan smartphone, video games, e-book reading, desktop, tablet, dan
laptop. Alat-alat ini dipakai dalam berbagai bidang sebagai alat pendukung untuk
memperoleh dan mengolah data informasi secara visual. Penggunaan alat-alat tersebut
Media elektronik seperti tablet, laptop (komputer), gadget sangat bermanfaat bagi
manusia untuk lebih sering menggunakan teknologi dalam kehidupannya, sehingga dapat
tinggi atau sekolahan. Iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan
manusia. Sehubungan dengan kemajuan tersebut, tanpa disadari dampak negatif dapat
timbul akibat penggunaan media elektronik saat ini salah satunya adalah mata
kering.3,4,6,8
Mata kering merupakan salah satu penyebab morbiditas okuler yang paling sering
ditemukan sehingga menyebabkan pasien datang mencari pengobatan pada ahli mata.
Menurut the International Dry eye Workshop tahun 2007 menjelaskan bahwa dry eye
syndrome atau sindroma mata kering merupakan gangguan lapisan air mata (LAM) dan
ocular suface yang bersifat multifaktorial dengan gejala tidak nyaman, gangguan visual
dan ketidakstabilan dari lapisan air mata yang disertai kerusakan ocular surface.
Sebanyak 25% pasien yang mengunjungi klinik mata mengeluh adanya gejala dry
eye(fitriani) seperti gatal atau berpasir, sekresi mukus berlebihan, tidak mampu
menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosentivitas, merah, sakit, dan sulit
menggerakan palpebra.( vaugan) Keluhan-keluhan ini merupakan masalah kesehatan
mata yang berkembang dan saat ini paling banyak ditemukan di masyarakat.( fitriani )
Faktor risiko yang mempengaruhi sindroma mata kering yaitu faktor individu,
faktor lingkungan dan faktor alat kerja. Faktor individu berupa usia, jenis kelamin,
penggunaan lensa kontak, riwayat penyakit sistemik, riwayat pengobatan dan trauma. (
kelembapan, tinggi meja, tinggi kursi, dan jarak mata ke monitor, (kurmasela) kondisi
ruangan yang menggunakan air conditioner (AC) atau alat pemanas sentral yang akan
mengalirkan udara kering dengan aliran cepat.( permana ). Faktor alat kerja berupa jarak
obyek, lama pengggunaan alat elektronik, layar monitor, dan ukuran obyek, dan monitor
komputer yang diposisikan lebih tinggi dari ketinggian horizontal mata. ( Nourmayanti)
Orang yang sering mengalami keluhan mata kering adalah orang yang bekerja
bisnis, arsitek dan programer.6 Mata kering tidak hanya dialami oleh orang usia kerja
5
tetapi juga oleh anak sekolah dan mahasiswa termasuk mahasiswa kedokteran.10
smartphone untuk memperoleh dan mengolah data yang dilakukan dalam waktu tertentu,
dan juga kebiasaan melakukan aktivitas jarak dekat yang dapat mengakibatkan timbulnya
gejala mata kering. 10 Sebagian besar dari mahasiswa mengalami pematangan fungsional
dari sistem penglihatan dalam waktu tersebut, yang membuat jaringan okular mahasiswa
borsting)
elektronik telah dilaporkan oleh beberapa penelitian maupun studi epidemiologi. Dalam
alat elektronik yang digunakan, maka dapat mengakibatkan hampir sepertiga jumlah
3,4,6,8
penduduk dunia akan mengalami gangguan pada mata. World Health Organization
(WHO) tahun 2014 melaporkan bahwa sekitar 75 - 90 % kasus mata kering berasal dari
membuktikan bahwa 61% masyarakat Amerika sangat serius dengan permasalahan mata
akibat bekerja dengan komputer terlalu lama.(permana) Dari hasil riset yang dilakukan
komputer terlalu lama dapat menimbulkan stress yang lebih tinggi dari pada pekerja lain.
Studi menunjukkan bahwa tingkat mengedipkan mata para pekerja yang berhadapan
dengan komputer masih sangat rendah. Pada pengguna VDT (Video Display Terminal)
seperti komputer, refleks berkedipnya berkurang 66% yaitu 3-6 kali per menit. Ini
Penelitian yang dilakukan oleh Reddy9 di Student University Malasya tahun 2016
didapatkan 134 orang (80,7 %) dari 166 responden yang menggunakan contact lens dan
bekerja menggunakan komputer lebih dari dua jam per hari mengeluhkan mengalami
gejala dari sindroma mata kering.7 Selain itu, penelitian yang dilakukan di dalam negeri
oleh Citra pada tahun 2011 mengenai Hubungan lama penggunaan komputer dengan
sindroma mata kering didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara lama penggunaan
komputer secara terus-menerus dengan peningkatan jumlah gejala dan derajat keparahan
Sindroma Mata Kering dengan nilai (p < 0,05) dan tingkat kemaknaan sebesar 95%.19
Penelitian Eka tahun 2009 di dapatkan prevalensi sindroma mata kering sebesar 31%
pada pekerja di bidang customer care dan outbound Call PT. Telkom Divre IV Jateng-
DIY.3
Prevalensi mata kering di Indonesia pada mahasiswa telah dilaporkan oleh
Universitas Sam Ratulangi Manado yang dilakukan oleh Eunike dkk didapatkan
prevalensi sindroma mata kering sebesar 53,3% dengan adanya hubungan bermakna
antara penggunaan lensa kontak dan pengaruhnya terhadap dry eye dengan nilai
koefisien korelasi (r) sebesar -0,0612 dan nilai p = 0,000 < α 0,05. Ananda puspita
mendapatkan mahasiswa yang mengeluhkan sakit mata akibat penggunaan laptop pada
mahasiswa sarjana reguler Fakultas Ilmu Komputer UI tahun 2012 sebanyak 95,7 %.
Keluhan-keluhan tersebut diantaranya mata lelah, mata kering, rasa terbakar, gatal dan
pandangan kabur. Responden yang mengalami lebih dari tiga gejala di atas sebanyak
17,6 %. Sedangkan penelitian serupa yang dilakukan di Fakultas Kedokteran oleh Grace
dkk diperoleh responden yang mengeluhkan mata kering sebanyak 63%. Namun hasil
akhir dari penelitin ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan signifikan atara lama
waktu jeda penggunaan laptop rata-rata dalam sehari dengan keluhan penglihatan dimana
permukaan okular baik yang bersifat temporer maupun permanen. Selain itu juga mata
mata yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada permukaan
mata. Penurunan volume aquous dapat menyebabkan mudahnya terjadi iritasi, alergi dan
infeksi. Penurunan dari volume aquous juga berdampak menurunnya fungsi antibacterial
terutama staphylococcus mampu hidup dan berkembang biak dan memproduksi toksin
mengandung antioksidan seperti lutein dan zeaxanthin serta dengan cara menghindari
mengandung omega 3 dan vitamin A seperti ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
buah-buahan.27 Omega 3 berguna untuk omega 3 fatty acid berguna untuk menghambat
sintesis dari mediator lemak dan memblok produksi IL – I dan TNF–alpha sehingga
memberi efek anti inflamatory. Selain itu, Omega 3 juga menginduksi glandula meibom
permukaan mata. 9
Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga peneliti tertarik untuk
Pattimura.