PENDAHULUAN
Sebelum membahas lebih jauh mengenai isi paper maka terlebih dahulu akan diterangkan apa yang
dimaksud dengan DSB. DSB (Double Strand Break) merupakan salah satu hasil proses pelepasan untai
ganda DNA akibat radiasi ionizing. Pada umumnya DSB dapat dipicu dengan radioterapi, dan beberapa obat
antikanker (misalnya penghambat topoisomerase II dan penghubung silang seperti melphalan). Perbaikan
DSBs ini dapat menggunakan mekanisme Homologous Recombination (HR) atau mekanisme pelapisan
ujung dengan Non-Homologous End Joining (NHEJ).
Hal ini terjadi pada eukariota tingkat rendah dan juga selama HR bermeiosis, di mana HR diinduksi oleh
protein penginduksi DSB, seperti Spo11. Terdapat bukti eksperimental yang menunjukkan bahwa DSB
bukan substrat primer untuk HR pada saat mitosis melainkan saat bermeiosis, sebab:
(i) DSBs dapat memicu perbaikan HR dengan konversi gen, sedangkan cara kerja HR yang spontan paling
mungkin terjadi saat replication forks sehingga memicu perbaikan melalui pertukaran kromatid.
(ii) Meskipun NHEJ adalah jalur utama untuk perbaikan DSB pada sel mamalia, namun akumulasi sel cacat
pada RAD51 tidak dapat diperbaiki setelah proses replikasi DNA.
(iii) Agen pemicu stres replikasi (replication forks yang macet) dapat melibatkan formasi DSB 10x lebih
kuat dalam mendorong HR daripada radiasi ionizing (Tabel I). Contohnya adalah hipersensitivitas sel
yang kekurangan HR terhadap cisplatin atau timidin sehingga tidak menghasilkan DSB yang terdeteksi.
KESIMPULAN
Pada bagian kesimpulan dapat dikatakan bahwa HR memiliki dampak besar pada kanker di beberapa
tingkatan penting dalam menentukan efisiensi terapi antikanker. Rekombinasi HR juga memiliki potensi
yang lebih besar dalam menghambat laju perkembangan kanker, sebab dalam siklus hidupnya HR memiliki
mekanisme konsep 'synthetic lethality’.