Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berhasilnya


menyelesaikan buku Penuntun Praktikum Sistem Infeksi Tropis ini bagi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tepat pada waktunya.
Buku Penuntun ini merupakan pedoman bagi mahasiswa untuk melakukan
beberapa macam tes yang sering digunakan sebagai pemeriksaan penunjang di bidang
kedokteran tropis. Kami harapkan buku ini dapat menjadi pegangan bukan hanya
pada saat praktikum di laboratorium saat perkuliahan, tetapi juga ketika nanti
bertugas di tempat masing-masing.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat, baik pada saat ini, maupun saat
yang akan datang.

Makassar, Maret 2011


Editor,

Dr. Mansyur Arif, Ph.D, Sp.PK (K)


DAFTAR ISI

TES DENGUE ……………………………………………… 1


TES HIV ½ ………………………………………………….. 4
TES ANTI LEPTOSPIRA …………………………………. 8
TES RAPID MALARIA Pf/Pv …………………………….. 11
TES DENGUE

1. PENDAHULUAN

Virus Demam Dengue tergolong dalam kelompok Flavivirus, yang


tersebar luas secara epidemik dan endemik di seluruh daerah tropik dan
sub-tropik di dunia. Virus Dengue ditularkan melalui gigitan Nyamuk
Aedes, vektor nyamuk yang paling berpe ran di daerah-daerah urban dan
padat adalah Aides aegypti. Penyakit Dengue bergejala khas seperti
demam mendadak, sakit kepala, nyeri di belakang bola mata, nyeri tulang
belakang dan tungkai, limfadenopati dan bintik-bintik makulopapiler.
Penyakit Dengue di daerah endemik biasanya merupakan infeksi
sekunder dan di daerah non-endemik biasanya infeksi primer. Respon
antibodi spesifik memungkin kan serodiagnosis dan pembedaan infeksi
primer (IgM) dan infeksi sekunder (IgG)

2. METODE

Prinsip Tes ini menggunakan prinsip immunochromatography dengan


menggunakan antigen-antigen virus Dengue Rekombinan yang
sangat spesifik dan murni, diletakkan di dua tempat pada
membran nitroselulose. Protein-protein pengikat spesifik untuk
IgM dan IgG dilekatkan terpisah sebagai garis tes IgM dan garis
tes IgG pada alat/lempeng tes (jendela "T").
Bila ada antibodi spesifik terhadap IgM dan IgG dalam serum
pasien, antibodi ini akan bereaksi dengan konyugat koloid emas-
antigen rekombinan spesifik untuk Dengue yang berwarna. Di
garis T komplek konyugat-antigen ini akan bereaksi dengan IgM
dan/atau IgG spesifik yang akan menampilkan warna pada garis
tes IgM/ IgG. Warna merah pada garis tes menunjukkan hasil tes
positif.
Garis tes yang tidak berwarna menunjukkan hasil tes negatif.
Garis kontrol pada jendela "C" akan berwarna merah, baik garis
T berwarna atau tidak, dan menunjukkan bahwa prosedur kerja
adalah benar
Persiapan
Pasien Tidak ada persiapan khusus.
Persiapan
Sampel
Sampel yang digunakan harus serum/ plasma segar. Jika tes
akan ditunda, serum/plasma bisa disimpan dalam lemari
pendingin pada suhu 2-8°C selama 3 hari; atau dibekukan pada
suhu -20°C untuk 3 bulan atau suhu -70°C untuk waktu lebih
lama. Sampel beku yang telah diluluhkan tidak boleh disimpan-
bekukan lagi.
Sampel yang hemolisis, membeku, terkohtaminasi atau
lipemik tidak boleh digunakan untuk test. Sampel tidak boleh
dihangatkan.

SampeL yang mengandung partikel harus disentrifus lebih dulu


dan cairan supernatan yang jernih dipakai untuk melakukan
tes.

Alat & Lempeng tes (card test) yang dikemas dalam kantong khusus.
Bahan Reagen pereaksi
Mikropipet (20/J
TAHAP ANALITIK

Cara kerja
1. Siapkan kantong tes dan biarkan beberapa saat untuk
penyesuaian dengan suhu ruangan.
2. Buka kantong dan keluarkan lempeng tes. Bila lempeng tes
dikeluarkan, maka tes harus segera dilaksanakan.
3. Beri label (berisi identitas pasien).
4. Pipetkan serum 5 ul ke dalam sumur sampel, atau 10 ul jika
menggunakan Whoole blood.
5. Tambahkan 3 tetes larutan buffer ke dalam su
mur ( lubang ) S.
6. Tunggu sampai 10 - 15 menit, baca hasil tes. Hasil negatif
harus dikonfismasi setelah 30 menit.

2
TAHAP PASCA ANALITIK :

Interpretasi Hasil negatif Arti


hasil Satu garis berwarna Tidak ada antibodi
merah (pink) pada garis spesifik terhadap virus
Dengue, atau jumlah
antibodi masih sedikit
Hasil Positif Arti
1. Tiga garis merah Ada antibodi lgM dan
pada garis-les IgM & lgG terhadap virus
IgG (garis terhadap Dengue
virus Dengue. T)
dan garis kontrol (C).
(Lihat Gbr.2).
2. Dua garis merah Ada antibodi lgM
pada garis IgM dan terhadap virus Dengue
garis C (Lihat Gbr.3)
3. Dua garis merah Ada antibodi lgG
pada garis IgG dan terhadap virus Dengue
garis C (Lihat Gbr.4).

Hasil Invalid (cacat) Arti


Setelah 15 menit tidak Prosedur tes tidak
ada garis merah baik benar, tes harus diulang
digaris T maupun di dengan lempeng tes
garis C yang baru

.SUMBER PUSTAKA
1 Kit leaflet - Dengue Whole Blood - Acon
2 Henchal, EA; Putnuk, RJ: The Pathogenesis of Dengue. J. Epidemiol 114.
632

C C C C C

lgG T lgG T lgG T lgG T lgG T


lgM lgM lgM lgM lgM

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5

3
TES HIV-1/2

1. PENDAHULUAN
Human immunodeficiency virus tipe 1 (HIV), menyebabkan suatu infeksi
kronik yang mencapai puncaknya, biasanya setelah beberapa tahun
sebagai acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)1
HIV adalah suatu retrovirus, mempunyai 2 macam subtipe yaitu HIV-1
dan HIV-2. HIV-1 adalah tipe yang paling sering, agen infeksius dan
menyebar ke seluruh dunia, sedang HIV-2 prevalensi dan virulennya
yang rendah dan terutama terdapat di Afrika Barat dan Portugal. 2
HIV terdiri dari 3 bagian utama yaitu envelope yang merupakan bagian
terluar, caspid (pol) polimerisasi yang meliputi isi virus dan core(gag)
untuk grup antigen protein, merupakan isi virus. Lapisan envelope terdiri
dari lemak ganda yang terbentuk dari membran sel penjamu serta protein
dari sel penjamu. Pada lapisan ini tertanam glikoprotein gp41. Pada
bagian luar glikoprotein ini terikat moleku! gp120. Pada elektroforesis
kompleks antara gp120 dan gp41 membentuk pita gp160. Caspid
merupakan lapisan protein yang dikenal sebagai p17. Pada bagian core
terdapat sepasang RNA rantai tunggal, enzim-enzim yang berperan
dalam replikasi seperti reserve transcriptase (p61), endonuklease (p31),
dan protease (p51) serta protein lainnya terutama p243>4>5'6
Diagnosis infeksi HIV biasanya ditentukan dengan ditemukannya antibodi
terhadap HIV dalam darah penderita. Laboratorium di Indonesia
melakukan tes terhadap HIV untuk menegakkan diagnosis, penapisan
darah transfusi, epidemiologi dan penelitian, setelah menandatangani
inform consent dari V.C.T (Voluntary Conseling and Test)6'7'6 Tes
serologik untuk mendeteksi anti-HIV dapat dikelompokkan menjadi tes
saring dan tes konfirmasi. Yang termasuk tes saring yaitu; tes ElA/Elisa,
dan tes rapid/sederhana , tes konfirmasi yaitu; western blot, IFA. Setelah
tes saring dapat diidentifikasi spesimen yang kemungkinan mengandung
anti-HIV, sedangkan setelah tes konfirmasi dapat diketahui bahwa
spesimen yang reaktif pada tes penyaring mengandung antibodi spesifk
terhadap HIV.6' -8

2. METODE
Prinsip Tes ini menggunakan prinsip
Immunochromatographic (rapit test) yang
mendeteksi antibodi spesifik terhadap HIV-1 dan
5 HIV-2 dalam serum, plasma atau whole blood
manusia. S Rapid test mengandung strip

4
membrane yang diselubungi dengan
recombinant HIV-1 capture antigen (gp41, p24)
pada 2 regio band 1, dan recombinant HIV-2
capture antigen (gp36) pada regio band 2.
Bila ada antibodi spesifik terhadap antigen HIV-1
dan HIV-2 dalam serum/plasma/whole blood
pasien, antibodi ini akan bereaksi dengan
konyugat koloid emas-antigen rekombinan
spesifik untuk HIV-1 (band 1) dan HIV-2 di (band
2) yang berwarna. Di garis T {band 1/band 2)
komplek konyugat-antigen ini akan bereaksi
dengan antigen HIV-1 / antigen HIV-2 yang akan
menampilkan warna pada garis tes HIV-1/HIV-2.
Wama merah pada garis tes menunjukkan hasil
tes positif. Garis tes yang tidak berwarna
menunjukkan hasil tes negatif.
Garis kontrol pada jendela "C" akan berwarna
merah, baik garis T berwarna atau tidak, dan
menunjukkan bahwa prosedur kerja adalah benar

Persiapan Tidak ada persiapan khusus


pasien
Persiapan  Sampel yang digunakan dapat berupa
sampel serum, plasma atau whole blood. Jika tes
akan ditunda, serum/plasma/whole blood
bisa disimpan dalam lemari pendingin pada
suhu 2-8°C selama 3 hari; atau dibekukan
pada suhu -20°C untuk 3 bulan atau suhu -
70°C untuk waktu lebih lama. Sampel beku
yang telah diluluhkan tidak boleh disimpan-
bekukan lagi. Sampel yang hemolisis,
membeku, terkontaminasi atau lipemik
tidak boteh digunakan untuk test. Sampel
tidak boleh dihangatkan.
 Sampel yang mengandung partikel harus
disentrifus lebih dulu dan cairan supematan
yang jernih dipakai untuk melakukan tes
Alat dan Lempeng tes yang dikemas dalam kantong
bahan khusus. Reagen perekasi Mikropipet (10L)

5
1. Siapkan kantong tes dan biarkan beberapa
Cara kerja saat untuk penyesuaian dengan suhu ruangan.
2. Buka kantong dan keluarkan lempeng tes.
3. Bila lempeng tes dikeluarkan, maka tes harus
segera dilaksanakan. Ben label (berisi identitas
pasien).
4. Pipetkan 1 tetes serum/plasma atau 2 tetes
whole blood dan masukkan ke lubang "S"
5. Tambahkan 1 tetes buffer Reagen pereaksi
pada lubang yang sama untuk serum atau 2
tetes buffer jika menggunakan whole blood.
6. Tunggu sampai 10 menit, baca hasil tes.

TAHAP PASCA ANALITIK ;

Interpretasi Hasil negative Arti


hasil Satu garis berwarna Tidak ada antibodi
merah (pink) pada garis spesifik terhadap HIV-1
kontrol C. Lihat Gbr.1) dan HIV-2 atau virus
jumlah antibodi masih
sedikit
Hasil Positif Arti
a. Tiga garis merah Ada antibodi terhadap
pada garis-tes 1 & 2 HIV-1 dan HIV-2
dan garis kontrol (C)
(Lihat Gbr.2).
b. Dua garis merah Ada antibodi terhadap
pada garis tes 1 dan HIV-1
garis C (Lihat Gbr.3)
c. Dua garis merah
pada garis tes 2 dan Ada antibodi terhadap
garis C (Lihat Gbr.4). HIV-2

6
Hasil Invalid (cacat) Arti
Setelah 15 menit tidak Prosedur tes tidak
ada garis merah baik benar, tes harus diulang
digaris 1,2 maupun di dengan lempeng tes
garis C(Gbr 5) yang baru

Interpretasi hasil tes HIV-1/2

C C C C C

2 T 2 T 2 T 2 T
2 T
1 1 1
1 1

S S S S S

Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5


Gambar 1 Gambar 2

7
TES ANTI LEPTOSPIRA
1. PENDAHULUAN
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh leptospira.
Terdapat beberapa spesies Leptospira dan dapat bersifat saprotik atau
parasitik. Manusia dapat terinfeksi jika terpapar oleh air yang
terkontaminasi oleh urin hewan pembawa leptospira melalui luka pada
kulit, atau mukosa mulut, hidung atau konjungtiva. Diagnosis dapat
ditegakkan dengan melihat Leptrospira secara mikroskopik pada urin
dan darah penderita atau mengisolasi pada tes kultur atau tes serologic

2. PRINSIP
Prinsip Tes ini menggunakan prinsipImmunochromatographic
(rapid test) yang mendeteksi antibodi spesifik (IgM)
terhadap Leptospira dalam serum, plasma atau whole
blood manusia. Bila ada antibodi spesifik terhadap
Leptospira dalam serum/plasma/whole blood pasien,
antibodi ini akan bereaksi dengan konyugat koloid
emas-antigen rekombinan spesifik untuk Leptospira
yang berwarna. Di garis T komplek konyugat-antigen ini
akan bereaksi dengan antigen Leptospira yang akan
menampilkan warna pada garis T. Warna merah pada
garis tes menunjukkan hasil tes positif. Garis tes yang
tidak berwarna menunjukkan hasil tes negatif. Garis
kontrol pada jendela "C" akan berwarna merah, baik
garis T berwarna atau tidak, dan menunjukkan
prosedur kerja adalah benar.
Persiapan pasien Pengambilan darah dilakukan pada fase akut dan
konvalesen
Persiapan sampel Sampel yang digunakan dapat berupa serum, plasma
atau sampel whole blood. Jika tes akan ditunda,
serum/plasma/whole blood bisa disimpan dalam
lemari pendingin pada suhu 2-8°C selama 3 hari; atau
dibekukan pada suhu -20°C untuk 3 bulan atau suhu -
70°C untuk waktu lebih lama. Sampel beku yang telah
diluluhkan tidak boleh disimpan-bekukan lagi. Sampel
yang hemolisis, membeku, terkontaminasi atau
lipemik tidak boleh digunakan untuk test. Sampel tidak
boleh dihangatkan.
Sampen yang mengandung partikel narus disentrifus
lebih dulu dan cairan supernatan yang jernih dipakai
untuk melakukan tes.

8
Alat & Bahan Lempeng tes yang dikemas dalam kantong khusus.
Reagen pereaksi Mikropipet(10L)

Cara kerja 1. Siapkan kantong tes dan biarkan beberapa saat


untuk penyesuaian dengan suhu ruangan.
2. Buka kantong dan keluarkan lempeng tes. Bila
lempeng tes dikeluarkan, maka tes harus segera
dilaksanakan.
3. Beri label (berisi identitas pasien).
4. Pipetkan 10L serum/plasma/whole blood sampel
ke lubang'W.
5. Tambahkan 5 tetes Reagen pereaksi pada lubang
"B"
6. Tunggu sampai 15 menit, baca hasil tes

PASCAANALITIK
Interpretasi Hasil negatif Arti
hasil Dua garis berwarna merah Tidak ada antibodi
(pink) pada garis kontrol C. spesifik terhadap
Lihat Gbr.1) Leptospira, atau virus
jumlah antibodi masih
sedikit
Hasil Positif Arti
Dua garis merah pada Ada antibodi terhadap
garis T dan C (Lihat Leptospira
Gbr.2).

Hasil Invalid (cacat) Arti


Setelah 15 menit tidak ada Prosedur tes tidak
garis merah baik digaris T benar, tes harus diulang
di garis C(Gbr 5) dengan lempeng tes
yang baru

9
3.SUMBER PUSTAKA
1 Kit leaflet - Anti Leptospira Antigen Cassette- Focus Diagnostic

C T
C T
A B
A B

Gambar 2
Gambar 1
S
S

C T
A B

Gambar 3

Interpretasi Tes Anti Leptospira

10
TES RAPID MALARIA Pf/Pv

1. PENDAHULUAN
Malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang bersifat fatal ditandai
dengan demam, menggigil dan anemia, yang dapat ditransmisi dari
individu satu ke individu lainnya melalui gigitan nyamuk anopheles.
Terdapat 4 jenis malaria yang dapat menginfeksi manuaisa yaitu:
Plasmodium Falciparum, P. vivax, P. Ovate dan P. Malariae. Infeksi P.
Falcifarum yang paling sering kemudian infeksi P. Vivax. Pada manusia,
sporozoit parasit ini bermigrasi ke hati tempat parasit menjadi matang dan
keluar dalam bentuk yang berbeda yaitu merozoit
3. METODE
Prinsip Tes ini menggunakan prinsip Immunochromatographic
(rapid test) yang mendeteksi antibodi spesifik (IgG,
IgM dan IgA) terhadap P. Falcifarum (Pf) dan P. Vivax
(Pv) dalam serum, plasma atau whole blood manusia.
Rapid test Malaria Pf/Pv Cassette mengandung strip
membrane yang diselubungi dengan recombinant
malaria P.falciparum capture antigen pada regio band
1, dan recombinant malaria P. vivax capture antigen
pada regio band 2
Bila ada antibodi spesifik terhadap antigen Pf dan
antigen Pv dalam serum/plasma/whole blood pasien,
antibodi ini akan bereaksi dengan konyugat koloid
emas-antigen rekombinan spesifik untuk Pf (regio band
1) dan Pv di (regio band 2) yang berwarna. Di garis T
(band 1/band 2) komplek konyugat-antigen ini akan
bereaksi dengan antigen Pf / antigen Pv yang akan
menampilkan warna pada garis tes Pf / Pv. Warna
merah pada garis tes menunjukkan hasil tes positif.
Garis tes yang tidak berwarna menunjukkan hasil tes
negatif. Garis kontrol pada jendela "C" akan berwarna
merah, baik garis T berwarna atau tidak, dan
menunjukkan bahwa prosedur kerja adalah benar.
Persiapan Pasien Tidak ada persiapan khusus.
Persiapan sampel Persiapan Sampel yang digunakan dapat berupa
serum, plasma atau sampel whole blood. Jika tes akan
ditunda, serum/plasma/whole blood bisa disimpan
dalam lemari pendingin pada suhu 2-8°C selama 3
hari; atau dibekukan pada suhu -20°C untuk 3 bulan
atau suhu -70°C untuk waktu lebih lama. Sampel beku
yang telah diluluhkan tidak boleh disimpan-bekukan
lagi. Sampel yang hemolisis, membeku,

11
terkontaminasi, lipemik tidak boleh digunakan untuk
test, tidak boleh dihangatkan. Sampel yang
mengandung partikel harus disentrifus lebih dulu dan
cairan supernatan yang jernih dipakai untuk
melakukan tes

Alat & Bahan Lempeng tes yang dikemas dalam kantong khusus.
Reagen pereaksi Mikropipet(10L, 20L)

Cara kerja 1. Siapkan kantong tes dan biarkan beberapa saat


untuk penyesuaian dengan suhu ruangan.
2. Buka kantong dan keluarkan lempeng tes. Bila
lempeng tes dikeluarkan, maka tes harus segera
dilaksanakan.
3. Beri label (berisi identitas pasien).
4. Pipetkan 10L serum/plasma/ atau 20  L whole
blood sampel ke lubang “S”.
5. Tambahkan 3 tetes Reagen pereaksi pada lubang
yang sama
6. Tunggu sampai 10-20 menit, baca hasil tes.
Interpretasi Hasil negatif Arti
hasil Satu garis berwarna merah Tidak ada antibodi
(pink) pada garis kontrol C. spesifik terhadap
Lihat Gbr.1) P.falcifarum dan P.
vivax atau jumlah
antibodi masih sedikit
Hasil Positif Arti
a. Tiga garis merah pada Ada antibodi terhadap
garis-tes Pf(band 1 ) & P.falcifarum dan P.vivax
Pv (band 2) dan garis
kontrol (C) lihat gambar
3)
b. Dua garis merah pada Ada antibodi terhadap
garis Pf dan garis Ca P.falcifarum
(lihat gbr 3)
c. Dua merah pada garis Ada antibodi terhadap
Pv dan garis C (Lihat P.vivax
Gbr.4)

12
Hasil Invalid (cacat) Arti
Setelah 15 menit tidak ada Prosedur tes tidak
garis merah baik digaris T benar, tes harus diulang
di garis C(Gbr 5) dengan lempeng tes
yang baru

C C C C C

Pv Pv Pv Pv Pv
T T T T T
Pf Pf Pf Pf Pf

S S S S S

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5

Interpretasi Tes Rapid Malaria

13
TES RUMPLE LEEDE

A. Pra Analitik
1. Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2. Prinsip:
Terhadap kapiler diciptakan suasana anoksia dengan jalan
membendung aliran darah vena. Terhadap anoksia dan
penambahan tekanan internal akan terlihat kemampuan
kapiler bertahan . Jika ketahanan kapiler turun akan timbul "'
Petechiae "' di kulit.

3. Alat dan bahan:


- Tensimeter dan Stetoskop
- Timer
- Spidol

B. Analitik
Cara Kerja : 1.Pasang manset tensimeter pada lengan atas . Carilah
tekanan sistolik (TS) dan tekanan diastolik (TD).
2. Buat lingkaran pada bagian volar lengan bawah :
- Radius 3 cm
- Titik pusat terletak 2 cm di bawah garis lipatan siku.
3. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar 1/2
X (TS+TD) pertahankan tekanan ini selama 5 menit.
4. Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya
petechieae dalam lingkaran yang telah dibuat

C. Pasca Analitik
Nilai Rujukan : < 10 : Normal ( Negatif)
10 - 20 : Dubia ( Ragu – ragu )
> 201 : Abnormal ( Positif )
Tes Rumple Leede merupakan tes yang sederhana untuk melihat
gangguan pada vaskuler maupun trombosit. Tes Rumple Leede akan
positif bila ada gangguan pada vaskuler maupun trombosit.

14
PENYUSUNAN LAPORAN

JUDUL TES
I.PENDAHULUAN
II. METODE
1. TES………………..

1.1 PRA ANALITIK


 Persiapan pasien
 Persiapan sampel
 Prinsip tes
 Alat dan Bahan

1.2 ANALITIK
 Cara Kerja
 Nilai Rujukan

1.3 PASCA ANALITIK

 Interpretasi

III. DISKUSI

IV. KEPUSTAKAAN

15
KARTU KONTROL
PRAKTIKUM SISTEM INFEKSI TROPIS
BAGIAN ILMU PATOLOGI KLINIK

Nama : .....................................................

NIM : ..................................................... Pas Foto


3x4

Kelompok : .....................................................

Pembimbing : .....................................................

Tanggal Nama Tes Paraf Pembimbing Nilai

Praktikum Praktikum Laporan

Koordinator Praktikum,

Anda mungkin juga menyukai