JAENAL ABIDIN, NS
27 OKTOBER 2017, SURABAYA CARDIO UPDATE
Introduction
Acute coronary syndrome (ACS) refers to a spectrum of
clinical presentations ranging from those for ST-segment
elevation myocardial infarction (STEMI) to presentations
found in non–ST-segment elevation myocardial
infarction (NSTEMI) or in unstable angina.
Life Threatening Condition
Mortality rate 12.000.000 / year
PCI is the treatment of choice for patients with acute
STEMI, and patients who have hemodynamic instability
or suffer a major complication of therapy also require
emergent intervention
Pathogenesis of Atherosclerotic Plaques
Endothelial damage
Endothelial Dysfunction
From First From Third From Fourth
Decade Decade Decade
Epigastrium Back
ELEKTROKARDIOGRAM
Irama
Elevasi SEGMENT ST ?
Depresi SEGMENT ST ?
LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK
(BARU)?
T inverted ?
Gelombang Q ?
NON DIAGNOSTIK atau EKG
normal
Elevasi Segmen ST - J Point pada 2
STEMI lead yg berhubungan
▪ ≥0.25 mV laki-laki dibawah 40th
▪ ≥0.2 mV laki-laki diatas 40th, or
≥0.15 mV pada wanita di lead V2–
V3 dan/atau ≥0.1 mV pada lead
lainnya
ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting with ST-segment elevation. 2011.
Marka Jantung
ESC Guidelines for the management of Acute Coronary Syndrome in patients without persistent
ST Elevation.2012
Penatalaksanaan Medis
Persiapan PCI :
1. Puasa 5-6 jam sebelum tindakan (kecuali Primary PCI)
2. Pemeriksaan penunjang: foto thorax, Lab rutin: DL, profil koagulasi,
elektrolit, BUN, kreatinin
3. Informed consent
4. Area insersi (femoral, brachial, radial) dicukur dan dibersihkan
5. Tanda tanda vital
6. EKG 12 lead
7. Perhiasan, gigi palsu/ protese lainnya dilepaskan
8. Sedasi dan obat obatan diberikan sesuai program (antiplatelet,
antikoagulan, beta blocker )
9. Cek kembali identitas pasien dan buat laporan pasien pindah
10. Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk berdoa
11. Transfer ke cathlab
Prosedur persiapan PCI secara general di RS Pelayanan Jantung Terpadu RSCM, 2007
Pasca Tindakan:
1. Setelah tindakan diobservasi di ruang pemulihan. Jika kondisi stabil
& nilai ACT dalam batas normal sheath femoral dicabut (jika melalui
femoral) dan pasien disiapkan transfer ke ruang CVCU.
2. Observasi hemodinamik, pulsasi dorsalis pedis atau radialis, tanda
perdarahan dan hematom:
setiap15 menit satu jam pertama,
setiap 30 menit pada 2 jam berikutnya
setiap jam pada 4 jam berikutnya
setiap 2-4 jam sampai pasien stabil
3. Monitor EKG khususnya perubahan segment ST
4. Evaluasi keluhan nyeri dada pasca PCI
5. Observasi Intake output/ shift Intake cairan 1500-2000 ml/24jam.
6. Berikan nutrisi diet jantung (sesuai program)
7. Kolaborasi pemberian obat obatan sesuai program (antiplatelet,
heparinisasi, nitrat, beta blocker)
8. Batasi aktivitas selama 12-24 jam pasca tindakan (sesuai program)
proses perawatan pasca PCI secara umum ( (Pelayanan Jantung Terpadu RSCM, 2007) (Wong, Wu, WW, & CM, 2006)
Cont’
proses perawatan pasca PCI secara umum ( (Pelayanan Jantung Terpadu RSCM, 2007) (Wong, Wu, WW, & CM, 2006)
Nursing Management
Nursing Assessment
Nursing Diagnosis
Pengkajian
Keluhan nyeri dada: intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
faktor presipitasi dan predisposisi)
Riwayat kesehatan: Riwayat penyakit jantung, riwayat
penyakit lainnya, riwayat operasi atau tindakan
invasif, faktor risiko penyakit jantung.
Status kesehatan sebelumnya: riwayat pengobatan
saat ini, alergi
Analisis informasi untuk terapi kontraindikasi trombolitik
dan PCI
Kumpulkan informasi tentang ada tidaknya faktor risiko
jantung
Pemeriksaan fisik dan penunjang: Kesadaran, Tanda
tanda vital (Tekanan darah, frekuensi nadi, suhu,
pernapasan, saturasi), EKG 12 lead, area insersi kateter
(PCI), pulsasi nadi perifer, akral, urine output,
pemeriksaan cardiac marker (CK/CKMB/ troponin T)
Nursing priorities
1. Relief a pain
2. Maintain tissue perfusion by improving cardiac output
3. Prevent / detect & assist in the treatment of life-
threatening dysrhythmias
4. Provide psychological support
Nursing Diagnosis
Acute pain related decreased blood supply to the
myocardium
Anxiety related to pain and fear of death
Risk for decreased cardiac output related to
decrease in LV fuction
Activity intolerance related to imbalance between
O2 demand and supply, post intervensi
Ineffective coping related to life treatening diagnosis
Risk for bleeding
SDKI-Nursing Intervention Classification (NIC) (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013):Cardiac Care:
Acute (NIC: 4044) / SDKI 2017
Nyeri Akut
Subjektif: mengeluh nyeri
Obyektif:
Mayor
✓ Tampak meringis Tujuan – kreteria hasil
✓ Bersikap protektif
✓ Gelisah
Perfusi Miokard Adekuat dengan
✓ Frekwensi nadi meningkat
✓ Sulit tidur kriteria:
Minor 1. Hasil angiogram menunjukkan
✓ TD meningkat aliran koroner adekuat
✓ Pola nafas berubah 2. Perbaikan EKG (ST elevasi
✓ Proses berfikir terganggu berkurang atau normal)
✓ Menaril diri
✓ Berfokus pada diri sendiri 3. TTV dalam batas normal
✓ Diaforesis 4. Nyeri Berkurang
SDKI-Nursing Intervention Classification (NIC) (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013):Cardiac Care:
Acute (NIC: 4044) / SDKI 2017
Intervensi Keperawatan
1. Evaluasi nyeri dada secara komprehensif: intensitas, lokasi, radiasi, durasi, faktor presipitasi
dan predisposisi
2. Berikan therapi oksigen
3. Monitor EKG, khususnya perubahan segmen ST dan irama jantung
4. Monitor tanda tanda vital , suara jantung, paru
5. Evaluasi kesadaran pasien, khususnya kondisi frustasi atau ketakutan
6. Motivasi pasien untuk tenang dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan
7. Pasang IV line
8. Kolaborasi pemberian nitrat (ISDN) dan analgetik (morphine) sesuai skala nyeri pasien.
9. Kolaborasi pemeriksaan darah (CK/CKMB, darah lengkap, profil koagulasi, Ureum Kreatinin,
SGOT/SGPT, AGD dan elektrolit),foto thorax
10. Berikan intake cairan dan nutrisi sesuai kemampuan pasien
11. Kolaborasi tatalaksana lanjutan sesuai indikasi STEMI atau NSTEMI
12. Monitor efectifitas therapi; O2, medication
13. STEMI: Lakukan persiapan terapi reperfusi (PCI atau terapi fibrinolisis). PCI: Siapkan transfer ke
Cathlab
14. NSTEMI: kolaborasi pemberian antiplatelet, antikoagulan dan beta blocker.
15. Evaluasi faktor penyulit dan perburukan kondisi.
16. Konsolidasi staff/ team work
Nursing Intervention Classification (NIC) (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013):Cardiac Care:
Acute (NIC: 4044)
Penurunan Curah Jantung
Data
Subjektif:
Mayor: Palpitasi, fatigue,
Kreteria hasil:
dispnea, PND, orthopnea, batuk
Minor : Cemas, gelisah 1. Tekanan darah dalam batas
Obyektif: normal
Mayor 2. Nadi teraba kuat
Perubahan irama jantung,
edema, JVP˃, hepatomegali, 3. Akral hangat
TD<, capillary refill time > 3 sec., 4. Fraksi Ejeksi meningkat (>40%)
sianosis, EF <, oliguria.
5. Urine output dbn (0,5-1 cc/kg
Minor
bb/jam)
PAWP<, murmur, CI<,
6. Perbaikan kesadaran pasien
(compos mentis)
7. Intake output seimbang
(balance)
SDKI-Nursing Intervention Classification (NIC) (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013):Cardiac Care:
Acute (NIC: 4044)
Intervensi Keperawatan
Nursing Intervention Classification (NIC) (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013):Cardiac Care:
Acute (NIC: 4044)
Anxietas
Subjektif:
Mayor: merasa bingung, kawatir, sulit
konsentrasi
Minor: Pusing, anoreksia, palpitasi,
merasa tak perdaya
Obyektif:
Mayor:
✓ Tampak gelisah
✓ Tampak tegang
✓ Sulit tidur
Kriteria hasil:
Minor:
Meningkatkan kesadaran diri klien.
✓ Respirasi rate >
Klien merasakan tenang dan nyaman
✓ Nadi >
dengan lingkungannya.
✓ TD >
Klien memahami rasa takutnya ekstrim
✓ Diaforesis
dan berlebihan.
✓ Pucat
✓ Suara bergetar
✓ Tremor
✓ Pandangan tidak fokus
Intervensi Keperawatan
1. Eksplorasi perasaan cemas klien, perlihatkan diri
sebagai pendengar yang baik.
2. Bantu klien mengenali perasaan cemas dan educati
3. Melakukan komunikasi dengan teknik yang tepat
4. Bantu kilen mengidentifikasi respon terhadap cemas
5. Dorong klien untuk menggunakan koping adaftif dan efektif
6. Bantu kien melihat keadaan saat ini dan kepuasan mencapai
tujuan.
7. Bantu klien untuk menentukan strategi koping positif
8. Fasilitasi lingkungan dengan stimulus yang minimal
9. Tidak mengonfrontasi dengan objek yang ditakutinya
10. Destraksi - dukungan spiritual “dan apabila hamba-KU bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang AKU. Maka sesungguhnya AKU dekat.AKU kabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-KU. Hendaklah
mereka taat perintah-KU dan beriman pada-KU agar mereka memperoleh
kebenaran”.(Al Baqara:186)
Discharge care
Perawatan pasca kepulangan sama pentingnya dengan
perawatan pra, intra dan pasca tindakan.
Penyebab recurrent ischemia pada 3-12 bulan pasca
tindakan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah gaya
hidup dan pola fikir yang belum berubah (merokok, kurang
aktivitas, diet tinggi lemak jenuh, kontrol jika ada keluhan saja),
ketidakpatuhan dalam konsumsi obat obatan atau kurangnya
ketersediaan obat
Edukasi tentang perawatan pasca kepulangan yang optimal
serta perbaikan sistem rujuk balik dan peningkatan
kemampuan pelayanan di tingkat primer.
Kesimpulan
SKA adalah suatu situasi kegawat daruratan yang
dikarakteristikkan dengan onset terjadinya
iskemia miokardium dan mengakibatkan kematian
jaringan miokardium, bila tidak ada penanganan segera.
Keperawatan diprioritaskan pada 4 masalah yaitu:
menghilangkan/mengurangi nyeri, mempertahankan perfusi
jaringan dg memperbaiki cardiac output, mencegah/mendeteksi
& membantu pengobatan disritmia yg mengancam jiwa, dan
memberikan suport psikologis.
Keberhasilan penanganan pasien ACS ditentukan oleh kesigapan
dari tim tenaga kesehatan. Perawat sebagai bagian dari tim
berperan sangat penting dari mulai deteksi, penanganan dan
perawatan pasca tindakan dan pasca kepulangan pasien, serta
rehabilitasi pasca tindakan.