TINJAUAN PUSTAKA
5
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi dan mencuci,
kakus, dan kamar mandi.
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang asri.
6
b. Memenuhi kebutuhan psikologis
a. Cukup aman dan nyaman bagi penghuni.
b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan
keluarga.
c. Sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat ekonomi yang
relatif sama.
d. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai
menghalangi lalu lintas ruangan.
e. WC (water closet) dan kamar mandi harus ada dalam satu rumah
dan terpelihara kebersihannya.
c. Melindungi dari penyakit
d. Melindungi dari kemungkinan kecelakaan
7
Tabel 2.1 Kuesioner Komponen Rumah
No Komponen Kriteria Nilai
Rumah (Bobot 31)
1 Langit – langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan 1
rawan kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan 2
kecelakaan
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari 0
anyaman bambu/ilalang
b. Semi permanen/ setengah 1
tembok/ pasangan bata atau batu
yang tidak di plester/ papan
kedap air
c. Permanen (tembok/pasangan 2
batu bata yang diplester) papan
kedap air
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat 1
dengan tanah/plesteran yang
retak dan berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papan 2
(rumah panggung)
4 Jendela kamar a. Tidak ada 0
b. Ada 1
5 Jendela ruang a. Tidak ada 0
keluarga b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi< 10% dari 1
luas lantai
8
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari 2
luas lantai
7 Lubang asap a. Tidak ada 0
dapur b. Ada, lubang ventilasi dapur < 1
10% dari luas lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 2
10% dari luas lantai dapur (asap
keluar dengan sempurna) atau
ada exhaustfan atau ada peralatan
lain yang sejenis
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat 0
dipergunakan untuk membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang 1
jelas untuk membaca dengan
normal
c. Terang dan tidak silau sehingga 2
dapat digunakan untuk membaca
dengan normal
9
syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik 3
sendiri dan
memenuhi syarat
kesehatan
e. Ada, milik sendiri 4
dan memenuhi
syarat kesehatan
2 Jamban (sarana a. Tidak ada 0
pembuangan kotoran) b. Ada, bukan leher 1
angsa, tidak ada
tutup, disalurkan ke
sungai/kolam
c. Ada, bukan leher 2
angsa, ada tutup
disalurkan ke
sungai/kolam
d. Ada, bukan leher 3
angsa, ada tutup,
septictank
e. Ada, leher angsa, 4
septiktank
3 Sarana Pembuangan Air a. Tidak ada, sehingga 0
Limbah (SPAL) tergenang tidak
teratur di halaman
b. Ada, diresapkan 1
tetapi mencemari
sumber air (jarak
dengan sumber air <
10 m)
10
c. Ada dialirkan ke 2
selokan terbuka
d. Ada, diresapkan dan 3
tidak mencemari
sumber air (jarak
dengan sumber air >
10 m)
e. Ada, dialirkan ke 4
selokan tertutup
(saluran kota) untuk
diolah lebih lanjut
4 Sarana Pembuangan a. Tidak ada 0
b. Ada, tetapi tidak 1
kedap air dan tidak
ada tutup
c. Ada, kedap air dan 2
tidak tertutup
d. Ada, kedap air dan 3
bertutup
11
rumah dan halaman b. Kadang – kadang 1
c. Setiap hari 2
4 Membuang tinja a. Dibuang ke 0
sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang – kadang ke 1
jamban
c. Setiap hari dibuang ke 2
jamban
5 Membuang sampah a. Dibuang ke 0
pada temaptnya sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang – kadang 1
dibuang ke tempat
sampah
c. Setiap hari dibuang ke 2
tempat sampah
12
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (sinthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
B. Perilaku
Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu keinginan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan.Perilaku dan gejala yang tampak pada
organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor keturunan dan
lingkungan.Secara umum dapat dikatakan faktor keturunan dan lingkungan
merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk dari
manusia.Faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk
perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya.Sedangkan
faktorlingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan cara wawancara dan angket.11
C. Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003), sikap adalah penilaian (berupa pendapat)
seseorang terhadap stimulus atau objek (masalah kesehatan, termasuk
penyakit), setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses
selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek
kesehatan.11
13
Kuesioner terdiri atas 10 pertanyaan untuk mengukur sikap responden
tentang rumah sehat. Untuk setiap pertanyaan memiliki jawaban “setuju”,
“Kurang setuju”, dan “tidak setuju” yang memiliki bobot nilai 1 sampai 3.
Nilai jawaban responden dijumlahkan lalu dipersentasekan untu mengetahui
seberapa besar tingkatan Sikap responden.
Tingkat sikap baik bila skor: 81% - 100%
Tingkat Sikap cukup bila skor: 65% - 80%
Tingkat sikap kurang bila skor: < 65%
II.4 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah
A. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara keadaan yang diharapkan dengan
keadaan yang dihasilkan yang menimbulkan rasa tidak puas. Urutan
pemecahan masalah, yaitu:12
1) Identifikasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau
mengukur hasil pencapaian. selanjutnya membandingkan antara keadaan
nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau
indikator tertentu yang sudah ditetapkan.
2) Penentuan penyebab masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan
dengan curah pendapat. Penentuan penyebab masalah hendaknya jangan
menyimpang dari masalah tersebut.
3) Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari
penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka
dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah.
4) Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif
14
maka digunakan metode Matriks untuk menentukan/memilih pemecahan
terbaik.
5) Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk Plan of
Action atau Rencana Kegiatan (POA).
6) Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.
Identifikasi masalah
Penentuan penyebab
Monitoring dan
masalah paling
Evaluasi
mungkin
Penetapan pemecahan
masalah terpilih
15
INPUT
MAN
MONEY
METHODE
MACHINE MATERIAL
MASALAH
P1
P3
P2
LINGKUNGAN
PROSES
16
d. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan
pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-
5.
17