d. Patologi
Bedah mayat pada wanita yang
meninggal akibat hiperemesis
gravidarum menunjukan kelainan
pada berbagai alat pada tubuh,
yang juga di temukan pada
malnutrisi, yaitu:
1. Hati
Pada hiperemesis gravidarum
tanpa komplikasi hanya di
temukan degenerasi lemak
tanpa nekrosis. Degenersi
lemak tersebut terletak
sentilobuler. Kelainan lemak
ini tidak menyebabkan
kematian tapi dianggap
menyebabkan muntah yang
terus menerus.
2. Jantung
Jantung menjadi lebih kecil
dari biasanya dan seratnya
atropi.
3. Otak
Adakalanya terdapat bercak-
bercak pendarahan pada otak
dan kelainan seperti
ensefalopati wernike dapat di
jumpai kecil-kecil di daerah
corporal mamilaria ventrikal
ke 3 dan 4.
4. Ginjal
Ginjal tampak pucat dan
degenerasi lemah dapat
ditemukan pada tubuli controti.
e. Komplikasi
1. Kehilangan berat badan,
dehidrasi.
2. Acidosis akibat dari gizi
buruk.
3. Alkalosis akibat dari muntah-
muntah, hipokalemia,
kelemahan otot, kelainan
elektrokardiografi dan
gangguan psikologis dapat
terjadi.
4. Rupture esofagus yang
disebabkan muntah-muntah
berat
5. Wernicke's encephalopathy
(diplopia, nystagmus,
disorientasi, kejang, coma).
6. Perdarahan retina.
7. kerusakan ginjal.
8. pneumomediastinum spontan.
9. IUGR dan kematian janin.
f. Penatalaksanaan
1. Pencegahan, dengan
memberikan informasi dan
edukasi tentang kehamilan
kepada ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis
rasa takut. Jangan terdiri waktu
bangun pagi, akan terasa
oyong, mual, dan muntah.
Defekasi hendaknya dibiasakan
teratur.
2. Untuk mengatasi dehidrasi
dengan pemberian guyur cairan
parenteral (rata- rata 3.000 mL
dalam 24 jam)
3. Untuk mengatasi kelaparan
dengan memberikan glukosa
intravena dan tiamin klorida
lewat subkutan dan jika
diperlukan dengan pemberian
diet cairan yang tinggi kalori
dan tinggi vitamin per enteral
(selang nasogastrik) atau
dengan metode pemberian
hiperalimentasi parenteral.
4. Terapi obat, menggunakan
sedativa (luminal, stesolid),
vitamin (B1 dan B6),
antimuntah (mediamer B6,
Drammamin, avopreg, avomin,
torecan) antasida dan anti
mulas.
5. Hipermesis gravidarium
tingkat II dan tingkat III harus
dirawat inap dirumah sakit
a. Kadang- kadang pada
beberapa wanita hanya
tidur di rumah akit saja,
telah banyak mengurangi
mual muntahnya.
b. Isolasi. Jangan terlalu
banyak tamu, kalau perlu
hanya perawat dan dokter
saja yang boleh masuk.
Kadang kala hal ini saja,
tanpa pengobatan khusus
telah mengurangi mual dan
muntah.
c. Terapi psikologik. Berikan
pengertian bahwa
kehamilan adalah suatu hal
yang wajar, normal dan
fisiologis, jadi tidak perlu
takut dan khawatir. Cara
dan cba hilangkan faktor-
faktor psikologis seperti
keadaan social ekonomi
dan pekerjaan serta
lingkungan.
d. Pada beberapa kasus dan
bila terapi tidak dapat
memperbaiki keadaan
umum penderita, dapat
dipertimbangkan suatu
abortus buatan.