Anda di halaman 1dari 9

III.

Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi


No
Keperawatan Umum Khusus kriteria standar
1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Keluarga mampu: a. Pengertian a. Kaji pengetahuan keluarga tentang
cairan dan elektrolit kunjungan pada a. Keluarga mampu Hiperemesis gravidarum adalah hiperemisis gravidarum.
pada Ny.E keluarga keluarga Tn.J mengenal mual muntah yang berlebihan b. Kaji intake dan Output cairan.
Tn.J berhubungan selama 4 kali, hiperemesis sehingga menggangu perkerjaan c. Kaji tanda- tanda vital serta tanda-
dengan diharapkan gravidarum sehari- hari dan keadaan umum tanda dehidrasi.
Ketidakmampuan keluarga mampu b. Keluaraga mampu menjadi buruk. Mual dan muntah d. Ajarkan keluarga cara mengenali
keluarga merawat merawat anggota merawat anggota merupakan gangguan yang paling tanda-tanda dehidrasi.
Respon
anggota keluarga keluarga yang keluarganya yang sering ditemui pada kehamilan e. Diskusikan dengan keluarga cara
Verbal
untuk mengatasi sakit. sakit. trimester I merawat klien. Beberapa cara yang
dan
masalah b. Etiolgi dapat dilakukan untuk merawat
psikomot
ketidakseimbangan 1. Ketidakseimbangan endokrin klien :
or
cairan dan elektrolit. yang disebabkan oleh tingginya a) makanan harus hangat dan
kadar gonadtropin korionik dan diberikan secara sedikit-sedikit
esterogen pada saat kehamilan. untuk mengurangi mual dan
2. faktor predisposisi yang sering muntah.
dikemukakan adalah b) Hindari makanan yang dapat
primigravida, mola hydatidosa menimbulkan alergi.
dan kehamilan ganda. c) Hindari makanan yang berifat
3. Masuknya kilikhorialis dalam pedas karena dapat mengiritasi
sirkulasi maternal dan perubahan saluran pencernaan.
metabolik akibat hamil serta d) Minuman harus dalam keadaan
resistasi yang menurun dari hangat untuk mengurangi rasa
pihak ibu. mual.
4. Alergi adalah salah satu respon e) memberikan informasi dan
dari jaringan ibu terhadap anak edukasi tentang kehamilan
juga disebut salah satu factor kepada ibu dengan maksud
organic. menghilangkan faktor psikis
5. Faktor psikologis rasa takut.
c. Tanda gejala f) Anjurkan klien untuk tidak
1. Tingkatan I langsung berdiri setelah
Muntah terus menerus yang bangun tidur.
mempengaruhi keadaan umum g) Batasi pengunjung/
penderita. Ibu merasa lemah, perkumpulan untuk
nafsu makan tidak ada, berat mengurangi rasa mual dan
badan menurun dan merasa nyeri pusing.
pada epigastrium. f. Diskusikan dengan keluarga cara
2. Tingkatan II memodifikasi lingkungan untuk
Penderita tampak lebih lemah mengurangi serangan.
dan apatis turgor kulit menurun, g. Diskusikan dengan keluarga
lidah mengering, nadi lemah dan tentang cara alternatif yang bisa
cepat, suhu kadang- kadang naik dilakukan untuk mengurangi
dan mata sedikit ikterik. Berat serangan berulang.
badan ibu turun, hipotensi, h. Anjurkan keluarga untuk
hemokonsentrasi, oligouria, membawa klien ke pelayanan
kontipasi, dan napas bau aseton. kesehatan apabila setelah
3. Tingkatan III dilakukan perawatan tanda-tanda
Kesadaran ibu menurun dari dehidrasi klien tidak membaik.
somnolen hingga koma, muntah i. Berikan kesempatan keluarga
berhenti, nadi cepat dan kecil, menanyakan penjelasan yang telah
suhu meningkat, serta tekanan diberikan setiap kali diskusi.
darah semakin turun. Komplikasi j. Berikan penjelasan ulang bila ada
total terjadi pada susunan saraf penjelasan yang kurang
yang dikenal sebagai dimengerti.
ensefalopati wernike, dengan k. Evaluasi secara singkat terhadap
gejala ini nistagmus, diplopia topic yang didiskusikan keluarga.
dan perubahan mental. Keadaan l. Berikan pujian terhadap
ini adalah akibat sangat kemampuan kemampuan idea tau
kekurangan zat makanan, sikap yang positif yang
termasuk vitamin B kompleks. diungkapkan keluarga dalam
Timbulnya ikterus menunjukan menyikapi klien.
adanya payah hati.

d. Patologi
Bedah mayat pada wanita yang
meninggal akibat hiperemesis
gravidarum menunjukan kelainan
pada berbagai alat pada tubuh,
yang juga di temukan pada
malnutrisi, yaitu:
1. Hati
Pada hiperemesis gravidarum
tanpa komplikasi hanya di
temukan degenerasi lemak
tanpa nekrosis. Degenersi
lemak tersebut terletak
sentilobuler. Kelainan lemak
ini tidak menyebabkan
kematian tapi dianggap
menyebabkan muntah yang
terus menerus.
2. Jantung
Jantung menjadi lebih kecil
dari biasanya dan seratnya
atropi.
3. Otak
Adakalanya terdapat bercak-
bercak pendarahan pada otak
dan kelainan seperti
ensefalopati wernike dapat di
jumpai kecil-kecil di daerah
corporal mamilaria ventrikal
ke 3 dan 4.
4. Ginjal
Ginjal tampak pucat dan
degenerasi lemah dapat
ditemukan pada tubuli controti.

e. Komplikasi
1. Kehilangan berat badan,
dehidrasi.
2. Acidosis akibat dari gizi
buruk.
3. Alkalosis akibat dari muntah-
muntah, hipokalemia,
kelemahan otot, kelainan
elektrokardiografi dan
gangguan psikologis dapat
terjadi.
4. Rupture esofagus yang
disebabkan muntah-muntah
berat
5. Wernicke's encephalopathy
(diplopia, nystagmus,
disorientasi, kejang, coma).
6. Perdarahan retina.
7. kerusakan ginjal.
8. pneumomediastinum spontan.
9. IUGR dan kematian janin.

f. Penatalaksanaan
1. Pencegahan, dengan
memberikan informasi dan
edukasi tentang kehamilan
kepada ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis
rasa takut. Jangan terdiri waktu
bangun pagi, akan terasa
oyong, mual, dan muntah.
Defekasi hendaknya dibiasakan
teratur.
2. Untuk mengatasi dehidrasi
dengan pemberian guyur cairan
parenteral (rata- rata 3.000 mL
dalam 24 jam)
3. Untuk mengatasi kelaparan
dengan memberikan glukosa
intravena dan tiamin klorida
lewat subkutan dan jika
diperlukan dengan pemberian
diet cairan yang tinggi kalori
dan tinggi vitamin per enteral
(selang nasogastrik) atau
dengan metode pemberian
hiperalimentasi parenteral.
4. Terapi obat, menggunakan
sedativa (luminal, stesolid),
vitamin (B1 dan B6),
antimuntah (mediamer B6,
Drammamin, avopreg, avomin,
torecan) antasida dan anti
mulas.
5. Hipermesis gravidarium
tingkat II dan tingkat III harus
dirawat inap dirumah sakit
a. Kadang- kadang pada
beberapa wanita hanya
tidur di rumah akit saja,
telah banyak mengurangi
mual muntahnya.
b. Isolasi. Jangan terlalu
banyak tamu, kalau perlu
hanya perawat dan dokter
saja yang boleh masuk.
Kadang kala hal ini saja,
tanpa pengobatan khusus
telah mengurangi mual dan
muntah.
c. Terapi psikologik. Berikan
pengertian bahwa
kehamilan adalah suatu hal
yang wajar, normal dan
fisiologis, jadi tidak perlu
takut dan khawatir. Cara
dan cba hilangkan faktor-
faktor psikologis seperti
keadaan social ekonomi
dan pekerjaan serta
lingkungan.
d. Pada beberapa kasus dan
bila terapi tidak dapat
memperbaiki keadaan
umum penderita, dapat
dipertimbangkan suatu
abortus buatan.

Anda mungkin juga menyukai