Kata Pengantar
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
BAB I
APA ITU SEMEN DAN SPERMA?
Tahap Analitik :
ALAT
1. Wadah/pot dengan penutup
2. Kertas Label
3. Gelas ukur 5 atau 10 ml
4. Kertas indikator
5. Mikroskop binokuler
6. Kamar Hitung Improved Neubauer
7. Pipet Leukosit
8. Aquadestilata
9. Minyak Imersi
10. Objective dan Cover Glass
11. Gelas Bejana
REAGEN
1. Eosin 0,5%
2. Giemsa
3. Wright
4. Metil alkohol/ methanol
- Viskositas (Kekentalan)
Viskositas sperma adalah kekentalan cairan
semen diukur setelah likuifaksi sempurna.
2. Mikroskopis
- Konsentrasi
- Jumlah
Menghitung jumlah spermatozoa
dengan menggunakan kamar hitung
Improved Neubauer dan
teteskanlah air mani dengan pipet
leukosit
Untuk mengencerkan dapat
digunakan aquadestilata, isilah
pipet leukosit dengan air mani
yang sudah mencair dengan
aquadest sampai garis bertanda 0,5
dan kemudian aquadest sampai garis
bertanda 11
Hitunglah spermatozoa dalam
kamar hitung Improved Neubauer
pada permukaan seluas 1 mm2
Jumlah yang dihitung dikalikan
200.000 untuk mendapatkan jumlah
spermatozoa dalam1 ml mani
Pemeriksaan jumlah spermatozoa
perlu disarankan untuk dilakukan
hitung ulang pada lain waktu karena
kualitas air mani seseorang akan
berbeda-beda dari satu waktu ke
waktu yang lain
- Aglutinasi
- Leukosit
Hitunglah Leukosit yang ditemukan
dalam kamar hitung Improved
Neubauer seperti hitung sel leukosit
pada sediaan darah;
Catat jumlah leukositnya
- Viabilitas
3. Motilitas
Cara kerja :
Teteskan air mani sebanyak 1 tetes yang
sudah mencair di atas objective glass dan
tutup dengan cover glass
Pemeriksaan dilakukan dengan lensa
objektif 40 X
Perhatikan berapa % spermatozoa yang
bergerak aktif dan hitung pula waktu yang
sudah berlalu sejak saat ejakulasi, karena
semakin banyak waktu lewat semakin
berkurang motilitas spermatozoa
Berkurangnya motolitas banyak
dipengaruhi oleh cara menyimpan sampel
Campurlah sedikit air mani dengan larutan
Eosin 0,5% dalam air, untuk membeda-kan
spermatozoa yang tidak bergerak aktif dari
yang mati. Untuk spermatozoa yang mati
akan memberi warna kemerah-merahan
dan yang non-aktif saja tidak berwarna
Pelaporan hasil dikategorikan sebagai berikut,
tulis dalam % :
- Bergerak cepat dan maju lurus (A)
- Bergerak lambat atau sulit maju lurus (B)
- A+B
- Bergerak di Tempat (C)
- Tidak Bergerak (D)
4. Morfologi
Buatlah apusan air mani seperti membuat
apusan darah tepi biarkan mengering pada
hawa udara
Kemudian lakukan fiksasi dengan
metilalkohol (methanol) selama 5 menit
Selanjutnya diwarnai dengan Reagen
Giemsa/Wright atau lainnya
Periksalah morfologi spermatozoa dengan
perbesaran 100 X menggunakan minyak
Imersi (kepala dan ekor spermatozoa)
Hitung % kelainan (abnormal) bentuk
kepala (terlalu besar, terlalu kecil, terlalu
memanjang, inti terpecah dsb) dan bentuk
ekor (tidak ada ekor, ada dua ekor, ekor
amat pendek dsb)
b. Oligoteratoasthenospermia
Oligoteratoasthenozoospermia atau OTA
adalah kondisi yang mencakup
oligozoospermia (jumlah sperma sedikit),
asthenozoospermia (pergerakan sperma tidak
normal), dan teratozoospermia (bentuk
sperma abnormal). Kondisi ini merupakan
salah satu penyebab gangguan kesuburan pada
pria.
- Oligozoospermia adalah istilah medis untuk
menggambarkan keadaan jumlah sperma
yang dihasilkan < 20 juta / ml cairan
ejakulat. Normalnya jumlah sperma
berkisar antara 20 juta/ml hingga 120
juta/ml.
- Asthenozoospermia (pergerakan sperma tidak
normal)
- Teratoasthenozoopermia yaitu suatu
keadaan dimana dari semua sperma yang
ada, bentuk sperma yang tidak normal di
atas 40%, sedangkan yang pergerakannya
normal (gerak lurus cepat atau gerak lurus
lambat) kurang dari 40%.
c. Azoospermia
Azoospermia adalah suatu keadaan dimana
tidak ditemukan satupun sperma dalam cairan
ejakulat. Sekitar 10-15% kasus infertilitas
pada pria diakibatkan oleh keadaan ini.
Berdasarkan penyebabnya, azoospermia dibagi
menjadi dua:
- Azoospermia obstruktif
Terjadi akibat sumbatan pada saluran
sperma yang menyebabkan gangguan
transportasi sperma.
- Azoospermia non-obstruktif
Terjadi akibat penurunan produksi sperma
pada testis
d. Hipospermia
Hipospermia yaitu keadaan dimana cairan
semen (cairan pembawa sperma) jumlahnya
sangat rendah yaitu < 2 ml. Hipospermia dapat
disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab yang
paling sering adalah gangguan pada
pengumpulan. Jika bagian pertama ejakulat
yang berkurang (sperma dan cairan prostat)
berarti, jika dilakukan analisis akan didapatkan
hasil jumlah sperma yang kurang. Sedangkan
secara biokimiawi, cairan ejakulat tersebut
akan menunjukkan jumlah sekret spesifik
prostat (seperti asam fosfat) yang rendah.
Sebaliknya, jika bagian akhir ejakulat yang
berkurang, hasil analisis semen akan
menunjukan jumlah sperma yang normal atau
tinggi, dan sekret vesikula seminalis (seperti
fruktosa) yang berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Infolabmed
Infolabmed
www.infolabmed.com
0858-6248-6502