Anda di halaman 1dari 24

Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Allah Swt, yang telah


melimpahkan segala rahmat dan nikmatnya tiada
terhingga. Alhamdulillah, pada hari ini, Kami dari
TIM Infolabmed, telah menyelesaikan e book tentang
“Analisis Sperma”

E book ini bukan merupakan standar pemeriksaan di


laboratorium, namun dapat dijadikan bahan bacaan
dan menambah wawasan rekan ATLM dalam
pemeriksaan atau analisis sperma ini.

Tiada gading yang tak retak. E book ini di buat dan


masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Jika
rekan – rekan mau memberiksan masukan dan saran
tentang e book ini, silahkan kirim ke e mail :
laboratorium.medik@gmail.com.

Indonesia, 30 Oktober 2017


DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar

Daftar Pustaka

Bab I Apa Itu Semen dan Sperma?

Bab II Pemeriksaan Sperma (Analisa Sperma)

Daftar Pustaka
BAB I
APA ITU SEMEN DAN SPERMA?

A. APA ITU SEMEN?


Semen, biasa disebut juga mani, air mani,
cairan putih, atau pejuh, adalah cairan yang
membawa sel-sel sperma yang dikeluarkan oleh
organ-organ seksual jantan.
Fungsi utama semen adalah untuk
mengantarkan sel-sel sperma untuk membuahi sel
telur yang dihasilkan oleh individu betina. Proses
pengeluaran semen dalam situasi normal disebut
ejakulasi.

Komposisi Semen Manusia


Semen berasal dari dua komponen: sperma dan
plasma seminal. Plasma seminal, pada
gilirannya, dihasilkan oleh kontribusi dari
seminal vesicle, kelenjar prostat, dan
bulbourethral.

B. APA ITU SPERMA (SPERMATOZOID)?

Spermatozoid atau sel sperma atau


spermatozoa (berasal dari bahasa Yunani kuno:
σπέρμα yang berarti benih, dan ζῷον yang berarti
makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi
laki-laki.

Sel sperma akan membuahi ovum untuk


membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel
dengan kromosom lengkap yang akan
berkembang menjadi embrio.

Sel sperma manusia terdiri atas kepala yang


berukuran 5 µm x 3 µm dan ekor sepanjang 50
µm. Sperma berbentuk seperti kecebong, dan
terbagi menjadi 3 bagian yaitu: kepala, leher dan
ekor.

C. PERBEDAAN SEMEN DAN SPERMA


Semen (air mani) dan sperma berhubungan
dengan reproduksi manusia. Seperti yang sudah
di sebutkan diatas, setiap sistem reproduksi pria
menghasilkan semen dan sperma didalamnya.

Sperma dari testis; dan semen dari kelenjar


bekerja sama membuat cairan mani. Biasanya
sekitar 2 ml setiap ejakulasi. Sperma adalah sel
khusus, yang diproduksi oleh tubulus seminiferus
testis. Produksi sperma biasanya memakan waktu
70 hari.
Semen ini bersifat basa, sehingga dapat
membantu untuk menetralkan keasaman saluran
reproduksi wanita.

Produksi sperma dan semen berada di bawah


kontrol hormonal. Sebagian besar perjalanan
sperma saat terjadinya ejakulasi cairan mani.
Namun pada kondisi tertentu, ada beberapa
sperma yang dapat keluar sebelum ejakulasi
terjadi.

Semen mungkin saja tidak mengandung sperma


pada beberapa laki-laki. Dan pada beberapa orang
mungkin juga tidak ada ejakulasi mani. Dengan
demikian orang-orang ini harus membutuhkan
perawatan segera dari dokter spesilis obgyn atau
spesialis kandungan

Poin penting tentang semen dan sperma :

 Baik semen dan sperma keduanya dihasilkan


oleh organ reproduksi pada laki-laki.
 Produksi keduanya berada di bawah kontrol
hormonal.
 Baik semen dan sperma keluar dari tubuh
selama gairah seksual terjadi.
 Semen bertindak sebagai media untuk
membawa sperma ke saluran kelamin
perempuan (vagina)
 Semen memiliki kandungan gizi / sumber
energi yang tinggi untuk memberi makan
sperma.
 Semen adalah sekresi yang berisi sperma.
 Semen mungkin tidak mengandung sperma
pada laki-laki yang memiliki
penyakit/kelainan.
 Jika sperma tidak dalam kualitas atau kuantitas
yang baik, laki-laki tidak bisa menghasilkan
anak. (tidak subur / sub subur).
BAB II
PEMERIKSAAN SPERMA
(ANALISA SPERMA)

Pada buku R. Gandasoebrata “Penuntun


Laboratorium Klinik” Pemeriksaan Sperma dibahas
pada bab IX dengan judul MANI.

Analisa sperma atau Spermatozoa sangat penting


dalam menentukan masalah fertilitas dan infertilitas.

Analisa sperma meliputi ; pemeriksaan makroskopis,


mikroskopis dan kimiawi.

Sebelum membahas PROSEDUR KERJA, alangkah


baik kita mengetahui poin apa saja yang akan dibahas
pada Analisa sperma ini. Dibawah ini bisa kita lihat
beberapa pemeriksaan yang akan kita bahas
selanjutnya.

Dapat Kita perhatikan beberapa poin dalam


pemeriksaan secara umum atau standar umum pada
Analisa sperma.
Analisa sperma meliputi tahapan pre analitik, analitik
dan pasca analitik yang harus tercatat keseluruhannya.

Tahap pre analitik meliputi ;


Memperoleh Sampel:
1. Pasien diminta selama 3 – 5 hari tidak melakukan
kegiatan sexual
2. Pengeluaran ejakulat sebaiknya pagi hari
3. Jarak dengan laboratorium sedekat mungkin
4. Air mani ditampung di dalam gelas atau plastik
bermulut lebar (sebelumnya dibersihkan dan
dikringkan terlebih dahulu) dan diberi label yang
tertulis: Nama, Waktu (Jam) pengeluaran air mani
dicatat serta segera diantar ke laboratorium
Selain itu perlu diperhatikan juga kemudian di catat
waktu – waktu berikut ini yang dilaporkan dalam
lebmbar hasil laboratorium :
- Jam pengumpulan
- Jam penerimaan
- Jam pemeriksaan
- Tertampung (sedikit atau tidak lengkap dan
lengkap)
- Cara pengeluaran : Masturbasi, Coitus, dll
- Tempat / wadah
- Puasa seksual

Tahap Analitik :
ALAT
1. Wadah/pot dengan penutup
2. Kertas Label
3. Gelas ukur 5 atau 10 ml
4. Kertas indikator
5. Mikroskop binokuler
6. Kamar Hitung Improved Neubauer
7. Pipet Leukosit
8. Aquadestilata
9. Minyak Imersi
10. Objective dan Cover Glass
11. Gelas Bejana

REAGEN
1. Eosin 0,5%
2. Giemsa
3. Wright
4. Metil alkohol/ methanol

Analisa sperma dapat meliputi pemeriskaan secara


makroskopis, mikroskopis dan kimiawi, sebagai
berikut :
1. Makroskopis
- Volume
Pengukuran dilakukan dengan
memindahkan ejakulat kedalam gelas ukur
5 atau 10 ml sesuai dengan keadaan yang
dihadapi. Catat volume sampai ketepatan
0,2 ml. Volume diukur setelah mani
mencair.
Normal : 2,5 – 5 mL.
- Bau
Normal : Khas
- Warna
Normal : Putih atau kekuning – kuningan
dan terlihat keruh.
- Liquefaksi (waktu mencair)
Normal (Pada suhu kamar) : 10 – 20 menit
- pH
Penentuan kadar pH pada sperma yaitu
dapat digunakan kertas indikator.
Normal : 7,0 – 7,8.
Jika pH sperma < 6,0 dan > 8,0
kemungkinan adalah kurang bersihnya
penampung untuk sperma tersebut.

- Viskositas (Kekentalan)
Viskositas sperma adalah kekentalan cairan
semen diukur setelah likuifaksi sempurna.
2. Mikroskopis
- Konsentrasi
- Jumlah
 Menghitung jumlah spermatozoa
dengan menggunakan kamar hitung
Improved Neubauer dan
teteskanlah air mani dengan pipet
leukosit
 Untuk mengencerkan dapat
digunakan aquadestilata, isilah
pipet leukosit dengan air mani
yang sudah mencair dengan
aquadest sampai garis bertanda 0,5
dan kemudian aquadest sampai garis
bertanda 11
 Hitunglah spermatozoa dalam
kamar hitung Improved Neubauer
pada permukaan seluas 1 mm2
Jumlah yang dihitung dikalikan
200.000 untuk mendapatkan jumlah
spermatozoa dalam1 ml mani
 Pemeriksaan jumlah spermatozoa
perlu disarankan untuk dilakukan
hitung ulang pada lain waktu karena
kualitas air mani seseorang akan
berbeda-beda dari satu waktu ke
waktu yang lain
- Aglutinasi
- Leukosit
 Hitunglah Leukosit yang ditemukan
dalam kamar hitung Improved
Neubauer seperti hitung sel leukosit
pada sediaan darah;
 Catat jumlah leukositnya
- Viabilitas
3. Motilitas
Cara kerja :
 Teteskan air mani sebanyak 1 tetes yang
sudah mencair di atas objective glass dan
tutup dengan cover glass
 Pemeriksaan dilakukan dengan lensa
objektif 40 X
 Perhatikan berapa % spermatozoa yang
bergerak aktif dan hitung pula waktu yang
sudah berlalu sejak saat ejakulasi, karena
semakin banyak waktu lewat semakin
berkurang motilitas spermatozoa
Berkurangnya motolitas banyak
dipengaruhi oleh cara menyimpan sampel
 Campurlah sedikit air mani dengan larutan
Eosin 0,5% dalam air, untuk membeda-kan
spermatozoa yang tidak bergerak aktif dari
yang mati. Untuk spermatozoa yang mati
akan memberi warna kemerah-merahan
dan yang non-aktif saja tidak berwarna
Pelaporan hasil dikategorikan sebagai berikut,
tulis dalam % :
- Bergerak cepat dan maju lurus (A)
- Bergerak lambat atau sulit maju lurus (B)
- A+B
- Bergerak di Tempat (C)
- Tidak Bergerak (D)
4. Morfologi
 Buatlah apusan air mani seperti membuat
apusan darah tepi biarkan mengering pada
hawa udara
 Kemudian lakukan fiksasi dengan
metilalkohol (methanol) selama 5 menit
 Selanjutnya diwarnai dengan Reagen
Giemsa/Wright atau lainnya
 Periksalah morfologi spermatozoa dengan
perbesaran 100 X menggunakan minyak
Imersi (kepala dan ekor spermatozoa)
 Hitung % kelainan (abnormal) bentuk
kepala (terlalu besar, terlalu kecil, terlalu
memanjang, inti terpecah dsb) dan bentuk
ekor (tidak ada ekor, ada dua ekor, ekor
amat pendek dsb)

Tahap Pasca Analitik :


1. Pelaporan Hasil
Sebelum dikeluarkan sebaiknya di validasi
terlebih dahulu oleh validator atau
penanggung jawab laboratorium.

Untuk pelaporan hasil dapat berupa tabel


seperti dibawah ini ;

HASIL NILAI NORMAL SATUAN


MAKROSKOPIS
1. Volume 2,5 ml 2-5 ml
2. pH 8 7,2 - 7,8
3. Warna Putih Putih kekuning-
kekuni kuningan
ngan
4. Kekentalan Kental Kental
5. Bau Khas Khas (Chlor)
(Chlor)
6. Pencairan 20 10 – 20 menit
menit
MIKROSKOPIS
1.Uji Motilitas
- Pergerakan 70 > 50 %
Aktif
- Pergerakan 20 < 30 %
Lemah
- Tak Bergerak 10 < 20 %
2. Jumlah Sperma 65.650. 60 - 150 Juta ml
000
3. Morfologi
Spermatozoa
a. Normal
- Kepala 70 > 60 %
- Ekor 65
b. Abnormal:
- Kepala 30 < 40 %
- Ekor 35
4. Jumlah Lekosit 85 100 ul
5. Aglutinasi Negatif NEGATIF +/-

2. Kesimpulan Hasil Pemeriksaan


a. Teratozoospermia
Teratozoospermia dalam dunia medis
digunakan untuk menandakan adanya
gangguan infertilitas atau kesuburan akibat
dari abnormallitas bentuk sperma. Bila terlalu
banyak bentuk sperma yang abnormal maka
terjadilah kondisi gangguan kesuburan. Bentuk
sperma yang abnormal tidak dapat membuahi
sel telur karena fungsinya yang tidak sempurna.

Kondisi gangguan kesuburan pada pria lebih


banyak faktor penyebabnya dibandingkan
dengan wanita. Permasalahannya adalah terapi
medis untuk teratozoospermia sebagian besar
tidak berhasil dengan baik karena terlalu banyak
faktor eksternal. Belum ada sampai saat ini
terapi yang cukup efektif gunamemperbaiki
bentuk sperma atau meningkatkan jumlah
sperma dengan morfologi normal.

Bagi mereka dengan kondisi teratozoospermia


terutama yang parah, maka pada umumnya
pasangan dianjurkan untuk melakukan ICSI
(Intra Cytoplasmic Sperm Injection) dimana
metode ini akan mempertemukan 1 sel telur dan
1 sel sperma untuk menjadi embrio.

Embrio yang sudah terbentuk dapat dimasukkan


ke dalam rahim sehingga terjadilah kehamilan.
Program ini disebut juga dengan nama program
bayi tabung.Metode ini sudah terbukti cukup
efektif untuk terapi infertilisasi karena gangguan
dari spermatozoa.

Saran yang biasa dianjurkan adalah agar Anda


mengunjungi dokter spesialis Andrologi untuk
penanganan lebih lanjut.

b. Oligoteratoasthenospermia
Oligoteratoasthenozoospermia atau OTA
adalah kondisi yang mencakup
oligozoospermia (jumlah sperma sedikit),
asthenozoospermia (pergerakan sperma tidak
normal), dan teratozoospermia (bentuk
sperma abnormal). Kondisi ini merupakan
salah satu penyebab gangguan kesuburan pada
pria.
- Oligozoospermia adalah istilah medis untuk
menggambarkan keadaan jumlah sperma
yang dihasilkan < 20 juta / ml cairan
ejakulat. Normalnya jumlah sperma
berkisar antara 20 juta/ml hingga 120
juta/ml.
- Asthenozoospermia (pergerakan sperma tidak
normal)
- Teratoasthenozoopermia yaitu suatu
keadaan dimana dari semua sperma yang
ada, bentuk sperma yang tidak normal di
atas 40%, sedangkan yang pergerakannya
normal (gerak lurus cepat atau gerak lurus
lambat) kurang dari 40%.

Penyebabnya termasuk peran genetik, infeksi,


ketidakseimbangan hormon, varikokel, dan
penggunaan obat – obatan tertentu. Hal lain
yang juga dapat mempengaruhi adalah
masalah dengan sistem imun, merokok,
konsumsi alkohol dan penggunaan obat –
obatan ilegal.
Penanganan yang diberikan termasuk
pemberian obatpbatan, operasi atau embolisasi
perkutaneus untuk menangani varikokel.

c. Azoospermia
Azoospermia adalah suatu keadaan dimana
tidak ditemukan satupun sperma dalam cairan
ejakulat. Sekitar 10-15% kasus infertilitas
pada pria diakibatkan oleh keadaan ini.
Berdasarkan penyebabnya, azoospermia dibagi
menjadi dua:
- Azoospermia obstruktif
Terjadi akibat sumbatan pada saluran
sperma yang menyebabkan gangguan
transportasi sperma.
- Azoospermia non-obstruktif
Terjadi akibat penurunan produksi sperma
pada testis

d. Hipospermia
Hipospermia yaitu keadaan dimana cairan
semen (cairan pembawa sperma) jumlahnya
sangat rendah yaitu < 2 ml. Hipospermia dapat
disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab yang
paling sering adalah gangguan pada
pengumpulan. Jika bagian pertama ejakulat
yang berkurang (sperma dan cairan prostat)
berarti, jika dilakukan analisis akan didapatkan
hasil jumlah sperma yang kurang. Sedangkan
secara biokimiawi, cairan ejakulat tersebut
akan menunjukkan jumlah sekret spesifik
prostat (seperti asam fosfat) yang rendah.
Sebaliknya, jika bagian akhir ejakulat yang
berkurang, hasil analisis semen akan
menunjukan jumlah sperma yang normal atau
tinggi, dan sekret vesikula seminalis (seperti
fruktosa) yang berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mahasiswa Kedokteran Online. (2017).


Pemeriksaan Sperma (Analisis Sperma). Tersedia ;
http://mahasiswakedokteranonline.blogspot.co.id/2
012/06/patologi-klinik-praktikum-analisis.html.
(30 Oktober 2017).
2. R. Gandasoebrata. (1968). Penuntun
Laboratorium Klinik. Dian Rakyat ; Jakarta.
3. Slamet Suradi. (2017). Perbedaan Sperma dan
Air Mani. Tersedia :
http://slametsuradi.blogspot.co.id/2015/11/perbeda
an-sperma-dan-air-mani.html . (30 Okteber 2017)
4. Wikipedia. (2017). Semen (Reproduksi). Tersedia :
https://id.wikipedia.org/wiki/Semen_(reproduksi).
(30 Oktober 2017).
5. Wikipedia. (2017). Spermatozoid. Tersedia :
https://id.wikipedia.org/wiki/Spermatozoid.(30
Oktober 2017).
INFOLABMED

Jangan lupa Follow akun infolabmed ya 

Infolabmed

Infolabmed

www.infolabmed.com

0858-6248-6502

Anda mungkin juga menyukai