OLEH :
KELOMPOK II (DUA)
AGUSTINA
YULIANTI AHMAD
SELPIANA
EVA ARIANI
ANDI FITRATUL RAMADANI
ANDI AMRAN
YOSEPH MBUSA
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penulisan unsur serapan?
2. Bagaimana penggunaan tanda baca yang benar?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui cara penulisan unsur serapan dan penggunaan
tanda baca yang benar.
2. Untuk menambah pengetahuan kepada pembaca khususnya
mahasiswa tentang penggunaan unsur serapan dan tanda baca.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar
atau bentuk turunan. Pada prisipnya dipilih bentuk tunggal, kecuali kalau
konteksnya condong pada bentuk jamak pemilihan bentuk tersebut
dilakukan dengan pertimbangan
3. Kepraktisan.
Misalnya:
Subdivision subbagian
B. PENGGUNAAN TANDA BACA
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahas
tulis agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis
seperti yang kita maksudkan. Tanda baca yang lazim digunakan adalah:
Lambang Nama
. Titik
: Titik dua
; Titik koma
, Koma
- Tanda hubung
_ Tanda pisah
… Tanda ellipsis
? Tanda Tanya
! Tanda seru
() Tanda kurung
) Tanda kurung tutup
<> Tanda kurung siku
“…” Tanda petik (kutip)
‘…’ Tanda petik tunggal
/ Tanda garis miring
, Tanda penyingkat atau
tanda koma
2 Tanda ulang
Contoh:
1) Kalau dia datang, saya akan datang.
2) Karena sibuk, dia lupa akan janjinya.
d. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, yang
terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, akan
tetapi, meskipun begitu.
Contoh:
1) Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
2) Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
e. Di balakang kata-kata seru, sperti O, ya, wah, aduh, yang terdapat
pada awal kalimat, contoh:
1) Wah, bukan main.
2) Aduh, mengapa jadi begitu?
f. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat,
contoh:
1) Kata ibu, “saya senang sekali”
2) “saya akan pergi sekarang juga,” kata adik kepada ibu.
g. Di muka angka persepuluh, dan di antara rupiah dengan sen, contoh:
1) 12,25 cm
2) Rp 125,50
h. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk
membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga, contoh:
1) Moh. Bakri, S.H.
2) Ny. Suhartina, S.P.
i. Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi, contoh:
1) Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali.
2) Di daerah kami, umpamanya, masih sering terjadi pencurian.
j. Di antara: (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3) tempat
dan tanggal, dan (4) nama dan tempat wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan, contoh:
- Sdr. Munadi, Jalan Pemuda 26, Jakarta Timur
- Jakarta, 9 Agustus 1999
- Kuala Lumpur, Malaysia
k. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam Daftar
Pustaka, contoh:
- Siregar, Merari, Azab dan Sengsara. Jakarta, Balai Pustaka,1954
l. Di antara nama tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahu penerbitan,
dalam suatu Daftar Pustaka, contoh:
- Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta,
Balai Pustaka, 1976.
3. Tanda Hubung
Tanda hubung digunakan:
a. untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata ulang,
contoh:
Sia-sia
Baik-baik
Berjalan-jalan
b. tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke dengan angka, (3)
angka dengan-an, dan (4) singkatan huruf kapital dengan imbuhan kata,
contoh:
1) Besok akan diadakan lomba menari se-Jawa Tengah.
2) Ke-15 orang itu berasal dari Indonesia
3) Paman mempunyai sepeda tahun 70-an
4) Warga Palembang yang sudah dewasa diwajibkan ber-KTP
Palembang.
5) Pemberontakan itu dikenal dengan G-30-S PKI.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c)
tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-
turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau
sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.
Contoh: .
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah yang kami buat, maka kami dapat
mengambil kesimpulan bahwa, kata serapan adalah kata yang berasal
dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan,
ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat
Indonesia untuk hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat
mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar
budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru.
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahas tulis agar
kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti yang
kita maksudkan seperti tanda titik, seru, koma dan lain-lain.
B. Saran
Melalui makalah ini, kami berharap pembaca dapat memahami
bagaimana cara penulisan unsur serapan dan penggunaan tanda baca
yang sesuai ejaan yang disempurnakan dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.