UNIVERSITAS UDAYANA
VISI
MISI
SEBAGAI BERIKUT :
MASYARAKAT.
MASYARAKAT.
KEARIFAN LOKAL.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Koperasi selain bergerak untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat Indonesia, juga untuk
membebaskan diri dari penindasan dan pemerasan serta untuk memupuk persatuan di kalangan rakyat
Indonesia. Setelah Bangsa kita memperoleh kemerdekaannya dengan jalan perebutan dari penjajah,
Koperasi selain bergerak untuk mempersatukan kaum yang ekonominya lemah dan berusaha untuk
efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui apa Pembangunan Koperasi dan perundang-undangan
2
3. Mengetahui arahan, sasaran, dan kebijaksanaan pembangunan Koperasi
BAB II
PEMBAHASAN
3
pencetak sarjana dan kader pembangunan koperasi yang ahli di bidang manajemen koperasi. Pada
saat itu, telah berdiri pula Koperasi Jasa Audit (KJA) yang tersebar di dua puluh provinsi dan
berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa audit, jasa bimbingan dan manajemen, serta jasa pelatihan.
Di bidang asuransi, gerakan Koperasi juga telah memiliki Koperasi Asuransi Indonesia (KAI). Di bidang
keuangan, telah dibentuk Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK) yang
merupakan penyempurnaan dari Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) dan berfungsi
memberikan jaminan atas kredit kepada koperasi yang diberikan oleh bank. Selain itu, telah pula
dibentuk Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin) dan lembaga keuangan lainnya, seperti
Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI), Koperasi Bank Perkreditan Rakyat (KBPR), dan Koperasi
Simpan Pinjam (KSP). Modal penting lainnya dalam pengembangan koperasi pada Pembangunan
Jangka Panjang Kedua adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang
memberikan landasan hukum yang kuat bagi pembangunan koperasi yang selaras dengan
pembangunan di sektor-sektor lainnya dalam upaya membangun koperasi yang maju dan mandiri.
Pada prinsipnya, undang-undang perkoperasian yarig baru memberikan keleluasaan yang lebih besar
kepada gerakan koperasi untuk menentukan arah pengembangan usaha agar makin sesuai dengan
kcbutuhan dan kepentingan para anggota. Di samping itu, pemerintah tetap memberikan bimbingan,
kemudahan, dan perlindungan dalam rangka memandirikan koperasi.
Meskipun banyak hasil yang telah dicapai dalam pembangunan koperasi selama
Pembangunan Jangka Panjang Pertama, masih banyak pula masalah yang belum
terselesaikan, yang harus dilanjutkan dan ditingkatkan penanganannya dalam Pembangunan
Jangka Panjang Kedua, sebagai tantangan untuk mewujudkan cita-cita perkoperasian seperti
yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Hingga saat ini, karena berbagai
alasan ekonomi dan nonekonomi, koperasi pada umumnya belum dapat melaksanakan
sepenuhnya prinsip koperasi sebagaimana yang telah dicitacitakan, sehingga koperasi
sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat belum dapat mengembangkan
sepenuhnya potensi dan kemampuannya dalam memajukan perekonomian nasional dan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Di samping itu, berbagai kondisi struktural dan
sistem yang ada masih menghambat koperasi untuk sepenuhnya dapat menerapkan kaidah
ekonomi guna meraih dan memanfaatkan berbagai kesempatan ekonomi secara optimal.
Sementara itu, terbukanya perekonomian nasional terhadap perkembangan perekonomian
dunia diperkirakan akan menghadirkan perubahanperubahan besar dalam tatanan
kehidupan ekonomi nasional. Persaingan usaha akan makin ketat, peranan ilmu
pengetahuan dan teknologi meningkat, tuntutan akan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk mengantisipasi dan merencanakan masa depan meningkat pula.
Kedudukan dan keberadaan koperasi makin terintegrasi dan berperan menentukan ke dalam
perekonomian nasional. Oleh karena itu, tantangan dalam pembangunan koperasi adalah
mengembangkan koperasi menjadi badan usaha yang sehat, kuat, maju, mandiri, dan
memiliki daya saing sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang
4
berujung pada meningkatnya perekonomian nasional. Dengan memperhatikan kedudukan
koperasi, baik sebagai soko guru perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral
dari tatanan perekonomian nasional, peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkan
dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Dalam hal ini, koperasi sebenarnya memiliki
ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas, terutama dalam hal yang menyangkut
kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Namun dalam kenyataannya, koperasi masih
menghadapi beberapa hambatan struktural dan sistem untuk dapat berfungsi dan berperan
sebagaimana yang diharapkan, antara lain dalam memperkukuh perekonomian rakyat
sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Dengan demikian, yang
menjadi tantangan adalah mewujudkan koperasi, baik sebagai badan usaha maupun sebagai
gerakan ekonomi rakyat agar mampu berperan secara nyata dalam kegiatan ekonomi rakyat.
Inti kekuatan koperasi terletak pada anggota yang berpartisipasi aktif dalam organisasi
koperasi dan kesadaran masyarakat untuk bergabung dalam wadah koperasi. Sebenarnya,
kepercayaan masyarakat terhadap koperasi sudah semakin meningkat, tetapi belum cukup
memadai, antara lain disebabkan oleh adanya berbagai hambatan untuk meningkatkan
manfaat koperasi bagi anggotanya. Hal ini telah menyebabkan lambatnya koperasi
mengakar dalam masyarakat. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi masih harus
meningkatkan kemampuannya dalam menggerakkan dan menampung peran serta
masyarakat secara luas. Oleh karena itu, mewujudkan koperasi sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berakar dalam masyarakat juga merupakan tantangan dalam pembangunan
koperasi di Indonesia.
5
g. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembinaan
koperasi antarsektor dan antardaerah.
h. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi, serta kurangnya
kepedulian dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi, yang tercermin pada masih
rendahnya peran serta dan dukungan masyarakat dalam pembangunan koperasi.
i. Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi. Itulah penyebab-penyebab kenapa
perkembangan Koperasi di Indonesia belum maksimal.
Peluang koperasi di Indonesia masih sangat minim apalabila tidak diatasi dengan
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh koperasi itu sendiri meskipun berdirinya Kementrian
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, ditambah dengan banyaknya pakar koperasi dan bahkan
6
adanya perguruan tinggi koperasi dan bahkan adanya perguruan tinggi koperasi (pencetak calon
pengurus koperasi) ternyata belum mampu membuat koperasi bangkit dari keterpurukannya. Koperasi
masih saja terkesan sebagai proyek ekonomi pinggiran. Koperasi dibentuk karena dibutuhkan oleh para
anggotanya dan bukan sebaliknya koperasi dibutuhkan oleh para anggotanya. Kalau hal terakhir itu
yang terjadi, maka koperasi akan tumbuh dengan pola top-down dan akhirnya akan mengalami
kegagalan seperti yang sudah banyak terjadi di Indonesia hingga saat ini.
7
Garis-garis Besar Haluan Negara 1993 menetapkan bahwa sasaran koperasi dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah terwujudnya koperasi sebagai badan usaha dan
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri serta
sebagai soko guru perekonomian nasional yang merupakan wadah untuk menggalang
kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan perekonomian nasional, sehingga mampu
berperan utama dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Sasaran
pembangunan di bidang ekonomi dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam di
antaranya adalah tertata serta mantapnya kelembagaan dan sistem koperasi agar koperasi
makin efisien serta berperan utama dala m perekonomian rakyat dan berakar dalam
masyarakat. Sesuai dengan sasaran tersebut di atas, maka pemerintah kemudian
menetapkan sasaran operasional pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan
Lima Tahun Keenam, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia koperasi yang berdampak pada makin
meningkatnya kemampuan organisasi dan manajemen koperasi.
b. Makin meningkatnya pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi tepat guna.
c. Makin kukuhnya struktur permodalan dan jaringan usaha koperasi secara horizontal dan
vertikal.
d. Makin berfungsi dan berperannya lembaga gerakan koperasi. Dengan demikian, diharapkan
daya saing koperasi dan kesejahteraan anggota koperasi makin meningkat.
Selain sasaran operasional yang bersifat umum tersebut, ditetapkan juga sasaran
pengembangan koperasi di pedesaan dan perkotaan. Sasaran pengembangan koperasi di
pedesaan, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Makin berkembangnya koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa yang mampu
memberikan kesempatan dan menumbuhkan prakarsa masyarakat pedesaan untuk
meningkatkan usaha yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sekaligus mampu
memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan mereka.
b. Makin menyebarnya Koperasi Unit Desa yang mandiri di seluruh pelosok tanah air.
c. Makin meningkatnya kualitas Koperasi Unit Desa mandiri yang ada.
d. Makin meningkatnya kemampuan usaha dan peran koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit
Desa untuk mendorong berkembangnya agribisnis, agroindustri, industri pedesaan, jasa
keuangan, dan jasa lainnya termasuk penyediaan kebuluhan pokok.
e. Makin berkembangnya koperasi sekunder yang menangani komoditas tertentu, terutama
yang mempunyai nilai komersial tinggi untuk pasar dalam dan luar negeri sesuai dengan
potensi masyarakat setempat.
f. Makin meningkatnya kualitas pelayanan usaha koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa
kepada para anggotanya dan masyarakat di daerah tertinggal, terisolasi, terpencil di
perbatasan dan permukiman transmigrasi.
g. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha dengan
badan usaha lainnya. Secara kuantitatif, berdasarkan pemaparan di atas, sasaran
pembangunan koperasi di pedesaan adalah terwujudnya 2.700 Koperasi Unit Desa mandiri
baru dalam rangka terwujudnya minimal satu buah Koperasi Unit Desa mandiri pada setiap
kecamatan; makin mantapnya 5.000 Koperasi Unit Desa mandiri yang berfungsi sebagai
8
pusat perekonomian di pedesaan sehingga mampu menggerakkan, mengelola, dan
memanfaatkan potensi sumber daya yang ada secara optimal dalam rangka meningkatkan
pendapatan, kesempatan usaha, dan lapangan kerja di pedesaan; serta terwujudnya minimal
satu buah Koperasi Unit Desa mandiri inti yangmampu mengelola komoditas andalan di
setiap kabupaten dan berperan sebagai pusat pengembangan koperasi lain di sekitarnya.
9
kepentingan koperasi pada khususnya dan perekonomian rakyat pada umumnya,
mengembangkan sistem pembiayaan termasuk lembaga pengelola yang sesuai untuk itu,
dalam rangka menyebarkan dan mendayagunakan sumber dana yang tersedia bagi koperasi
dan gerakan koperasi, yaitu antara lain yang berasal dari penyisihan laba bersih Badan Usaha
Milik Negara, penyertaan modal pemerintah, imbalan jasa (fee) yang diterima Koperasi Unit
Desa dari pelaksanaan program pemerinlah, serta dana lainnya yang berasal dari gerakan
koperasi, serta mengembangkan berbagai lembaga keuangan yang mendukung gerakan
koperasi, antara lain Perum PKK, lembaga asuransi usaha koperasi, lembaga pembiayaan
koperasi dan lembaga modal ventura, agar makin mampu melayani kebutuhan keuangan
untuk pengembangan usaha anggota koperasi. Kebijaksanaan ini mencakup upaya
pendayagunann lembaga-lembaga keuangan lainnya yang sudah ada.
c. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen, antara lain dengan meningkatkan
kemampuan kewirausahaan dan profesionalisme para anggota, pengurus, pengawas dan
karyawan koperasi.
d. Mendorong koperasi agar benar-benar menerapkan prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi, mendorong proses pengembangan karier karyawan koperasi, mendorong
terwujudnya tertib organisasi dan tata hubungan kerja yang efektif, mendorong
berfungsinya perangkat organisasi koperasi, meningkatkan partisipasi anggota, mendorong
terwujudnya keterkaitan antar koperasi, baik secara vertikal maupun horizontal dalam
bidang informasi, usaha dan manajemen.
e. Meningkatkan kemampuan memperjuangkan kepentingan dan membawa aspirasi koperasi
dan meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai dan semangat koperasi melalui
peningkatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian, baik bagi anggota
koperasi, pengelola koperasi maupun masyarakat.
f. Meningkatkan akses terhadap teknologi dan lainnya dengan meningkatkan kegiatan
penelitian dan pengembangan, pemanfaatan hasil penelitian atau pengkajian lembaga lain,
meningkatkan kegiatan alih teknologi, memberikan kemudahan untuk modernisasi
peralatan, serta mengembangkan dan melindungi teknologi yang telah dikuasai oleh
anggota koperasi secara turun-temurun.
g. Mengembangkan kemitraan, antara lain dengan mengembangkan kerja sama antar koperasi,
baik secara horizontal, vertikal maupun kerja sama internasional.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah menunjukkan
berbagai keberhasilan yang sangat berarti, baik ditinjau dari jumlah koperasi, jumlah anggota
koperasi, maupun nilai usaha koperasi. Koperasi juga telah terlihat berperan aktif dalam kegiatan
ekonomi rakyat dan sekaligus mulai dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Modal
penting lainnya dalam pengembangan koperasi pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang memberikan landasan hukum
yang kuat bagi pembangunan koperasi yang selaras dengan pembangunan di sektor-sektor lainnya
dalam upaya membangun koperasi yang maju dan mandiri.
Tantangan dalam Pembangunan Koperasi karena berbagai alasan ekonomi dan nonekonomi
dan berbagai kondisi struktural dan sistem yang ada masih menghambat koperasi. Selaras dengan
perkembangan pembangunan yang dinamis dan pertumbuhan ekonomi dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam, terbuka berbagai peluang usaha yang dapat dimanfaatkan
dalam pengembangan koperasi. Sasaran pembangunan di bidang ekonomi dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam di antaranya adalah tertata serta mantapnya kelembagaan dan
sistem koperasi agar koperasi makin efisien serta berperan utama dala m perekonomian rakyat dan
berakar dalam masyarakat.
Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin
memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien serta menjadi gerakan rakyat yang tangguh
dan berakar dalam masyarakat agar mampu memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Garis-
garis Besar Haluan Negara 1993 menetapkan bahwa sasaran koperasi dalam Pembangunan Jangka
Panjang adalah terwujudnya koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri serta sebagai soko guru perekonomian nasional yang
merupakan wadah untuk menggalang kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan perekonomian
nasional, sehingga mampu berperan utama dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan
rakyat. Secara umum, kebijaksanaan umum pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan
Lima Tahun Keenam adalah meningkatnya prakarsa, kemampuan, dan peran gerakan koperasi
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan, pengembangan, serta
penguasaan ilmu pcngetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan dan memantapkan
kelembagaan, usaha, dan sistem koperasi untuk mewujudkan peran utamanya di segala bidang
kehidupan ekonomi rakyat.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/kebijaksanaan-pemerintah-dalam-
pembangunan-koperasi-di-indonesia.html (Diaksestanggal 9 Maret 2018)
http://ammeliapratiwi.blogspot.co.id/2017/11/makalah-masalah-peluang-dan-
tantangan.html (Diakses tanggal 9 Maret 2018)
12