Anda di halaman 1dari 15

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI INDUSTRI

(Pengenalan Alat Laboratorium dan Instrumentasi)

Oleh :

Nama : Kamilah Samrotul F

NPM : 240310140007

Hari, Tgl Praktikum : Kamis, 08 Oktober 2015

Asisten : 1. Jeremia Kristian

2. Yona Qurratu’ain

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Di dalam laboratorium terdapat alat-alat untuk
melaksanakan sebuah penelitian atau praktikum agar bisa terlaksana dengan
baik. Peralatan yang ada di laboratorium dapat mengakibatkan bahaya bagi
praktikan jika tidak mengetahui kegunaan alat dan prosedur pemakaiannya.
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus
diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat
dapat mengganggu hasil pratikum. Jika alat yang telah dipakai tidak
dibersihkan kembali maka kemungkinan besar praktikum selanjutnya akan
mengalami kegagalan. Karena masih ada sisa-sisa zat yang tidak terbersihkan
pada lat tersebut. Kesalahan dalam menggunakan alat dapat mengakibatkan
kegagalan dalam praktikum. Oleh kaerna itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan harus dikuasai oleh praktikan sebelum memulai praktikum.
Selain mengetahui mengenai penggunaan alat, praktikan juga harus
mengetahui jenis instrumen dan cara penggunaannya. Karena alat akan
berkaitan dengan instrumen. Praktikan harus mengantisipasi terjadinya
kecelakaan di dalam laboratorium yaitu dengan menguasai mengenai
instrumen dan alat-alatnya. Dengan menguasai semuanya maka praktikum
yang dilakukan akan berjalan dengan lancar dan hasilnya sesuai dengan apa
yang diharapkan.
1.2 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui jenis dan kegunaan pada alat dan instrumentasi
laboratorium pascapanen dalam memudahkan pelaksanaan praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laboratorium merupakan tempat yang untuk mengetahui teknik-teknik
yang diperlukan untuk analisis yang konsisten dan reproduksibel (Cairns, 2003).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan, terhindar dari kemungkinan kecelakaan fatal
maupun sakit ataupun gangguan kesehatan lainnya. Praktikan dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efisien jika dalam laboratorium yang aman, bebas
dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan. Kecelakaan yang terjadi di
suatu laboratorium merupakan tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja
(Khasani, 2009).

Agar terhindar dari kecelakaan dan bahaya dalam sebuah praktikum,


praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-
alat yang ada dilaboratorium. Selain itu, dengan memahami cara kerja dan fungsi
dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna (Walton, 1998). Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan
kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat
pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan
“graph” seperti thermograph,barograph (Sasmita, 2006 ).
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Instrumen
3.1.1 Alat
1. Beaker glass
2. Botol semprot
3. Buret
4. Corong bucher
5. Corong gelas
6. Corong pisah
7. Erlenmeyer
8. Filler (karet pengisap)
9. Gelas arloji
10. Gelas ukur
11. Labu destilasi
12. Labu ukur
13. Piknometer
14. Pipet tetes
15. Pipet ukur
16. Spatula
17. Spektrofotometer
18. Tabung reaksi

3.1.2 Instrumen
1. Autoklaf
2. Ayakan tyler
3. Bioreaktor
4. Centrifuge
5. Desikator
6. Freezer
7. Inkubator
8. Magnetic stirrer
9. Oven
10. Perangkat destilasi
11. Refrigerator
12. Rotary vacuum evaporator
13. Tanur
14. Water batch

3.2 Prosedur
1. Autoklaf
 Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam
autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat
ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk
menghindari terbentuknya kerak dan karat.
 Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
 Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar
tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
 Nyalakan autoclave, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit
pada suhu 121oC.
 Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep
pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai.
Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
 Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-
klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
2. Oven
 Menghidupkan oven terlebih dahulu.
 Mengatur temperatur sampai dengan yang diinginkan 1600C-1800C.
 Membungkus alat-alat yang akan disteriikan menggunakan kertas
alumunium.
 Memasukan alat tersebut kedalam oven yang telah diatur.
 Meletakkan alat tersebut diatas rak-rak yang telah tersedia.
 Setelah selesai sterilisasi pemanasan di hentikan dan alat-alat dibiarkan
mendingin.
3. Inkubator
 Menghubungkan kabel power ke stop kontak.
 Memutar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
 Mengatur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
 Sambil menekan tombol set, putar tombol di sebelah kanan atas tombol
set hingga mencapai suhu yang di inginkan.
 Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
 Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah
beberapa menit (Dahlia, 2011).
BAB IV

HASIL PERCOBAAN

Tabel 1. Alat dan Kegunaan

No Nama Alat Gambar Kegunaan


1 Beaker glass Tempat untuk menyimpan dan
membuat larutan.

2 Botol Untuk tempat aquades


semprot

3 Piknometer Untuk mengukur berat jenis

4 Labu Untuk destilasi larutan. Pada


destilasi bagian atas terdapat karet penutup
dengan sebuah lubang sebagai
tempat termometer.

5 Filler (karet Untuk menghisap larutan yang


pengisap) akan dari botol larutan.

6 Erlenmeyer Tempat membuat larutan


7 Buret Digunakan untuk titrasi dan untuk
mengukur volume suatu larutan.

8 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan.

9 Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan

10 Pipet tetes Untuk meneteskan atau


mengambil larutan dengan
jumlah kecil.

11 Tabung Untuk mereaksikan dua atau lebih


reaksi zat.

12 Spatula Untuk mengambil bahan-bahan


kimia dalam bentuk padatan,
misalnya dalam bentuk kristal.

13 Gelas arloji Sebagai penutup saat melakukan


pemanasan terhadap suatu bahan
kimia. Untuk menimbang bahan-
bahan kimia. Untuk
mengeringkan suatu bahan dalam
desikator.
14 Desikator Untuk menyimpan bahan-bahan
yang harus bebas air dan
mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium

15 Corong pisah Untuk memisahkan dua larutan


yang tidak bercampur karena
adanya perbedaanmassa jenis.
Corong pisah biasa digunakan
pada proses ekstraksi.
16 Corong Untuk menyaring sampel agar
buchner lebih cepat mongering.

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)


BAB V

PEMBAHASAN

Setiap alat mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Pengenalan alat dan


instrumentasi merupakan hal yang sangat penting sebelum melakukan praktikum
karena dapat memperlancar kegiatan praktikum.

Alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di


laboratorium yang dapat dipergunakan berulang–ulang.

Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu


sistem pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan
cairan, alat ini harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan
instrumentasi di laboratorium. Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor
yang menentukan hasil produksi, dimana alat instrumentasi yang mengukur,
mengontrol, mendeteksi, menganalisa, baik secara manual maupun secara
otomatis.

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia


berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Ada 6 jenis destilasi yaitu destilasi
sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan
destilasi azeotropik.

Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi.


Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan
dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya
boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan
pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau
gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk
menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es
jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).
Evaporator merupakan alat yang digunakan untuk memekatkan suatu
larutan dengan cara menguapkan airnya. Sedangkan Vaporizer adalah alat yang
digunakan untuk memekatkan suatu larutan dengan cara menguapkan cairan
selain air.

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada


suhu yang terkontrol (umumnya diatas suhu ambient). Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu, dan pengatur waktu. Semakin kecil ukuran inkubator maka
semakin rentan pula perubahan suhunya saat pintu inkubator dibuka.

Pada dasarnya prinsip kerja dari freezer adalah memanfaatkan sifat dari
gas freon yang suhunya akan menjadi rendah bila tekanannya juga rendah.
Freezer umumnya memiliki suhu 0 sampai -200C. Suhu beku berfungsi untuk
menyimpan bahan yang akan rusak jika dibiarkan dalam keadaan tidak beku,
seperti reagen, enzim, faktor pertumbuhan atau larutan tertentu. Sampel yang akan
dianalisa jangan disimpan dalam freezer karena tidak semua mikroorganisme
dapat bertahan dalam temperatur beku (Irianto, 2006).

Refrigerator digunakan untuk menyimpan benda yang membutuhkan suhu


dingin dalam penyimpanannya (2-80C). Fungsi utama refrigerator adalah
menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga bahan
memiliki daya simpan yang lebih lama (Unus, 1985).

Piknometer berbentuk seperti erlenmeyer, tetapi bentuknya lebih kecil dan


mempunyai tutup. Alat ini digunakan untuk mengukur massa jenis.

Beaker glass merupakan tempat untuk menyimpan dan membuat larutan.


Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume suatu zat cair. Ukuran dari beaker glass yaitu 50 ml hingga 6
liter.
Spatula terdapat dua jenis, yaitu spatula kaca dan spatula logam, spatula
kaca berfungsi untuk mengadu larutan, sedangkan spatula logam berfungsi untuk
mengambi llarutan dan mengaduk larutan.
Gelas ukur memiliki kegunaan untuk mengukur volume larutan. Pada saat
praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan
menggunakan pipet volume.

Tanur merupakan alat untuk mengukur kadar abu, biasanya digunakan


dalam suhu 550°C. Untuk penyimpanan sampel menggunakan cawan porselen.
Jika pengukurannya telah selesai, suhu tanurnya dimatikan dan tanur dibuka kalau
suhunya sudah menurun sampai suhu kamar.

Tabung reaksi digunakan untuk tempat direaksikannya suatu zat kimia


jumlah kecil, ukurannya ada yang mempunyai garis tengah 1 cm dan tingginya 4
cm.

Corong Buchner adalah sebuah peralatan atau instrumen laboratorium


yang memiliki bentuk seperti corong-corong pada umumnya. Namun disamping
itu, corong Buchner alasnya bersimetris datar dan memiliki pori-pori yang cukup
besar diameternya. Corong Buchner ini digunakan dalam penyaringan vakum.

Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang menggunakan prinsip


destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan
tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar
pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik didihnya.

Erlenmeyer sebenarnya termasuk dalam labu ukur. Erlenmeyer digunakan


sebagai tempat zat yang akan dititrasi. Ukurannya terdiri dari 50 ml hingga 4 liter.

Pipet tetes digunakan untuk memindahkan suatu larutan dengan skala


kecil. Pipet tetes tidak memiliki ukuran. Bahannya sangat tipis, sehingga mudah
sekali pecah.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

 Setiap alat mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda


 Praktikan harus menguasai penggunaan alat dan fungsinya agar
praktikumnya lancar dan hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan
 Kesalahan praktikan dalam penggunaan alat akan menyebabkan kefatalan
 Praktikan haruskan teliti dalam praktikum supaya terhindar dari
kecelakaan didalam laboratorium

6.2 Saran

Sebaiknya praktikan menguasai kegunaan alat dan instrumen agar tidak


terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Imamkhasani, Sumanto. 2009. Keselamatan Kerja di Laboratorium. FMIPA IKIP


: Bandung.
Cairns, Donald. 2003. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran
EGC,Jakarta.
Dwidjoseputro, S. 1994. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Dahlia, Amy. 2011. Nama, Fungsi, dan Cara Kerja Alat-alat Laboratorium
Mikrobiologi.

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung : Yrama Widya.

Unus, Sunarwiria. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung : PT. Angkasa.

Sasmita, Djaka. 2006. Hand Out Teknik Laboratorium Kimia Fisika. Fakultas
Pasca Sarjana. Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai