Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KUALITATIF FENILALANIN SECARA

CHROMATOGRAPHY KERTAS DAN CHROMATOGRAPHY LAPIS


TIPIS
(Studi Awal Pengembangan Metode Deteksi Penyakit Phenylketonuria)

Begum Fauziyah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRAK

The qualitative analysis of fenilalanin as paper chromatography and thin


layer chromatography is developed as the beginning study of detection
phenylketonuria disease. The result of identification qualitatively
fenilalanin solution with concentration variation using paper
chromatography media shows that the clearest spot is gotten by
concentration minimal 50 ppm. The result of identification qualitatively
fenilalanin solution with variation concentration 1, 3, 5, 10, 25 and 50
(ppm) using thin layer chromatography shows that from the smallest
concentration that is 1 ppm, has already give the clear qualitative
experiment result, that is purple. Fenilalanin analysis with thin layer
chromatography gives more sensitive result than with paper
chromatography. memberikan hasil yang lebih sensitif daripada dengan
chromatography kertas.

Keywords : fenilalanin, paper chromatography, thin layer chromatography

A. PENDAHULUAN berfungsi merubah asam amino


Phenylketonuria atau PKU ialah fenilalanin menjadi asam amino
suatu penyakit yang disebabkan tirosin. Fenilalanin yang bersumber
karena seseorang tidak mampu dari protein makanan akan
merubah asam amino fenilalanin terakumulasi dan menyebabkan
menjadi tirosin. Ketidakmampuan kekurangan tirosin. Fenilalanin yang
merubah asam amino fenilalanin berlebihan dapat dimetabolisme
menjadi tirosin disebabkan karena menjadi phenylketones (Suryo,
penderita tidak memiliki enzim 2005).
fenilalanin hidroksilase (PAH) yang

Gambar 1. Kromosom 12, pengode enzim PAH

10
11
Analisis Kualitatif Fenilalanin Secara …

Phenylketonuria adalah kondisi fenilketonuria (biasanya disingkat


dimana kerusakan metabolik yang dengan PKU, asal dari
mempengaruhi sistem tubuh dalam phenylketonuria) mengandung 300 –
memecah protein terjadi. 1000 mg fenilalanin per 100 ml,
Phenylketonuria disebabkan karena sedangkan pada orang normal hanya
gen pada kromosom 12 mengalami sekitar 30 mg fenilalanin per 100 ml.
mutasi. Gen pengkode protein yang Plasma darah penderita PKU
disebut PAH atau phenylalanin mengandung 15 – 65 mg fenilalanin
hydroxylase adalah sebuah enzim per 100 ml, sedang pada orang
dalam liver. Enzim ini bertugas normal hanya 1 – 2 mg fenilalanin
memecah asam amino fenilalanin per 100 ml. Pengandungan
menjadi produk lain yang dibutuhkan fenilalanin yang berlebihan dalam
tubuh, yaitu tirosin. Pada saat gen ini darah itu mengganggu perkem-
termutasi, bentuk dari enzim PAH bangan dan pekerjaan otak, karena
berubah dan menjadi tidak mampu itu penderita PKU mengalami
untuk memecah fenilalanin dengan kelemahan mental dan pigmentasi
tepat. Fenilalanin yang tak dapat rambut biasanya berkurang (Suryo,
dipecah tubuh akhirnya terakumulasi 2005). Berikut ini adalah
dalam aliran darah dan menjadi Metabolisme fenilalanin dan tirosin
racun dalam otak. pada manusia. Berbagai mutasi
Sebagai akibat tidak terurainya menghasilkan suatu blok
fenilalanin menjadi tirosin, maka (penghalang) pada pembentukan
tertimbunlah fenilalanin dalam hati enzim, yang menyebabkan penyakit.
dan kelebihannya akan masuk dalam Enzim-enzim yang diawasi oleh gen-
peredaran darah serta diedarkan ke gen normal tercantum dengan
seluruh tubuh (Suryo, 2003). akhiran ase. Penyakit yang timbul
Kelebihan fenilalanin dan asam akibat kekurangan enzim tertentu
fenilpiruvat dikeluarkan oleh ginjal disebutkan di dalam tanda kotak
bersama-sama dengan air kencing (Suryo, 2005).
(urine). Urine orang yang mengidap

Gambar 2. Metabolisme fenilalanin dan tirosin pada manusia (Suryo, 2005).

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2, JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-0699


12
Analisis Kualitatif Fenilalanin Secara …

Penentuan kadar fenilalanin limit deteksi 0,3 mum/l (Kiba, N., et


dalam serum darah dapat dilakukan al, 1997).
menggunakan kromatografi gas. Metode florometri dan
Sampel dipreparasi dengan asam kolorimetri sudah mulai menggeser
nitrit membentuk asam fenilaktat. Guthrie Test untuk monitoring
Kemudian diekstraksi dengan eter pasien fenilketonuria. Pengukuran
dan diderivatisasi menggunakan Serum fenilalanin dilakukan dengan
bis(trimetilsilil)trifloroasetamida florometri dan diperoleh range
dalam suasana mild. Hasil konsentrasi antara 2-6 mg/dl.
derivatisasi dapat diinjeksikan ke Pengukuran fenilalanin darah dengan
dalam kolom kromatografi gas. filter paper dilakukan dengan
Metode ini memberikan hasil yang kolorimetri enzimatis dan diperoleh
cukup baik namun preparasi cukup range konsentrasi 4-10 mg/dl.
rumit (Shihabi, 1970). Koefisien korelasi yang diperoleh
Metode analisis fenilalanin serum 0,97 (Lemanska, D.T., et al, 2002).
dengan elektroforesis merupakan Metode-metode tersebut diatas
salah satu metode alternatif selain kurang sesuai untuk analisis klinis
Kromatografi Cair dan Kromatografi yang harus dilakukan secara
Gas untuk diagnosa penyakit kontinyu. Kelemahan deteksi
fenilketonuria. Instrumen elektro- Phenylketonuria (PKU) meng-
foresis yang digunakan sepanjang 65 gunakan uji serum darah adalah
cm, menggunakan 50 micron wide membutuhkan proses sampling yang
kapiler silika, fasa gerak yang lama dan melalui prosedur yang
digunakan 0.025 M asam borat (pH kompleks, preparasi sampel yang
diatur sampai 10 dengan NaOH), tidak mudah, harus dikerjakan oleh
detektor UV pada 214 nm. Efisiensi teknisi ahli dan didukung dengan
pemisahan untuk fenilalanin instrumentasi yang memadai.
mencapai 150000 plate/kolom. Hasil Kendala yang muncul dalam proses
penelitian menunjukkan linieritas 5- sampling serum darah terjadi
175 μg/ml, sensitivitas 3 μg/ml, dikarenakan penderita PKU adalah
koefisien korelasi 0,9998, dan bayi dan balita. Mengacu pada alasan
koefisien variansi 4 %. Metode ini tersebut, penelitian ini dilakukan
cukup memuaskan untuk analisis guna mencari metode yang lebih
fenilalanin serum meskipun agak efektif dan sederhana untuk
mahal (Tagliaro et al, 1994). penentuan fenilalanin yang harus
Sistem Flow Injection Analysis dilaksanakan kontinyu bagi penderita
(FIA) dengan reaktor enzim atau carrier. Analisis fenilalanin
termobilisasi digunakan untuk pe dilakukan secara kromatografi kertas
nentuan fenilalanin serum. Sampel dan lapis tipis, yang kedepannya
serum dideproteinisasi denan asam didesain untuk dapat dikembangkan
tungstat dan disaring dengan pada sampel urine.
membran ultrafiltrasi. Sampel
diinjeksi dengan fasa gerak akuades. B. METODE PENELITIAN
NADH yang terbentuk dideteksi 1. Alat dan Bahan
dengan florometri pada 465 nm. Alat-alat yang digunakan adalah,
Kurva kalibrasi linier pada range Bejana pengembang untuk KK dan
konsentrasi 0,9-600 mum/l, dengan KLT, pipa kapilter, Labu takar, oven,

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2, JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-0699


13
Analisis Kualitatif Fenilalanin Secara …

gelas piala, pipet tetes, mikro pipet, suhu 80 C selama 15 menit sampai
kertas saring, dan corong. warna terbentuk. Beri tanda pada
Bahan-bahan yang digunakan bagian/spot yang berwarna ungu,
adalah asam amino standar kemudian ukur jarak tempuh
fenilalanin PA (Sigma), larutan senyawa. Hitung nilai Rf-nya.
ninhidrin 0,2 % dalam aseton, plat c. Analisis fenilalanin Meng-
KLT Silika, Kertas Whatman No 1, gunakan Kromatografi Lapis
Butanol, Asam asetat, Akuades. Tipis
2. Prosedur Penelitian Plat KLT disiapkan, pada masing
a. Preparasi masing titik ditotolkan larutan
Larutan fenilalanin standar dibuat fenilalanin 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm, 10
dalam konsentrasi 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm
ppm, 10 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm menggunakan pipa kapiler masing
dalam pelarut air. Selanjutnya bejana masing sebanyak 200 μl dan
pengembang kromatografi kertas dibiarkan sampai mengering.
diisi dengan fasa gerak campuran Masukkan plat KLT ke dalam bejana
butanol: asam asetat : air ( 60 : 15 : pengembang yang berisi fasa gerak
25) sebanyak 200 ml sedangkan campuran butanol: asam asetat : air (
bejana pengembang KLT diisi fasa 60 : 15 : 25) dan elusi KLT sampai
gerak 50 ml. Bejana pengembang fasa gerak mencapai 2 cm dari batas
disimpan dalam kondisi tertutup atas, kemudian angkat dan
minimal 2 jam.Plat KLT dengan dikeringkan. KLT disemprot dengan
ukuran 10 cm x 10 cm diberi garis larutan ninhidrin 0,2 % dengan hati
dengan pensil 1 cm dari tepi bawah hati.Masukkan kedalam oven dengan
dan dibagi menjadi enam bagian. suhu 80 C selama 15 menit sampai
Kertas Whatman No 1 ukuran 20 x warna ungu terbentuk. Beri tanda
20 cm diberi garis dengan pensil 3 pada bagian/spot yang berwarna ,
cm dari tepi bawah dan dibagi kemudian ukur jarak tempuh
menjadi enam bagian. senyawa.Hitung nilai Rf-nya.
b. Analisis fenilalanin Meng-
gunakan Kromatografi Kertas C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kertas Whatman No 1 disiapkan, Metode kromatografi kertas dan
pada masing masing titik ditotolkan kromatografi lapis tipis merupakan
larutan fenilalanin 1 ppm, 3 ppm, 5 metode analisis baik kualitatif atau
ppm, 10 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm kuantitatif yang dilakukan untuk
menggunakan pipa kapiler masing mendeteksi ada atau tidaknya suatu
masing sebanyak 20 kali dan senyawa. Penelitian ini bertujuan
dibiarkan sampai mengering. untuk mengetahui metode terbaik
Masukkan kromatografi kertas ke untuk mendeteksi keberadaan
dalam bejana pengembang dan senyawa fenilalanin pada sampel
dijepit dibagian atas agar kertas bisa buatan dan sampel urine sehingga
tegak lurus. Elusi kromatografi dapat diaplikasikan lebih lanjut
kertas sampai fasa gerak mencapai 3 untuk deteksi dini penyakit
cm dari batas atas, kemudian angkat Phenylketonuria (PKU).
dan dikeringkan. Kromatografi Penelitian ini meliputi analisis
Kertas disemprot dengan larutan konsentrasi terkecil fenilalanin
ninhidrin 0,2 % dengan hati hati. menggunakan kromatografi kertas
Masukkan kedalam oven dengan menggunakan pereaksi ninhidrin,

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2, JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-0699


14
Analisis Kualitatif Fenilalanin Secara …

analisis konsentrasi terkecil ppm, 25 ppm dan 50 ppm. Masing


fenilalanin menggunakan kromato- masing sampel dipipet menggunakan
grafi lapis tipis. mikropipet sebanyak 200 mikroliter
1. Analisis Fenilalanin Meng- dan ditotolkan atau pipa kapiler pada
gunakan Kromatografi Kertas garis awal tadi kemudian keringkan.
Penelitian ini menggunakan Identifikasi senyawa asam amino
kertas saring ukuran 20cm x 25cm dalam kromatografi kertas dilakukan
sebagai media, fasa gerak campuran menggunakan pereaksi ninhidrin.
larutan butanol/asam asetat/akuades Ninhidrin merupakan hidrat dari
dengan komposisi 60:15:25. Pe triketon siklik, dan bila bereaksi
laksanaan pemisahan dengan metode dengan asam amino menghasilkan
kromatografi kertas terbagi dalam zat berwarna ungu. Ninhidrin
tiga tahap yaitu tahap penotolan merupakan suatu oksidator sangat
cuplikan, tahap pengembangan dan kuat yang dapat menyebabkan
tahap identifikasi atau penampakan terjadinya dekarboksilasi oksi-
noda. Pada tahap penotolan cuplikan, datif asam α-amino untuk
mula – mula siapkan kertas menghasilkan CO¬¬2.NH3 dan
kromatografi dengan ukuran 20cm x suatu aldehid dengan satu atom
25cm. Garis awal dibuat dengan karbon kurang daripada asam
jarak 3 cm dengan salah satu ujung amino induknya. Reaksi gugus
kertas. Sampel yang digunakan amino dengan ninhidrin
adalah larutan fenilalanin dengan menghasilkan senyawa jingga sesuai
konsentrasi 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm, 10 dengan gambar :

Gambar 3. Reaksi asam amnino dan ninhidrin

Noda berwarna jingga ditentukan Rf dihitung sebagai jarak yang


harga Rf-nya. Besarnya Rf ini ditempuh oleh komponen dibagi
menyatakan derajat retensi suatu dengan jarak yang ditempuh oleh
komponen dalam fasa diam. Harga eluen (fasa gerak).

Rf=jarak yang ditempuh oleh senyawa


jarak yang ditempuh oleh pelarut

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2, JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-0699


15
Analisis Kualitatif Fenilalanin Secara …

Hasil analisis fenilalanin dengan menggunakan metode kromatografi


kertas ditunjukkan pada gambar 4 dan tabel 1 berikut ini :

Gambar 4. Analisis fenilalanin menggunakan kromatografi kertas

Tabel 1. Hasil analisis fenilalanin menggunakan kromatografi kertas


ulangan 1 ulangan 2
konsentrasi (ppm)
Spot 1 Spot 2 Spot 1 Spot 2
1 tt tt 0.30*
3 tt tt 0.30* 0.40*
5 tt tt 0.30* 0.60*
10 tt tt 0.30* 0.60*
25 tt tt 0.30* 0.50*
50 0.30 0.49 0.26 0.50
Keterangan : tt= tidak tampak
* = warna sangat lemah dan samar

Dari gambar 4 dan tabel 1 ninhidrin tidak cukup untuk mem


diketahui bahwa hasil identifikasi berikan perubahan secara visual.
larutan fenilalanin pada berbagai Nilai Rf adalah rasio jarak yang
konsentrasi menggunakan media ditempuh oleh suatu zat terlarut
kromatografi kertas hanya tampak terhadap jarak yang dipindahkan
jelas teramati secara jelas pada oleh garis depan pelarut selama
konsentrasi minimal 50 ppm. Larutan waktu sama. Nilai Rf yang identik
dengan konsentrasi dibawah 50 ppm untuk suatu senyawa yang diketahui
tidak dapat teramati secara jelas dan yang tidak diketahui dengan
bahkan tidak tampak sama sekali. menggunakan beberapa sistem
Hal ini disebabkan kapasitas fasa pelarut yang berbeda memberikan
diam yaitu molekul H2O yang bukti yang kuat bahwa nilai untuk
teradsorbsi pada selulosa /kertas kedua senyawa tersebut adalah
hanya mampu menahan sejumlah identik, terutama jika senyawa
kecil molekul asam amino tersebut dijalankan secara
fenilalanin dari sampel. Apabila berdampingan di sepanjang pita
jumlah dari fenilalanin hanya sedikit kertas yang sama Pada kasus yang
maka ketika direaksikan dengan sukses zat terlarut dari campuran

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2, JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-0699


16
Analisis Kualitatif Fenilalanin Secara …

yang asli akan bergerak di sepanjang butanol: asam asetat : air ( 60 : 15 :


kertas dengan kecepatan yang 25). Jarak titik sampel dengan tepi
berbeda-beda. membentuk sederetan bawah 1 cm dan dijaga agar fasa
noda yang terpisah. Pada tabel 4.1 gerak tidak berinteraksi langsung
diketahui pula bahwa nilai Rf yang dengan sampel. Apabila jarak tepi
teramati ada 2 yaitu 0,28 dan 0,495. bawah terlalu kecil atau jumlah fasa
Nilai Rf yang cukup konsisten dari gerak cukup banyak maka sampel
beberapa ulangan adalah antara 0,25- akan bersentuhan dengan fasa gerak
0,30 sehingga identifikasi senyawa dan ada sebagian molekul sampel
fenilalanin dengan fasa gerak akan terlarut dalam fasa gerak. Hal
campuran larutan butanol/asam ini menyebabkan hasil elusi pada
asetat/akuades dengan komposisi kromatografi lapis tipis tidak valid.
65:15:25 adalah pada Rf 0,28. Sampel larutan fenilalanin dengan
Pelebaran spot yang terjadi dapat konsentasi 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm, 10
disebabkan oleh proses elusi yang ppm, 25 ppm, dan 50 ppm dalam
menyebabkan media kertas sangat pelarut air ditotolkan di masing
basah sehingga kertas tidak dapat masing titik sampel pada lempeng
tegak secara konsisten. Hal ini kromatografi lapis tipis sebanyak
membuat proses distribusi senyawa 200 mikroliter (μl). Noda sampel
fenilalanin pada fasa diam dan fasa dibuat sekecil mungkin agar tidak
gerak menjadi tidak stabil yang terjadi pelebaran area dari senyawa
menyebabkan pelebaran area khas fenilalanin. Cara membuat noda yang
dari fenilalanin iti sendiri. kecil adalah dengan menotolkan
Kekurangan kromatografi kertas menggunakan pipa kapiler kemudian
selama ini adalah menjaga dikeringkan dan seterusnya. Sisi
konsistensi dari media kertas. Ter lempengan tersebut dicelupkan
bentuknya spot kedua diduga kedalam fasa bergerak yang sesuai.
disebabkan oleh senyawa lain yang Pelarut bergerak naik di sepanjang
berbeda kepolaran dengan lapisan tipis zat padat diatas
fenilalanin. Bentuk dari asam amino lempengan, dan bersamaan dengan
yang terhidrolisis menjadi kation pergerakan pelarut tersebut, zat
menyebabkan spesies asam amino terlarut sampel dibawa dengan laju
dapat satu senyawa lebih dari satu yang tergantung pada kelarutan zat
yaitu molekul fenilalanin, kation terlarut tersebut data fase bergerak
fenilalanin bahkan dimer fenilalanin. dan interaksinya dengan zat padat.
2. Analisis Fenilalanin Meng- Setelah garis depan pelarut bergerak
gunakan Kromatografi Lapis hampir mendekati batas akhir,
Tipis (Klt) lempengan dikeringkan kemudian
Dalam penelitian ini digunakan lempeng kromatografi lapis tipis
kromatografi lapis tipis dengan fasa disemprot dengan larutan ninhidrin 2
diam silica. Plat KLT dipotong %. Ketika menyemprotkan larutan
dengan ukuran 10 x 10 cm dan ninhidrin pada lempeng KLT harus
dibagi 6 dengan jarak masing-masing dilakukan dengan hati hati pada
1,6 cm. Jarak masing-masing sampel posisi mendatar. Penyemprotan
tidak boleh terlalu dekat karena dapat reagen dengan debit besar akan
saling mengkontaminasi akibat dari membuat pelebaran spot senyawa
pergerakan molekul sampel yang akibat tekanan zat cair reagen,
didorong oleh fasa gerak campuran demikian pula jika posisi dari plat

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2, JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-0699


17
Analisis Kualitatif Fenilalanin Secara …

KLT miring atau tegak menyebabkan sisa pelarut baik dari fasa gerak atau
senyawa fenilalanin akan terdorong regen ninhidrin dan energi panas
kebawah dari posisi semula akibat dapat mempercepat reaksi antara
gaya gravitasi. Selanjutnya plat KLT fenilalanin dan ninhidrin. Noda yang
dimasukkan kedalam oven dengan terbentuk berwarna jingga yang
suhu 80 C selama 15 menit sampai selanjutkan diidentifikasi nilai Rf
warna terbentuk. Pengovenan nya.
dimaksudkan untuk mengeringkan

Hasil analisis fenilalanin menggunakan KLT ditunjukkan dalam gambar dan tabel
dibawah ini :

Gambar 5. Analisis fenilalanin menggunakan KLT dengan fasa gerak butanol: asam asetat : air (
60 : 15 : 25)

Tabel 2. Hasil analisis fenilalanin menggunakan KLT dengan fasa gerak butanol:
asam asetat : air ( 60 : 15 : 25).
ulangan 1 ulangan 2
konsentrasi (ppm)
Spot 1 Spot 2 Spot 1 Spot 2
1 0,25 0,25
3 0,22 0,25
5 0,25 0,25
10 0,24 0,22
25 0,24 0,22
50 0,25 0,41 0,22

Dari gambar 5 dan tabel 2 ini disebabkan oleh kekuatan fasa


diketahui bahwa nilai Rf fenilalanin diam yaitu silica gel dalam menahan
pada berbagai konsentrasi dan senyawa fenilalanin lebih kuat
beberapa ulangan relatif sama daripada fasa diam senyawa air
dengan nilai Rf terkecil 0,22 dan Rf meskipun didorong oleh fasa gerak
terbesar 0,25. Jika dibandingkan yang sama yaitu campuran butanol:
dengan nilai Rf pada kromatografi asam asetat : air ( 60 : 15 : 25).
Kertas maka nilainya lebih kecil. Hal

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2, JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-0699


18
Analisis Kualitatif Fenilalanin Secara …

Pada KLT, fenilalanin dengan E. UCAPAN TERIMAKASIH


konsentrasi uji terkecil yaitu 1 ppm Penulis mengucapkan terima
sebanyak 200 μl dapat teramati kasih kepada Lembaga penelitian
secara visual dengan jelas yaitu dan pengembangan UIN maliki
berwarna jingga. Fenilalanin me Malang yang telah mendanai
rupakan amina sekunder sehingga penelitian ini.
jika bereaksi dengan ninhidrin akan
menhasilkan warna jingga. Jika F. DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan dengan Kromatografi Kiba, N, Itagaki, A and Furusawa,
Kertas maka analisis menggunakan M, 1997, Determination of l
KLT lebih sensitif, hal ini terbukti phenylalanine in serum by flow
pada konsentrasi 1 ppm sebanyak injection analysis using
200 μl atau setara 0,2 μg dapat immobilized phenylalanine
teramati dengan jelas. dehydrogenase and flourometric
detection, Talanta, 44(1), 131-4
D. KESIMPULAN Lemanska, D.T, Otarzewski, M and
Hasil identifikasi secara kualitatif Kostyk, E, 2002, Measurement of
larutan fenilalanin dengan variasi phenylalanine in blood on filter
konsentrasi menggunakan media paper as method of monitoring
kromatografi kertas menunjukkan PKU treatment, Journal Medical
bahwa spot yang tampak jelas Screen, 9, 64-66
diperoleh pada konsentrasi minimal Shihabi, Z.K., and Summer, G.K.,
50 ppm. Larutan fenilalanin dibawah 1973, Determination of Serum
konsentrasi 50 ppm tidak dapt and Urinary Phenylalanine by
teramati dengan jelas karena Gas Chromatography, Clinical
kapasitas fasa diam yaitu molekul air Chemistry, 19/5, 496-498
yang teradsorbsi pada selulosa kertas Suryo. 2005. Genetika Manusia.
hanya mampu menahan sejumlah Yogyakarta: UGM Press
kecil molekul asam amino Suryo. 2003. Genetika Strata I.
fenilalanin dari sampel. Akibatnya, Yogyakarta: UGM Press
penambahan reagen ninhidrin yang Tagliaro, F et all, 1994, Capilarry
diberikan tidak cukup memberikan zone electrophoresis determina-
perubahan secara visual. Hasil tion of phenylalanine in serum :
identifikasi secara kualitatif larutan a rapid, inexpensive and simple
fenilalanin dengan variasi method for the diagnosis of
konsentrasi 1, 3, 5, 10, 25 dan 50 phenylketonuria, Journal
(ppm) menggunakan media Electrophoresis, 15(1), 94-7
kromatografi lapis tipis menunjukkan
bahwa dari konsentrasi terkecil yaitu
1 ppm, sudah dapat memberikan
hasil uji kualitatif dengan jelas yaitu
berwarna jingga. Dengan demikian,
penentuan fenilalanin menggunakan
kromatografi lapis tipis lebih baik
daripada kromatografi kertas.

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2, JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-0699

Anda mungkin juga menyukai