Bawang Merah Dan Bawang Putih
Bawang Merah Dan Bawang Putih
Anggota :
Amelia Putri F. sebagai
Ananda Rizkia sebagai
Anastasya Nabila C. sebagai
Anggun Nurhasanah sebagai
Aprilia Sagita D. sebagai
Audy Adilla H. sebagai
Bakuh Maulana F. sebagai
Chika Tunjung K. sebagai
Elang Sakhi S. sebagai
Jaman dahulu kala, di sebuah desa yang bernama “Desa
Bumbu” tinggalah sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu Bawang Daun, dan
Bawang Putih.
Ayah Bawang : “Nak , Ayah pamit kerja ya. Hati – hati di rumah.”
h Bawang : “Saya terima nikahnya ibu bawang merah dengan mas kawin
seperangkat bumbu dapur di bayar tunai.”
hulu : “Bagaimana saksi ? Sah??”
i : “Saaaaaah.......alhamdulilah.”
Beberapa hari kemudian..
Bawang Merah : “Hey kau Bawang Merah, sapu sapu dong yang rajin kayak
Bawang Putih. Sapu sampai bersih. “
ang Merah : “Ya! “
ang Putih : “Biar aku bantu ya..”
ang Merah : “Tidak usah! “
Bawang Merah : “Sudah sudah, Bawang Putih sini nak. Kamu duduk bersama
ibu dan ayah.”
h Bawang : “Ah....aku harus pergi ke pasar.”
Bawang Merah : “Ah...minum teh dulu.”
ang Merah : “Udah! Ayo cepet kita ke sungai!”
ang Putih : “Untuk apa ?”
ang Merah : “Udah ayo antar aku !!”
Bawang Merah : “Heh heh ! Tuh masih ada yang kotor ! Yang bener doong !!!!”
ang Merah : “Kalo nyapuu itu harus sampai bersih.” (sambil terus
menjatuhkan tisu tisu di lantai)
ang Putih : “Bawang Merah, hentikan. Lantai tak akan bersih jika kau
terus mengotorinya seperti ini.”
Bawang Merah : “Berani kau !! Diam ! Kerjakan yang benar!!”
ang Merah : “Dan jangan lupa cucikan semua bajuku ! Nih !”
awang Merah : “Hanya kita berdua saja yang boleh datang ke pesta panen ini.
Dan biarkan Bawang Putih sendirian disini !”
ang Putih : “Bagaimana ini, sudah larut malah tapi baju itu belum di
temukan.”
: “Tenanglah Nak, aku akan membantumu.”
ang Putih : “Suara siapa itu ? Siapa kau?”
: “Bawang Putih. Aku adalah Peri, aku akan membantumu
untuk menemukan baju Ibu Tirimu. Bawang pergilah ke sebuah
istana. Disanalah kau akan menemukan baju itu.”
Bawang Putih : “Istana Pangeran yang akan mengadakan pesta
panen itu ? “
Peri : “Iya.”
Bawang Putih : “Terima kasih Peri.”
Ibu Bawang Merah : “Pasti anak itu sedang pusing mencari baju
itu. Haha...”
Bawang Merah : “Iya, emangnya enak di bohongin.“
ang Putih : “Peri, disinikah ? Tapi bagaimana bisa ? Aku dekil, pasti tidak
di boleh kan untuk masuk. “
: “Cobalah masuk.”
awal : “Heh ! Mana undangannya ? Jika kau punya maka kau boleh
masuk.”
ang Putih : “Undangan apa ? Aku tak punya undangan yang kalian maksut
!”
awal : “Dasar gembel ! Pergi kau !!”
ang Putih : “Peri bagaimana ini ? Aku harus menemukan baju itu dimana?
: “Kemarilah.....pegang tanganku. Aku akan membuat pengawal
– pengawal itu mengijinkan mu masuk. 1.2.3 “
Bawang Putih : “Bolehkah aku masuk?”
Pengawal : “Tentu saja, silahkan.”
ng Merah : “Ah tidak ! Kenapa kulitku gatal gatal begini perih !! Ada apa
ini.”
awang Merah : “Kulitku gatal sekali !!”
ran : “Kalian pasti selalu jahat pada Bawang Putih. Dan itu ganjaran
untuk kalian. Sekarang cepat minta maaf pada bawang putih !!”
: “Apa yang kalian lakukan pada Bawang Putih selama ini
sungguh sangat jahat. Dan sekarang kalian telah mendapatkan balasan
yang setimpal. Cepat minta maaf pada Bawang Putih, jika tidak
keadaan kalian akan terus seperti ini.”
ran : “Sungguh aku tak menyangka, kalian akan sejahat itu pada
Bawang Putih.”
ng Merah : “Bawang Putih ! Aku mohon maafkan aku. Maaf karna
sikapku selalu jahat padamu. Sungguh aku minta maaf.”
awang Merah : “Maafkan Ibu Nak, ibu sudah berperilaku kasar padamu.
Maafkan ibu.”
ng Putih : “Sudahlah. Aku sudah memaafkan kalian. Aku yakin kalian
bisa berubah.”
awang : “Terimakasih Bawang Putih. Kau memang sangat baik.”
ran : “Sekarang, maukah kalian menjadi sahabatku? Ibu Bawang
Merah, Bawang Merah, dan Bawang Putih. Tinggalah di istanaku ini.
Aku ingin kalian menjadi bagian dari keluargaku.”