Minggu I
Minggu I
1.1.2 ETIOLOGI
Kuman Mycobacterium TB yang resisten terhadap sekurang-kurangnya
Isoniasid dan Rifampisin secara bersamaan dengan atau tanpa OAT lini pertama
yang lain, misalnya resisten HR, HRE, HRES.
Kriteria Suspek TB MDR:
Suspek TB MDR adalah semua orang yang mempunyai gejala TB dengan salah
satu atau lebih kriteria suspek dibawah ini:
1) Pasien TB pengobatan kategori 2 yang gagal (Kasus kronik)
2) Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi
3) Pasien TB yang pernah diobati pengobatan TB Non DOTS
4) Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5) Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi setelah pemberian
sisipan.
6) Pasien TB kambuh
7) Pasien TB yang kembali setelah lalai/default
8) Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB-MDR
9) Pasien koinfeksi TB dan HIV
1.1.6 PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya strategi pengobatan pasien TB MDR mengacu kepada
strategi DOTS.
1) Semua pasien yang sudah terbukti sebagai TB MDR dipastikan dapat
mengakses pengobatan TB MDR yang baku dan bermutu.
2) Paduan OAT untuk pasien TB MDR adalah paduan standar yang mengandung
OAT lini kedua. Paduan OAT tersebut dapat disesuaikan bila terjadi perubahan
hasil uji kepekaan M. tuberculosis dengan paduan baru yang ditetapkan oleh
TAK.
Bila diagnosis TB MDR telah ditegakkan, sebelum pengobatan dimulai,
akan dlakukan persiapan awal, termasuk pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan
penunjang bertujuan untuk mengetahui data awal berbagai fungsi organ (ginjal,
hati, jantung) dan elekrolit. Jenis pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah
sama dengan jenis pemeriksaan untuk pemantauan efek samping obat.
Persiapan sebelum pengobatan dimulai adalah:
1) Pemeriksaan fisik:
a) Anamnesa ulang untuk memastikan kemungkinan adanya riwayat dan
kecenderungan alergi obat tertentu, riwayat penyakit terdahulu seperti sakit
kuning (hepatitis), diabetes mellitus, gangguan ginjal, gangguan kejiwaan,
kejang, kesemutan sebagai gejala kelainan saraf tepi (neuropati perifer). dll.
b) Pemeriksaan fisik diagnostik termasuk berat badan, fungsi penglihatan,
pendengaran, tanda-tanda kehamilan. Bila perlu dibandingkan dengan
pemeriksaan sebelumnya saat pasien berstatus sebagai suspek TB MDR.
2) Pemeriksaan kejiwaan
Pastikan kondisi kejiwaan pasien sebelum pengobatan TB MDR dimulai, hal
ini berguna untuk menetapkan strategi konseling yang harus dilaksanakan
sebelum, selama dan setelah pengobatan pasien selesai.
3) Pemeriksaan penunjang:
a) Pemeriksaan dahak mikroskopis, biakan dan uji kepekaan M.tuberculosis.
b) Pemeriksaan darah tepi lengkap, termasuk kadar hemoglobin (Hb), jumlah
lekosit.
c) Pemeriksaan kimia darah:
(1) Faal ginjal: ureum, kreatinin
(2) Faal hati: SGOT, SGPT.
(3) Serum kalium
(4) Asam Urat
(5) Gula Darah
d) Pemeriksaan hormon bila diperlukan: Tiroid stimulating hormon (TSH)
e) Tes kehamilan
f) Foto dada/ toraks
g) Tes pendengaran ( pemeriksanaan audiometri)
h) Pemeriksaan EKG
i) Tes HIV (bila status HIV belum diketahui)