Anda di halaman 1dari 5

TITISARI SHIVA A

21020115130090

Bahasa Indonesia

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan
tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam satu paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah
kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat
penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk
suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa
banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.

Jenis Paragraf menurut posisi kalimat topiknya:

1. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal
paragraf, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih
dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau
gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah
terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau
tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering
berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak
pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit.
2. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk
paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contohnya paragraf induktif :
Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot,
juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah
memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar.
Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti
mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala
keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep
tersebut dikenal dengan Desa Kakao.

Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya:

1. Paragraf Narasi
Paragraf Narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa berdasarkan urutan waktu sehingga pembaca bisa merasakan
kejadian tersebut. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting
dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh paragraf narasi:
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia
menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan
klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya
berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai
pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan
Kampung Meruyung.

2. Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan
kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin
membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang
sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh paragraf deskripsi :
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan.
Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti
menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang
jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang
menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang
kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru.

3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan,
menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan
suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi
sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun
pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.
Contoh Paragraf Eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah
buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya
sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Seperti
dijadikan minuman teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang
dikeringkan, serta kuliner lain seperti : kerupuk dan jelly lidah buaya.

4. Paragraf Argumentasi
Paragraf Agumentasi ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide,
gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar
terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau
pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Contoh paragraf argumentasi:

Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan


sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa
initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal
dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan
pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu
gagalragraf argumentasi:
5. Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk
pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.
Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan
pembuktian dengan data dan fakta.
Contoh paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan
memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ngaben
adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh
orang yang sudah meninggal. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat
yang sangat unik ini, tidak ada salahnya Anda berkunjung ke Provinsi Bali
karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu
di Bali.

Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan


1. Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan
untuk:
1. menghantar pokok pembicaraan
2. menarik minat pembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf


pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan.
Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk
pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
menulis paragraf pembuka,yaitu:

1. kutipan, peribahasa, anekdot


2. pentingnya pokok pembicaraan
3. pendapat atau pernyataan seseorang
4. uraian tentang pengalaman pribadi
5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. sebuah pertanyaan.

2. Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam
karangan dapat difungsikan untuk:
1. mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4. meringkas paragraf sebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagi simpulan.

3. Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh
karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud
penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat
menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai